Anda di halaman 1dari 16

.

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR PADA
LANSIA S
MAKA

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
SEMESTER V A

Ni Made Febri Suardiantini


Albar agusman
Satriono hadi
Lalu retno alamin
Harsono

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


(STIKES) MATARAM
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR PADA
LANSIA DI DESA SESELA DUSUN KEBON BAWAH WILAYAH KERJA UPT BLUD
PUSKESMAS GUNUNG SARI LOMBOK BARAT

TELAH DISAHKAN DAN DISETUJUI PADA :


HARI : RABU
TANGGAL : 24, JANUARI 2018

Ketua kelompok 4 Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Komunitas

( )

Pembimbing Akademik Pembmbing Lahan

( ) ( Ns Syamsul Munir, S.Kep)

NIP NIP : 19821115200901006

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Mata Pelajaran : Gerontik
Pokok Bahasan : Gangguan Istirahat Tidur
Sub Pokok Bahasan :
 Pengertian tidur
 Pengertian gangguan tidur
 Tanda dan gejala gangguan tidur
 Penyebab gangguan tidur
 Dampak gangguan tidur
 Cara mengatasi gangguan tidur
Sasaran : Lansia Di Desa Sesela dusun Kebon Bawa
Jumlah : Seluruh lansia Yang Hadir
Tempat : Kediaman Papuq Hj Darmasasiah di RT 01, desa Desa Sesela
Kebon bawah
Hari/Tanggal : Kamis , 1 Februari 2018
Waktu : 1 x 30menit

I. Latar belakang
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap
manusia sebagai makhluk biopsikososial, dimana tidur dapat memulihkan tingkat
aktifitas normal dan keseimbangan normal dari berbagai bagian sistem saraf pusat.
Apabila seseorang mengalami gangguan tidur dapat menimbulkan dua efek fisiologik
yaitu : efek pada sistem saraf dan efek pada struktur tubuh lainnya. Efek pada sistem
saraf dapat mengacaukan fungsi tubuh maupun organ tubuh itu sendiri. Secara tidak
langsung kekurangan tidur akan mempengaruhi sistem saraf pusat.
Gangguan tidur ini sering dikaitkan dengan gangguan fungsi pikiran yang
progresif dan kadang-kadang bahkan dapat menimbulkan perilaku abnormal dari sistem
saraf. Gangguan tidur yang berkepanjangan dapat menyebabkan kelambahan berfikir,
mudah tersinggung atau bahkan menjadi psikotik. Gangguan tidur ini sering dialami
oleh orang dewasa dan lansia yang disebabkan oleh berbagai hal seperti stress dan
cemas. Untuk itu perlu penanganan secara komprehensif.
Oleh karena itu dalam praktek keperawatan Gerontik, akan melakukan
penyuluhan mengenai gangguan tidur yang ditujukan pada pengunjung lansia.
II. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah Peserta 15 orang , dengan pendidikan SMA , umur rata-rata 45 tahun peserta
belum memiliki pengetahuan tentang :
a. Apa manfaat dari bila kita memberika nutrisi seimbang pada anak balita kita .
b. Apa saja yang bisa dijadikan makanan yang brenutrisi bagi anak balita selain
makanan seperti nasi sebagai sumber karbohidrat .
2. Kelas/Ruangan
a. Ukuran Ruang/Kelas : Yang digunakan adalah berugak sekaligus lokasi
dilaksanakan psyandu.
b. Kedaan penerangan/ventilasi : Sangat baik karena dilalaksanakan dirung terbuka
sehingga sirkulasi dan pencahayaan sangat baik .
c. Perasarana yang tersedia : Adanya kursi sebagai tempat duduk warga
3. Pengajar
a. Fasilitator

III. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan pengunjung poliklinik jiwa
mampu memahami gangguan tidur dan upaya penanganannya.

