DISUSUN OLEH
c) Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama
pada siang hari.
d) Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba
pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi
seperti nyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit
dibedakan dari kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu
bergerak, atau berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala
lainnya (Guilleminault dan Fromberz, 2005).
e) Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara
melalui hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.
Ada tiga jenis tidur apnea yaitu: apnea sentral, obstruktif, dan campuran.
Bentuk yang paling umum adalah apnca obstruktif atau Obstruktif Sleep
Apnea (OSA), OSA mempengaruhi 10-15% dan dewasa menengah (Groth,
2005). Namun sering terjadi juga pada wanita menopause, serta wanita
muda dan anak-anak (Mendez, dan Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot
atau struktur dari rongga mulut atau tenggorakan mengalami relaksasi saat
tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi
aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya (apnea) selama 30
detik (Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih mencoba untuk
bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering
menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau mendengkur.
Ketika pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang, setiap
gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan
terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila
disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
f) Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur
REM.
g) Enuresis
Gangguan tidur yang disebabkan oleh neuresis ( mengompol)
umumnya terjadi pada anak-anak.
H. Komplikasi
a) Efek psikologis
Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi, irritable,
kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
b) Efek fisik/somatic
Dapat berupa kelelahan, nyeri otot hipertensi, dan sebagainya.
c) Efek sosial
Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat
promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan
sosial dan keluarga.
d) Kematian
Orang yang tidur kurang dan 5 jam semalam memiliki angka harapan
hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini
mungkin disebabkan karena penyakit yang menginduksi insomnia yang
memperpendek angka harapan hidup.
I. Pemeriksaan penunjang
1) Electroencephalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak, electromiogram
(EMG) untuk pengukuran tonus otot dan electroculogram (EOG) untuk
mengukur pergerakan mata.
2) Saturasi O2 dan ECG untuk mengetahui adanya sleep apnea.
K. Penatalaksanaan