Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MATA KULIAH HERBAL

(JUS BUAH BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L.)


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI)

Disusun Oleh :

Ilham Akbar 720621501

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2021/2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada bidang mata kuliah Herbal. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pemanfaatan tanaman herbal
disekitar kita dalam mengatasi penyakit terkhusus belimbing wuluh (averrhoa
bilimbi l.) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Zakiyah Yasin, S.Kep., Ns.,
M.Kep. selaku dosen bidang mata kuliah herbal yang telah membimbing tugas ini
sehingga tugas ini dapat selesai tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sumenep, November 2021

Ilham Akbar

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB 2 KAJIAN TEORI .................................................................................. 3
2.1 Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) ................................................... 3
2.2 Tekanan Darah ........................................................................................... 5
2.3 Hipertensi ................................................................................................... 6
2.4 Mekanisme Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Perubahan
Tekanana Darah ....................................................................................... 10
BAB 3 PEMBAHASAN .................................................................................. 12
BAB 4 PENUTUP ........................................................................................... 15
4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 15
4.2 Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16
Lampiran 1 SOP Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi ....................................................... 18
1. Alat ............................................................................................................... 18
2. Bahan............................................................................................................ 18
3. Langkah Pembuatan ..................................................................................... 18
4. Aturan Penggunaan ...................................................................................... 19
Lampiran 2 Gambar SOP Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi..................................... 20
1. Alat ............................................................................................................... 20
2. Bahan............................................................................................................ 21
iii
3. Langkah Pembuatan ..................................................................................... 21
4. Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) di Rumah..................... 23
Lampiran 3 Jurnal ............................................................................................ 24

iv
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu
penyebab utama kematian di dunia. Organisasi kesehatan dunia (World
Health Organization / WHO) mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensi
secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia, sedangkan untuk Asia
Tenggara 25 % dari total penduduk (Tirtasari dan Kodim, 2019). Hipertensi
juga merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskular yang lebih serius,
seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, stroke iskemik dan
hemoragik, serta gagal ginjal. Angka kejadian hipertensi di Indonesia cukup
tinggi, data Riset Kesehatan Dasar menunjukkan pada penduduk usia >18
tahun sebanyak 34,11% penduduk menderita hipertensi. Kejadian hipertensi
di Indonesia lebih banyak terjadi pada wanita dengan persentase 36,85% dan
laki-laki dengan persentase 28,80% (Riskesdas, 2018).
Jumlah penderita hipertensi yang semakin meningkat memerlukan
penanganan serius. Obat antihipertensi sudah banyak digunakan, namun
masyarakat saat ini memiliki kecenderungan untuk beralih ke pengobatan
herbal yang dianggap memiliki efek samping minimal dibandingkan kimia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar dari tahun 2010 hingga 2018, masyarakat yang
menggunakan upaya kesehatan tradisional makin meningkat menjadi sebesar
44,3%. Hal ini menunjukkan minat masyarakat dalam penggunaan obat
tradisional dan upaya kesehatan tradisional meningkat (Aprilla, 2020).
Menurut Dafriani dan Prima, (2019) pendekatan herbal dalam mengatasi
hipertensi, salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat
hipertensi adalah buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.). Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “jus buah belimbing
wuluh (averrhoa bilimbi l.) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi”.
2

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Seperti apakah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) ?
2. Bagaimana konsep tekanan darah ?
3. Bagaimana konsep hipertensi ?
4. Bagaimana mekanisme belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) terhadap
perubahan tekanana darah ?
5. Bagaimana SOP pembuatan jus belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) ?

1.3. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) dari morfologi,
klasifikasi, kandungan nutrisi, dan manfaat.
2. Mendeskripsikan konsep tekanan darah.
3. Mendeskripsikan konsep hipertensi.
4. Mendeskripsikan mekanisme belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.)
terhadap perubahan tekanana darah.
5. Mendeskripsikan SOP pembuatan jus belimbing wuluh (averrhoa bilimbi
l.).

1.4. Manfaat
Manfaat makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi dan bahan kajian mengenai buah belimbing
wuluh (averrhoa bilimbi) terhadap penurunan tekanan darah.
2. Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi).
3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang buah belimbing wuluh
(averrhoa bilimbi) berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
3

BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1. Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)
Belimbing wuluh adalah tanaman yang memiliki nama ilmiah Averrhoa
blimbi L., di daerah-daerah lain belimbing wuluh memiliki sebutan yang
berbeda-beda misalnya blingbling buloh (Bali), blimbing wuluh (Jawa
Tengah), bhalimbhing bulu (Madura), belimbing asem (Melayu), limbi
(Bima), limeng (Aceh), bainang (Makasar), dan uteke (Irian). Sedangkan
nama asingnya (dalam bahasa Inggris) adalah bilimbi, cucumber tree, dan
small sour starfruit (Lisnawati dan Prayoga, 2020).
Menurut Ermawati (2019), Belimbing wuluh merupakan tanaman yang
termasuk dari Familia Oxalidaceae. Belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)
dikenal sebagai tanaman pekarangan yang berbunga sepanjang tahun.
Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10 meter dengan batang
utama yang pendek, letak cabang rendah, bergelombang dan diameter batang
sekitar 30 cm. Belimbing wuluh dapat hidup pada ketinggian 5- 500 meter di
atas permukaan laut, yang kadang tumbuh liar atau ditanam sebagai pohon
buah.
Klasifikasi ilmiah tanaman belimbing wuluh adalah :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Familia : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa Bilimbi L.
4

Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan


sedikit, arahnya condong ke atas, cabang muda berambut halus seperti
beludru, warnanya coklat muda. Daun belimbing wuluh majemuk, menyirip
ganjil dengan 21 sampai 45 pasang anak daun yang berselang-seling atau
setengah berpasangan dan berbentuk oval. Anak daun bertangkai pendek,
bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi
rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau dan permukaan bawah
warnanya lebih muda.
Bunga belimbing wuluh berkelompok, keluar dari batang atau cabang yang
besar. Ukuran bunga kecil-kecil berbentuk bintang, warnanya ungu
kemerahan. Buah belimbing wuluh berbentuk elips seperti torpedo dengan
panjang 4-10 cm. Buah muda berwarna hijau dengan sisa kelopak bunga
menempel di ujungnya. Sedangkan buah yang masak berwarna kuning atau
kuning pucat, daging buah berair dan sangat asam. Rasa asam ini sering
digunakan sebagai bumbu masakan dan campuran ramuan jamu. Kulit buah
berkilap dan tipis. Bijinya kecil berukuran 6 mm, berbentuk pipih, dan
berwarna coklat, serta tertutup lendir.

A. Kandungan Belimbing Wuluh


Menurut Insan, dkk. (2019) kandungan kimia dalam 100 gram buah
belimbing wuluh yaitu flavonoida dan triterpene saponin, sedangkan
kandungan vitamin dan mineral dalam 100 gram belimbing wuluh adalah
sebagai berikut :
Komposisi Vitamin dalam 100 gram Buah Belimbing Wuluh
Vitamin Jumlah
Riboflavin 0,03 mg
Vitamin B1 0,010 mg
Niasin 0,3 mg
Asam askorbat 15,6 mg
Karoten 100µg
Vitamin A 17mg
Vitamin C 18 mg
5

Komposisi Mineral dalam 100 gram Buah Belimbing Wuluh


Mineral Jumlah
Fosfor 11 mg
Kalsium 8 mg
Besi 0,4 mg

B. Manfaat Belimbing Wuluh


Buah, batang, bunga maupun daun belimbing wuluh (Averrhoa
Bilimbi L.) banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit seperti
menghilangkan sakit (analgetik), gondongan, obat batuk biasa maupun
batuk rejan, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, peluruh
kencing, astringent, rematik, sariawan, jerawat dan panu (Pratama, 2021).
Manfaatkan buah belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) untuk dibuat
manisan dan sirup, sebagai obat untuk sariawan, batuk, hipertensi,
diabetes, sakit perut, gondongan, rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sakit
gigi berlubang, memperbaiki fungsi pencernaan, untuk membersihkan
noda pada kain, menghilangkan bau amis, sebagai bahan kosmetik
(menghilangkan jerawat serta panu), dan mengkilapkan barang-barang
yang terbuat dari kuningan (Lisnawati dan Prayoga, 2020).

2.2. Tekanan Darah


Tekanan darah adalah darah yang dipompa oleh ventrikel kiri dan masuk
ke aorta mengakibatkan tekanan meningkat sampai puncak yang disebut
sebagai tekanan sistol, kemudian tekanan akan turun sampai titik terendah
yang disebut tekanan diastol (Suling, 2018). Sedangkan menurut La Ode
Alifariki, (2020) tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah
terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah.
6

Berikut ini adalah mengenai nilai tekanan darah menurut National High
Blood Pressure Education Program dalam Lusiana (2020) :
Nilai Tekanan Darah Untuk Usia Dewasa 18 Tahun dan Lansia
Kelompok Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Normal < 130 50
Normal tinggi 130-139 60
Hipertensi
DERAJAT 1 (Ringan) 140-159 90-99
DERAJAT 2 (Sedang) 160-179 100-109
DERAJAT 3 (Berat) 180-209 110-119
DERAJAT 4 (Sangat Berat) ≥ 210 ≥ 120

2.3. Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih (Adrian, 2019). Sedangkan menurut Drummond, dkk.,
(2019) hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah yang terus-menerus
berada di atas nilai normal.
Klasifikasi hipertensi menurut Lim (2019) :
Normal : sistolik < 120 mmHg, diastolik < 80 mmHg.
Prahipertensi : sistolik 120-139 mmHg, diastolik 80-89 mmHg.
Stadium 1 : sistolik 140-159 mmHg, diastolik 90-99 mmHg.
Stadium 2 : sistolik ≥ 160 mmHg, diastolik ≥ 100 mmHg.
7

A. Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi


Menurut Shaumi & Achmad (2011) hipertensi dipengaruhi 2 (dua)
faktor dapat diubah dan tidak dapat diubah:
Faktor yang tidak dapat diubah antara lain :
a) Usia
Terjadinya hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Individu yang berumur di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan
darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini pengaruh
degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usia.
b) Jenis kelamin
Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi menderita hipertensi lebih
awal. Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap
morbiditas dan mortalitas beberapa penyakit kardiovaskuler, sedangkan
di atas 50 tahun hipertensi lebih banyaj terjadi pada perempuan.
c) Keturunan
Dalam tubuh manusia terdapat faktor-faktr keturunan yang diperoleh
dari kedua orang tuanya. Jika orang tua mempunyai riwayat hipertensi
maka garis keturunan berikutnya mempunyai resiko besar menderita
hipertensi.
Faktor-faktor yang dapat diubah antara lain :
a) Stress
Stress atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar anak ginjal
untuk mengeluarkan adrenalin dan memacu jantung berdenyut kuat
akibatnya darah meningkat.
b) Berat badan
Kegemukan atau kelebihan berat badab tidak hanya mengganggu
penampilan seseorang, tetapi juga tidak baik kesehatan. Mereka yang
memiliki berat badan lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi
dibanding mereka yang kurus. Pada orang yang gemuk, jantung akan
bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami
8

karena biasanya pembuluh darah orang-orang yang gemuk terjepit kulit


yang berlemak.
Pada orang yang gemuk pembakaran kalori akan bekerja lebih
karena untuk membakar kalori yang masuk. Pembakaran kalori ini
memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup. Semakin banyak
kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen dalam
darah. Pasokan darah tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras.
c) Penggunaan kontrasepsi oral pada wanita
Peningkatan ringan tekanandarah biasa ditemukan pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral terutama yang berusia di atas 35 tahun,
yang telah menggunakan kontrasepsi selama 5 tahun. Hipertensi
disebabkan oleh peningkatan volume plasma akibat peningkatan
aktivitas renin angiotensin-aldosteron yang muncul ketika kontrasepsi
oral digunakan. Kelainan ini bersifat masih bisa diperbaiki, namun
membutuhkan waktu beberapa minggu setelah obat kontrasepsi tersebut
berhenti diminum.
d) Konsumsi garam berlebihan
Kandungan natrium dalam garam di dalam darah dapat
mempengaruhi tekanan darah seseorang. Natrium (Na) bersama klorida
(Cl) dalam garam dapur (NaCl) sebenarnya bermanfaat bagin tubuh
untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengatur
tekanan darah. Namun, natrium yang masuk dalam darah secara
berlebihan dapat menahan air sehingga meningkatkan volume darah.
Meningkatnya volume darah mengakibatkan meningkatnya tekanan
pada dinding pembuluh darah sehingga kerja jantung dalam memompa
darah semakin meningkat.
e) Kebiasaan merokok
Seseorang disebut memiliki kebiasaan merokok apabila ia
melakukan aktivitas merokok setiap hari dengan jumlah satu batang
atau lebih sekurang-kurangnya selama satu tahun. Merokok dapat salah
9

satu faktor hipertensi melalui mekanisme pelepasan Norepinefrin dari


ujung- ujung saraf adrenergik yang dipacu oleh nikotin.
B. Penatalaksanaan Hipertensi
Terapi non farmakologis yang dapat digunakan untuk hipertensia
dalah teknik mengurangi stres, penurunan berat badan, pembatasan
alkohol, kafein, natrium, tembakau (rokok), dan olahraga atau latihan
(Ainurrafiq, dkk., 2019). Sedangkan menurut Morika dan Yurnike (2021)
terapi farmakologis antara lain :
a. Diuretik
Hidroklorotiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan untuk
mengobati hipertensi ringan atau pada klien baru. Obat antihipertensi
dapat menyebabkan retensi cairan, karena itu sering kali diuretik
diberikan bersama antihipertensi.
b. Simpatolitik
Penghambat (adrenergik bekerja di sentral simpatolitik), penghambat
adrenergik alfa dan edrenergik beta, dan penghambat neuron adrenergik
diklasifikasikan sebagai penekan simpatetik atau simpatolitik.
c. Penghambat Adrenergik-Alfa
Golongan obat ini memblok reseptor adrenergik alfa 1,
menyebabkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah. Penghambat
Neuron Adrenergik (Simpatolitik yang Bekerja Perifer) Penghambat
neuron adrenergik merupakan obat antihipertensi yang kuat
menghambat norepinefrin dari ujung saraf simpatis, sehingga pelepasan
norepinefrin menjadi berkurang dan menyebabkan baik curah jantung
maupun tahanan vaskular perifer menurun. Reserpin dan guanetidin
(dua obat yang paling kuat) dipakai untuk mengendalikan hipertensi
berat.
d. Vasodilator Arteriol yang Bekerja Langsung
Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat tahap III yang
bekerja merelaksasikan otot-otot polos pembuluh darah, terutama
pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan vasodilatasi.
10

Vasodilatasi akan menyebabkan tekanan darah akan turun dan natrium


serta air tertahan sehingga menyebabkan edema perifer, oleh karena itu
diuretik dapat diberikan bersama-sama dengan vasodilator yang bekerja
langsung untuk mengurangi edema.
e. Antagonis Angiotensin (ACE Inhibitor)
Obat golongan ini menghambat enzim angiotensi (ACE) yang
nantinya akan menghambat pembentukan angioteninsin II
(vasokontriktor) dan menghambat pelepasan aldosteron. Aldosteron
akan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Jika aldosteron
dihambat, natrium diekskresikan bersama dengan air. Kaptopril,
enalapril, dan lisinopril adalah ketiga angiotensin dan dipakai pada
klien dengan kadar renin serum yang tinggi.

2.4. Mekanisme Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap


Perubahan Tekanana Darah
Kandungan dari buah belimbing wuluh yang memiliki khasiat dalam
menurunkan tekanan darah adalah Vitamin C, Kalium, Saponin, dan
Flavonoid (Saraswati, dkk., 2018). Kandungan Vitamin C berperan sebagai
antioksidan vasodilator kuat yang dapat mengurangi stres oksidatif dan
meningkatkan fungsi endotel melalui produksi nitrat oksida. Jika terjadi
peningkatan kadar nitrat oksida dalam tubuh akan menyebabkan proses
relaksasi endotel sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Kandungan kalium dapat merelaksasi sel otot polos pembuluh darah,
kemudian dapat mengurangi resistensi pembuluh darah perifer sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Kadar kalium yang sesuai di dalam tubuh
diperlukan sebagai perbandingan dengan natrium sehingga tekanan darah
tetap dalam batas normal, selain itu konsentrasi kalium didalam intraseluler
yang meningkat akan menarik cairan dari ekstraseluler sehingga dapat
menurunkan tekanan darah.
Magnesium memiliki fungsi utama yaitu membantu mengatur tekanan
darah karena berperan dalam fungsi jantung. Saponin mempunyai khasiat
11

diuretik dengan menurunkan volume plasma dengan cara mengeluarkan air


dan elektrolit terutama natrium sehingga dapat menyebabkan penurunan
cardiac output. Flavonoid akan mempengaruhi kerja angiotensin converting
enzym (ACE), penghambatan ACE akan menghambat perubahan angiotensin
I menjadi angiotensin II, yang menyebabkan vasodilatasi sehingga tahanan
resistensi perifer turun dan dapat menurunkan tekanan darah (Yona, 2018).
12

BAB 3
PEMBAHASAN

Buah belimbing wuluh matang bersifat asam dan tinggi kandungan serat dan
mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi, dan kalium. Selain itu, buah belimbing
wuluh juga mengandung senyawa kimia yaitu asam format, asam sitrat, asam
askorbat (Vitamin C), saponin, tanin, flavonoid, kalium, dan glukosid. Senyawa
vitamin C, kalium, flavonoid, saponin dalam belimbing wuluh diduga kuat dapat
menurunkan tekanan darah. Saponin dalam belimbing wuluh diduga kuat dapat
menurunkan tekanan darah.
Kandungan kalium yang mempunyai khasiat sebagai diuretik yaitu suatu
senyawa kimia yang meningkatkan laju pembentukan urine. Kerja utamanya
adalah menghambat langsung transport natrium. Sebagian besar diuretik dipakai
dengan cara menurunkan laju reabsorpsi natrium dari tubulus yang kemudian akan
menyebabkan natriuresis (peningkatan ekskresi natrium dalam urine) kemudian
menimbulkan diuresis yaitu meningkatkan sekresi natrium dan air sehingga
volume plasma dan cairan ekstraseluler menurun yang akan menurunkan cardiac
output sehingga tekanan darah menurun.
Flovanoid akan menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
dengan cara mempengaruhi kerja dari angiotensin converting enzyme (ACE). Hal
ini menyebabkan berkurangnya sekresi aldosteron sehingga terjadinya natriuresis,
menghambat rangsangan saraf simpatis sehingga menjadi vasodilatasi,
menghambat endotelin endogen. Keadaan - keadaan tersebut menyebabkan
turunnya tekanan darah.
Vitamin C sebagai antioksidan vasodilator kuat yang mengurangi stress
oksidatif dan meningkatkan fungsi endotel melalui produksi nitrat oksida. Jika
nitrat oksida dalam tubuh stabil dan proses relaksasi endotel tidak terganggu maka
terjadinya menurunan tekanan darah.
.
13

Pada penelitian Ihsan, dkk. (2014) pengaruh belimbing wuluh (averrhoa


bilimbi l.) terhadap penurunan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan pada 30
orang pria dewasa usia 18-28 tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistol
dan diastol dalam satuan mmHg setelah dan sebelum mengonsumsi 250 ml jus
belimbing wuluh.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa rerata tekanan darah sesudah
mengonsumsi belimbing wuluh sebesar 111,50/77,67 mmHg lebih rendah
dibandingkan tekanan darah rerata sebelum mengonsumsi belimbing wuluh yaitu
sebesar 120,53/82,03 mmHg. Pada penelitian Safitri dan Kusumastuti (2015),
ekstrak belimbing wuluh dapat menurunkan tekanan darah tikus wistar (Rattus
norvegicus) dari kondisi hipertensi menjadi normotensi setelah pemberian selama
2 minggu dengan dosis 40g/kg BB.
Pada penelitian Asprilia dan Kusumastuti (2016), pengaruh pemberian sari
buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) terhadap tekanan darah sistolik
remaja. Pemberian sari buah belimbing wuluh sebanyak 100 ml dengan
penambahan 1 sendok makan (13 gr) gula rendah kalori sebanyak 1 kali sehari
selama 14 hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik pada remaja sebesar
33,52 ± 5,68 mmHg.
Penelitian Dasuki, dkk. (2018), pengaruh pemberian jus buah belimbing
wuluh (averrhoa bilimbi l.) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi di puskesmas Rawasari kota Jambi. Penelitian tersebut menyatakan
adanya penurunan tekanan darah sistolik responden sebelum dan sesudah
pemberian jus buah belimbing wuluh sebesar 28,50 mmHg dan penurunan
tekanan darah diastolik responden sebelum dan sesudah pemberiam jus buah
belimbing wuluh adalah 6,50 mmHg.
Penelitian Apriza (2020), perbedaan efektifitas konsumsi jus semangka dan
jus belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi di
wilayah kerja puskesmas Bangkinang Kota. pemberian jus belimbing wuluh
sebanyak 200 gram/hari, selama 7 hari pada penderita hipertensi menunjukkan
penurunan tekanan darah yang cukup signiufikan yaitu penurunan tekanan darah
14

sistolik sebesar 18 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 13 mmHg yang
artinya jus belimbing wuluh efektif menurunkan tekanan darah.
Maka dari itu mengkonsumsi belimbing wuluh dapat dijadikan sebagai terapi
non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu, belimbing wuluh
mudah ditemukan dilingkungan sekitar, murah serta cara mengelolahnya pun
sangat mudah.
15

BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Buah belimbing wuluh matang bersifat asam dan tinggi kandungan serat
dan mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi, dan kalium. Selain itu, buah
belimbing wuluh juga mengandung senyawa kimia yaitu asam format, asam
sitrat, asam askorbat (Vitamin C), saponin, tanin, flavonoid, kalium, dan
glukosid. Senyawa vitamin C, kalium, flavonoid, saponin dalam belimbing
wuluh diduga kuat dapat menurunkan tekanan darah. Maka dari itu
mengkonsumsi belimbing wuluh dapat dijadikan sebagai terapi non
farmakologi untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu, belimbing wuluh
mudah ditemukan dilingkungan sekitar, murah serta cara mengelolahnya pun
sangat mudah.

4.2. Saran
A. Bagi Penulis dan Peneliti
Diharapkan penulisan makalah herbal ini dapat menambah ilmu dan
wawasan penulis dan juga peneliti lain sehingga dapat dikembangkan
menjadi sebuah penelitian yang dapat diterapkan secara luas dan dapat
memberikan inovasi baru dalam pengobatan tradisional terkhusus pada
penderita hipertensi.
B. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penulisan ini dapat memberikan informasi pengobatan
tradisional (herbal) bagi institusi tentang manfaat jus belimbing wuluh
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
C. Bagi Masyarakat
Diharapkan penulisan ini dapat memberikan pengetahuan serta acuan
dalam memberikan asuhan pengobatan tradisional (herbal) kepada
penederita hipetensi dan membantu masyarakat dalam mengolah yang
benar tanaman herbal yang sudah ada disekitarnya terkhusus belimbing
wuluh.
16

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. J. (2019). Hipertensi esensial: diagnosis dan tatalaksana terbaru pada


dewasa. Cermin Dunia Kedokteran, 46(3), 172-178
Ainurrafiq, A., Risnah, R., & Azhar, M. U. (2019). Terapi Non Farmakologi
dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi: Systematic
Review. MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The
Indonesian Journal of Health Promotion, 2(3), 192-199..
Aprilla, G. G. (2020). Gambaran Karakteristik Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Tradisional. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol, 12(1).
Apriza, A. (2020). Perbedaan Efektifitas Konsumsi Jus Semangka Dan Jus
Belimbing Wuluh Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota. Jurnal
Ners, 4(1), 21-28.
Asprilia, A., & Kusumastuti, A. C. (2016). Pengaruh Pemberian Sari Buah
Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Tekanan Darah Sistolik
Remaja (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Dafriani, P., & Prima, B. (2019). Pendekatan Herbal Dalam Mengatasi Hipertensi.
Dasuki, D., Maulani, M., & Zulni, M. (2018). Pengaruh Pemberian Jus Buah
Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Rawasari Kota
Jambi. jurnal wacana kesehatan, 3(1).
Drummond, G. R., Vinh, A., Guzik, T. J., & Sobey, C. G. (2019). Immune
mechanisms of hypertension. Nature Reviews Immunology, 19(8), 517-
532.
Ernawati, L. (2019). Hidup Sehat Dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga).
LAKSANA.
Ihsan, N.P., Saanin, S.N., Gunawan , Decky (2014). Pengaruh Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Penurunan Tekanan Darah. Fakultas
Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha.
Insan, R. R., Faridah, A., Yulastri, A., & Holinesti, R. (2019). Using belimbing
wuluh (averhoa blimbi l.) as a functional food processing product. Jurnal
Pendidikan Tata Boga Dan Teknologi, 1(1), 47-55.
La Ode Alifariki, S. K. (2020). Epidemiologi Hipertensi: Sebuah Tinjauan
Berbasis Riset. Penerbit LeutikaPrio.
Lim, H. (2019). Farmakologi Kardiovaskuler, Mekanisme & Aplikasi Klinis.
Lisnawati, N., & Prayoga, T. (2020). Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L). Jakad Media Publishing.
Lusiyana, N. (2020). Skining Pengetahuan dan Deteksi Hipertensi Pada Lansia di
Posbindu Kedungpoh, Gunung Kidul. Jurnal Abdimas Madani dan
Lestari, 2.
Morika, H. D., & Yurnike, M. W. (2021). Hubungan Terapi Farmakologi Dan
Konsumsi Garam Dalam Pencapaian Target Tekanan Darah Pada Lansia
17

Penderita Hipertensi Di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Jurnal


Kesehatan Medika Saintika, 7(2).
Pratama, A. B. (2021). Khasiat Tanaman Obat Herbal. Pustaka Media.
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Info Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI
Safitri, R., & Kusumastuti, A. C. (2015). Pengaruh Pemberian Sari Buah
Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L) terhadap Tekanan Darah Sistolik
Tikus Sprague Dawley (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Saraswati, R. A., & Setyaningsih, E. (2018). Potensi Tanaman Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi) Terhadap Beberapa Penyakit Pada Sistem
Cardiovascular. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan
Saintek Ke-3.
Shaumi, N. R. F., & Achmad, E. K. (2019). Kajian Literatur: Faktor Risiko
Hipertensi pada Remaja di Indonesia. Media Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 29(2), 115-122.
Suling, F. R. (2018). Hipertensi.
Tirtasari, S., & Kodim, N. (2019). Prevalensi dan karakteristik hipertensi pada
usia dewasa muda di Indonesia. Tarumanagara Medical Journal, 1(2),
395-402.
Yona, H. S. (2018). Efektifitas Jus Belimbing Wuluh Dan Belimbing Manis
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di
Puskesmas Pembantu Desa Teguhan Kecamatan Jiwan Kabupaten
Madiun (Doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia).
18

Lampiran 1
SOP
JUS BUAH BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L.)
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

1. Alat
Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan jus buah belimbing wuluh (averrhoa
bilimbi l.) penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi adalah :
a. Blender f. Wadah Madu
b. Pisau g. Wadah Buah Belimbing Wuluh
c. Sendok h. Saringan
d. Telenan i. Gelas
e. timbangan

2. Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan jus buah belimbing wuluh (averrhoa
bilimbi l.) penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi adalah :
Bahan Takaran
Buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) 200 gr (5 buah ukuran besar)
Madu 15 ml (1 sendok makan)

3. Langkah Pembuatan
Langkah pembuatan jus buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi adalah :
a. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
b. Cuci, pilih, dan pilah buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.)
c. Timbang buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) dengan timbangan
(200 gr (5 buah belimbing wuluh ukuran besar))
d. Potong kecil buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) menggunakan
pisau dan telenan untuk memudahkan proses pemblenderan
e. Haluskan buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) dengan blender
19

f. Setelah halus, saring ampas buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.)
dengan saringan dan masukkan ke dalam gelas
g. Tambahkan madu (15 ml (1 sendok makan)), kemudian diaduk agar
tercampur merata
h. Jus buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) siap dihidangkan dan
dinikmati

4. Aturan Penggunaan
Aturan konsumsi jus buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi adalah :
a. Konsumsi jus buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) yang baik adalah
setelah sarapan atau setelah makan pagi
a. Konsumsi jus buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.) selama 7 hari
tidak boleh lebih dan kurang. Bisa dilakukan kembali dengan jeda satu
pekan kemudian
20

Lampiran 2
GAMBAR SOP
JUS BUAH BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L.)
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

1. Alat

Blander Pisau Saringan Telenan

Gelas Timbangan Sendok Wadah Buah


Belimbing Wuluh
(Averrhoa Bilimbi L.)

Wadah Madu
21

2. Bahan

Buah Belimbing Madu (15 ml)


Wuluh (Averrhoa
Bilimbi L.) (200 gr)

3. Langkah Pembuatan

a. Siapkan peralatan dan bahan yang


dibutuhkan

b. Cuci, pilih, dan pilah buah belimbing wuluh


(averrhoa bilimbi l.)
22

c. Timbang buah belimbing wuluh (averrhoa


bilimbi l.) dengan timbangan (200 gr (5 buah
belimbing wuluh ukuran besar))

d. Potong kecil buah belimbing wuluh


(averrhoa bilimbi l.) menggunakan
pisau dan telenan untuk memudahkan
proses pemblenderan

e. Haluskan buah belimbing wuluh (averrhoa


bilimbi l.) dengan blender

f. Setelah halus, saring ampas buah belimbing


wuluh (averrhoa bilimbi l.) dengan saringan
dan masukkan ke dalam gelas
g.
23

g. Tambahkan madu (15 ml (1 sendok makan)),


kemudian diaduk agar tercampur merata

h. Jus buah belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.)


siap dihidangkan dan dinikmati
i.

4. Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) di Rumah

Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa


Bilimbi L.) disamping Rumah Bilimbi L.) disamping Rumah
24

Lampiran 3

JURNAL

NO JUDUL TAHUN PENELITI KESIMPULAN


Pengaruh Belimbing 2014 Nidya Putri Jus belimbing
Wuluh (Averrhoa bilimbi Ihsan wuluh
L.) Terhadap Penurunan ,Sri Nadya menurunkan
1
Tekanan Darah Saanin, tekanan darah
Decky
Gunawan
Pengaruh Pemberian Sari 2015 Retno Pemberian sari
Buah Belimbing Wuluh Safitri buah belimbing
(Averrhoa Bilimbi L) wuluh dengan
terhadap Tekanan Darah dosis 2
Sistolik Tikus Sprague ml/200gram
Dawley BB/hari selama
14 hari
berpengaruh
2
terhadap
penurunan
tekanan darah
secara signifikan
pada tikus yang
diberi pakan
tinggi fruktosa
dan tinggi lemak.
Pengaruh Pemberian Sari 2016 Annisa Konsumsi sari
Buah Belimbing Wuluh Asprilia, buah belimbing
(Averrhoa Bilimbi L.) Aryu wuluh sebanyak
Terhadap Tekanan Darah Candra 100 ml sebanyak
Sistolik Remaja 1 kali sehari
selama 14 hari
3
mampu
menurunkan
tekanan darah
sistolik pada
remaja secara
signifikan
Pengaruh Pemberian Jus 2018 Dasuki, Ada pengaruh
Buah Belimbing Wuluh Maulani, pemberian jus
(Averrhoa Bilimbi L.) Muhammad belimbing wuluh
4 Terhadap Penurunan Zulni terhadap
Tekanan Darah Pada penurunan
Penderita Hipertensi Di tekanan darah.
Puskesmas Rawasari Kota
25

Jambi
Perbedaan Efektifitas 2020 Apriza Jus belimbing
Konsumsi Jus Semangka wuluh lebih
Dan Jus efektif digunakan
Belimbing Wuluh dalam
5 Terhadap Penurunan menurunkan
Tekanan Darah tekanan darah
Penderita Hipertensi Di dibandingkan
Wilayah Kerja Puskesmas dengan jus
Bangkinang Kota semangka.

Anda mungkin juga menyukai