Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN POLA TIDUR PADA REMAJA

Disusun oleh:

Dewi Evita Sari (2001048)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADYAH KLATEN

TAHUN 2020/2021
GANGGUAN POLA TIDUR PADA REMAJA

A. Definisi
Tidur merupakan suatu kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat, tidur
merupakan proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan
sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh untuk istirahat maupun untuk menjaga
keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh (Morhead, Johnson & Mass, 2006).
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan
dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 2006).
Tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karena tidur
bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses
penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi bagian-bagian tubuh yang sudah aus.
Umumnya orang akan merasa segar dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup
sangat penting untuk kesehatan (Suyono, 2008). 

B. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme screablea
yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur
merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer endokrin kardio vaskular,
respirasi muskuloskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan
Electroencephalogram (EEG), untuk aktifitas listrik otak electromiogram (EMG), untuk pengukuran
tonus otot dan electroculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata.
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme cerebral yang secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating
system (RAS) dibagian batang otak atas mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan
kesadaran RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima
stimulus dari korteks serebri yaitu emosi, proses, pikir.
 
C. Etiologi
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai
dengan kebutuhannya. Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
tidur :
a. Penyakit : Seorang yang mengalami sakit, memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.
Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur.
b. Lingkungan : Pasien yang biasa tidur pada keadaan terang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan-perubahan suasana makan dan menghambat tidurnya.
c. Motivasi : Motivasi berpengaruh untuk menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
waspada menahan ngantuk.
d. Kelelahan : Apabila kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM ( Rapid
Eye Movement )
e. Kecemasan : Keadaan cemas meningkatkan saraf simpatis, sehingga mengganggu tidur.
f. Alkohol : Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol dapat
mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
g. Obat – obatan : Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain
:Diuretik: menyebabkan insomnia, Anti depresan : supresi REM, Kafein : meningkatkan saraf
simpatis, Beta Bloker : menimbulkan insomnia dan Narkotika : mensupresi REM
 
D. Klasifikasi
1. Tidur NREM (Norapid Eye Movement) / Tidur Gelombang Lambat
Merupakan tidur yang nyaman dan dalam, dalam tidur ini gelombang otak lebih lambat
dibandingkan orang sadar atau tidak tidur. Hal ini ditandai dengan mimpi berkurang, keadaan
istirahat, tekanan darah turun, kecepatan nafas turun, metabolisme menurun, dan gerak bola mata
lambat.
Tahap – tahap tidur NREM
• Tahap I
Merupakan tahap transmisi antara bangun dan tidur dengan ciri rileks, masih sadar dengan
lingkungan, rasa mengantuk, bola mata bergerak ke kanan dan ke kiri, frekuensi nadi dan
nafas sedikit menurun, dapat bangun dengan segera. Tahap ini berlangsung sekitar lima menit.
• Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap ini ditandai dengan
mata menetap, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun,
metabolisme menurun. Tahap ini berlangsung pendek dekitar 5 – 10 menit.
• Tahap III
Merupakan tahap tidur yang ditandai melambatnya denyut nadi, frekuensi nafas dan proses
tubuh lainnya disebabkan oleh dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit bangun.
• Tahap IV
Tahap ini ditandai dengan menurunnya denyut jantung dan pernafasan, jarang bergerak dan
sulit dibangunkan, gerak otot mata cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot turun.
2. Tidur REM (Rapid Eye Movement)
Berlangsung pada tidur malam selama ±5 – 20 menit. Periode pertama terjadi selama 80 –
100 menit namun jika kondisiorang tersebut sangat lelah maka awal tidur sangat cepat.

E. Manifestasi Klinis
Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan menimbulkan gejala seperti adanya
perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, daya tahan tubuh menurun serta menurunkan
prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain.
Gejala tidur REM adalah sebagai berikut :
- Biasanya disertai dengan mimpi aktif
- Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak NREM
- Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan yang menunjukkan inhibisi kuat  proyeksi spinal
atas sistema pengaktivasi retikularis
- Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur
- Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
-Mata cepat tertutup dan terbuka

 
F. Komplikasi 
a. Efek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi , irritable,
kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
b. Efek fisik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan sebagainya.
c. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat promosi pada
lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan keluarga.
d. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan hidup lebih
sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini mungkin disebabkan karena penyakit yang
menginduksi insomnia yang memperpendek angka harapan hidup.
 
G. Gangguan Kebutuhan Istirahat Tidur
Ada beberapa gangguan atau masalah dalam kebutuhan tidur yaitu :
a. Insomnia
Ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas. Proses
gangguan tidur ini kemungkinan disebabkan adanya rasa khawatir atau tekanan jiwa. 
b. Hipersomnia
Gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan.
c. Parasomnia
Kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti somnambulis (berjalan-
jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak.
d. Enuresis
Gangguan tidur yang disebabkan oleh enuresis (mengompol), umumnya terjadi pada anak-anak.
e. Apnea tidur dan mendengkur
Mendengkur yang disertai dengan apnea dapat menjadi masalah dalam tidur karena jika
terjadinya apnea dapat mengacaukan saat bernapas dan bahkan bisa menyebabkan henti napas,
maka dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak
teratur.
f. Narcolepsi
Keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan (mengantuk berat). Ini merupakan suatu gangguan
neurologis.
 
H. Patofisiologi
Reseptor menerima impuls / rangsangan kemudian dibawa ke medulla spinalis kemudian masuk ke
formasi retikularis dilanjutkan ke pons dan masuk ke medula oblongata kemudian diteruskan ke
hipotalamus yang menyebabkan menurunya fungsi panca indra dan sampai masuk ke korteks serebri,
sehingga ditafsirkan / disampaikan kembali ke formasi retikularis dilanjutkan ke medulla spinalis dan
dipersepsikan untuk tidur.
I. Pemeriksaan Fisik
a) Kaji penampilan wajah klien, adakah lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, konjungtiva
merah, kelopak mata bengkak, wajah terlihat kusut dan lelah 
b) Kaji perilaku klien : cepat marah, gelisah, perhatian menurun, bicara lambat, postur tubuh
tidak stabil 
c) Kaji kelelahan fisik, fatique, letargi
 

.
 
K. Penatalaksanaan Umum
Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
a.Terapi non farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan obat-obatan dapat
memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain :
-Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat mengganggu tidur. Bisa
dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan,
aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.
-Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai dari kebersihan
penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
-Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama sirkardian tidur normal
penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya
-Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang menyebabkan penderita
sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri
-Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol, mengontrol berat
badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
 
 
b.Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti ketergantungan, maka
terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk
penanganan gangguan tidur antara lain :
-Golongan obat hipnotik
-Golongan obat antidepresan
-Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
-Golongan obat antihistamin.
 
L. Kebutuhan dan Pola Tidur Normal
Durasi dan kualitas tidur beragam di antara orang-orang dari semua kelompok usia. Seseorang
mungkin merasa cukup tidur 4 jam, tapi tidak dengan yang lain.
Tabel pola tidur normal berdasarkan tingkat usia
Tingkat
Kebutuha
USIA Perkembanga Pola Tidur Normal
n Tidur
n
14-18 50% REM dan 1 siklus tidur
0 – 1 bulan Masa Neonatus
jam/hari rata-rata 45-60 menit
11 – 18 12-14 20-30% REM dan tidur
Masa Bayi
bulan jam/hari sepanjang  malam
18 bulan – 11-12 25% REM dan tidur
Masa Anak
3 tahun jam/hari sepanjnag malam + tidur siang
Masa
3-6 tahun 11 jam/hari 20% REM
Prasekolah
6-12 tahun Masa Sekolah 10 jam/hari 18,5% REM
12-18 8,5
Masa Remaja 20% REM
tahun jam/hari
18-40 Masa Dewasa 7-8
20-25% REM
tahun Muda jam/hari
40-60 Masa Paruh 20% REM dan sering sulit
7 jam/hari
tahun Baya tidur
60 tahun Masa Dewasa 20-25% REM dan sering sulit
6 jam/hari
keatas Tua tidur
 

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.D DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR

Disusun oleh:

Dewi Evita Sari (2001048)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADYAH KLATEN

TAHUN 2020/2021
ASUHAN KEPERWATAN PADA PASIEN Nn . D
DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA REMAJA
HARI/TANGGAL : Selasa /7Juli 2021

JAM : 07.00

RUANG :

PERAWAT :DEWI EVITA SARI

1. IDENTIAS PASIEN
a. Nama : Nn. D
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 19
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Belum kawin
f. Pekerjaan : Karyawan toko
g. Pendidikan terakhir :SMA
h. Alamat : Pacitan , Ngemplakseneng Manisrenggo
i. No.CM :
j. Diagnostik Medis :
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama :Ny.W
b. Umur :50
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
k. Alamat : Pacitan , Ngemplakseneng Manisrenggo

2. KELUHAN UTAMA (KELUHAN SAAT PENGKAJIAN)


Pasien mengeluh susah tidur, dan sering memikirkan apa yang tidak perlu dipikirkan, Pasien
mengatakan tidak merasa puas saat bangun tidur, dan meraskan pusing saat bangun tidur hal ini
terjadi setelah klien kehilangan salah satu anggota keluarganya. Pasien juga mengatakan bahwa dia
kurang mendapatkan perhatian dari keluarganya.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipotensi
4. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
 Penyebab
1. Apa Penyebabnya : Hambatan Lingkungan dan Kecemasan
2. Hal-hal yang Memperbaiki Keadaan : Jika Klien mampu mengiklaskan ,dan tidak
memikirkan apa yang tidak perlu dipikirkan maka dia bisa tidur dengan nyenyak
 Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan : Pasien merasa lelah , dan lemas
2. Bagaimana dilihat : Pasien tampak gelisah, lesu, kehitaman didaerah sekitar mata,
perhatian terpeca-pecah.
 Lokasi
Dimana lokasinya : -
 Severity
Pasien mengatakan akibat tidak bisa tidur ia merasa sangat mengantuk badan terasa lemas
dan tidak dapat bekerja seperti biasanya.
 Time Pada saat malam hari tidak bisa tidur dan pada siang hari pun tidak bisa tidur.

5. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


 Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan dirinyamemiliki penyakit hipotensi yang sering kambuh di pagi hari
 Pengobatan atau tindakan yang dilakukan
-
 Pernah dirawat/dioperasi
Pasien tidak pernah di operasi ataupun dirawat di rumah sakit

 Alergi
Pasien mengatakan dirinya tidak ada alergi.

 Imunisasi
Pasien mengatakan dirinya mendapatkan imunisasi lengkap sewaktumasih kecil.

6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


 Orang tua
Pasien mengatakan ibunya menderita oenyakit darah tinggi
 Saudara kandung

Pasien mengatakan semua anggota keluarganya sehat tidak ada yang menderita penyakit yang
serius.

 Penyakit keturunan yang ada

Pasien mengatakan keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan.

 Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa.
 Anggota keluarga yang meninggal

Pasien mengatakan ayahnya telah meninggal dunia.

 Penyebab meninggal

Ayah pasien meninggal dikarenakan menjadi korban kecelakaan.

7. RIWAYAT KESEHATAN PSIKOSOSIAL


 Persepsi Pasien Tentang Apa Yang Dialami
-
 Konsep Diri
1. Gambaran diri
Nn. D mengatakan menyukai bentuk tubuhnya.
2. Idel Diri
Nn.D mengatakan dirinya ingin cepat sembuh dari gangguan tidurnya
3. Harga diri
Nn. D mengatakan harga dirinya tidak terganggu.
4. Peran diri
Nn. D mengatakan sebagai tulang punggung keluarga
5. Identitas
Nn.D mengatakan bersyukur sebagai anak ia bisa membiayai kebutuhannya dan ibunya
sendiri.
8. RIWAYAT PESIKOLOGIS

Klien mengatakan ia sering merasakan cemas setelah kehilangan ayahnya.

9. RIWAYAT SOSIAL

Klien mengatakan dia memiliki hubungan yang baik dengan lingkungannya, dia juga aktif di karamg
taruna

10. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN GORDON YANG TERKAIT


Persepsi terhadap kesehatan dan manajemen kesehatan

1. Merokok dan Alkohol: Klien tidak mengkonsumsi rokok dan alkohol


2. Pemeriksaan kesehatan rutin : Klien tidak pernah memeriksa kesehatan dengan rutin
3. Pendapat pasien tentang kesehatan tentang saat ini: Klien mengatakan gangguan yang
dialaminya mengganggu aktivitasnya
4. Persepsi pasien tentang berat ringannya: Klien mengatakan tidak terlalu berat merasakan
keadaanya.
5. Persepsi tentang tingkat sembuhnya: Klien mengatakan ingin cepat sebuh dan tidur dengan
pola tidur yang semestinya

11. POLA KEBIASAAN SEHARI HARI


A. Pola makan dan minum (saat pengkajian)
a. Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
b. Nafsu/selera makan : selera makan menurun
c. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati
d. Alergi : Tidak ada
e. Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah
f. Waktu pemberian makanan : pagi, siang, sore
g. Jumlah dan jenis makanan : sesuai porsi nasi, lauk, sayur
h. Waktu pemberian cairan/minum : saat setelah makan, dan saat haus
i. Masalah makanan dan minuman (kesulitan mengunyah, menelan) :
normal, tidak ada masalah makanan dan minuman

B. Perawatan diri/personal hygiene


a. Kebersihan tubuh : tubuh tampak bersih
b. Kebersihan gigi dan mulut : gigi tampak sedikit kuning dan
namun terlihat bersih
c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku dan kaki tangan pendek
danbersih

C. Pola kegiatan/aktivitas

 Uraian aktivitas pasien mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri,
sebahagian, atau total. Pasien dapat melakukan aktivitassehari-hari secara mandiri, seperti
mandi, makan, eliminasi,ganti pakaian.
1. Pola Eliminasi
a. BAB
Pola BAB : Teratur 1 x sehari
Karakter feses : Keras
Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan
BAB terakhir : Pagi hari
Diare : Tidak ada diare
Penggunaan laksatif : Tidak ada laksatif
b. BAK
Pola BAK : 5-6 x/hari
Karakter urine :Kuning jernih
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK :Tidak ada rasa nyeri
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
Penggunaan diuretic : Tidak ada
Upaya mengatasi masalah : Tidak ada

2. Kebiasaan Olahraga
Klien mengatakan dirinya jarang melakukan olahraga.

3. Kemampuan Melakukan Aktivitas


Aktivitas sehari-hari klien adalah bekerja sebagai karyawan di sebuah toko

12. STATUS MENTAL KLIEN


 Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien compos mentis, klien dalam keadaan sadar saat diberi pertanyaan.
 Penampilan
Klien tampak rapi saat berpakaian
 Pembicaraan
Klien berbicara dengan normal
 Alam perasaan
Klien kelihatan sedikit tidak bersemangat
 Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat dilakukan pengkajian
bagus, pasien mau menatap lawan bicara.
 Proses pikir
Pasien tidak mengalami gangguan proses pikir seperti sirkuntasial (pikiranberputar- putar),
tangensial (pembicaraan yang berbelit-belit), flight ofidea(pikiran
melayang).
 Isi pikir
Klien mengatakan sering kepikiran ayahnya yang sudah tidak ada
 Memori
Pasien tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang, jangka pendek
maupun gangguan memori saat ini.

13. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum
1) Kesadaran : Compos Mentis
2) Kondisi klien secara umum : Klien tampak sedikit tidak bersemangat
3) Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 98x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5° C

4) Pertumbuhan fisik: TB,BB,postur tubuh


TB : 157m

BB : 47,3 kg

Postur Tubuh : Ideal ( tidak kurus dan tidak gemuk )

5) Keadaan kulit: wana, tekstur, kelaianan kulit.


Warna : Sawo matang

Tekstur : Kulit tampak lembab

Kelainan kulit :-

Turgor kulit :-

b. pemeriksaan head to toe yang terkait.


a. Kepala
1. Bentuk : Bentuk kepala simetris,tidak ada benjolan
2. Keadaan kulit : Kulit kepala sedikit berketombe
3. Pertumbuhan rambut : Penyebaran merata. rambut berwarna sedikit kecoklatan
4. Mata:
a. Kebersihan : Mata bersih
b. Penglihatan : Normal
c. Pupil : Isokor (sama kanan-kiri)
d. Reflek : Normal, dapat menutup dan membuka mata
e. Sklera : Sklera tidak enemis
f. Konjungtiva : Konjungtiva tidak enemis
5. Telinga:
a. Bentuk : Normal dan simetris
b. Kebersihan : Telinga terlihat bersih
c. Sekret :-
d. Fungsi dan nyeri telinga : Pendengaran masih berfungsi dengan baik dan tidak
ada nyeri
6. Hidung:
a. Fungsi : Tidak ada gangguan penciuman
b. Polip : Tidak ada polip
c. Sekret : Tidak ada sekret
d. Nyeri : Tidak nyeri
7. Mulut:
a. kemampuan bicara : Kemampuan berbicara baik
b. keadaan bibir : Bibir tidak kering
c. selaput mukosa : Mukosa bibir lembab
d. warna lidah :Warna permukaan lidah merah
e. Gigi ( letak, kondisi gigi) : Letak gigi normal , kondisi gigi bersih
f. Oropharing ( bau nafas, suara paru, dahak) : Bau nafas yang khas , baik ,tidak
ada tanda-tanda infeksi
8. Leher
a. Bentuk : Bentuk leher lurus ( normal )
b. Gerakan :-
c. Pembesaran thyroid : -
d. Kelenjar getah bening :-
e. Tonsil :-
f. VP : Tidak ada kelainan
g. Nyeri telan :-
9. Dada (paru)
1. Inspeksi: Bentuk dada normal (simetris), warna sawo matang, dan kecepatan normal
22x/menit
2. Auskultasi:
3. Perkusi:

14. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Radiologi : -
b. Laboratorium : -
EEG, ECG, EMG, USG, CT Scan : -

15. TERAPI YANG DIBERIKAN


A. ANALISIS DATA
DATA/SYMPTOM ETIOLOGI/PENYEBAB PROBLEM
DO :
a) Keadaan umum : lemas Hambatan lingkungan Gangguan pola tidur
kurang bersemangat,
sering merasakan letih
b) Kesadaran : compos
mentis
1) Tekanan Darah: 110/70
mmHg
2) Nadi : 98 x/menit
3) Respirasi: 24 x/menit
Suhu : 36,5° C

DS:

a) Klien mengatakan pola


tidurnya tidak teratur
b) Klien mengatakan sering
menrasakan lemas dan
letih
c) Klien mengatakann
sering merasa tidak
nyaman saat tidur

DO:

a) Klien tampak gelisah Ketidaknyamanan,


b) Klien terlihat Kecemasan
berkeringat. kecemasan
c) Klien tampak
memikirkan sesuatu

TTV:

TD : 110/70 mmHg

RR : 22 x/menit

HR : 64 x/menit

T : 36,5 C

DS:

a) Klien mengatakan sering


memikirkan ayahnya
yang sudah tidak ada
b) Klien mengatakan ia
kurang diperhatikan oleh
keluarganya
c) Klien mengatakan hal
hal itu sering menganggu
kenyamanan tidurnya

B. RUMUSAN MASALAH
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Hambatan lingkungan dan Kecemasan . ditandai
dengan klien sering susah tidur, badan lemas, dan sering memikirkan hal hal yang tidak perlu
dipikirkan.
2. Kecemasan berhubungan dengan ketidaknyamanaan saat tidur, ditandai dengan klien sering
memikirkan hal yang tidak perlu dipikirkan.
3. Hambatan lingkungan berhubungan denagan pola tidur , ditandai dengan klien tidak
mendapatkan perhatian lebih dari keluarganya.

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. DX KEPERAWATAN 1
Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan dan kecemasan
N TUJUAN KRITERIA RENCANA RASIONALISASI
O HASIL TINDAKAN
KEPERAWATAN
Setelah di lakukan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan 2. Identifikasi penyebab tanda – tanda vital
selama 2x24 jam di gangguan pola tidur klien
harapkan 3. Timbang berat badan pasien
2. Untuk mengetahui
1. Pola tidur 4. Anjurkan klien untuk tidur
klien lebih dengan posisi yang nyaman penyebab gangguan
baik pola tidur dan
2. Waktu tidur membantu Tindakan
klien bisa 6-8 selanjutnya
jam setiap 3. Untuk mengetahui
malam berat badan pasien
3. Rasa ngantuk dan untuk
klien di siang melakukan tindakan
hari berkurang selanjutnya
4. Klien bisa
merasa segar 4. Meningkatkan agar
saat bangun bisa tidur nyenyak
tidur di malam hari

2. DX : KEPERAWATAN 2
Kecemasan berhubungan dengan ketidaknyamanaan saat tidur,

NO TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN RASIONALISASI


KRITERIA KEPERAWATAN
HASIL
2. Setelah dilakukan 1) Jelaskan kepada klien bahwa 1. Untuk membantu
tindakan keperawatan hidupnya akan baik baik saja agar klien tidak
selama 2x24 jam 2) Mengedukasi klien dan memberi overthingking di
diharapkan dengan pengertian agar dia bisa malam hari
kriteria hasil : mengikhlaskan kepergian ayahnya 2. Agar klien lebih
3) Meyakinkan klien bahwa tabah dan ikhlas
a. Klien tidak keluarganya sangat menyayanginya dan lebih
merasaakan semangat
cemas lagi pada menjalani
keadaan hidupnya.
hidupnya 3. Agar klien tidak
b. Klien bisa lebih overthingking
ikhlas melepas saaat malam hati,
kepergian karna itu bisa
ayahnya
c. Klien bisa lebih merusak pola
di perhatikan tidurnya.
keluarganya

3. DX KEPERAWATAN 3
Hambatan lingkungan berhubungan denagan pola tidur

NO TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN RASIONALISASI


KRITERIA KEPERAWATAN
HASIL
2. Setelah dilakukan 1. Kurangi kebisingan, atur cahaya 1. untuk menambah
tindakan keperawatan lampu sedikit redup kenyamanan saat tidur
selama 2x24 jam 2. Anjurkan klien untuk tidur 2. agar tidur klien lebih
diharapkan dengan menggunakan selimut (karena suhu nyenyak
kriteria hasil : lingkungan yang tidak stabil)

a. Klien bisa
mengatasi
masalah
lingkungan saat
tidur
b. Klien bisa lebih
nyenyak saat
tidur

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

JAM/ NO. IMPLEMENTASI RESPON TT/


TGL DX NAMA
07.00 1 1. Observasi TTV 1. DS: klien mengatakan
07 2. Identifikasi penyebab bahwa dia bersedia
JULI gangguan pola tidur diperiksa ttvnya
2021 3. Timbang berat badan DO:
pasien . TTV
4. Anjurkan klien untuk TD :110/70 mmHg
tidur dengan posisi Nadi : 98x/menit
yang nyaman Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5° C
1. DS : Klien bersedia
mengungkapkan
penyebab gangguan pola
tidurnya
DO: Kien menganggukan
kepala
2. DS: klien bersedia
ditimbang berat badannya
DO: BB :47.3kg
3. DS: klien menerima saran
dengan baik
DS: klien menganggukan
kepala
12.00 2 1) Jelaskan kepada klien 1. DS: klien menerima
7 juli bahwa hidupnya akan penjelasan
2021 baik baik saja DO: klien mendengarkan
2) Mengedukasi klien dan penjelasan sambil
memberi pengertian mengangukkan kepala
agar dia bisa 2. DS : klien mengatakan
mengikhlaskan bahwa dirinya masih
kepergian ayahnya sering sedih dan nangis di
3) Meyakinkan klien malam hari
bahwa keluarganya DO: Klien sedikit sedih
sangat menyayanginya dan menahan tangis
3. DS: klien mengatakan dia
sudah mulaidapat
perhatian dari
keluarganya
DO: Klien masih sedikit
sedih
08.00 3 1. Kurangi kebisingan, 1. DS : klien mengatakan akan
8 juli atur cahaya lampu mencobanya
2021 sedikit redup DO : klien menganggukan
2. Anjurkan klien untuk kepala
tidur menggunakan 2.DS: Klien mengatakan dia
selimut (karena suhu jarang menggunakan selimut,
lingkungan yang dan dia akan menggunakannya
tidak stabil) DO: Klien menerima anjuran

E. EVALUASI KEPERAWATAN

DX EVALUASI TTD
1 S : Klien mengatakan pola tidurnya mulai teratur sedikit demi sedikit,
hanya perlu terbiasa produktif saja
O : saat bangun tidur klien terlihat sedikit lebih segar
A:masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
2 S :Klien mengatakan sudah mulai menenangkan diri dan mencoba ikhlas
O :klien terlihat sedikit bersemangat
A :masalah teratasi
P :intervensi dihentikan
3 S : klien mengatakan tidurnya mulai nyaman, dan sudah tidak terbangun
di malam hari lagi
O : keadaan tubuh klien mulai segar
A :masalah teratasi
P :intervensi dihentikan
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien Nn. D yang
mengalami masalah gangguan tidur dengan Hambatan lingkungan dan kecemasan
didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Faktor resiko gangguan tidur pada Nn. D yaitu gangguan pola tidur akibat terjadinya
hambatan lingkungan dan juga kecemasan yang di alami klien
2. Tindakan penanganan gangguan tidur dilakukan dengan menciptakan lingkungan
yang tenang, kurangi kebisingan bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman
pada saat tidur.
3. Masalah keperawatan yang muncul pada Nn.D adalah gangguan hambatan
lingkungan dan rasa cemas
4. Implementasi yang sudah dilakukan pada Nn. D dapat berupa menentukan jam tidur
klien, menjelaskan pentingnya tidur yang cukup selama sakit dan tekanan psikososial,
mendorong klien untuk menetapkan rutinitas tidur, dan menganjurkan klien untuk
menghindari yang mengganggu kebutuhan tidur sehari-hari.
B. SARAN

a. Klien hendaknya dapat melaksanakan segala bentuk anjuran demi perbaikan


keadaannya dan menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan ulang
yang lebih buruk.

b. Keluarga dapat memberikan saran ataupun peringatan pada klien bila melanggar apa-
apa yang sudah dianjurkanoleh perawat.
c. Ruangan ataupun lingkungan rumah dapat memberikan asuhan keperawatan secara
lebih baik lagi untuk hasil yang optimal dan memberikan perhatian lebih kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai