Anda di halaman 1dari 33

A.

Data Khusus Ruangan (Fungsi Manajemen


Keperawatan Diruangan)
- UNSUR PROSES
a) PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
1) Kajian Data
a) Pengkajian
Setelah dilakukan observasi dan wawancara
dengan kepala ruangan IRNA III B RSUD Kota Mataram
menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan
untuk setiap pasien yang sudah baku (Nanda NIC NOC).
b) Diagnosa keperawatan
Setelah dilakukan observasi dan wawancara
dengan kepala ruangan IRNA III B RSUD Kota Mataram
menggunakan format diagnosa keperawatan untuk setiap
pasien yang sudah baku (Nanda NIC NOC).
c) Perencanaan
Setelah dilakukan observasi dan wawancara
dengan kepala ruangan IRNA III B Kota Mataram
menggunakan format rencana keperawatan untuk setiap
pasien yang sudah baku (Nanda NIC NOC).

d) Implementasi
Setelah dilakukan observasi dan wawancara
dengan kepala ruangan IRNA III B RSUD Kota Mataram
menggunakan format implementasi yang dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang ditulis di Nanda NIC
NOC.
e) Evaluasi
Setelah dilakukan observasi dan wawancara
dengan kepala ruangan IRNA III B RSUD Kota Mataram
menggunakan format evalusi keperawatan dengan
menggunakan SOAP.
2) Kajian Teori
 Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan. Pengkajian merupakan langkah
pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan
data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada (Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan). Pengkajian keperawatan
adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi
dan komunikasi data tentang klien (Fundamental
Keperawatan).
Tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data
objektif dan subjektif dari klien.Adapun data yang
terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat,
lingkungan, atau kebudayaan.(Mc Farland & mc Farlane).
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama
pengkajian antara lain:
a) Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang
dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan
kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan
spiritual yang bisa mempengaruhi status
kesehatannya.
b) Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan
dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu
yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna
membuat suatu database yang lengkap. Data yang
terkumpul berasal dari perawat-klien selama
berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon,
1987;1994)
c) Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
d) Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga,
orang yang berperan penting dan catatan kesehatan
klien.
Metode pengumpulan data meliputi:
o Melakukan interview/wawancara.
o Riwayat kesehatan/keperawatan
o Pemeriksaan fisik
o Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium
dan diagnostik lain serta catatan kesehatan
(rekam medik).
 Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data
subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses
berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari
klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan
kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA, 2010) mendefinisikan diagnosa
keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup
klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu
yang berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses
kehidupan. Dalam membuat diagnosa keperawatan
dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik, mencakup
proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam
pembuatan pernyataan keperawatan. Proses diagnosa
keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan
menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan
itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan
memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan
yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual,
risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
- Perumusan diagnosa keperawatan:
o Actual: Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai
dengan data klinik yang ditemukan.
o Resiko: Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan
terjadi jika tidak dilakukan intervensi.
o Kemungkinan: Menjelaskan bahwa perlu adanya data
tambahan untuk memastikan masalah keperawatan
kemungkinan.
o Wellness: Keputusan klinik tentang keadaan
individu, keluarga atau masyarakat dalam transisi
dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
o Syndrom: diagnose yang terdiri dar kelompok
diagnosa keperawatan actual dan resiko tinggi
yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu.
 Perencanaan
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan, untuk
menanggulangin masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan.
Tujuan perencanaan yakni Untuk mengidentifikasi
tujuan klien, Untuk menentukan prioritas
asuhan.Menentukan hasil yang diperkirakan, Untuk
merancang strategi keperawatan, Untuk mencapai tujuan
keperawatan.
Langkah-langkahnya yakni Menentukkan urutan
prioritas masalah, Merumuskan tujuan keperawatan yang
akan dicapai, Menentukan rencana tindakan yang akan
dicapai.
 Implementasi
Implementasi Merupakan inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien.Adapun tahap-tahap dalam tindakan
keperawatan adalah sebagai berikut:
- Tahap 1: Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut
perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada
tahap perencanaan.
- Tahap 2: Intervensi
Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan
adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari
perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi
tindakan: Independen, dependen, dan interdependen.

- Tahap 3: Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti
oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap
suatu kejadian dalam proses keperawatan.
 Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat kriteria
keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
- Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/
rencana yang telah disusun.
- Hasil tindakan keperawatan,berdasarkan criteria
keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana
evaluasi.

 Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu:
- Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
- Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak
tercapai secara maksimal, sehingga perlu di cari
penyebab dan cara mengatasinya.
- Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak
menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali bahkan
timbul masalah baru. Dalam hal ini perawat perlu
untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat
data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-
faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab
tidak tercapainya tujuan. Setelah seorang perawat
melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian
sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh
tindakannya harus didokumentasikan dengan benar
dalam dokumentasi keperawatan.
b) Evaluasi Penerapan SAK
1) Kajian Teori

Instrumen A adalah instrumen untuk melihat


pendokumentasian asuhan keperawatan pada status
pasien. Melalui instrumen ini bisa dinilai kelengkapan
dan sistematika dari pengkajian, perumusan masalah dan
diagnosa keperawatan, penyusunan tujuan dari
intervensi yang akan dilaksanakan, penetapan rencana
intervensi, implementasi dari rencana serta evaluasi
dari asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat
kepada pasien. Selain itu juga mengetahui apakah
terdapat kesinambungan dari keseluruhan proses
keperawatan.

Dokumentasi keperawatan adalah sistem pencatatan


kegiatan sekaligus pelaporan semua kegiatan asuhan
keperawatan sehingga terwujud data yang lengkap, nyata
dan tercatat bukan hanya tingkat kesakitan dari
pasien, tetapi juga jenis, kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan
pasien.Dokumentasi keperawatan merupakan suatu yang
mutlak yang harus ada untuk perkembangan keperawatan,
khususnya proses profesionalisme keperawatan serta
upaya untuk membina dan mempertahankan akuntabilitas
perawat dan keperawatan. Dalam membuat dokumentasi
harus memperhatikan aspek-aspek:

1) Keakuratan data
2) Breavity (ringkas)
3) Legibility (mudah dibaca)

Komponen Dokumentasi Keperawatan:


1) Pengkajian: meliputi pengumpulan data,
pengorganisasian data. Pengumpulan data dari hasil
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan
penunjang dari data pengkajian bisa diketahui
masalah yang dialami klien, sehingga merupakan
dasar untuk merumuskan diagnosa keperawatan.
2) Diagnosa keperawatan: menggambarkan masalah pasien
baik aktual maupun potensial berdasarkan hasil
pengkajian data. Perumusan diagnosa didasarkan pada
data status kesehatan klien dianalisa untuk
kemudian dibandingkan dengan fungsi normal
kehidupan klien. Diagnosa keperawatan mengandung
unsur problem, penyebab dari masalah serta sindrom
atau tanda dan gejala dari masalah yang dialami
klien. Dalam proses keperawatan dikenal tiga macam
diagnosa yaitu diagnosa untuk masalah keperawatan
aktual, potensial dan resiko.
3) Rencana keperawatan: menentukan prioritas, tujuan,
kemungkinan pemecahan, metode pendekatan pemecahan
masalah. Menurut NIC (Nursing Intervension
Clasification) tujuan terdiri dari label tujuan dan
kriteria hasil.
4) Implementasi/tindakan: pemberian tindakan
keperawatan. Ini merupakan pelaksanaan dari rencana
intervensi yang sudah disusun.
5) Evaluasi: memeriksa kembali hasil pengkajian awal
dan intervensi awal untuk mengidentifikasi masalah
dan rencana keperawatan pasien termasuk strategi
keperawatan yang telah diberikan untuk memecahkan
masalah pasien. evaluasi dilaksanakan secara
periodik, sistematis, dan berencana untuk menilai
perkembangan pasien dan sejauh mana keberhasilan
pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Evaluasi
juga bermanfaat untuk menentukan perencanaan
berikutnya sesuai dengan kondisi klien.
6) Catatan Asuhan Keperawatan: pencatatan merupakan
data tertulis tentang kesehatan pasien dan
perkembangan pasien selama dalam pemberian asuhan
keperawatan. Selain itu catatan merupakan data
otentik tindakan yang sudah dilakukan perawat
terhadap klien.

2) Kajian Data
Tabel 2.13 Distribusi penerapan Asuhan Keperawatan Di
Ruang IRNA III B RSUD Kota MataramTanggal 29-30 juli 2019

No Aspek yang dinilai Persentase


1 Pengkajian 100 %
2 Diagnosa Keperawatan 100 %
3 Rencana Keperawatan 88,3 %
4 Tindakan Keperawatan 87,5 %
5 Evaluasi 100 %
6 Dokumentasi Keperawatan 100 %
Rata-rata 95,97 %

Tabel 2.14 Distribusi Sub Aspek yang dinilai dalam


Penerapan Asuhan Keperawatan Di Ruang IRNA III B
RSUD Kota Mataram Tanggal 29-30 juli 2019
Tidak
No Dilakuk Tota
Aspek yang dinilai % dilakuk % %
. an l
an
A. Pengkajian
1 Mencatat data yang
dikaji sesuai dengan 10 100 0 10 100
pedoman pengkajian
2 Data dikelompokan
(bio-psiko-sosial 10 100 0 0 10 100
spiritual)
3 Data dikaji sejak
pasien masuk sampai 10 100 0 0 10 100
pulang
4 Masalah dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan 10 100 0 0 10 100
dengan norma dan
pola fungsi
kehidupan
  Total 40 100 0 0 40  100 
B. Diagnosa
1 Dx. Keperawatan
berdasarkan masalah
10 100 0 0 10 100
yang telah
dirumuskan
2 Dx. Keperawatan
10 100 0 0 10 100
mencerminkan PE/PES
3 Merumuskan diagnosa
perawatan 10 100 0 0 10 100
aktual/potensial
  Total 30 100 0   30 100 
C. Perencanaan
1 Berdasarkan dx.
10 100 0 0 10 100
Keperawatan
2 Disusun berdasarkan
10 100 0 0 10 100
urutan prioritas
3 Rumusan tujuan
mengandung komponen
pasien/subyek,
7 3 30 10 100
perubahan, prilaku, 70
kondisi pasien dan
atau kriteria
4 Rencana tindakan
mengacu pada tujuan
dan kalimat
perintah, terinci 8 80 2 20 10 100
dan jelas dan atau
melibatkan
pasien/keluarga
5 Rencana tindakan
menggambarkan
8 2 20 10 100
keterlibatan 80
pasien/keluarga
6 Rencana tindakan
menggambarkan kerja 100
10 0 0 10 100
sama dengan tim
kesehatan lain
  Total 53 88,3 0 11,7 60  100 
D. Tindakan
1 Tindakan
dilaksanakan mengacu
10 100   0 10 100
pada rencana
perawatan
2 Perawat
mengobservasi respon
8 80 2 20 10 100
pasien terhadap
tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan
berdasarkan hasil 7 70 3 30 10 100
evalusi
4 Semua tindakan yang
telah dilaksanakan
10 100 0 0 10 100
dicatat ringkas dan
jelas
  Total 35 87,5 5 12,5  40  100
E. Evaluasi    
1 Evaluasi mengacu
10 100 0 0 10 100
pada tujuan
2 Hasil evaluasi
10 100 0 0 10 100
dicatat
  Total 20 100 0 0 20 100
F. Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format
10 100 0 0 10 100
yang baku
2 Pencatatan dilakukan 10
sesuai dengan
100 0 0 10 100
tindakan yang
dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis
dengan jelas, 10 100 0 0 10 100
ringkas, istilah
yang baku dan benar
4 Setiap melakukan
tindakan/kegiatan
perawat mencantumkan
paraf/nama jelas, 10 100 0 0 10 100
dan tanggal
jamdilakukannya
tindakan
5 Berkas catatan
keperawatan disimpan
sesuai dengan 10 100 0 0 10 100
ketentuan yang
berlaku
  Total 50 100 0 0  50 100 

Berdasarkan tabel diatas, Studi dokumentasi


dilakukan pada 10 status pasien yang di rawat di Ruang
IRNA III B RSUD Kota Mataram pada tanggal 29-30
juli 2019 didapatkan hasil bahwa pada proses pengkajian
100%, diagnose keperawatan 100%, rencana keperawatan
88,3%, tindakan keperawatan 87,5%, evaluasi 100% dan
dokumentasi keperawatan 100% dengan rata-rata 100%.
Berdasarkan tabel diatas dari sub-aspek yang
dinilai dalam penerapan asuhan keperawatan, perawat yang
tidak merumuskan tujuan mengandung komponen
pasien/subyek, perubahan, prilaku, kondisi pasien dan
atau kriteria yang dikaji sesuai dengan pedoman
pengkajian sebanyak 30% dan yang tidak melakukan rencana
tindakan yang mengacu pada tujuan dan kalimat perintah,
terinci dan jelas dan atau melibatkan pasien/keluarga
dari sebanyak 20% dari 10 rekam medic yang diobservasi,
kemudian terdapat perawat yang tidak mengobservasi respon
pasien terhadap tindakan keperawatan sebanyak 20% dari 10
rekam medic yang diobservasi.

3) Analisa Data
Penerapan asuhan keperawatan di Ruang IRNA III B
RSUD Kota Mataramtelah dilakukan dengan baik dengan nilai
rata-rata 95,97%, tetapi di dalam setiap aspek yang di
nilai masih ada yang tidak dilakukan oleh perawat pada
format asuhan keperawatan yang sudah baku seperti perawat
yang tidak merumuskan tujuan yang mengandung
komponen/subjek, perubahan, prilaku, kondisi dan atau
kriteria yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian
sebanyak 30% dan yang tidak melakukan rencana tindakan
yang mengacu pada tujuan dan kalimat perintah, terinci
dan jelas dan atau melibatkan pasien/keluarga dari
sebanyak 20% dari 10 rekam medic yang diobservasi,
kemudian terdapat perawat yang tidak mengobservasi respon
pasien terhadap tindakan keperawatan sebanyak 20% dari 10
rekam medic yang diobservasi. pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang IRNA III B telah menggunakan
PES/SOAP, dan dari nilai rata-rata yang didapatkan dari
instrument A yaitu 95,97% dapat disimpulkan bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang IRNA III B
sudah cukup optimal.

o Instrumen B
1. Kajian Teori
Instrumen B mengevaluasi tentang persepsi pasien
terhadap mutu asuhan keperawatan.Salah satu indikator
mutu asuhan keperawatan adalah dilihat dari persepsi
klien tentang mutu asuhan keperawatan yang diberikan. Dan
untuk mengevaluasi hal ini juga perlu suatu instrument
yang baku.
2. Kajian Data
Tabel 2.15 Distribusi Mutu Asuhan Keperawatan persepsi
pasien Di Ruang IRNA III B RSUD Kota MataramTanggal 29-30
juli 2019
Keteran
Jawaban
No Daftar pertanyaan gan
Ya % Tidak %
1 Apakah perawat selalu
10 100 0 0 - 
memperkenalkan diri
2 Apakah perawat melarang
anda/pengunjung merokok 10 10 0 0 - 
di ruangan
3 Apakah perawat selalu
menanyakan bagaimana
10 100 0 0 - 
napsu makan
anda/keluarga anda
4 Apakah perawat pernah
menanyakan pantangan
8 80 2 20 - 
dalam hal makanan
anda/keluarga anda
5 Apakah perawat
menanyakan/memperhatika
n berapa jumlah makanan
10 100 0 0 - 
dan minuman yang biasa
anda/ keluarga anda
habiskan
6 Apabila anda/keluarga Mandiri
anda tidak mampu makan oleh
sindiri, apakah perawat - - - - pasien/
membantu menyuapinya keluarg
a
7 Pada saat anda/keluarga
anda dipasang infus,
apakah perawat selalu
memeriksa 10 100 0 0 - 
cairan/tetesannya dan
area sekitar pemasangan
jarum infus
8 Apabila anda/keluarga
anda kesulitan dalam
membuang air besar,
apakah perawat
10 100 0 0 - 
menganjurkan makan
buah-buahan, sayuran,
minum yang cukup dan
banyak bergerak
9 Pada saat perawat
membantu anda/ keluar
anda waktu buang air
besar/kecil, apakah
perawat memasang
10 100 0 0 - 
sampiran atau selimut,
menutup pintu/ jendela
dan mempersilahkan
pengunjung keluar
ruangan
10 Apakah ruangan tidur
anda selalu dijaga
kebersihannya dengan 10 100 0 0 - 
disapu dipel setiap
hari
11 Apakah lantai kamar
mandi/wc selalu:
bersih, tidak licin, 10 100 0 0 - 
tidak berbau, dan cukup
terang
12 Selama anda/keluarga
Mandiri
anda belum mampu mandi,
- - - - Keluarg
apakah dimandikan oleh
a
perawat
13 Apakah anda dibantu
oleh perawat jika tidak Kondisi
mampu: menggosok gigi, pasien
- - - -
membersihkan mulut atau tidak
mengganti pakaian atau sesuai 
menyisir rambut
14 Apakah alat-alat tenun
seperti sprei, selimut, 10 100 0 0 - 
diganti bila kotor
15 Apakah perawat pernah
memberikan penjelasan
akibat dari: kurang 10 100 0 0 - 
bergerak atau berbaring
terlalu lama
16 Pada saat anda masuk
rumah sakit apakah
perawat memberikan
penjelasan tentang
fasilitas yang tersedia 10 100 0 0 - 
dan cara penggunaannya,
peraturan atau tata
tertib yang berlaku
dirumah sakit
17 Selama anda dalam
perawatan apakah
15 100 0 0 - 
perawat memanggil nama
anda dengan benar
18 Selama anda dalam
perawatan apakah
perawat mengawasi
10 100 0 0 - 
keadaan anda secara
teratur pada pagi, sore
dan malam hari
19 Selama anda dalam
perawatan apakah
10   0 0 - 
perawat segera memberi
bantuan bila diperlukan
20 Apakah perawat bersikap
sopan dan ramah pada 10   0 0 - 
anda
21 Apakah anda mengetahui 2  20 8 80 - 
perawat yang
bertanggung jawab tiap
kali pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu
memberikan penjelasan
setiap melakukan 6 60 4 40 - 
tindakan perawatan atau
pengobatan
23 Apakah perawat selalu
mendengarkan dan
10 100 0 0 - 
memperhatikan setiap
keluhan anda
24 Dalam memberikan obat
apakah perawat membantu
10 100 0 0 - 
menyiapkan/ meminumkan
obat
25 Selama anda di rawat
apakah diberi kejelasan
tentang perawatan,
10 100 0 0 - 
pengobatan, periksa
lanjutan setelah anda
diperbolehkan pulang
Keterangan:
Puas : 75 - 100%
Kurang Puas: 51 - 74%
Tidak puas: 25 - 50%
3. Analisa Data
Berdasarkan table diatas Dari hasil pembagian
angket pada tanggal 29 juli 2019 terhadap pasien yang
pulang diperoleh pasien dan keluarga mengatakan mutu
asuhan keperawatan di Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataramdalam kategori baik (100%), Akan tetapi terdapat 2
Pasien/keluarga (20%) perawat yang tidak pernah
menanyakan pantangan dalam hal makanan pasien/keluarga
pasien, 4 pasien/keluarga (40%) mengeluh perawat tidak
memberikan penjelasan setiap melakukan tindakan perawatan
atau pengobatan.

o Instrumen C
1. Kajian Teori
Instrumen C yaitu evaluasi tentang pedoman
observasi tindakan keperawatan. Dalam melakukan tindakan
keperawatan yang baik harus sesuai dan mengacu pada
protap-protap atau standar yang telah ditetapkan dengan
hasil tindakan mencapai 100%. Sebagai dasar penilaian
tindakan keperawatan yang mengacu pada instrumen evaluasi
penerapan standar asuhan keperawatan di rumah sakit yang
telah ditetapkan oleh Depkes dan Komite Keperawatan dan
Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan Ruang IRNA III B
RSUD Kota Mataram.
2. Kajian Data
Data instrumen C diperoleh dengan melakukan
observasi terhadap 5 tindakan keperawatan yang umum
dilakukan diruang di Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram.Adapun hasil dari observasi seperti tercantum
dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.16Distribusi tindakan keperawatan di Ruang IRNA
III B RSUD Kota Mataram tanggal 29 juli 2019
No Tindakan keperawatan Hasil
1 Merawat Luka 92,17%
2 Memasang Infus 98,86%
3 Memberikan O2 87%
4 Memberikan injeksi IV 97,12%
5 Mengukur TD 95,12%
Total 94,05%

3. Analisa data
Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan
instrumen C, secara umum pelaksanaann 5 tindakan
keperawatan (Memberikan injeksi IV, merawat luka,
memberikan kanul O2, memasang infuse dan mengukur tekanan
darah) diRuang IRNA III B RSUD Kota Mataramtermasuk dalam
kategori baik sekali dengan nilai rata-rata 94,05%. Dari
observasi dengan frekuensi 5 kali pelaksanaan protap
memasang infus mendapatkan nilai tertinggi dengan nilai
98,86%
c) Kepuasan Kerja Perawat
1. Kajian Teori
Menurut McGregor (dalam Nursalam, 2012) kepuasan kerja
karyawan dapat diukur dengan pengaplikasian ilmu yang
diperoleh.Kepuasan berhubungan dengan motivasi.
Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya (Sutono, 2001).
Kepuasan dipengaruhi oleh Sumber Daya Pendidikan,
Pengetahuan, Sikap, Gaya hidup, Demografi, Budaya,
Sosial Ekonomi, Keluarga dan situasi yang dihadapi.
Pada Survey di Texas (Wandel et al, 1981), menunjukan
bahwa sebab utama ketidakpuasan kerja adalah;
- Upah Kerja Insentif (jasa pelayanan) yang tidak
setimpal dengan beban kerja (lebih kecil/dipukul
ratakan dengan ruang perawatan lain),
- Pekerjaan menulis yang terlalu banyak atau beban
kerja yang tidak sesuai dengan jumlah ketenagaan,
- Penunjang administrasi/peralatan operasional yang
kurang serta rusak dan kurangnya pendidikan yang
menunjang karir,
- Hubungan yang buruk dengan profesi lain,
- Sulitnya mendapat jam dinas yang teratur akhirnya
beberapa perawat meninggalkan rumah sakit dengan
berhenti kerja.
Wesley dan Yukl (dalam Nursalam, 2012) juga
mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja dari kondisi sebenarnya adalah;
- Kompensasi: Sikap pekerja terhadap pembayaran yang
diterimanya setelah ia membandingkannya dengan rekan
lain baik didalam maupun di luar organisasi tempat
ia bekerja.
- Supervisi: Tanggapan bahwahan terhadap perilaku
atasan diwaktu memberikan bimbingan
- Pekerjaan itu sendiri: Signifikansi pekerjaan, umpan
balik dari pekerjaan itu sendiri (informasi langsung
dan jelas diperoleh dari pekerja atas efektifitas
dan hasil kerjanya).
- Rekan sekerja : Perilaku rekan sekerja terhadap
individu pekerja yang lain
- Keamanan Kerja : Kepuasan pekerja dalam menduduki
pekerjaannya selama ia mau termasuk imbalan gaji,
pinjaman, hari libur, fasilitas kesehatan, pensiunan
dihari depannya.
- Kesempatan pengembangan diri : Kesempatan untuk maju
atau berprestasi dalam jenjang karir.
Menurut Djojodibroto (dalam Nursalam, 2012),
untuk memperoleh pelayanan asuhan keperawatan baik
diperlukan staf yang mempunyai dedikasi tinggi dan
komitmen terhadap tugas-tugas yang diberikan.
Disamping komitmen yang ada pada staf, diperlukan
juga kepuasan kerja yang akan mendorong staf
melaksanakan komitmennya itu secara baik. Karena
kepuasan kerja karyawan dapat mempengaruhi hasil
mutu asuhan keperawatan yang diberikan.
Pekerja yang baik tentu harus mendapat
imbalan yang baik pula. System penggajian RS
haruslah:
- Memenuhi ketentuan upah minimum
- Sesuai dengan kemampuan anggaran rumah sakit
- Adil, merupakan pengakuan bahwa ada hubungan
antara imbalan jasadengan pekerjaan yang
dilakukan dan juga dengan prestasi kerja untuk
itu harus ada gaji dasar.
- Mampu mempertahankan tenaga yang baik
- Mampu menarik tenaga yang baik dari luar
- Sumber daya manusia (SDM)/tenaga kerja adalah
unsur terpenting dalam institusi rumah sakit mutu
pengelolaan dan pelayanan rumah sakit dapat
dipastikan akan rendah. Cara untuk meningkatkan
mutu tenaga kerja dipenuhi dengan:
- Penempatan tenaga yang sesuai
- Pemberian penghargaan yang wajar berdasarkan
prestasi kerja
- Hubungan kerja yang manusiawi
- Adanya usaha untuk peningkatan mutu SDM
- Kejelasan siapa atasan fungsional dan siapa
atasan struktural.

2. Kajian Data
Tabel 2.17Distribusi Kepuasaan Kerja Perawat di Ruang
IRNA III B RSUD Kota Mataram tanggal 29-30 juli 2019

No Kepuasan Jumlah Persentase


1 Kurang Puas 3 14,3%
2 Cukup Puas 11 52,4%
3 Puas 7 33,3%
Total 21 100

Berdasarkan instrumen yang di bagikan pada 21


perawat pada tanggal 29-30 juli 2019 sebanyak 54%
menyatakan puas, dan menyatakan cukup puas 52,4 %.
3. Analisa Data
Dari hasil Pembagian kuisioner terhadap 18 perawat
yang bekerja di Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram,
sebagian besar 7 orang (54%) menyatakan puas terhadap
kerja di Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram.

d) Kepuasan Pasien
1. Kajian Teori
Menurut oliver (dalam Nursalam, 2012) mendefinisikan
kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan
harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dan harapan

Kepuasan pasien adalah persasaan senang, puas


individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam
menerima jasa pelayanan kesehatan (Budi astuti 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
menurut budi astuti 2002
- Kualitas produk atau jasa
- Kualitas pelayanan
- Faktor emosional
- Biaya
Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien
menurut Grivihith 1987
- Sikap pendekatan staf kepada pasien
- Kualitas perawatan yang diterima
- Prosedur administrasi yang mudah
- Waktu kunjungan keluarga
- Fasilitas umum yang tersedia
- Fasilitas ruang inap untuk pasien rawat inap
- Hasil trethment atau perawatan yang diterima
2. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian data kepada 10 pasien
yang dirawat di ruang RuangIRNA III B RSUD Kota
Matarampada tanggal 29juli 2019 didapatkan data sebagai
berikut
Tabel 2.18distribusi Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja
Perawat Diruang Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram

NO KARAKTERISTIK 1 2 3 4
1 REALIABILITY (KEANDALAN)
a. Perawat mampu menangani masalah
perawatan anda dengan tepat dan
professional
b. Perawat memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, cara
penggunaannya dan tata tertib yang
berlaku di RS
c. Perawat memberitahu dengan jelas
tentang hal-hal yang dilarang dalam
perawatan anda
d. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan
ketika anda membutuhkan
Total 0 5% 60% 35%
Persentase 100 %
2 ASUSURANCE (JAMINAN)
a. Perawat member perhatian terhadap
keluhan yang anda rasakan
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan
tentang tindakan perawatan yang
diberikan kepada anda
c. Perawat jujur dalam memberikan
informasi tentang keadaan anda
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan anda
e. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan
kepada anda
Total 0 6% 46% 48%
Persentase 100%
3 TANGIBLAS (KENYATAAN)
a. Perawat member informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien
rawat inap di RS
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan
kerapian ruangan yang anda tempati
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan
alat-alat kesehatan yang digunakan
d. Perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan
toilet
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
Total 0 6% 34% 60%
Persentase 100%
4 EMPATHY (EMPATI)
a. Perawat memberikan informasi kepada
anda tentang segala tindakan perawatan
yang akan dilaksanakan
b. Perawat mudah di temui dan dihubungi
bila anda membutuhkan
c. Perawat sering menengok dan meriksa
keadaan anda seperti mengukur tensi,
suhu, nadi, pernafasan dan cairan
infuse
d. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat/status tapi
berdasarkan kondisi anda
e. Perawat perhatian dan memberi dukungan
moril terhadap keadaan anda (menanyakan
dan berbincang-bincang tentang keadaan
anda).
Total 0 6 60 34%
Persentase 100%
5 RESPONSI VENESS (TANGGUNG JAWAB)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan
kepada anda ketika mengalami kesulitan
walau tanpa diminta
b. Perawat segera menangani anda ketika
sampai di ruang rawat inap
c. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu anda berjalan, BAK, BAB, ganti
posisi tidur, dan lain-lain
d. Perawat membantu anda untuk memperoleh
obat
e. Perawat membantu anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS
ini.
Total 0 4 72 24
Persentase 100%
Keterangan:
1: sangat tidak puas
2: tidak puas
3: puas
4: sangat puas
Sumber : Observasi kepuasan pasien

3. Analisa Data
Dari hasil pengkajian kepuasan pasien didapatkan
skor 54,4% pasien menyatakan puas dengan pelayanan di
Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram.

e) PROSES MANAJEMEN PELAYANAN/OPERASIONAL


Manajemen pelayanan keperawatan merupakan proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan:
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada klien,
keluarga dan masyarakat. Manajer keperawatan harus
merencanakan, organisir, mengarahkan dan mengontrol serta
efektif dan ekonomis. Swanburg mengatakan manajemen
pelayanan keperawatan berhubungan dengan fungsi manajemen:
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, memimpin dan
mengendalikan aktivitas upaya keperawatan.
1. Perencanaan
a) Kajian data
Visi, misi organisasi.

1)Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan,

Ruangan IRNA III B belum memiliki Visi Misi, karena

selama ini mengikuti dan menerapkan visi misi rumah

sakit.

2)Observasi

Hasil pengamatan diruangan IRNA III B tidak terlihat

visi misi keperawatan yang terpajang di dinding

ruangan yang dapat terbaca dengan mudah oleh semua

orang yang melewatinya.

b) Peraturan organisasi
1)Wawancara

Menurut kepala ruangan rumah sakit memiliki peraturan

yang merujuk ke depkes, permenkes, tetapi dalam

pelaksanaannya tetap mengikuti aturan yang ada Di RS.

2)Observasi

Ada uraian peraturan kepegawaian yang sudah

ditetapkan dirumah sakit.

c) Pembuatan rencana harian


1)Wawancara

Menurut Kepala Ruangan diruangan sudah membuat RKK

(Loog book)

2)Observasi

Dari hasil observasi dari aktivitas harian perawat

ruangan sudah sesuai dengan rencana aktivitas yang

diberikan dan sudah memiliki log book.

3)Kajian teori

Planning (perencanaan) sebuah proses yang dimulai


dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan
menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk
mencapainya. Melalui perencanaan akan dapat
ditetapkan tugas–tugas staf. Dengan tugas –tugas ini
seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk
melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan
sumber daya yang dibutuhkan oleh staf dalam
menjalankan tugas–tugasnya.
2. Pengorganisasian
1)Struktur organisasi

a)Wawancara

Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan sudah ada

struktur organisasi diruangan yang terdiri dari 1

Kepala ruangan, 1 wakil karu, 2 katim dan 18

perawat associate untuk menjalankan MPKP Modifikasi

Tim Primer (Moduler).

b)Observasi

Adanya struktur organisasi yang dipajang di dinding

ruangan nurse station.

Struktur Organisasi IRNA III B RSUD Kota Mataram

Bagan 2.2 struktur organisasi IIIB


KARU
WAKIL KARU

PP I PP II

PA PA

PA PA

PA PA

PA PA

PA PA

PA PA

PA
PA
2)Pengorganisasian perawatan klien
PA
a)Wawancara PA
PA
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan untuk

pengorganisasian perawatan klien sudah dibagi oleh

kepala ruangan atau katim sesuai dengan tingkat

ketergantungan pasien dan jumlah ruangan.

b)Observasi

Berdasarkan Hasil pengamatan ada 2 Ketuatim dan

18perawat asiciate diruangan IRNA III B yang dibuat

sesuai tugas sehari-hari. Pembagian tanggung jawab

terhadap pasien disesuaikan dengan tim dan tugas

masing-masing.

3)Uraian tugas

a)Wawancara

Dari hasil wawancara kepala ruangan setiap perawat

sudah mempunyai uraian tugas masing-masing dari karu,

katim, hingga perawat pelaksana.

b)Observasi
Dari hasil observasi sudah ada aturan dalam uraian

tugas dari karu, katim, hingga perawat pelaksana yang

sudah di tetapkan, dan melaksanakan tugas sesuai

dengan uraian tugas.

4)Metode penugasan

a)Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepalaRuangan IRNA

III B, metode penugasan yang diterapkan adalah metode

MPKP Modifikasi Tim Primer (Modul), dibentuk menjadi

2 tim yang masing-masing tim terdiri dari 1 orang

katim dan 9orang perawat pelaksana dan dibagi dalam

jadwal shif pagi, siang dan malam.

b)Observasi

Berdasarkan observasi yang diproleh dapat dianalisa

bahwa Ruang IRNA III B telah di terapkan Model MAKP

Modifikasi Tim Primer (Modul), dan sudah berjalan

sesuai prosedur

5)Pengaturan Jadwal Dinas

a)Wawancara

Menurut kepala ruangan pengaturan shif dinas sudah

tersusun per satu bulannya, disusun oleh Kepala

ruangan dan disahkan oleh Kasi Keperawatan. Dibentuk

menjadi 2tim yang masing-masing tim terdiri dari 1

orang katim dan 9orang perawat pelaksana dan dibagi

dalam jadwal shif pagi, siang dan malam.


b)Observasi

Format daftar shif diruangan menggunakan proporsi

jumlah perawat yang ada dan sudah tersusun per satu

bulannya.

3. Pengarahan (Actuating)
1)Motivasi kepada perawat

a)Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

didapatkan informasi bahwa Motivasi kepada perawat

selalu dilakukan, dalam bentuk motivasi Ekstrinsik

tentang kedisiplinan dan tentang keselamatan pasien.

b)Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan motivasi

sudah diberikan kepada perawat pelaksana, ketua tim

apabila hasil kerja menurun.

2)Pendelegasian.

a)Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara mengenai pendelegasian

kepada perawat dan pelaksanaannya di Ruang IRNA III B

kepala ruangan menyatakan bahwa, pendelegasian di

ruangan itu kadang-kadang di lakukan jika ada kondisi

yang memungkinkan untuk di lakukan. dan tempat di

lakukannya pendelegasian yaitu di ruang jaga perawat.

Namun dalam pelaksanaan pendelegasian tersebut tidak

terjadwal dan terencana.

Dari hasil wawancara kepala ruangan mengatakan bahwa

pendelegasian dilakukan biasanya oleh dokter ke


kepala ruangan atau yang mewakilkan jika ada pasien

yang butuh resep atau dari kepala ruangan ke ketua

tim

Pendelegasian juga dilakukan ke perawat PK 2 ke

perawat PK 1.

b)Observasi

Berdasarkan observasi yang diperoleh dapat dianalisa

bahwa diruang IRNA III B dalam melakukan

pendelegasian biasanya oleh dokter ke kepala ruangan

atau yang mewakilkan jika ada pasien yang butuh

resep.

3)Timbang terima

a)Wawancara

Dari hasil wawancara kepala ruangan mengatakan

bahwaperawat di ruang IRNA III B sudah melaksanakan

timbang terima sesuai dengan alur timbang terima

seperti melaporkan jumlah pasien, keadaan pasien,

keluhan pasien, tindakan yang sudah dan belum dan

menyampaikan masalah sudah teratasi apa belum.

b)Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan timbang

terima diruang IRNA III B RSUD Kota Mataram sudah

dilakukakan setiap pergantin shift dan setiap ada

pasien baru, perawat diruangan sudah melaksanakan

timbang terima seperti melaporkan jumlah pasien,

keadaan pasien, keluhan pasien, dan tindakan yang


sudah dan belum dilakukan.Timbang terima pertama

dilakukan di ners station ruang IRNA III B kemudian

ke bed pasien/ruangan pasien dan kembali ke ners

station ruang IRNA III B. Dalam pelaksanaannya

timbang terima sudah dilakukan per pasien, dilakukan

di ruangan dan ke masing-masing bed pasien,

Alur Operan
PASIEN

Diagnosis medis Diagnosa keperawatan


masalah kolaboratif
(didukung data)

tindakan

Telah dilakukan Belum dilakukan

Tindakan

Masalah
1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru
Bagan 2.3 alur timbang terima

4. Pengawasan (Controling)
1. Proses Manajemen Bimbingan Klinik
a. Perencanaan (Planning)
1) Kajian teori
Planning (perencanaan) sebuah proses yang
dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi,
sampai dengan menyusun dan menetapkan rangkaian
kegiatan untuk mencapainya. Melalui perencanaan
akan dapat ditetapkan tugas – tugas staf. Dengan
tugas – tugas ini seorang pemimpin akan
mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi dan
evaluasi serta menetapkan sumber daya yang
dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas –
tugasnya.
2) Kajian data
Tabel 2.19 Distribusi Kajian Planning Proses
Bimbingan PKK di Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram

No Standar Data Ket


1 Pemberitahuan dari Dilakukan
Institusi ke lahan praktik
sebelum praktik dengan
kerangka acuan lengkap
2 Penentuan lokasi praktik Dilakukan
dengan kompetensi yang
ingin dicapai
3 Penerimaan dan orientasi Dilakukan
mahasiswa
4 Orientasi tugas Dilakukan
5 Penyiapan pembimbing PKK Dilakukan

3) Analisa data
Sebelum mahasiswa melakukan praktik di
ruangan, pihak institusi pendidikan mengirimkan
permohonan praktik ke Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram.Setelah mendapatkan persetujuan,
institusi mengirimkan kerangka kajuan
pelaksanaan praktik dan diadakannya pertemuan
antara kedua pihak untuk mendapatkan kesepakatan
dalam melaksanakan praktik.Untuk selanjutnya
sebelum memulai praktik, mahasiswa diterima
pihak Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram dan
diorientasikan khusus dipimpin langsung oleh
kepala ruangan atau CI klinik.

b. Pengorganisasian
1) Kajian teori
Organizing (pengorganisasian), adalah
rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun
semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh
organisasi dan memanfatkannya secara efisien
untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Kajian data
Tabel 2.20 Distribusi Kajian Organizing Proses
Bimbingan PKK Di Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram

No Standar Data Ket


1 Adanya serah terima Dilakukan
peserta didik
2 Penetapan pembimbing Dilakukan
PKK sesuai kriteria
yang ditetapkan
3 Menjelaskan pelaksanaan Dilakukan
PKK
4 Pembagian jadwal dinas Dilakukan
5 Penentuan sanksi bagi Dilakukan
peserta didik
6 Adanya proses Dilakukan
pembimbing dari
pembimbing PKK sesuai
dengan ketentuan

3) Analisa
4)
3 Analisa data
Dalam melaksanakan manajemen, pembimbing
klinik (CI) keperawatan juga melaksanakan tugas
sebagai kepala ruangan dan memberikan bimbingan
serta arahan kepada praktikan sesuai
kompetensi.Serah terima peserta didik tetap
dilakukan.

c. Pengarahan
1) Kajian teori
Actuating (directing, commanding,
coordinating) atau penggerakkan adalah proses
memberikan bimbingan kepada staf agar mereka
mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas
– tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka
miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang
tersedia.
2) Kajian data
Tabel 2.21Kajian Actuating Proses Bimbingan PKK
di Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram

No Standar Data Ket


1 Pengarahan dilakukan
sesuai dengan metode
pembimbingan yang
dilakukan:
a) Pre-post
confrence Dilakukan
b) Post confrence
c) Ronde Dilakukan
keperawatan
Sudah
dilakukan

2 Monitoring kehadiran Dilakukan


3 Monitoring kompetensi Dilakukan
peserta didik
4 Bimbingan pelaksanaan Dilakukan
tindakan perawatan
5 Diskusi laporan dilakukan
individu

3) Analisa data
Dalam pelaksanaan bimbingan, CI klinik
metode yang dilakukan adalah orientasi pre
confrence dan post confrence dilakukan hanya
pada saat praktik dan akhir waktu praktik untuk
mengevaluasi pencapaian kompetensi, sehingga
tidak ada jadwal tersendiri.Dan ronde
keperawatan pernah dilakukan

d. Pengawasan
1) Kajian teori
Controling (pengawasan, monitoring)
adalah proses untuk mengamati secara terus
menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhadap
penyimpangan yang terjadi.
2) Kajian data
Tabel 2.22Kajian Controling Proses Bimbingan PKK
di Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram

No Standar Data Ket


1 Memonitor diLakukan
pelaksanaan dinas
peserta didik
- Tata tertib
- Observasi
- Reward dan
punishment
2 Mengetahui pasien Dilakukan
kasus kelolaan
peserta didik
3 Mengecek Dilakukan
dokumentasi di
status pasien
kelolaan peserta
didik
4 Memberikan teguran Dilakukan
jika terjadi
pelanggaran

3) Analisa data
Controling terhadap mahasiswa praktik
dilakukan dengan melakukan observasi kehadiran
mahasiswa serta keaktifan dari mahasiswa selama
praktik.Sebelum praktik dimulai mahasiswa sudah
dijelaskan tentang tata tertib yang
berlaku.Penilaian terhadap peserta didik
dokumentasikan dalam buku nilai laporan dan
sikap mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai