Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN POLA
ISTIRAHAT DAN TIDUR DI RUANG MARWAH RS PKU MUHAMMADIAYAH
WONOSARI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Dasar


Program Studi Profesi Ners

Disusun Oleh:
Taufiq Kariyadi
24.21.1611

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXIX


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT & TIDUR
A. DEFINISI ISTIRAHAT TIDUR
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur adalah keadaan gangguan
kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas (Keperawatan
Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006). Sedangkan
Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian
tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar, 2011:203). Istirahat adalah suatu keadaan di mana
kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar(Tarwoto, 2006).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan
rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya. Gangguan pola tidur
adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (Herdman,
2013:603).
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodic dan
alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan tidur adalah pola “tidur ayam” yang
periodic dan alami, yang memberi istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang
diinginkan dan dapat ditingkatkan (Herdman, 2012).

B. EPIDEMIOLOGI

Secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk
mempertahankan kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi dan
disorientasi (Asmadi, 2008). Menurut National Sleep Foundation
tahun 2010 sekitar 67% dari 1.508 penduduk di Amerika usia 65 tahun keatas melaporkan
mengalami insomnia dan sebanyak 7,3 % orang dewasa mengeluhkan gangguan memulai dan
mempertahankan tidur atau insomnia. Kebanyakan orang yang beresiko mengalami insomnia
yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti pensiunan, kematian pasangan atau teman
dekat, peningkatan obat-obatan, dan penyakit yang dialami. Di Indonesia kejadian gangguan
tidur insomnia menyerang sekitar 50% orang yang berusia 65 tahun, setiap tahun diperkirakan
sekitar 20%-50% dan adanya laporan yang mengindikasikan adanya insomnia dan sekitar 17%
mengalami insomnia yang serius.
C. ETIOLOGI
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga
umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam. Selain siklus
tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang
berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4
mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan
berkisar dari kedaan tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan
4. Selama tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan darah,
pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap melakukan
tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur dengan gerak
mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap tidur REM dikarakterisasikan dengan
meningkatnya level aktivitas dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat tidur REM berkaitan
dengan perbaikan dalam proses mental dan kesehatan emosi.(Tarwoto dan Wartonah, 2010)

a. Non Rapid Eye Movement (NREM)


Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat tahapan yaitu:
1) Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur. Berlangsung beberapamenit saja,
dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini ditandai dengan :
a) Mata menjadi kabur dan rileks.
b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.

2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Berlangsung 10-
20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak menjadi lebihlambat. Tahap II
ini ditandai dengan :
a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang disebutgelombang
tidur.

3) Tahap III
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30 menit. Tahap III ini
ditandai dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.

4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandaidengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangunpagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2
siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis(mengompol).
b. Rapid Eye Movement (REM)

Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 % daritidurnya.
1) Tahap REM ditandai dengan:
a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahapsebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang
berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
2) Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi.
f) Sekresi gaster : Meningkat.
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik.
h) Gelombang otak : EEG aktif.
i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.

Gangguan Tidur

Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya menyebabkan tidur
terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu : gerakan abnormal
atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang
hari (Tarwoto dan Wartonah, 2010)
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami kesulitan tidur
kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur
non retoratif. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik
atau karena faktor mental seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu
Initial insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan
untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan
sulit untuk tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur, dan
bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur berjalan, mengigau,
teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol), badan goyang, dan bruksisme
(gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tibapada siang hari.
Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti nyata yang terjadi ketika
seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari kenyataan. Kelumpuhan tidur,
perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala
lainnya (Guilleminault dan Bassiri, 2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui hidung dan
mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis tidur apnea yaitu : apnea
sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling umum adalah apnea obstruktif atau
Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah. OSA
terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau tenggorakan mengalami relaksasi saat
tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung
(hiponea) atau menghentikannya (apnea) selama 30 detik (Guilleminault dan Bassiri, 2005).
Seseorang masih mencoba untuk bernapas karena dada dan
perut terus bergerak, sehingga sering menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau
mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang, setiap gerakan
diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan
dianggap sebagai gangguantidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.

D. TANDA GEJALA
1. Dewasa
a. Data Mayor : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
b. Data Minor
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2) Perubahan mood
3) Agitasi
4) Mengantuk sepanjang hari
2. Anak
a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis, atau respons
tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk mengubah peraturan
dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.
b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.
c. Sering bangun saat malam hari.
E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tidur
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak darinormal.
Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur
atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma,
bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemungkinan terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat
mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan saraf
simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan Narkotika (Mensupresi REM).

PATHWAYS
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi Non Farmakologi
Menurut Remelda, (2008) Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat- obatan
karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang
dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat mengganggu
tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik
pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai dari
kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat
nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama sirkardian tidur
normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang menyebabkan
penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang
dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya
sehingga si penderita merasa berdaya ataumerasa bahwa dirinya masih berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita
gangguan tidur.

g. Stimulus Control Therapy


Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penderita
secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita untuk
tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita
yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak
menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol,
mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka
seperti pantai dan gunung.

2. Terapi Farmakologi
Menurut Remelda, (2008) Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-
obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang
kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.

Untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu dengan cara pemberian obat golongan
hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam, Triazolam,
Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik,
gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb (
Remelda, 2008).

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

a. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,status
perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini , kemungkinan ditemukan gangguan
tidur/istirahat , pusing-pusing/sakit kepala.
2) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini yang membentuk suatu
kronologi dari terjadinya etiologi hingga klien mengalamikeluhan yang dirasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit – penyakit lain. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah
di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
a) Alergi
b) Imunisasi
c) Kebiasaan/Pola hidup
d) Obat yang pernah digunakan
4) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau sedang dialami keluarga,
baik penyakit yang sama dengan keluhan klien atau pun penyakit lain. Dari genogram
keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama.
b) Genogram
c) Pengkajian Keperawatan
1) persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
menjelaskan tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga mengenai apakah
kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga mempertahankan kesehatannya.
2) pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat melalui lingkar lengan
atau nilai IMT, biomedical sign merupakan data yang diperoleh dari hasil laboratorium
yang menunjang, clinical sign merupakan tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan fisik
klien yang menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau intake makanan dan
minuman yang dikonsumsi.
3) pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi, bau, karakter)
4) Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi kardiovaskuler,
terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot, serta mengenai kurangnya aktivitas dan
kurangnya olahraga pada klien.
5) Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan keadaanindera
6) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri, dan peran diri
7) Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
8) Pola peran & hubungan
9) Pola manajemen & koping stres
10) Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat
d) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif), tanda-tanda vital
seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
(a) Kepala
(1)Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan kasar,penampilan,
depigmentasi.
(2)Muka/ Wajah Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan? penampilan
berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap di pipi Dan di bawah mata;
Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar hidung dan mulut
(3) Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
(4)Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya infeksi
seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar cairan dari
telinga, melihat serumen telinga berkurangnya pendengaran, telinga kadang-
kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran
(5)Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah nyeri tekan? Apakah
keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
(6)Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigimudah goyah, gusi
mudah bengkak dan berdarah
(7)Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tanda- tanda infeksi
faring, cairan eksudat?
(b) Leher Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah pembesaran vena
jugularis?
(c) Thorax Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,
frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi Intercostale? Pada auskultasi,
adakah suara napas tambahan? Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
(d) Adakah bunyi
tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
(e) Abdomen Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen?
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda meteorismus? Adakah
pembesaran lien dan hepar?
(f) kulit baik kebersihan maupun warnanya? Turgor kulit
menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit
di daerah sekitar stoma, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
(g) Ekstremitas Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak,penyebaran masa otot,
perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas?
(h) Genetalia Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi? Apakah ada
kesulitan untuk berkemih?
2. Data fokus yang perlu dikaji
a. Pola tidur & istirahat : pada pasien degan gangguan kebutuhan istirahat tidur pengkajian
ditekankan pada kualitas dan kuantitas tidur meliputidurasi, gangguan tidur, keadaan
bangun tidur.

e) Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium


Untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau tidak dapat dilakukan
pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL (PES)


1. Insomnia : gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambatfungsi
Batasan karakteristik :
- Perubahan afek
- Perubahan konsentrasi
- Perubahan mood
- Perubahan pola tidur
- Gangguan status kesehatan
- Penurunan kualitas hidup
- Kesulitan memulai tidur
- Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak
- Tidur memuaskan
- Bangun terlalu dini
- Sering membolos
- Peningkatan terdjadi kecelakaan
- Kekurangan energi
- Polat tidur tidak menyehatkan
- Gangguan pola tidur yang berdampak pada keesokan hari
Faktor yang berhubungan :
- Konsumsi Alkohol,
- Ansietas,
- Rata – Rata Aktivitas Harian Kurang Dari Yang Dianjurkan MenurutGender
Dan Usia
- Depresi
- Kendala Lingkungan
- Ketakutan Sering Mengantuk
- Berduka
- Higine Tidur Tidak Adekuat
- Ketidaknyamanan Fisik
- Stresor
Kondisi terkait :
- Perubahan hormonal
- Agens farmaseutika

2. Deprivasi tidur : periode waktu panjang tanpa berhentinya kesadaranrelatif periodik


dan berlangsung alami untuk istirahat
Batasan karakteristik :

- Agitasi - Fleeting nystagmus


- Perubahan konsentrasi - Halusinasi
- Ansietas - Tremor tangan
- Apatis - Peningkatan sensitivitas
- Memberontak terhadap nyeri
- Konfusi - Iritabilitas
- Penurunan kemampuan - Lateragi

berfungsi - Malaise
- Waktu bereaksi memanjang - Gangguan persepsi
- Mengantuk keletihan - Gelisah
- Paranoia sementara
Faktor yang berhubungan

- Pergeseran tahap tidur terkait penuaan


- Rata – rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurutgender dan
usia
- Kendala lingkungan
- Konfus sore hari
- Pola tidur tidak menyehatkan
- Stimulasi lingkungan yang terus menerus
- Ketidaknyamanan yang lama, teror tidur, tidur berjalan
Populasi Beresiko
- Paralisis tidur familial
Ditandai Dengan :
- Gangguan pergerakan ekstremitas periodik
- Demensia
- Hipersomnolen sistem syaraf pusat idiopatik
- Narkolepsi
- Mimpi buruk
- Apnea tidur
- Enuresis terkait tidur
- Ereksi nyeri terkait tidur
- Program pengobatan

3. Gangguan pola tidur : interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibatfaktor eksternal
Batasan karakteristik :
- Kesulitan berfungsi sehari – hari
- Kesulitan memulai tidur
- Kesulitan mempertahankan tetap tidur
- Ketidakpuasan tidur
- Tidak merasa cukup istirahat
- Terjaga tanpa jelas penyebabnya
Faktor yang berhubungan :
- Gangguan karena tidur pasangan tidur
- Kendala lingkungan
- Kurang privasi
- Pola tidur tidak menyehatkan
Kondisi terkait :
- Imobilisasi

4. Kesiapan meningkatkan tidur : Pola berhentinya kesadaran relatif secara periodik. Dan
berlangsung alami untuk memberi istirahat dan melanjutkangaya hidup yang diminati,
yang dapat ditingkatkan.
Batasan Karakteristik :
- Mengungkapkan minat meningkatkan tidur
J. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1. Insomnia Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 jam NIC


00095 diharapkan pasien tidak mengalami insomnia dengan
kriteria hasil : Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
Menyelesaikan Masalah :
Tidur (0004) Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
No Indikator Awal Tujuan
1 2 3 4 5 - Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
1. Jam - Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
2. Pola Tidur mengelola lingkunagn dan kenyamanan yang optimal
3. Kualitas Tidur
4. Perasaan Segar Setelah - Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
Tidur
- Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman untuk
5. Tempat tidur yang individu
nyaman
6. Suhu ruangan yang - Berikan atau singkirkan selimut untuk meningkatkan
nyaman kenyamanan terhadap suhu

Manajemen Nyeri (1400)


Keterangan:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat - Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
16
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk ketidaknyamanan
orang dewasa (000401)
- Pastikan perawatan analgesik
2) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403)
- Gunakan strategi komunikasi terapeutik
3) Kualitas tidur pasien (000404)
- Bantu kelurga dalam mencari dan menyediakan
4) Perasaan segar setelah tidur (00048) dukungan

5) Tempat tidur yang nyaman (0004419) Pilihan intervensi tambahan :

6) Suhu ruangan yang nyaman (000420) - Pengurangan kecemasan


- Latihan autogenik
- Memandikan
- Teknik menenangkan
- Peningkatan koping
- Peningkatan latihan
- Terapi latihan : ambulasi
- Perawatan kanguru
- Pemijatan
- Fasilitasi meditasi

17
- Terapi musik
- Manajemen nutrisi
- Pengaturan posisi
- Relaksasi otot progresif
- Bantuan perawatan diri : eliminasi
- Perawatan inkontinensia urin : enuresisi

2. Deprivasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...X24 jam NIC


Tidur diharapkan pasien tidak mengalami deprivasi tidur dengan
00096 kriteria hasil : Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
Menyelesaikan Masalah :
Tidur (0004) Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
No Indikato Awal Tujuan
r - Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
1 2 3 4 5
1. Jam - Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
2. Pola Tidur mengelola lingkunagn dan kenyamanan yang optimal
3. Kualitas Tidur
4. Perasaan Segar Setelah - Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
Tidur
- Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman untuk
5. Tempat tidur yang individu
nyaman
6. Suhu ruangan - Berikan atau singkirkan selimut untuk meningkatkan
yangnyaman

18
Keterangan: kenyamanan terhadap suhu
1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat Manajemen Nyeri (1400)
3. Keluhan sedang
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan - Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
ketidaknyamanan
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam - Pastikan perawatan analgesik
untuk orang dewasa. (000401)
- Gunakan strategi komunikasi terapeutik
2) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403)
- Bantu kelurga dalam mencari dan menyediakan
3) Kualitas tidur pasien (000404) dukungan
4) Perasaan segar setelah tidur (00048) Pilihan intervensi tambahan :
5) Tempat tidur yang nyaman (0004419) - Pengurangan kecemasan
6) Suhu ruangan yang nyaman (000420) - Latihan autogenik
- Memandikan
- Teknik menenangkan
- Peningkatan koping
- Peningkatan latihan
- Terapi latihan : ambulasi

19
- Perawatan kanguru
- Pemijatan
- Fasilitasi meditasi
- Terapi musik
- Manajemen nutrisi
- Pengaturan posisi
- Relaksasi otot progresif
- Bantuan perawatan diri : eliminasi
- Perawatan inkontinensia urin : enuresisi

4. Gangguan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 jam NIC


Pola Tidur diharapkan px tidak terganggu saat tidur dengan kriteria
00198 hasil : Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
Tidur (0004) Menyelesaikan Masalah :
No Indikator Awal Tujuan
Pengaturan Posisi (0840)
1 2 3 4 5
1. Jam - Tempatkan pasien pada tidur
2. Pola Tidur
3. Kualitas Tidur - Monitor status oksigen pasien
4. Perasaan Segar Setelah - Masukkan posisi tidur yang diinginkan pasien ke
Tidur dalam rencana keperawatan
5. Tempat tidur yang

20
nyaman - Dorong pasien untuk ROM aktif atau ROM pasif
6. Suhu ruangan yang
nyaman - Tinggikan kepala tempat tidur
Terapi Relaksasi (6040)
Keterangan:
1. Keluhan ekstrime - Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi
2. Keluhan berat yang dipilih
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan - Ciptakan lingkungan yang tenang tanpa distraksi
5. Tidak ada keluhan dengan lampu yang redup dan suhu ruangan yang
nyaman.

1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk - dorong klien untuk mengambil posisi yang nyamana
orang dewasa. (000401) dengan pakaian yang naman dan longgar

2) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403) - minta klien untuk rileks dan merasakan sensasiyang
terjadi
3) Kualitas tidur pasien (000404)
- gunakan suara yang lembut dengan irama yang lambat
4) Perasaan segar setelah tidur (00048) disetiap kata.berikan informasi tertulis mengenai
persiapan dan keterlibatan di dalam teknik relaksasi
5) Tempat tidur yang nyaman (0004419)
Peningkatan tidur
6) Suhu ruangan yang nyaman (000420)
Pilihan intervensi tambahan :

- Pengurangan kecemasan
- Latihan autogenik

21
- Memandikan teknik menenangkan
- Peningkatan koping
- Manajemen energi
- Peningkatan latihan
- Terapi latihan : ambulasi
- Pemijatan
- Fasilitasi meditasi
- Terapi musik
- Manajemen nutrisi
- Manajemen nyeri
- Relaksasi otot progresif

4. Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 24 jam NIC


Meningkat diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur dengan
kan Tidur kriteria hasil Pasien akan : Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
000165 Menyelesaikan Masalah :
Istirahat (0003)
Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
No Indikator Awal Tujuan
1 2 3 4 5 - Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
1 Jumlah istirahat

22
2 Pola istirahat - Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
3 Kualitas istirahat mengelola lingkunagn dan kenyamanan yang optimal
4 Energi pulih setelah
istirahat - Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
5 Tampak segar setelah - Sesuaikan suhu ruangan yang paling nyaman untuk
istirahat individu
Keterangan:
1. Keluhan ekstrime - Berikan atau singkirkan selimut untuk meningkatkan
2. Keluhan berat kenyamanan terhadap suhu
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan Aktivitas – aktivitas :
5. Tidak ada keluhan - Tentukan pola tidur / aktivitas pasien
1. Jumlah jam istirahat (000301) - Perkirakan tidur / siklus bangun pasien di dalam
2. Pola istirahat ( 000302) perawatan perenceanaan
3. Kualitas istirahat energi pulih setelah istirahat
(000303) - Jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama
4. Energi pulih setelah istirahat (000309) kehamilan, penyakit, tekanan psikososial, dan lain –
5. Tampak segar setelah istirahat (000310) lain

- Tentukan efek dari obat yang dikonsumsi pasien


terhadap pola tidur.

- Monitor / cata pola tidur pasien dan jumlah jam tidur


- Monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik (
misalnya : apnea saat tidur, sumbatan jalan nafas,
nyeri / ketidaknyamanan, dan frekuensi buang air

23
kecil) dan atau psikologis ( misalnya, ketakutan
ataukecemasan ) keadaan yang menggangu tidur

- Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur


- Monitor partisipasi dalam kegiatan yang melelahkan
selama terjaga untuk mencegah penat yang
berlebihan

- Sesuaikan lingkungan ( misalnya : cahaya,


kebisingan, suhu, kasur dan tempat tidur ) untuk
meningkatkan tidur

- Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur


untuk memfasilitasi perpindahan dari terjaga menuju
tidur

- Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas waktu


tidur pasien yang biasa, tanda – tanda sebelum tidur
atau alat peraga, dan benda – benda yang lazim
digunakan ( misalnya untuk anak – anak : selmut /
mainan favorit, ayunan, dot, atau cerita : untuk
dewasa : buku untuk dibaca, dan lain – lain ) yang
sesuai

- Bantu untuk menghilangkan situasi stres sebelum


tidur

- Monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman


yang dapat mengganggu tidur

24
25
DAFTAR PUSTAKA

Aminoff.M, Neurology and General Medicine 4th edition, 2008,Churchill Livingstone,


USA,P;605-609.
Aquilino, Mary Lober, Et al. 2008. Nursing Outcomes Classification. Fifth Edition. United
State of America: Mosby Elsevier.
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika
Blumenfeld.H , Neuroanatomy through Clinical Cases,2002, Sinauer Associates INC,
Massachusets P;588-597

Carney.P, Clinical Sleep Disorder, 2005,Lippincott Williams &Wilkins , Philadelphia; P 21-58


Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing Interventions
Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby Elsevier.
Guillemunault C. Bassiri A (2005). Clicinal Features and evaluation ofobstructive sleep apnea-
hypoapnea syndrome and the upper airway resistance syndrome, in : MH kryger, TH
Roth, WC Dement (Eds.). Pronciples and Practice of sleep Medicine. $th edn. WB
Saunders, Philadelphia.
Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan: definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Lee-Chiong.T, Sleep Medicine Essentials And Review, 2008, Oxford University Press, PUSA,
P;9-15
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku3.Jakarta:
Salemba Medika
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, danPraktik,
Edisi 4.Jakarta: EGC.
Posner.J, Plum And Posner Diagnosis Of Stupor And Coma 4th Edition,2007,Oxford
University Press, New York P;11-25

26
Shneerson.J, Sleep Medicine 2nd Edition,2005,
Blackwell,Massachusets,Usa,P;22-51
Smith.H, Sleep Medicine , 2008, Cambridge University Press , New York ,P;61-67
Sumirta, I Nengah. 2014. Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Tidur ( Insomnia) Pada
Lansia. Jurnal keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.
http://www.poltekkesdenpasar.ac.id/files/JURNAL%20GEMA%20KEPERA
WATAN/JUNI%202015/I%20Nengah%20Sumirta.pdf. [diakses pada
tanggal 3 Sepertember 2018 ].
Remelda, (2008). Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jakarta : Elex media
komputindo
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:MedikaSalemba.
Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : RaphaPublishing.

27

Anda mungkin juga menyukai