Anda di halaman 1dari 26

PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI)


PADA Tn. T DENGAN BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)
DI RUANG MARWAH (BANGSAL BEDAH) RS PKU MUHAMMADIYAH
WONOSARI

Tanggal Masuk RS : Minggu, 23 Oktober 2022 No. Registrasi : 0608xx

Tanggal Pengkajian : Selasa, 25 Oktober 2022 Diagnosa Medis : BPH

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 76 tahun
Pendidikan :-
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kaligede 002/06, Plang Rejo, Nglipar, Gunung Kidul
B. KELUHAN UTAMA
Keluarga mengatakan pasien mengeluhkan nyeri dan sesak nafas
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh nyeri setelah operasi dan mengeluh
sesak nafas. Pasien masuk rumah sakit tanggal 23 Oktober 2022 di RS PKU
Muhammadiyah Wonosari untuk persiapan dilakukannya operasi.
1. Provacative/Paliative : Nyeri setelah operasi
2. Quantity/quality : Nyeri nyut nyutan
3. Region : Pada daerah genetalia
4. Severity :5
5. Time : Hilang timbul
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Riwayat Penyakit: Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki
riwayat penyakit berat, tidak pernah menderita penyakit yang sama.
2. Riwayat Pengobatan:
 Pasien memiliki riwayat rawat inap pada tanggal 28 September 2022
dengan diagnosa medis efusi pleura.
 Keluarga pasien mengatakan jika sakit pasien hanya membeli obat di
apotek atau melakukan pemeriksaan di puskesmas terdekat, dan keluarga
pasien juga mengatakan bahwa sebelum ke rumah sakit pasien sempat
dibawa ke dokter praktek di desa.
3. Riwayat Operasi: Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki riwayat operasi
4. Alergi: Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki alergi apapun terhadap
makanan, minuman, obat, maupun cuaca.
5. Imunisasi: Keluarga mengatakan tidak tahu mengenai imunisasi yang pernah
diterima oleh pasien.

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Keluarga pasien mengatakan bahwa keluarga pasien tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit seperti pasien.

F. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Nutrisi
Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk (ikan, ayam, tempe, dan tahu)
Frekuensi : 3x sehari
Habis berapa porsi : 1 porsi sekali makan
Makanan kesukaan : Usus/Jeroan

BB: 45 kg TB: 160 cm IMT: 17,56 (Berat Badan Kurang)

Nausea/Vomitus : Tidak ada


Minum : Air teh dan air putih
Jenis Minum : Keluarha pasien mengatakan pasien lebih sering mengonsumsi
air teh daripada air putih
Jumlah : 4 gelas air teh dan 2 gelas air putih
2. Aktivitas dan Latihan
ADL 0 1 2 3 4 Keterangan

Makan/Minum √ 0: mandiri
Toileting √ 1: dengan alat bantu
Berpakaian √ 2: dibantu orang lain
Mobilisasi dari tempat tidur √ 3: dibantu orang lain dengan alat
Berpindah √
Ambulasi √ 4: tergantung total

Keterangan: Pasien memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas

3. Istirahat dan Tidur


Kebutuhan Istirahat :
 Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit selalu beraktivitas dan istirahat
yang cukup.
 Keluarga pasien mengatakan setelah sakit hanya bisa terbaring ditempat tidur
dan kesulitan beraktivitas seperti biasanya.
Kebutuhan Tidur :
 Pasien mengatakan pola tidur normal, biasanya pasien tidur pada pukul 20.00
s/d 04.00
 Setelah sakit pasien mengatakan tidur sedikit terganggu karena adanya nyeri
dan terbangun di malam hari.
4. Eliminasi
BAB
Pola BAB : Teratur, sehari sekali
Karakter feses : Lembek, berwarna kuning kecoklatan
Riwayat Perdarahan : Tidak ada
BAB terakhir : Keluarga pasien mengatakan BAB terakhir di rumah dan
selama di rumah sakit belum BAB
Diare : Pasien mengatakan tidak diare
BAK
Pola BAK : Tidak terjadi
Karakter urine : Pasien terpasang kateter, urine jernih, berwarna kuning
keruh
Nyeri/Kesulitan : Keluarga pasien mengatakan pasien sering mengeluh
nyeri saat BAK namun kesulitan jika ingin BAK
Penggunaan Diuretik : Tidak ada

5. Personal Hygiene /Perawatan Diri


Kebersihan Tubuh : Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum sakit
pasien mandi sendiri menggunakan air dan saat
sakit mandi dibantu keluarga dengan di lap handuk
Kebersihan Gigi dan Mulut : Pasien sudah tidak memiliki gigi
Kebersihan Kuku : Kuku pasien nampak bersih dan terpotong rapi
G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pandangan terhadap Kesehatan : Tidak terkaji.
Harapan terhadap Penyakit : Keluarga pasien mengatakan bahwa
pasien ingin cepat sembuh dan dapat melakukan
aktivitas seperti biasanya
Sikap terhadap Pengobatan/Perawatan : Keluarga pasien mengatakan pasien
menerima pengobatan serta perawatan selama
berada di rumah sakit dengan baik
2. Konsep Diri
a. Harga Diri: Keluarga pasien mengatakan tetap bersabar dengan apa yang
dihadapi saat ini
b. Ideal Diri: Keluarga pasien mengatakan bahwa sakit yang dialami saat ini
adalah ujian hidup
c. Peran Diri: Keluarga pasien mengatakan pasien sebagai seorang kepala rumah
tangga dari istri dan anaknya
d. Gambaran Diri: Keluarga pasien mengatakan senang dengan kondisi pasien
ketika sebelum sakit, keluarga pasien ingin agar pasien segera sembuh seperti
semula agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari
e. Identitas Diri: Pasien atas nama Tn. T umur 76 tahun berjenis kelamin laki-laki
dan sudah menikah dikaruniai seorang anak laki-laki tunggal.
3. Peran dan Hubungan Sosial
a. Tinggal bersama: Keluarga pasien mengatakan pasien tinggal bersama istrinya.
b. Hubungan dengan Keluarga: Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien
dengan keluarga baik, tidak memiliki masalah dengan keluarganya
c. Hubungan dengan Tetangga/Masyarakat: Keluarga pasien megatakan hubungan
pasien dengan masyarakat sangat baik
d. Orang yang membantu Perawatan di RS: Keluarga pasien mengatakan yang
membantu perawatan selama di rumah sakit adalah menantunya.
e. Hubungan dengan Keluarga dan Tetangga selama di RS: Keluarga pasien
mengatakan hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga selama di RS
sangat baik
f. Hubungan dengan Teman sekamar/pasien lain: Keluarga pasien mengatakan
hubungan pasien dengan teman sekamarnya baik.
g. Hubungan dengan Dokter/Perawat/Tim Kesehatan di RS: Keluarga pasien
mengatakan perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya sudah baik dalam
memberikan tindakan pengobatan dan perawatan
4. Spiritual
a. Jenis Ibadah: Sholat
b. Frekuensi beribadah: Semampu dan seingatnya
c. Cara beribadah: Tidak ada
d. Hambatan: Keluarga pasien mengatakan kesulitan beribadah karena adanya
nyeri dan terpasang kateter
e. Bantuan yang dibutuhkan: Motivasi, edukasi dan bimbingan dalam beribadah.

H. PEMERIKSAAN FISIK

Hasil Pemeriksaan Masalah

Kepala Kepala pasien simetris, tidak ada lesi Tidak ada masalah

Rambut Warna rambut hitam dan beruban Tidak ada masalah

Wajah Wajah tampak simetris, tidak ada Tidak ada masalah


memar, tidak ada benjolan dan lesi

Mata Bentuk mata simetris, konjumgtiva Tidak ada masalah


anemis

Telinga Bentuk telinga normal, tidak ada lesi, Tidak ada masalah
tidak ada memar, tidak ada benjolan

Hidung Simetris, tidak ada secret, tidak terdapat Tidak ada masalah
pembengkakan

Mulut Bentuk mulut simetris, tidak terdapat Tidak ada masalah


pembengkakan gusi

Gigi Gigi pasien sudah tidak ada dan tidak Tidak ada masalah
terpasang gigi palsu

Lidah Lidah berwarna merah muda, Tidak ada masalah


kemampuan mengecap masih normal

Tenggorokan Tidak ada nyeri saat menelan Tidak ada masalah

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Tidak ada masalah

Dada I: Adanya tanda-tanda hipervolemia pada Ada masalah


dada sebelah kanan
P: Penurunan fremitus vokal

P: Pekak pada hemitotoraks yang


terdapat efusi

A: Penurunan/hilangnya suara napas di


area hemitotoraks yang terdapat efusi

Respirasi Terpasang oksigen Ada masalah

Abdomen I: Tidak ada kembung, abdomen terlihat Tidak ada masalah


buncit
A: Bising usus 25x/menit
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Tympani

Genetalia Pasien terpasang urine cateter dan Ada masalah


merasa nyeri ketika BAK

Anus & Tidak terkaji Tidak ada masalah


rectum

Integumen Berwarna coklat, tidak ada kemerahan Tidak ada masalah


dan kulit tampak keriput

Ekstremitas Tidak ada masalah Tidak ada masalah


I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Hasil/ Interpretasi
Tanggal No Nilai normal hasil
pemeriksaan Satuan
19/10/22 1. Bleeding Time 3 menit 1-3 menit Normal
2. Clothing Time 5 menit 2-6 menit Normal
Darah Rutin
3. Hb 12,0 P= 12-16 gr% Normal
L = 13-18 gr%
4. Leukosit (AL) 6,3 3,2-10,0 x 10³/mm³ Normal
5. Eritrosit (AE) 4,1 L = 4,4-5,6 x 10/mm Rendah
P = 3,8-5,0 x 10/mm
6. Trombosit 264 170-380 x 10³/mm³ Normal
(AT)
7. Hematokrit 36 P = 35-45 % Rendah
(Hmt) L = 40-50 %
8. MCV 89 80-100 fL Normal
9. MCH 29 28-34 pg/sel Normal
10. MCHC 33 32-36 g/dL Normal
11. N.Segmen 70 36-73 % Normal
12. Limfosit 13* 15-45 % Rendah
13. Monosit 17* 0-11 % Tinggi
14. Goldar + Rh A/+
IMUNOLOGI
LAIN
15. Anti HIV Non Non Reactive
Kualitatif Reactive
16. HbSAg Non Non Reactive
Reactive
KIMIA
KLINIK
17. Creatinin 1,06 0,6-1,3 mg/dl Normal
18. GDS 123 70-140 mg/dl Normal
19. Ureum 34 17-43 mg/dl Normal
2. Pemeriksaan Radiologi
Jenis Hasil/kesan
No Tanggal
pemeriksaan
Peritoneal fat line tegas.
Psoas line samar.
Udara usus merata.
Feses (+)
Tak tampak gambaran perforasi maupun ileus.
1. 05/10/22 Abdomen/ Tak tampak opasitas di proyeksi tract. Urinaius.
BNO
Kesan: Tak tampak batu opaq di proyeksi tract
urinarius.

Hepar: ukuran dan echogenitas normal, tep


ilicin, system vascular dan billiar tak melebar,
tak tampak mass.
VF: ukuran & kontur normal, dinding tak
menebal dan regular, tak tampak mass/ batu.
Aortae: caliber tak melebar, tak tampak
pembesaran limphonodi para aortae.
Pancreas: ukuran dan echogenitas normal, tepi
licin, duct pancreaticus tak melebar, tak tampak
mass.
Lien: ukuran dan echogenitas normal, tepi licin,
tak tampak mass.
Ren dekstra: ukuran dan echogenitas normal,
batas cortex-medulla tegas, SPC tak melebar,
USG Full
2. 05/10/22 tampak lesi cyst soliter, ukuran k/l 4x3,6 cm.
Abdomen
Ren sinistra: ukuran dan echogenitas normal,
batas cortex-medulla tegas, SPC tak melebar,
tak tampak batu/mass.
VU: dinding regular, dan tidak menebal, tak
tampak batu/ mass.
Prostat: ukuran normal (vol k/l 30 ml),
echogenitas normal, tak tampak mass.
Tampak cairan di cavum pleura dekstra.

Kesan:
Cyst ren dekstra
Efusi pleura dekstra
Tak tampak kelainan pada Hepar, VF, Pancreas,
Lien, Ren sinistra, VU dan Prostat.
Sistema tulang intact.
Pleural space tak melebar.
Corakan bronchovascular normal.
Trachea ditengah.
Sinus costofrenicus dektra menumpul, dengan
menicus sign +
Thorax
3 5/10/22 Diafragma dekstra et sinistra licin, tidak
AP/PA/Lateral
mendatar.
CTR > 0,5, konfigurasi normal.

Kesan :
Efusi pleura dekstra dd massa.
Cor tak valid di nilai.

3. Terapi Medik
Cara
No Nama Obat Dosis Indikasi
Pemberian

1. Infus RL:NACL 500 mg (30 tpm) IV Mempertahankan


hidrasi
2. Injeksi 1 gr/ 12 jam IV Mengatasi infeksi
Ceftriaxone
3. Injeksi Ranitidin 1 amp/ 12 jam IV Tukak lambung
30 mg/ 8 jam
4. Injeksi Ketrolac IV Meredakan nyeri
(24 jam post op)
30 mg/ 12 jam
5. Injeksi Ketrolac (setelah 24 jam IV Meredakan nyeri
post op)
6. Injeksi Asam 1500 mg/ 8jam IV Menghentikan
Tranexamat perdarahan
7. Injeksi 125 mg/ 12jam IV Anti inflamasi
Metilprednisolon
Mengobati gejala
8. Tamsulosin 1x1/ malam Oral
pembesaran prostat
DATA FOKUS

No Tgl/Jam Data Subjektif (DS) Data Objektif (DO)

DS : DO :

Pasien mengatakan nyeri pada  Pasien terlihat meringis


daerah kemaluan. kesakitan
 TD : 100/80
1 P : Nyeri setelah operasi
Q : Nyeri nyut nyutan  N : 80x/menit

25 Oktober R : Pada daerah genetalia  R : 22x/menit

2022 S:5  Suhu : 36,4˚C

T: Hilang timbul  SpO2 : 99%

DS : DO :

Pasien mengatakan kesulitan Pasien terlihat sesak nafas


2
bernapas dan merasa nyeri pada
dada

ANALISA DATA

No Tgl/jam Data (Subjektif & Objektif) Etiologi Problem

DS :
Pasien mengatakan nyeri pada daerah
kemaluan.
P : Nyeri setelah operasi
25 Q : Nyeri nyut nyutan
Agen Nyeri Akut
1 Oktober R : Pada daerah genetalia
pencendera fisik (D.0077)
2022 S:5
T: Hilang timbul
DO :
 Pasien terlihat meringis
kesakitan
 TD : 100/80
 N : 80x/menit
 R : 22x/menit
 Suhu : 36,4˚C
 SpO2 : 99%
DS :
Pola Napas
Pasien mengatakan kesulitan
Hambatan
2 Tidak Efektif
bernapas dan merasa nyeri pada dada
Upaya Napas
DO : (D.0005)
Pasien terlihat sesak nafas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Tgl/jam Diagnosa Keperawatan Problem
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik dibuktikan dengan pasien
II
mengeluh nyeri pada daerah genetalia,
25 Oktober tampak meringi..
2 2022 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya napas dibuktikan dengan
I
pasien terlihat sesak napas, kesulitan
bernapas dan merasa nyeri pada dada.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Tgl/jam Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI Tanda Tangan
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
keperawatan selama 3x24 jam (I.01011)
diharapkan pola napas (L.01004)
Observasi :
pasien dapat membaik dengan
kriteria hasil :  Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman,
1. Frekuensi napas (2-4) dari
usaha napas)
cukup memburuk menjadi
cukup membaik Terapeutik :
Pola napas tidak efektif 2. Kedalaman napas (2-4) dari
berhubungan dengan cukup memburuk menjadi  Posisikan pasien semi
hambatan upaya napas cukup membaik fowler atau fowler
25 Oktober Kelompok
1 dibuktikan dengan pasien 3. Ekskursi dada (2-4) dari  Berikan oksigen, jika
2022 Bangsal Marwah
terlihat sesak napas, cukup memburuk menjadi perlu.
kesulitan bernapas dan cukup membaik Edukasi :
merasa nyeri pada dada.
 Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
2 26 Oktober Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238) Kelompok
2022 keperawatan selama 3x24 jam Observasi : Bangsal Marwah
diharapkan tingkat nyeri (L. 08066)  Identifikasi lokasi,
pasien menurun dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, intensitas
nyeri.
1. Keluhan nyeri (2-4) dari
cukup meningkat menjadi Terapeutik :
cukup menurun  Berikan teknik
2. Meringis (2-4) dari cukup nonfarmakologis untuk
meningkat menjadi cukup mengurangi rasa nyeri
menurun (terapi benson: relaksasi
dengan agen pencedera 3. Kesulitan tidur (2-4) dari yang menggabungkan
fisik dibuktikan dengan cukup meningkat menjadi antara teknik respons
pasien mengeluh nyeri pada cukup menurun relaksasi dan sistem
daerah genetalia, tampak keyakinan individu)
meringis.
Edukasi :
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(Terapi Benson :
Relaksasi napas dalam
dan terapi dzikir)

Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Tgl/jam Implementasi Evaluasi
25 Oktober 2022  Memonitor pola napas pasien secara 14.00
komprehensif
07.00 S : Pasien mengatakan sesak napas sudah
 Memberikan posisi semi fowler pada
berkurang
pasien
Pola napas tidak
 Memberikan terapi oksigen pada pasien O : Sesak napas pasien terlihat berkurang
efektif berhubungan 07.20
 Mengajarkan teknik batuk efektif pada RR : 25
dengan hambatan
pasien
upaya napas
A : Masalah gangguan pola napas tidak
1 dibuktikan dengan 07.30
efektif teratasi ditandai dengan pasien masih
pasien terlihat sesak
merasa sesak
napas, kesulitan
bernapas dan merasa 09.00 P : Intervensi dilanjutkan.
nyeri pada dada.
 Monitor pola napas
 Posisikan semi fowler
 Memberikan terapi oksigen
 Mengajarkan teknik batuk efektif
11.30
 Mengkaji nyeri secara komprehensif
Nyeri akut 25 Oktober 2022
S : Pasien mengatakan nyeri pada abagian
berhubungan dengan  Mengajarkan terapi benson untuk
10.00 genetaliannya.
agen pencedera fisik mengurangi rasa nyeri.
2 dibuktikan dengan 11.00 P : Nyeri disebabkan karena gejala yang
pasien mengeluh nyeri  Melakukan pengecekan TTV
timbul dari penyakit
pada daerah genetalia,  Memberikan analgetikdengan resep
tampak meringis. Q : Nyeri nyut nyutan
dokter.
R : Daerah genetalia
S : Skala nyeri 5
T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat masih meringis menahan
nyeri
 TD : 100/80
 N : 80x/menit
 R : 25x/menit
 Suhu : 36,4˚C
 SpO2 : 99%
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi/terapi dilanjutkan.
 Mengkaji nyeri secara komprehensif
 Melanjutkan terapi benson untuk
mengurangi nyeri
 Terapi pemberian analgetik sesuai
instruksi dokter

Pola napas tidak 25 Oktober 2022  Memonitor pola napas pasien secara 21.00
efektif berhubungan komprehensif
15.00 S : Pasien mengatakan sesak napas sudah
dengan hambatan  Memberikan posisi semi fowler pada
berkurang
1 upaya napas 15.00 pasien
dibuktikan dengan  Memberikan terapi oksigen pada pasien O : Sesak napas pasien terlihat berkurang
14.00
pasien terlihat sesak  Mengajarkan teknik batuk efektif pada RR : 23
napas, kesulitan 16.00 pasien
bernapas dan merasa A : Masalah gangguan pola napas tidak
nyeri pada dada. efektif teratasi ditandai dengan pasien masih
merasa sesak.
P : Intervensi dilanjutkan.
 Monitor pola napas
 Posisikan semi fowler
 Memberikan terapi oksigen
 Mengajarkan teknik batuk efektif

21:00
S: Pasien nyeri sudah sedikit berkurang
tetapi masih sering merasa nyeri.
P : Nyeri disebabkan karena gejala yang
25 Oktober 2022  Mengkaji nyeri secara komprehensif timbul dari penyakit
Nyeri akut
berhubungan dengan 14:30  Melakukan pengukuran TTV Q : Nyeri nyut nyutan
agen pencedera fisik 16.00  Mengajarkan terapi benson untuk R : Daerah genetalia
2 dibuktikan dengan
16.15 mengurangi rasa nyeri. S : Skala nyeri 5
pasien mengeluh nyeri
pada daerah genetalia, T : Hilang timbul
15.00  Melakukan injeksi ketoralak 30mg/8
tampak meringis. O : Pasien terlihat masih menahan nyeri
jam.
 TD : 110/80
 N : 80x/menit
 R : 23x/menit
 Suhu : 36,4˚C
 SpO2 : 97%
A : Masalah nyeri belum teratasi ditandai
dengan pasien ngeatakan masih nyeri.
P : Lanjutkan intervensi/terapi dilanjutkan.
 Mengkaji nyeri secara komprehensif
 Melanjutkan terapi benson untuk
mengurangi nyeri
 Terapi pemberian analgetik sesuai
instruksi dokter
25 Oktober 2022  Memonitor pola napas pasien secara 07:00
komprehensif
21.30 S : Pasien mengatakan sesak napas sudah
 Memberikan posisi semi fowler pada
berkurang
21.00 pasien
Pola napas tidak  Memberikan terapi oksigen pada pasien O : Sesak napas pasien terlihat berkurang
efektif berhubungan (-)
RR : 20
dengan hambatan 21:00  Mengajarkan teknik batuk efektif pada
upaya napas pasien A : Masalah gangguan pola napas tidak
1 dibuktikan dengan efektif teratasi sebagian ditandai dengan
pasien terlihat sesak pasien merasa sedikit ditak sesak lagi.
napas, kesulitan
P : Intervensi dilanjutkan.
bernapas dan merasa
nyeri pada dada.  Monitor pola napas
 Posisikan semi fowler
 Memberikan terapi oksigen
 Mengajarkan teknik batuk efektif
07.00
S : Pasien mengatakan nyeri sudah
berkurang tetapi masih sering merasakan
nyeri itu.
P : Nyeri disebabkan karena gejala yang
timbul dari penyakit
Q : Nyeri nyut nyutan
R : Daerah genetalia
25 Oktober 2022  Mengkaji nyeri secara komprehensif
Nyeri akut S : Skala nyeri 5
berhubungan dengan 21.30  Mengajarkan terapi benson untuk T : Hilang timbul
agen pencedera fisik 23.00 mengurangi rasa nyeri. O : Pasien terlihat menahan nyeri.
2 dibuktikan dengan
pasien mengeluh nyeri 05.00  Malakukan pengukuran TTV  TD : 110/80
pada daerah genetalia, 23.00  Melakukan injeksi ketoralak 30mg/8
tampak meringis.  N : 82x/menit
jam  R : 20x/menit
 Suhu : 36,4˚C
 SpO2 : 97%
A : Masalah nyeri belum teratasi ditandai
dengan pasien masih sering merasakan nyeri.
P : Lanjutkan intervensi/terapi dilanjutkan.
 Mengkaji nyeri secara komprehensif
 Melanjutkan terapi benson untuk
mengurangi nyeri
 Terapi pemberian analgetik sesuai
instruksi dokter

26 Oktober 2022  Memonitor pola napas pasien secara 14.00


Pola napas tidak komprehensif
efektif berhubungan 07.00 S : Pasien mengatakan sesak napas sudah
 Memberikan posisi semi fowler pada
dengan hambatan berkurang
07.20 pasien
upaya napas  Memberikan terapi oksigen pada pasien O : Pasien terlihat tidak sesak napas lagi
1 dibuktikan dengan 07.30
 Mengajarkan teknik batuk efektif pada RR : 180
pasien terlihat sesak 09.00 pasien
napas, kesulitan A : Masalah gangguan pola napas tidak
bernapas dan merasa efektif pada pasien teratasi
nyeri pada dada.
P : Intervensi dihentikan.
14.00

26 Oktober 2022 Pasien mengatakan nyeri sudah mulai


 Mengkaji nyeri secara komprehensif berkurang.
Nyeri akut
berhubungan dengan  Mengajarkan terapi benson untuk P : Nyeri setelah operasi
10.00
agen pencedera fisik mengurangi rasa nyeri. Q : Nyeri nyut nyutan
2 dibuktikan dengan
 Melakukan pengecekan TTV R : Daerah genetalia
pasien mengeluh nyeri
10.20
pada daerah genetalia,  Melakukan injeksi ketoralak 30mg/8 S : Skala nyeri 4
tampak meringis. 10.00 T : Hilang timbul
jam
11.00 O : Pasien terlihat masih menhan nyeri
 TD : 110/80
 N : 88x/menit
 R : 18x/menit
 Suhu : 36,4˚C
 SpO2 : 99%
A : Masalah nyeri teratasi sebagian ditandai
dengan pasien masih menahan nyerinya.
P : Lanjutkan intervensi/terapi dilanjutkan.
 Mengkaji nyeri secara komprehensif
 Melanjutkan terapi benson untuk
mengurangi nyeri
 Melanjutkan pemberian analgetik
sesuai instruksi dokter
21.00
Pasien mengatakan nyeri sudah mulai
26 Oktober 2022  Mengkaji nyeri secara komprehensif berkurang.
Nyeri akut
berhubungan dengan  Mengajarkan terapi benson untuk P : Nyeri setelah operasi
agen pencedera fisik 14.30 mengurangi rasa nyeri. Q : Nyeri nyut nyutan
1 dibuktikan dengan
16.15  Melakukan pengecekan TTV R : Daerah genetalia
pasien mengeluh nyeri
pada daerah genetalia, 16.00  Melakukan injeksi ketoralak 30mg/8 S : Skala nyeri 4
tampak meringis. T : Hilang timbul
15.00 jam.
O : Pasien terlihat lebih nyaman
 TD : 120/80
 N : 78x/menit
 R : 20x/menit
 Suhu : 36,4˚C
 SpO2 : 96%
A : Masalah nyeri teratasi sebagian ditandai
dengan pasien masin merasakan nyeri
walaupun berkurang.
P : Lanjutkan intervensi/terapi dilanjutkan.
 Mengkaji nyeri secara komprehensif
 Melanjutkan terapi benson untuk
mengurangi nyeri
 Melanjutkan pemberian analgetik
sesuai instruksi dokter
07.00

26 Oktober 2022 Pasien mengatakan nyeri sudah mulai


 Mengkaji nyeri secara komprehensif
Nyeri akut berkurang.
berhubungan dengan  Mengajarkan terapi benson untuk
P : Nyeri setelah operasi
agen pencedera fisik 21.30 mengurangi rasa nyeri.
1 dibuktikan dengan Q : Nyeri nyut nyutan
pasien mengeluh nyeri 23.00  Melakukan pengecekan TTV
R : Daerah genetalia
pada daerah genetalia, 06.00  Melakukan injeksi ketoralak 30mg/8 S : Skala nyeri 3
tampak meringis.
23.00 jam T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat lebih nyaman
 TD : 110/80
 N : 82x/menit
 R : 20x/menit
 Suhu : 36,2˚C
 SpO2 : 98%
A : Masalah nyeri teratasi sebagian ditandai
pasien masih merasakan nyeri pada bagian
genetalianya.
P : Lanjutkan intervensi/terapi dilanjutkan.
 Mengkaji nyeri secara komprehensif
 Melanjutkan terapi benson untuk
mengurangi nyeri
 Melanjutkan pemberian analgetik
sesuai instruksi dokter

27 Oktober 2022 14.00


 Mengkaji nyeri secara komprehensif
Nyeri akut
07.00 S : Pasien mengatakan nyeri sudah mulai
berhubungan dengan  Mengajarkan terapi benson untuk
berkurang.
agen pencedera fisik 07.15 mengurangi rasa nyeri.
1 dibuktikan dengan P : Nyeri setelah operasi
pasien mengeluh nyeri 10.00  Melakukan pengukuran TTV
Q : Nyeri nyut nyutan
pada daerah genetalia, 11.00  Melakukan injeksi ketoralak 30mg/12
tampak meringis. R : Daerah genetalia
jam .
S : Skala nyeri 2
T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat lebih nyaman
 TD : 100/80
 N : 80x/menit
 R : 22x/menit
 Suhu : 36,4˚C
 SpO2 : 99%
A : Masalah nyeri teratasi sebagian ditandai
dengan pasien masih sedikit merasakan
nyeri.
P : Lanjutkan intervensi/terapi dilanjutkan.
 Mengkaji nyeri secara komprehensif
 Melanjutkan terapi benson untuk
mengurangi nyeri
 Melanjutkan pemberian analgetik
sesuai instruksi dokter

 Mengkaji nyeri secara komprehensif 21.00


Nyeri akut 27 Oktober 2022
berhubungan dengan  Mengajarkan terapi benson untuk S : Pasien mengatakan nyeri sudah
15.00
1 agen pencedera fisik mengurangi rasa nyeri. berkurang.
dibuktikan dengan 15.15
 Melakukan pengukuran TTV P : Nyeri setelah operasi
pasien mengeluh nyeri
16.00 Q : Nyeri nyut nyutan
pada daerah genetalia, .
tampak meringis. R : Daerah genetalia
S : Skala nyeri 1
T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat lebih nyaman
 TD : 100/80
 N : 80x/menit
 R : 20x/menit
 Suhu : 36,4˚C
 SpO2 : 99%
A : maslah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dihentikan.
07.00
27 Oktober 2022
S : Pasien mengatakan nyeri sudah
21.30  Mengkaji nyeri secara komprehensif
Nyeri akut berkurang.
berhubungan dengan  Mengajarkan terapi benson untuk
23.00 P : Nyeri setelah operasi
agen pencedera fisik mengurangi rasa nyeri.
1 dibuktikan dengan 06.00 Q : Nyeri nyut nyutan
pasien mengeluh nyeri  Melakukan pengukuran TTV
23.00 R : Daerah genetalia
pada daerah genetalia,  Melakukan injeksi ketoralak 30mg/12 S : Skala nyeri 1
tampak meringis.
jam. T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat lebih nyaman
 TD : 100/80
 N : 80x/menit
 R : 22x/menit
 Suhu : 36,4˚C
 SpO2 : 99%
A : maslah nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi/terapi dilanjutkan.
 Mengkaji nyeri secara komprehensif
 Melanjutkan terapi benson untuk
mengurangi nyeri
 Melanjutkan pemberian analgetik
sesuai instruksi dokter
14.00

28 Oktober 2022 S : Pasien mengatakan nyeri sudah


berkurang.
Nyeri akut 07.00  Mengkaji nyeri secara komprehensif
berhubungan dengan P : Nyeri setelah operasi
agen pencedera fisik
07.15  Mengajarkan terapi benson untuk
Q : Nyeri nyut nyutan
1 dibuktikan dengan 10.00 mengurangi rasa nyeri.
R : Daerah genetalia
pasien mengeluh nyeri
 Melakukan pengukuran TTV S : Skala nyeri 0
pada daerah genetalia,
tampak meringis T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat lebih nyaman
 TD : 110/80
 N : 86x/menit
 R : 20x/menit
 Suhu : 36˚C
 SpO2 : 98%
A : maslah nyeri teratasi
P : Intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai