A. Pengertian
Tidur adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan
minimnya aktivitas. Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan, istirahat dan tidur merupakan satu kesatuan yang
kegiatn fisiologis dan membutuhkan istirahat dan tidur untuk pemulihan. (Tarwoto,
2011).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa
hidup yang diinginkannya (Lynda Juall, 2012). Gangguan pola tidur adalah gangguan
A. Etiologi
siang/malam. Selain siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang berlangsung
Eye Movement) dan berkisar dari kedaan tidur sangat ringan ditahap 1 hingga keadaan
tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama tidur NREM, seseorang biasanya mengalami
penurunan suhu, denyut, tekanan darah, pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan
tuntutan fungsi tubuh dianggap melakukan tindakan responsif, baik secara fisiologi
maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye
dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat tidur REM berkaitan dengan perbaikan dalam
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat
tahapan yaitu:
a) Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur. Berlangsung beberapa
menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini ditandai dengan :
Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak
c) Tahap III
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30 menit.
d) Tahap IV
ditandai dengan :
bangun pagi.
3) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
1-2 siklus/detik.
(mengompol).
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25%
dari tidurnya.
1) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya.
6) Metabolisme meningkat.
menit.
B. Fisiologis
listrik otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan electromiogram (EMG) dan
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral
yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun.
Reticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel –
stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks
serum serotonin dari sel – sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbar
keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya
Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam
posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat itu BSR
E. Gangguan Tidur
1. Insomnia
kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan
terjaga.
3. Insomnia terminal: Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali. Beberapa
langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan
2. Parasomnia
saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan
3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan
system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba
pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep attack.
Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik system saraf pusat
Apnea saat tidur atau sleep adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik pada saat
tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga
berlebihan pada siang hari, sakit kepala di siang hari, iritabilitas, atau mengalami
udara di hudung dan mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh
6. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur,
atau biasa disebut isilah mengompol. Enuresa dibagi menjadi dua jenis: enuresa noktural:
merupakan mengompol di waktu tidur, dan enuresa diurnal, mengompol saat bangun
F. Manifestasi Klinis
1. Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus tidur rata-
4. Todler (1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan tidur sepanjang
10. Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur.
11. Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur.
1. Perasaan Lelah.
2. Gelisah.
3. Emosi.
4. Apetis.
9. mata sayu
I. Penatalaksanaan
1. Mengobservasi TTV
J. Pemeriksaan penunjang
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang disebut
(EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji
aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi
merupakan penyebab seringnya klien terjaga di malam hari. The Multiple Sleep Latency
Test (MSLT) memberikan informasi yang objektif tentang kantuk dan aspek-aspek
tertentu dari struktur tidur dan mengukur gerakan mata menggunakan EOG, perubahan
tonus otot menggunakan EMG, dan aktivitas listrik otak menggunakan EEG. Klien dapat
memekai Actigraph pada pergelangan tangan untuk mengukur pola tidur selama jangka
waktu tertentu. Data Actigraphy memberika informasi waktu tidur, efisiensi tidur, jumlah
Hidayat & Uliyah. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 2. Jakarta: Salemba
medika.
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.