021STYC21
S1 KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan pendahuluan ini telah dikoreksi dan disahkan oleh pembimbing akademik pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Akademik Pembimbing
Indah Wasliah., Ners., M.kep., S.Kep.An Sang Ayu Kompiang Sri W., S.Kep., Ners.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur adalah keadaan
gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas
(Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang
penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan
masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto,
2006). Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan
istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar, 2011:203). Istirahat adalah
suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih
segar (Tarwoto, 2006).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya (Lynda
Juall, 2012:522). Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal.
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodic dan
alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan tidur adalah pola “tidur ayam” yang
periodic dan alami, yang memberi istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang
diinginkan dan dapat ditingkatkan (NANDA, 2012).
1. Fisiologi Tidur
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga
umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam. Selain
siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang berlangsung dalam suatu kondisi
siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan
gerakan mata tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan
tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama
tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan darah,
pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap melakukan
tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur
dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap tidur REM
dikarakterisasikan dengan meningkatnya level aktivitas dibandingkan pada tahap
NREM. Manfaat tidur REM berkaitan dengan perbaikan dalam proses mental dan
kesehatan emosi.
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat
tahapan yaitu:
1) Tahap I
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Berlangsung
10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak menjadi lebih lambat.
Tahap II ini ditandai dengan :
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30 menit.
Tahap III ini ditandai dengan:
4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandai
dengan :
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 %
dari tidurnya.
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma,
bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat
tidurnya.
c. Motivasi
e. Kecemasan
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan
saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan Narkotika (Mensupresi
REM).
3. Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya menyebabkan
tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu :
gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau
kantuk yang berlebihan di siang hari ( Maslow, 2005).
a. Insomnia
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur
berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol),
badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti nyata
yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari
kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara
sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan
Fromberz, 2005).
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
1. Dewasa
a. Data Mayor : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
b. Data Minor
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2) Perubahan mood
3) Agitasi
4) Mengantuk sepanjang hari
2. Anak
a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis, atau
respons tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk mengubah
peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.
b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.
c. Sering bangun saat malam hari.
C. Pohon Masalah
Latihan
Obat & Lingkungan
Stress / kelelahan
Substansi Gaya hidup tidak nyaman
emosional
Mengubah Mengurangi
Rutinitas & Kecemasan
pola tidur kenyamanan Sulit tidur
bekerja
tidur
Nutrisi & kalori rotasi Tegang /
frustasi
Gangguan Kesulitan
pencernaan menyesuaikan Motivasi tidur
perubahan Sering
Kesiapan
Gangguan pola Insomnia Deprivasi
meningkatkan
tidur tidur
tidur
D. Pemeriksaan Diagnostik
E. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar
yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-
waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri.
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan
alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-
tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu
dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat
tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor,
gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.
F. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan
format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan
penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak
mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
? 71 ?
?
?
4 33
3 3 ? ?
5
1 10
Ket: = Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
? = Tidak diketahui
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
= Garis Serumah
G1 : Kakek dan nenek klien meninggal karena faktor usia.
G2 : Ibu klien masih ada dan Ayah klien meninggal karena faktor usia.
G3: Klien anak ke-2 dari 3 bersaudara dan klien tinggal bersama suami dan 2 anaknya
Pengkajian Keperawatan
e) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif), tandatanda vital
seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
(a) Kepala
(1) Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan kasar, penampilan,
depigmentasi.
(2) Muka/ Wajah Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan? penampilan
berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap di pipi Dan di bawah
mata; Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar hidung dan mulut
(3) Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
(4) Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya
infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar
cairan dari telinga, melihat serumen telinga berkurangnya pendengaran,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran
(5) Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah nyeri tekan? Apakah
keluar
(6) Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah,
gusi mudah bengkak dan berdarah
(7) Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tandatanda
infeksi faring, cairan eksudat?
(b) Leher Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah pembesaran vena
jugularis?
(c) Thorax Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,
frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi Intercostale? Pada auskultasi, adakah
suara napas tambahan? Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
(d) Jantung Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya? Adakah
bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
(e) Abdomen Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen?
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda meteorismus? Adakah
pembesaran lien dan hepar?
(f) Kulit Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya? Turgor kulit
menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di
daerah sekitar stoma, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
(g) Ekstremitas Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak, penyebaran masa otot,
perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas?
(h) Genetalia Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi? Apakah ada
kesulitan untuk berkemih?
B. Data fokus yang perlu dikaji
a. Pola tidur & istirahat : pada pasien degan gangguan kebutuhan istirahat tidur
pengkajian ditekankan pada kualitas dan kuantitas tidur meliputi durasi, gangguan
tidur, keadaan bangun tidur.
b. Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium
Untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau tidak dapat dilakukan
pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.
1. Tekanan darah
Tekanan darah dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistolik dan diastolik. Tekanan
sistolik merupakan bagian atas yang menunjukkan tekanan darah di dalam
arteri pada saat jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh bagian
tubuh. Sedangkan tekanan diastolik menunjukkan tekanan darah di dalam
arteri pada saat jantung beristirahat untuk mengisi darah dari seluruh bagian
tubuh.
2. Denyut nadi
Arteri karotis (leher)
Denyut nadi normal untuk orang dewasa adalah 60-100 kali per menit, dapat
disebut juga dengan detak jantung normal. Pada bayi dan anak-anak, denyut nadi
normal cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa.
Denyut nadi seseorang dapat meningkat akibat beberapa faktor, seperti
olahraga, emosi, kondisi sakit, atau mengalami cedera. Sama seperti pengukuran
tekanan darah, pengukuran denyut nadi juga sebaiknya dilakukan setelah seseorang
beristirahat terlebih dahulu.
3. Laju pernapasan
Respirasi normal atau pernapasan normal untuk orang dewasa adalah 12-
20 kali per menit. Sementara pada bayi dan anak-anak, laju perapasan normal lebih
tinggi daripada orang dewasa.
4. Suhu tubuh
Suhu tubuh merupakan ukuran panas badan seseorang. Pengukuran suhu tubuh
dilakukan dengan menggunakan alat ukur suhu yang disebut dengan termometer, bisa
dilakukan melalui mulut, ketiak, dubur, telinga, dan kulit dahi.
Suhu tubuh normal untuk orang dewasa adalah 36,5- 37,5 derajat Celsius.
Suhu tubuh seseorang bisa berubah-ubah, biasanya dipengaruhi oleh aktivitas,
makanan, konsumsi cairan, cuaca, dan jenis kelamin, terutama wanita pada saat
mengalami masa subur.
5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Pada pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe, dimana setiap bagian
dilakukan sebagai beriku:
H. Implementasi
I. Evaluasi
Dengan dilakukannya asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose.
Gangguan Pola Tidur maka perlu di evaluasi dan di harapkan hasilnya yakni, jumlah jam
tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk orang dewasa), pola, kualitas dan rutinitas tidur,
perasaan segar setelah tidur, terbangun diwaktu yang sesuai, perasaan segar setelah
bangun tidur, pola dan kualitas tidur baik, rutinitas tidur, jumlah waktu tidur yang
terobservasi, terjaga pada waktu yang tepat, aktivitas sehari-hari dapat dikerjakan dengan
baik, tidak kembali mengalami gangguan saat tidur.
J. Referensi
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta:
Salemba Medika
https://www.honestdocs.id/tanda-tanda-vital-ttv-pemeriksaan-nilai-normal