IV. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu :
1. Pengertian tidur
2. Pengertian Gangguan Tidur dan macam-macam gangguan pola tidur
3. Tanda dan gejala gangguan tidur
4. Factor Penyebab gangguan tidur
5. Akibat tidur yang terganggu
6. Cara mengatasi gangguan tidur

V. Materi (terlampir)

VI. Metoda
Ceramah dan tanya jawab
VII.Alat dan Media
1. Spanduk
2. Lembar balik
3. Leaflet
VIII. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Lansia
1. 5 menit Pembukaan
a. Memberi salam - Menjawab
b. Memperkenalkan diri Salam
- Mendengark
c. Menjelaskan kontrak, waktu, an dan memperhatikan
topik dan tujuan penyuluhan - Mendengark
an dan memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanan
a. Apersepsi - Mengemuka
kan pendapat
b. Mengkaji pengetahuan
pengunjung tentang tidur , tanda
dan gejala gangguan tidur , - Mengemuka
penyebab gangguan tidur dan kan pendapat
akibat serta cara mengatasinya
c. Memberi reinforcement
positif
- Mendengark
d. Menjelaskan pengertian tidur an dan memperhatikan
- Mendengark
e. Menjelaskan pengertian an dan memperhatikan
gangguan tidur / insomnia - Mengemuka
f. Menjelaskan tentang tanda kan pendapat
dan gejala gangguan tidur /
Insomnia - Mendengark
- Menjelaskan tentang an dan memperhatikan
penyebab gangguan tidur / - Mendengark
Insomnia an dan memperhatikan
- Menjelaskan akibat - Mendengark
gangguan tidur / Insomnia an dan memperhatikan
- Menjelaskan cara - Mendengark
mengatasi gangguan tidur an dan memperhatikan
5 menit Penutup
1. a. Memberikan pertanyaan kepada 1. Menjawab pertanyaan
sasaran tentang materi yang sudah
disampaikan penyuluh
2. b. Menyimpulkan materi penyuluhan 2. Mendengarkan
yang telah disampaikan kepada sasaran
c. Menutup acara dan mengucapkan
3.Mendengarkan
salam serta terima kasih kepada
penyuluh menutup acara
sasaran
dan menjawab salam

IX. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Pengunjung menyepakati kontrak yang telah disepakati, dan tersedianya media
penyuluhan
2. Evaluasi Proses
Pengunjung berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising dan
pelaksanaan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi Hasil
Pengunjung mampu menyebutkan :
- Pengertian tidur dengan bahasa sendiri
- Tanda dan gejala gangguan tidur dengan bahasa sendiri
- Penyebab gangguan tidur dengan bahasa sendiri
- Cara mengatasi gangguan tidur dengan bahasa sendiri
X. Pengorganisasian
1. Pembimbing : Ns. Ni Made Suamrtyawati,M.kep.
2. Pelaksana
a. Leader : Albar agusman
b. Co Leader : Ni Made Febri Suardantini
c. Fasilitator : Satriono Hadi
Lali Retno Alamin
d. Observer : Harsono
3. Tugas Pelaksana
a. Leader : Pemimpin dan penanggung jawab secara umum terhadap jalannya
penyuluhan bertugas membuka acara penyuluhan dan
memperhatikan kelancaran penyuluhan.
b. Co Leader : Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan mengevaluasi hasil
penyuluhan
c. Observer : Mengamati kegiatan penyuluhan apakah telah sesuai dengan yang
direncanakan serta segala faktor pendukung ataupun faktor
pengganggu jalannya penyuluhan.
d. Fasilitator : Memfasilitasi pengunjung untuk berpartisipasi aktif.

XI. Setting Tempat

L
PK
CO. L
PA

F F

Keterangan :

= Observer
O
= Pengunjung

F = Fasilitator
PK = Pembimbing klinik
PA = Pembimbing Akademi
CO. L = Co Leader

L
= Leader
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. Alih bahasa: Renata Komalasari et al. Editor edisi
bahasa Indonesia; Monica Ester et al. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori
dan Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta:EGC

Stuart and Sundeen. Diagnosa Keperawatan Jiwa : GC : Jakarta

Williams Adrian (1999). Insomnia ; Pustaka Delapratasa : Jakarta

Hall Guyton (2000). Fisiologi Kedokteran ; EGC : Jakarta


LAMPIRAN MATERI
MATERI PENYULUHAN GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR PADA LANSIA

1. Pengertian istirahat tidur


Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari
perasaan gelisah. Tidur adalah suatu perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal,
tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon
terhadap stimulus eksternal (Mubarak & Cayatin, 2007: 255). Setelah pergi tidur, seseorang
terlebih dahulu melewati tahap terjaga rileks yang dicirikan dengan gelombang alfa. Orang
tersebut kemudian melewati tahap-tahap tidur dengan urutan: 1, 2, 3, 4, 3, 2, REM.
Kemudian, tahap 2 dimulai kembali kecuali jika orang tersebut terbangun, jika orang itu
terbangun, dan kembali tidur, yang merupakan hal yang sering terjadi pada lansia, maka
tahap 1 akan dimulai kembali. Dalam pola tidur normal, sekitar 70 sampai 90 menit setelah
awitan tidur, dimulailah periode REM pertama, bergantian dengan tidur NREM pada siklus
90 menit selama periode tidur noktural. Konsekuensi dari terbangun, seperti yang terjadi
untuk ke toilet di malam hari atau prosedur keperawatan, dapat menimbulkan efek buruk
pada fisiologis dan fungsi mental lansia.
2. Pengertian Gangguan Tidur dan macam-macam gangguan pola tidur
1) Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun
secara kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya
bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental, seperti perasaan gundah atau gelisah.
Ada 3 jenis insomnia:
- Insomnia inisial; kesulitan untuk memulai tidur
- Insomnia intermiten; kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga
- Insomnia terminal; bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan
mengembangakan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin, menghindari
rangsangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur (misalnya: membaca,
mendengarkan musik) dan tidur jika benar-benar mengantuk.
2) Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur.
Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain sering
terjaga (mis., tidur berjalan, night terror), gangguan tansisi bangun-tidur (mis, mengigau),
parasomnia yang terkait dengan tidur REM (mis, mimpi buruk) dan lainnya (mis, bruksisme)
3) Hipersomnia
Hipersomnia adalah tidur yang berlebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat
disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti kerusakan sistem saraf, gangguan pada hati
atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (mis, hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu
hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab
pada siang hari.
4) Narkolepsia
Narkolepsia adalah gelombang kantuk yang tidak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba
pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep attack.
Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik sistem saraf pusat yang
menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur REM. Alternatif pencegahannya adalah
dengan obat-obatan, seperti amfetamin atau metilpenidase hidroklorida atau dengan
antidepresan seperti imioramin hidroklorida.
5) Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya napas secara periodik pada saat
tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di
malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan pada siang hari, sakit kepala di pagi hari,
iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung

3. Faktor atau penyebab Gangguan tidur


Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur (Mubarak & Cayatin, 2007: 257)
1) Penyakit:
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan gangguan
tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya.
Disamping itu, siklus bangun tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan. Nokturia,
atau berkemih pada malam hari, merupakan kondisi paling umum pada lansia dengan
penurunan tonus kandung kemih atau orang yang berpenyakit jantung, diabetes, uretritis atau
penyakit prostat. Setelah seseorang berulang kali terbangun untuk berkemih, menyebabkan
kembali untuk tertidur lagi menjadi sulit.
Lansia seringkali mengalami “sindrom kaki tak berdaya” yang terjadi pada saat sebelum
tidur. Mereka mengalami berulang kali kambuh, gerakan berirama pada kaki dan tungkai.
Sensasi gatal sangat dirasakan di otot. Berkurang hanya dengan menggerakkan kaki, yang
mencegah relaksasi dan tidur selanjutnya. Tergantung pada seberapa berat tidur terganggu,
maka sindrom kaki yang tak berdaya menjadi sesuatu kondisi yang relatif. Sebaliknya orang
yang mengalami kram kaki pada malam hari bermasalah pada sirkulasi arteri (Potter & Perry,
2005:1477).
2) Lingkungan:
Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya
stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat upaya tidur. Sebagai
contoh, temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur
seseorang. Akan tetapi seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh
dengan kondisi tersebut.
3) Kelelahan
Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM (Rapid Eye Movement) yang
dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang.
4) Gaya hidup
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada
waktu yang tepat.
5) Stress emosional
Ansietas dan depresi seringkali mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas dapat
meningkatkan kadar norepinefrin darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Kondisi ini
menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya
terjaga saat tidur.
6) Stimulan dan alkohol
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang SSP sehingga dapat
menganggu pola tidur.sedangkan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus
tidur REM. Ketika pengaruh alkohol telah hilang, individu seringkali mengalami mimpi
buruk.
7) Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnya terjaga di
malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan total tidur
dan sedikitnya periode terjaga di malam hari.
8) Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh. Akibatnya,
perokok seringkali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di malam hari.
9) Medikasi
Obat-obat tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hipnotik dapat mengganggu
tahap III dan IV tidur NREM, betabloker dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk,
sedangkan narkotik (mis; meperidin hidroklorida, dan morfin) diketahui dapat menekan tidur
REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.
10) Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang. Sebaliknya
perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga seringkali dapat mendatangkan
kantuk.
6. Kebutuhan dan pola tidur normal pada lansia
Tidur sekitar 6 jam/hari, 20%-25% tidur REM, individu dapat mengalami insomnia dan
sering terjaga sewaktu tidur. Tahap IV NREM menurun, bahkan terkadang tidak ada.

4. Akibat yang muncul dari gangguan istirahat


 Menurunnya vitalitas kerja
 Daya ingat dan konsentrasi menurun
 Tidak ada tenaga / malas
 Keterampilan berkomunikasi yang tidak bagus
 Badan lemah / kelelahan / sakit kepala

5. Tanda dan Gejala gangguan istirahat tidur


1. Perasaan sulit tidur
2. Bangun tidak diinginkan
3. Wajah selalu terlihat lebih kusam
4. Kurang energi dan lemas
5. Cemas berlebihan tanpa sebab
6. Gangguan emosional
7. Mudah lelah
8. Penglihatan kabur
9. Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu
10. Berat badan turun drastis
11. Gangguan pencernaan
12. Fobia malam hari
13. Ketergantungan obat tidur
14. Ketergantungan zat penenang

6. Cara mengatasi gangguan Istirahat Tidur


a. Terapi pijt punggung
Pijat merupakan suatu teknik yang dapat memperlancar peredaran darah, memberikan
rasa rileks pada tubuh, menghilangkan stress, menghilangkan rasa lelah dan letih, dengan
melakukan tekanan pada titik tertentu (Anonim, 2001). Ketika jaringan otot kontraksi saat
masase akan membuat sistem saraf disekitar area dimasase juga ikut tertekan dan jaringan otot
rileks maka saraf juga akan teregang, sehingga meningkatkan aktivitas parasimpatis untuk
mengeluarkan neurotransmitter seperti hormone endorphin, serotonin, asetilkolin. Melalui respon
yang dihasilkan oleh otak Massage yang digunakan adalah massage pada punggung dengan :
a) teknik Effleurage (menggosok),

b) Petrissage atau kneading (memijat-mijat),

c) Frictioni (Menggerus).

Dalam penelitian ini massage diberikan 30 menit, 2 kali/ minggu selama 3 minggu
b. cara mengatasi lainnya
1) Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur dengan cara:
a. Tutup pintu kamar
b. Nyalakan bunyi-bunyian yang lembut (kipas angin, musik yang lembut, suara
hujan, angin)
c. Pasang lampu tidur
d. Turunkan volume TV
e. Hindari prosedur atau kegiatan yang tidak perlu selama periode tidur
f. Apabila berkemih malam hari dapat mengganggu tidur, batasi asupan cairan
pada malam hari dan berkemih sebelum tidur
2) Tingkatkan aktivitas di siang hari (sesuai indikasi)
a. Buat jadwal program aktivitas untuk siang hari
b. Apabila tidur siang, batasi sampai 20 menit
3) Membersihkan diri sebelum tidur; higiene personal, linen dan baju tidur yang bersih.
4) Gunakan alat bantu tidur (mis., air hangat untuk mandi, bahan bacaan, pijatan di
punggung, minum susu, musik yang lembut, dll.)
5) Biasakan untuk konsisten dengan waktu untuk bangun, tidur dan istirahat. Bangunlah
di waktu yang biasa, bahkan jika tidur Anda tidak nyenyak; hindari berada di
tempat tidur setelah terjaga.
6) Gunakan tempat tidur hanya untuk aktivitas yang terkait dengan tidur
7) Apabila terjaga dan tidak dapat tidur kembali, beranjaklah dari tempat tidur
damembacalah di ruangan lain selama 30 menit.
8) Hindari makanan yang mengandung kafein (coklat, the, kopi) saat siang dan petang
hari.
9) Hindari minuman beralkohol.
10) Upayakan mengkonsumsi makanan yang kaya L-triptofan (mis., susu, kacang)
menjelang tidur.
11) Olahraga secara teratur (jalan kaki, lari, senam aerobik) selama sedikitnya satu
setengah jam kali seminggu (jika tidak ada kontra indikasi) untuk menurunkan
stress dan memudahkan tidur.
12) Tidak menggunakan obat-obatan hipnotik untuk jangka waktu lama karena beresiko
menyebabkan toleransi dan mengganggu fungsi pada siang hari.
13) Tinggikan kepala tempat tidur atau berikan bantal tambahan sesuai keinginan.

DAFTAR HADIR PENYULUHAN


“GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR”
DESA SESELA KEBOH BAWAH KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN
LOMBOK BARAT

NO NAMA PESERTA TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai