Anda di halaman 1dari 19

PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA PASIEN

DAN PENGELOLAAN OBAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu : Tetik Nurhayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 4/ 3A

1. Yulia Widyawati. (16612781)


2. Nauva Erza Erdia P. (16612791)
3. Lina Puspita Dewi. (16612794)
4. Putri Enggar N.I. (16612795)
5. Akrima Ulfa Diana (16612802)
6. Neny Eka Meiyanti. (16612808)
7. Erni Ayu Dwi S. (16612812)
8. Nina Saputri (16612917)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukut atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang “Pelaksanaan timbang terima pasien dan
pengelolaan obat” untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka penulisan


makalah ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan,
motivasi, kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Tetik Nurhayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku pembimbing mata kuliah


manajemen keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2. Teman-teman Prodi D3 Keperawatan IIIA Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo atas kerja sama dan motivasinya.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
bantuan dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata kami harap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya
dan dapat bermanfaat pula.

Ponorogo, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul..............................................................................................i

Kata Pengantar ...............................................................................................ii

Daftar Isi .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................3

2.1 Pelaksanaan Timbang Terima Pasien ..............................3


2.1.1 Pengertian Timbang Terima....................................................
2.1.2 Tujuan Timbang Terima........................................................
2.1.3 Manfaat.................................................................................
2.1.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan...........................................
2.2 Pengelolaan Obat......................................................
2.2.1 Pengelolaan Pemberian Obat................................................
2.2.2 Jalur Pemberian Obat...........................................................
2.2.3 Syarat dan Komponen Pemberian Obat................................
2.2.4 Askep dalam Pemberian Obat......................................
2.3 Pelaksanaan Ronde Keperawatan.................................3
2.3.1 Pengertian Ronde Keperawatan....................................
2.3.2 Karakteristik Ronde Keperawatan......................................
2.3.3 Tujuan Ronde Keperawatan................................................
2.3.4 Peran dalam Ronde Keperawatan.......................................
2.3.5 Tipe-tipe Ronde Keperawatan............................................
2.3.6 Langkah-langkah Ronde Keperawatan.................................
2.3.7 Kelemahan Ronde Keperawatan..........................................
2.4 Penyusunan Proposal..........................................................4
2.4.1 Pengertian.............................................................................4
2.4.2 Format Penyusunan Proposal..................................................

BAB IV PENUTUP...........................................................................56

1.1 Kesimpulan.................................................................................56
1.2 Saran...........................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan sebagai pelayanan profesional bersifat humanistik, holistik,
dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, mengacu pada standar
profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan. Perawat
merupakan profesi yang memberikan pelayanan yang konstan dan terus
menerus selama 24 jam kepada pasien. Timbang terima adalah transfer tentang
informasi selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencangkup
pertanyaan, klasifikasi, konfirmasi tentang pasien, tanggung jawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya e perawat yang akan
melanjutkan perawatan. Untuk menghindari penyimpagan komunikasi saat
timbang terima perawat perlu memenuhi syarat komunikasi yaitu dapat
dipercaya, konteks pesan yang jelas, isi yang jelas serta berkesinambungan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah Pelaksanaan Timbang Terima Pasien?

1.2.2 Apakah Pengelolaan Obat?

1.2.3 Bagaimana Pelaksanaan Ronde Keperawatan?

1.2.4 Bagaimana Penyusunan Proposal?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk Mengetahui Pelaksanaan Timbang Terima Pasien.

1.3.2 Untuk Mengetahui Apakah Pengelolaan Obat.

1.3.3 Untuk Mengetahui Pelaksanaan Ronde Keperawatan.

1.3.4 Untuk Mengetahui Penyusunan Proposal.


1.4 Manfaat

Dengan di tulisnya makalah ini diharapkan pembaca mampu


mengembangkan khasanah keilmuan dalam memahami konsep manajemen
keperawatan berkaitan dengan pelaksanaan timbang terima pasien dan
pengelolaan obat

1.4.1 Bagi mahasiswa

Makalah ini mampu memberikan informasi dan referensi, selain itu


mampu memberikan pengetahuan mengenai pelaksanaan timbang terima
pasien dan pengelolaan obat

1.4.2 Bagi dosen

Makalah ini dapat dijadikan referensi dalam mengajar mahasiswa.

1.4.3 Bagi masyarakat


Makalah ini sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat secara
umum.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pelaksanaan Timbang Terima Pasien

2.1.1. Pengertian Timbang Terima

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan


mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif
antarperawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan keefektivitasannya adalah saat pergantian sif
(timbang terima pasien).

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk


menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore
atau dinas malam secara tertulis dan lisan

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima


suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan
kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan
antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan
rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
2.1.2. Tujuan Timbang Terima

a. Tujuan Umum

Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang


penting.

b. Tujuan Khusus
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

2.1.3. Manfaat

a. Bagi Perawat
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antarperawat.
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna

b. Bagi Pasien

Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang


belum terungkap.

2.1.4. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif.


2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia
bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
secara langsung di dekat pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.

2.2. Pengelolaan Obat

Konsep Pengelolaan dan Pemberian Obat

2.2.1 Pengelolaan Pemberian Obat-obatan


Mengatur penyediaan, penyimpanan, persiapan, jenis/golongan,
cara pemberian, efek samping, antagonis obat. Tujuan: agar obat-obatan
terjaga dari kerusakan akibat dari salah manajemen.
2.2.2 Jalur Pemberian Obat
Jalur pemberian obat tergantung pada bentuk obat dan efek yang
diharapkan, serta kondisi fisik dan mental klien.
a. Per Oral, melalui mulut masuk saluran intestinal (lambung),
penyerapan obat melalui membran mukosa pada lambung dan usus
memberi efek sistematik. Obat oral memiliki onset kerja yang lebih
lambat dan efek lebih lama daropada pemberian parenteral.
b. Sublingual, dimasukkan dibawah lidah, penyerapan obat melalui
membran mukosa, memberi efek sistemik.
c. Parenteral (injeksi), melalui selain jalan lambung dengan merobek
beberapa jaringan antara lain,
1) Intravena, masuk melalui pembuluh darah vena, efek
sistemik.
2) Intrakardia, menembus jantung memberi efek kardia
3) Intrakutan, menembus kulit memberi efek sistemik
4) Subkutan, dibawah kulit memberi efek sistemik
5) Intramuskular, menembus otot daging memberi efek
sistemik
d. Intraokular, diteteskan pada mata, memberi efek lokal
e. Intranasal, diteteskan pada lubang hidung, memberi efek lokal
f. Aural, diteteskan pada lubang telinga, memberi efek lokal
g. Intrarespiratoral, inhalasi berupa gas masuk paru-paru, memberi
efek lokal
h. Rektal, dimasukkan kedalam lubang dubur, dapat memberikan efek
lokal atau sistemik
i. Vaginal, dimasukkan kedalam lubang kemaluan wanita, memberi
efek lokal
j. Uretral, dimasukkan kedalam saluran kencing memberi efek lokal.
2.2.3 Syarat dan Komponen Pemberian Obat
Persiapan dan pemberian obat harus dilakukan dengan akurat oleh perawat.
Perawat harus memberikan perhatiaan penuh dalam mempersiapkan obat
dan sebaiknya tidak melakukan tugas lain ketika meberikan obat. Perawat
menggunakan lima benar pemberian obat sebagai berikut:
a. Benar obat
Ketika obat pertama kali diprogamkan, perawat membandingkan
tiket obat atau format pencatatan unit-dosis dengan instruksi yang
ditulis dokter. Ketika memberikan obat perawat membandingkan
label pada wadah obat dengan format atau tiket obat. Perawat
melakukan ini 3x yaitu:
 Sebelum memindahkan wadah obat dari laci/lemaari
 Pada saat sejumlah obat yang diprogamkan dipindahkan dari
wadahnya
 Sebelum mengembalikan wadah obat ketempat
penyimpanan
b. Benar Obat
Perawat harus memeriksa perhitungan dosis, setelah menghitung
dosis perawat menyiapkan obat dengan menggunakan alat
penghitungan standar.
c. Benar Klien
Langkah penting dalaam pemberian obat yang aman adalah
meyakinkan bahwa obat tersebut diberikan kepada klien yang benar.
Untuk mengidentifikasi klien dengan tepat, perawat memeriksa
kartu, format, atau laporan pemberian obat yang dicocokkan dengan
gelang identifikasi klien dan meminta klien menyebutkan namanya.
d. Benar Rute Pemberian
Saat melakukan injeksi, rute yang benar sangat penting. Menginjeksi
cairan yang dirancang untuk penggunaan oral dapat menimbulkan
komplikasi, misalnya abses steril atau efek sistemik yang fatal.
e. Benar Waktu
Perawat harus mengetahui alasan sebuah obat diprogramkan untuk
waktu tertentu dalam 1 hari dan apakah jadwal tersebut dapat
diubah. Apabila seorang perawat bertanggung jawab memberikan
beberapa obat, maka obat yang harus bekerja pada waktu-waktu
tertentu harus diprioritaskaan. Misalnya, insulin harus diberikan
pada interval yang tepat sebelum makan.
2.2.4 Askep dalam Pemberian Obat
a. Pengkajian
Untuk menetapkan kebutuhan terhadap terapi obat dan respon
potensial terhadap terapi obat, perawat mengkaji banyak faktor.
 Riwayat Medis
Riwayat medis memberi indikasi atau kontraindikasi
terhadap terapi obat. Penyakit atau gangguan membuat klien
berisiko terkena efek samping yang merugikan. Contoh, jika
seorang klien mengalami ulkus lambung cenderung
mengalami perdarahan maka senyawa yang mengandung
aspirin atau antikoagulasi akan meningkatkan kemungkinan
perdarahan. Riwayat pembedahan klien mengindikasikan
obat yang digunakan. Contoh, setelah tirodektomi, seorang
klien membutuhkan penggantian hormon
 Data Obat
Perawat mengkaji informasi tentang setiap obat, termasuk
kerja, tujuan dosis normal, rute pemberian, efek samping,
dan implikasi keperawatan dalam pemberian dan
pengawasan obat. Perawat bertanggung jawab untuk
mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang obat yang
diberikan.
 Sikap klien terhadap obat
Sikap klien terhadap obat menunjukkan tingkat
ketergantungan pada obat. Klien seringkali enggan
mengungkapkan perasaannya tentang obat, khusunya jika
klien mengalami ketergantungan obat. Untuk mengkaji sikap
klien, perawat perlu mengobservasi pelaku klien yang
mendukung bukti ketergantungan obat.
b. Diagnosa Keperawatan
Pengkajian memberi data tentang kondisi klien, kemampuannya
dalam menggunakan obat secara mandiri, dan pola penggunaan
obat.
c. Perencanaan
Perawat mengatur aktivitas perawatan untuk memastikan bahwa
tehnik pemberian obat aman. Perawat juga dapat merencanakan
untuk menggunakan waktu selama memberikan obat. Seorang klien
mencoba menggunakan obat secara mandiri maupun perawat,
bertanggung jawab memberikan obat dengan sasaran yang harus
dicapai sebagai berikut:
 Tidak ada komplikasi yang timbul akibat rute pemberian
obat yang digunakan.
 Efek terapeutik obat yang diprogramkan dicapai dengan
aman sementara kenyamanan klien tetap dipertahankan.
 Klien dan keluarga memahami terapi obat.
 Pemberian obat secara mandiri dilakukan dengan aman.
d. Implementasi
Intervensi keperawatan berfokus pada pemberian obat yang aman
dan efektif. Intervensi dilakukan dengan menyiapkan obat secara
cermat, memberikannya dengan benar, dan memberi klien
penyuluhan. Setiapkali dosis obat disiapkan, perawat mengacu pada
format atau label obat. Dengan sitem unit-dosis, hanya satu
diperlukan transkripsi sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan
dubatasi. Ketika mentranskripsi resep, perawat harus yakin bahwa
nama, dosis, dan simbol obat dapat dibaca. Perawat terdaftar
(registered nurse) membandingkan semua program yang
ditranskripsi dengan program yang asli untuk memastikan
keakuratan dan kelengkapannya. Perawat yang memberi obat yang
salah atau dosis yang tidak tepat bertanggung jawab secara hukum.
e. Evaluasi
Perawat memantau respon klienterhadap obat secara
berkesinambungan. Untuk melakukan ini, perawat harus
mengetahui kerja terapeutik dan efek samping yang umum muncul
dari setiap obat. Perawat harus mewaspadai reaksi yang akan timbul
ketika klien mengonsumsi beberapa obat. Untuk mengevaluasi
keefektifan intervensi keperawatan sambil memenuhi sasaran
keperawatan yang ditetapkan, perawat melakukan langkah-langkah
evaluasi untuk menentukan bahwa ada komplikasi yang terkait
dengan rute pemberian obat:
 Mengobservasi adanya memar, inflamasi, nyeri setempat,
atau perdarahan di tempat injeksi.
 Menanyakan klien tentang adanya rasa baal atau rasa
kesemutan di tempat injeksi.
 Mengkaji adanya gangguan saluran cerna, termasuk mual,
muntah dan diare pada klien.
 Menginspeksi tempat IV untuk mengetahui adanya plebitis
termasuk demam, pembengkakan dan nyeri tekan setempat.

2.3. Pelaksanaan Ronde Keperawatan

2.3.1. Pengertian Ronde Keperawatan

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien


yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim.

Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang


memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.

2.3.2. Karakteristik Ronde Keperawatan

1. Klien dilibatkan secara langsung


2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
6. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

2.3.3. Tujuan Ronde Keperawatan

Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.


2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
3. Meningkatkan validitas data klien.
4. Menilai kemampuan justifikasi.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

2.3.4. Peran dalam Ronde Keperawatan

a. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim


1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2. Menjelaskan masalah keperawata utama.
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
b. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
1) Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan
yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan
antara lain :
1. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4. Menjelaskan tindakan selanjtunya
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
2) Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
1. Memberikan justifikasi
2. Memberikan reinforcement
3. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional
4. Mengarahkan dan koreksi
5. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

2.3.5. Tipe - Tipe Ronde Keperawatan

Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.


Diantaranya adalah menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu
matrons’rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching
rounds.

1. Matron rounds menurut Close & Castlide (2005) seorang perawat


berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal
rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standar
pelayanan, kebersihan dan kerapian, dan menilai penampilan dan kemajuan
perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds menurut Close & Castlide (2005) ronde ini
adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan
implementasi pada sekelompok pasien dan keluarga pada proses interaksi.
Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat dengan head
nurse.
3. Patient comfort rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde di sini
berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit.
Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien.
Misalnya ketika ronde dilakukan malam hari, perawat menyiapkan tempat
tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dilakukan antara
teacher nurse dengan perawat atau siswa perawat, dimana terjad proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan untuk perawat atau siswa
perawat. Dengan pembelajaran langsung perawat atau siswa dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.

2.3.6. Langkah-langkah Ronde Keperawatan

a. Persiapan
1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

b. Pelaksanaan
1. Penjelasan tentang klien o/ perawat primer dlm hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan & rencana tindakan yang akan/
telah dilaksanakan & memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yg akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
2.3.7. Kelemahan Ronde Keperawatan

Kelemahan metode ini adalah klien dan keluarga merasa kurang nyaman serta
privasinya terganggu.

Masalah yang biasanya terdapat dalam metode ini adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi pada prosedur keperawatan

2. Persiapan sebelum praktek kuarang memadai

3. Belum ada keseragaman tentang laporan hasil ronde keperawatan

4. Belum ada kesempatan tentang model ronde keperawatan

2.4. Penyusunan Proposal

2.4.1. Pengertian Penyusunan Proposal

Adalah suatu rencana pelaksanaan ronde keperawatan kepada pasien sesuai


dengan kondisi/ permasalah pasien yang dialami.

2.4.2. Format Penyusunan Proposal

1. Topik:
2. Sasaran:
3. Hari/tanggal:
4. Waktu:
5. Tujuan :
a. Tujuan Umum :
b. Tujuan Khusus :
6. Materi :
7. Metode :
8. Media :
BAB III

PENUTUP

2.3 Kesimpulan
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Pengelolaan obat dilakukan bertujuan agar obat-obatan
terjaga dari kerusakan akibat dari salah manajemen. Ronde Keperawatan
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan,
perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.

2.4 Saran
Demikian makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan pada ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti dan kurang lugas. Karena kami hanya manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Close,A

Anda mungkin juga menyukai