Anda di halaman 1dari 9

a.

Material(M2)
1. Bangunan
a) Kajian data
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat IRNA IIIB
pada tanggal 29 Juli 2019 Ruangan IRNA III B merupakan
salah satu ruangan rawat inap di RSUD Kota Mataram
yang melayani perawatan pasien rawat gabung. Ruang
IRNA III B terletak di lantai 2.

Observasi
Berdasarkan hasi

Berdasarkan hasil observasi tanggal 29-30 Juli 2019


ruang IRNA III B memiliki 8 ruangan dengan kapasitas
35 bed, terdiri dari:

No Ruangan Jumlah bed


1 B1 5
2 B2 3
3 B3 5
4 B4 5
5 B5 5
6 B6 5
7 U 3
8 T 4
TOTAL 35
b) Analisis data
Ruang IRNA III B memiliki 8 ruangan dengan kapasitas
35 bed ruang B1 yaitu ruang saraf ada 5 bed pasien, B2
yaitu ruang saraf ada 3 bed pasien, ruang B3-B4 yaitu
ruang jantung masing-masing ruangan terdapat 5 bed,
B5-B6 yaitu ruang paru ada masing-masing ruangan
terdapat 5 bed pasien dan ruang isolasi sebelah kiri
ada 3 bed pasien sebelah kanan ada 4 bed pasien. Jarak
bad antar paisen di ruang IRNA III B yaitu ± 80 cm
Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram di pimpin oleh
kepala ruangan, wakil kepala ruangan, perawat primer
(Katim), penanggung jawab shift dan perawat
pelaksana.Di ruang IRNA III B terdapat 1 kepala
ruangan, 1 wakil kepala ruangan, 2 KATIM, dan 18
perawat associate
c) Kajian Pustaka
Standar ruang rawat inap berdasarkan permenkes nomor
24 tahun 2016.
a. Letak ruang rawat inap harus di lokasi yang tenang,
aman, dan nyaman.
b. Ruang rawat inap harus memiliki akses yang mudah ke
ruang penunjang pelayanan lainnya.
c. Ruangan perawatan pasien di ruang rawat inap harus
dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
jenis penyakit.
1. Ruangan Perawatan
a. Ukuran ruangan
rawat inap tergantung kelas perawatan dan jumlah
tempat tidur.
b. Jarak antar tempat
tidur 2,4 m atau antar tepi tempat tidur minimal 1,5
m.
c. Bahan bangunan yang
digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas
yang tinggi.
d. Antar tempat tidur
yang dibatasi oleh tirai maka rel harus dibenamkan /
menempel di plafon, dan sebaiknya bahan tirai non
porosif.
e. Setiap tempat tidur
disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan tidak
boleh ada percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengamanan arus.
f. Harus disediakan
outlet oksigen. Jumlah tempat tidur menyesuaikan
dengan klasifikasi RS dan kajian kebutuhan
pelayanan.
g. Ruangan harus
dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami
maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal
total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk
ventilasi alami harus lebih dari nilai tersebut.
h. Ruangan perawatan
pasien harus memiliki bukaan jendela yang aman untuk
kebutuhan pencahayaan dan ventilasi alami.
i. Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas cahaya 250 lux untuk
penerangan, dan 50 lux untuk tidur.
j. Ruang perawatan
harus menyediakan nurse call untuk masing-masing
tempat tidur yang terhubung ke pos perawat (nurse
station).
k. Di setiap ruangan
perawatan harus disediakan kamar mandi. Kamar mandi
ini mengikuti persyaratan kamar mandi aksesibilitas.
2. Ruangan Pos Perawat (NurseStation)
a) Luas ruangan pos perawat minimal 8 m2 atau 3-5 m2
per perawat, disesuaikan dengan kebutuhan. Satu pos
perawat melayani maksimal 25 tempat tidur.
b) Luas ruangan harus dapat mengakomodir lemari arsip
dan lemari obat.
c) Disediakan instalasi untuk alat komunikasi.
d) Disediakan fasilitas desinfeksi tangan (handsrub).
e) Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
200 lux untuk penerangan.
3. Ruangan Tindakan
a) Luas ruangan per tempat tidur resusitasi 12-20 m2.
b) Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
tingkat porositas yang tinggi. Jumlah ruangan
tindakan menyesuaikan dengan kajian kebutuhan
kapasitas
c) Setiap tempat tidur disediakan minimal 5 (lima)
kotak kontak dan tidak boleh ada
percabangan/sambungan langsung tanpa pengamanan
arus.
d) Harus disediakan outlet gas medik yang terdiri dari
oksigen, udara tekan medik dan vakum medik.
e) Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
baik alami maupun mekanik dengan total pertukaran
udara minimal 15 kali per jam.
f) Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
g) Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
300 lux.

2. Peralatan Medis dan Non-Medis


a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat IRNA IIIB
RSUD kota mataram pada tanggal 20 Juli 2019 alat medis
dan alat non medis sudah memenuhi standard rumah sakit.
b) Observasi :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Ruang
IRNA III B didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 2.10Distribusi Alat Medis Ruang IRNA III B RSUD
Kota Mataram

Keterangan
Standar
No Nama Alat Jumlah Baik Kurang Rusak
Rasio
Baik
1 Stetoskop 1:1 5 5 0 0

2 Tensi Air 1:s1/2 2 2 0 0


raksa
3 Tensi Digital 1:1 1 1 0 0
4 GDS 1:1/2 1 1 0 0

5 Gunting 1:1/2 1 1 0 0
Plester
6 Torniket 1:1/2 2 2 0 0

7 Troli 1:1/1 8 7 1 0
8 O2 Mobile 1:1/1 1 1 0 0

9 Syringe pump 1:1/1 8 8 0 0

10 Nebulizer 1:1/1 4 3 1 0
11 Thermometer 1:1 1 1 0 0

12 Infus pump 13 13 0 0

13 Oksimetry 1:1 1 1 0 0
(SP02)
14 Ambubag 1:1 1 1 0 0
15 Tabung 1/Bed 8 8 0 0
suction
16 EKG 1:1/2 1 1 0 0
17 Dc Shock 1:1 1 1 0 0
18 vein viewer 1:1 1 1 0 0
Jumlah 67 65 2 0

Tabel 2.11Distribusi Alat Non Medis Ruang IRNA IIIB RSUD


Kota Mataram
Keterangan
Standar
No Nama Alat Rasio Jumlah Baik Kurang Rusak
Baik
1 Bed Pasien 1/pasien 35 35 0 0
2 Selimut 1:1/2 38 38 0 0
3 Sprei 1:1/2 50 50 0 0
4 Sarung 1:1/2 50 50 0 0
Bantal
5 Sarung 1:1/2 70 70 0 0
Bantal
Guling
6 Perlak 1:1/2 15 15 0 0
7 Tiang 1:1/pasie 36 36 0 0
Infus n
8 Lemari 1/pasien 42 42 0 0
Pasien
9 Lemari 1/ruangan 3 3 0 0
Alat
10 Lemari 1/ruangan 1 1 0 0
Linen
11 Meja 1/ruangan 3 3 0 0
12 Kursi Roda 1/ruangan 1 1 0 0
13 Kursi 3-4 38 38 0 0
Plastik /ruangan
14 Komputer 1/ruangan 1 1 0 0
15 Bak Sampah 1:1 18 18 0 0
16 Handrub 1:1 9 9 0 0
17 Jam 1/ruangan 11 11 0 0
dinding
18 Kipas 1/ruangan 3 3 0 0
Angin
19 AC 1/ruangan 8 8 0 0
20 Kulkas 1/ruangan 1 1 0 0
21 Wastafel 1/ruangan 9 9 0 0
22 Bantal 1/pasien 7 7 0 0
23 Bantal 1/pasien 1 1 0 0
guling
24 Timbangan 1/ruangan 3 3 0 0
25 Celemek 1/ruangan 2 2 0 0
26 Mesin 1/ruangan 1 1 0 0
Suction
27 Alat 1/ruangan 2 2 0 0
sterilisas
i (Sinar
UV)
28 Cool Box 1/ruangan 1 1 0 0
29 Box Alat 1/ruangan 5 5 0 0
30 Sepatu 1/ruangan 1 1 0 0
Bots
31 Ember/Bak 1/ruangan 1 1 0 0
32 Mesin 1/ruangan 1 1 0 0
Dekubitus
33 Appar 1/ruangan 1 1 0 0
34 Troli 1/ruangan 1 1 0 0
Emergency
35 Buku TTV 1:1 1 1 0 0
35 Buku 1:1 1 1 0 0
register
Jumlah 459 459 0 0
c) Analisa data
Berdasarkan tabel alat medis dapat dilihat bahwa alat
medis dapat digunakan dalam kategori baik sebanyak 65
alat dan 2 alat dengan kategori kurang baik yaitu alat
Troli dan nebulizer, dan alat thermometer terbatas hanya
1 alat. Sedangkan berdasarkan tabel alat non medis dapat
dilihat bahwa dari fasilitas ruangan yang ada sudah
cukup lengkap, namun masih perlunya penambahan untuk
alat medis seperti ambubag, oksimetry, selain itu
perlunya perawatan yang baik untuk alat-alat medis
tersebut sehingga dapat berfungsi dengan baik

3. Administrasi penunjang
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 29 juli dengan
perawat di ruang IRNA IIIB, sudah memiliki administrasi
penunjang seperti lembar dokumentasi, buku operan
(LES), TTV
b) Observasi
Berdasarkan hasi observasi yang dilakukan tanggal 29
juli 2019, ruang IRNA III B memiliki administrasi
penunjang seperti :
- Lembar dokumentasi
- Buku TTV
- Buku timbang terima (LES)
- SOP
- SAK
c) KajianPustaka
Pelaksanaan proses manajemen pelayanan keperawatan
sangat memerlukan adanya pengelolaan fasilitas dan
peralatan sebagai faktor pendukung dan penunjang
terlaksananya pelayanan keperawatan yang efektif.
Standar fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun
keperawatan telah ditetapkan oleh masing-masing
institusi dengan memperhatikan jenis alat, bahan /
warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang dibutuhkan,
juga didasarkan atas pertimbangan bahan yang dipakai,
disimpan maupun dicuci. Penyediaan alat-alat
menggunakan pedoman buku standar Fasilitas dan
Peralatan Keperawatan Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram. Standar tersebut meliputi alat medis dan non
medis.

4. Masalah Yang muncul


a. Jarak bed pasien ruang isolasi bed T3 dan T4 belum
sesuai dengan standar ruangan.
b. Perlunya pengelolaan barang habis pakai secara efektif
dan efisien dan penambahan alat seperti thermomether
c. Kurangnya pemeliharaan Alat

Anda mungkin juga menyukai