Anda di halaman 1dari 27

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


PENYAKIT TROFOBLAS GANAS (PTG)
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh:

Elisa Maria Wahyuni, S.Kep. 131813143097


Eva Surya Oktaviana, S.Kep. 131813143057
Hafida Oktavia, S.Kep. 131813143013
Istinur Alifah, S.Kep. 131813143065
Latansa Hayyil Islam, S.Kep. 131813143087

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


KEPERAWATAN MATERNITAS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Jumat, 07 Desember 2018


Pokok bahasan : Penyakit Trofoblas Ganas
Sasaran : Pasien dan keluarga
Waktu : Pukul 08.00-09.00 WIB
Tempat : Ruang Cendrawasih RSUD Dr.Soetomo Surabaya

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga memahami tentang konsep
penyakit trofoblas ganas dan manajemen pengobatannya.

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapakan keluarga pasien dapat :
a. Mengetahui dan memahami definisi penyakit trofoblas ganas.
b. Mengetahui dan memahami etiologi penyakit trofoblas ganas
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala penyakit trofoblas ganas
d. Mengetahui dan memahami pengobatan dan pencegahan penyakit trofoblas
ganas

III. Materi
a. Menjelaskan definisi penyakit trofoblas ganas.
b. Menjelaskan etiologi penyakit trofoblas ganas.
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit trofoblas ganas.
d. Menjelaskan pengobatan dan pencegahan penyakit trofoblas ganas.

Materi penyuluhan : terlampir

IV. Metoda
Ceramah dan tanya jawab

V. Media
LCD dan leaflet

VI. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Dr. Esty Yunitasari, S.Kp., M.Kes.
2. Pembimbing Ruangan : Kartika Rini, S.Keb., Bd.
3. Moderator : Eva Surya Oktavian
4. Penyaji : Latansa Hayyil Islam
5. Notulen : Istinur Alifah
6. Fasilitator : Hafida Oktavia
7. Observer : Elisa Maria Wahyuni
VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Cendrawasih RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama proses
penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga pasien mengetahui dan memahami konsep dekubitus dan manajemen
pencegahan dekubitus.
b. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang.

VIII. Setting Tempat


Keterangan :
1 5 1 : Moderator
2 : Penyaji
4 4 6 3 : Peserta
4 : Fasilitator
2 5 : Observer
3 3
6 : Notulen

IX. Kegiatan Penyuluhan


NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 3 menit Pembukaan :
a. Menentukan a. Mendengarkan
kontrak waktu dan materi dan menyetujui kontak
dengan keluarga klien sebelum waktu dan materi
penyuluhan dilaksanakan
b. Membuka kegiatan b. Menjawab salam
dengan mengucapkan salam
c. Memperkenalkan c. Mendengarkan
diri dan Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan d. Memperhatikan
e. Menyebutkan
materi yang akan diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
a. Menjelaskan a. Mendengarkan dan
definisi penyakit trofoblas memperhatikan
ganas. b. Mendengarkan dan
b. Menjelaskan memperhatikan
etiologi penyakit trofoblas c. Mendengarkan dan
ganas.. memperhatikan
c. Menjelaskan tanda d. Mendengarkan dan
dan gejala penyakit trofoblas memperhatikan
ganas..
d. Menjelaskan
pengobatan dan pencegahan
penyakit trofoblas ganas.

3. 10 menit Evaluasi :
a. Menanyakan kepada peserta a. Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan.

4. 2 menit Terminasi :
a. Mengucapkan terimakasih atas a. Mendengarkan
peran serta peserta.
b. Mengucapkan salam penutup b. Menjawab salam
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
Penyakit Trofoblas Ganas

1. Definisi Penyakit Trofoblas


Ganas

Koriokarsinoma adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan yang


mengandung trofoblas, seperti: lapisan trofoblas ovum yang sedang tumbuh, vili
dari plasenta, gelembung mola, dan emboli sel-sel trofoblas dimanapun di dalam
tubuh (Dito,2008).
Koriokarsinom aialah suatu keganasan, berasal dari jaringan trofoblas dan
kanker yang bersifat agresif, biasanya dari plasenta. Hal ini ditandai dengan
metastase perdarahan yang cepat ke paru-paru (Wikipedia, 2016).
2. Etiologi Penyakit Trofoblas
Ganas

Etiologi terjadinya koriokarsinoma belum jelas diketahui. Trofoblas normal


cenderung menjadi invasif dan erosi pembuluh darah berlebihan. Metastase
sering terjadi lebih dini dan biasanya sering melalui pembuluh darah jarang
melalui getah bening. Tempat metastase yang paling sering adalah paru-paru
(75%) dan kemudian vagina (50%). Pada beberapa kasus metastase dapat terjadi
pada vulva, ovarium, hepar, ginjal, dan otak (Cunningham,2005).
Wikipedia (2016) menyebutkan bahwa koriokarsinoma selama kehamilan bisa
didahului oleh:
1) Mola hidatidosa (50% kasus)
2) Aborsi spontan (20% kasus)
3) Kehamilan ektopik (2% kasus)
4) Kehamilan normal (20-30% kasus)
Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain:
1) Faktor ovum
Ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan.
2) Immunoselektif dari trofoblast
Yaitu dengan kematian fetus, pembuluh darah pada stroma villi menjadi
jarang dan stroma villi menjadi sembab dan akhirnya terjadi hyperplasia
sel-sel trofoblast.
3) Keadaan sosial ekonomi yang rendah
Keadaan sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap pemenuhan gizi ibu
yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan ovum abnormal
yang mengarah pada terbentuknya mola hidatidosa.
4) Paritas tinggi
Ibu dengan paritas tinggi, memiliki kemungkinan terjadinya abnormalitas
pada kehamilan berikutnya, sehingga ada kemungkinan kehamilan
berkembang menjadi molahidatidosa dan berikutnya menjadi
koriokarsinoma.
5) Kekurangan protein
6) Infeksi virus dan faktor kromosom

3. Jenis Klasifikasi Penyakit


Trofoblas Ganas

Menurut International Union Against Cancer (IUCR) maka penyakit


trofoblastik dibedakan menjadi :
a. Berdasarkan hubungan dengan fertilisasi
1. Gestasional choriocarcinoma (didahului oleh fertilisasi)
2. Non Gestasionl choriocarcinoma ( Tanpa didahului fertilisasi biasanya
pada kelainan ovarium )
b. Berdasarkan diagnosis klinik
1. Non metastasis choriocarcinoma ( hanya pada uterus )
2. Metastasis (sampai ke luar pelvic)
c. Berdasarkan diagnosis Hystology (villus)
1. Choriocarcinoma villosum ( terdapat villi dan hanya pada pelvic )
2. Choriocarcinomanon villosum ( menyerang alat genital, paru, otak,
hepar,dll)
d. Berdasarkan prognosis metastase
1. Prognosis baik resiko rendah
a. β hCG < 100,000 IU/24 jam urine atau <40,000 ml IU/ml serum
b. lama gejala , 4 bulan
c. Metastase terdapat pada uterus atau paru-paru, pelvic dan vagina
d. Belum pernah di kemoterapi
e. Bukan dari fertilisasi uterus
2. Prognosis jelek resiko tinggi
a. β hCG > 100,000 IU/24 jam urine atau > 40,000 ml IU/ml serum
b. lama gejala 4 bulan
c. Tidak saja metastase di paru adan genitalia melainkan juga pada
otah, hati, saluaran pencernaan
d. Pernah kemoterapi
e. Kehamilan uterus ada sebelumnya.
e. Stadium berdasarkan pencitraan stagging FIGO 1982 yaitu ;
1. Stadium I : Tumor terbatas pada uterus
2. Stadium II : Tumor ke adneksa atau vagina namun terbatas pada
struktur genitalia
3. Stadium III : Tumor bermetastase ke paru, dengan atau tanpa metastase
di genitalia
4. Stadium IV : Bermetastas ke tempat lain : otak, hepar, saluran cerna,
dan lain-lain
4. Tanda dan Gejala Penyakit Trofoblas Ganas

Gambaran klinis yang harus diketahui adalah:


1. Trias acosta sison
a. Riwayat mola hidatidosa 50%, hamil aterm 15%, abortus 25%
b. Perdarahan setelah dilakukan terapi
c. Pelunakan uterus
d. Pembesaran uterus asimetris, terjadi perforasi dan perdarahan
intraabdominal
2. Metastase jauh karena sifat metastasenya hematogen
a. Paru 60-95%
b. Vagina 40-50%
c. Vulva, serviks 10-15%
d. Otak 5-15%
e. Hati 5-15%
f. Ginjal 0-5%
g. Limpa 0-5%
h. Usus 0-5%
3. Metastase pada hati dan otak tergolong mempunyai resiko tinggi karena
kemoterapi tidak mampu mencapainya.
4. Metastase vagina dianggap ”patognomonis” untuk koriokarsinoma,
sekalipun masih dalam bentuk mola hidatidosa.
5. Konsentrasi beta hCG tinggi, di atas 100.000 mIU/ml dalam urin 24
jam dan dalam serum lebih dari 40.000 mIU/ml.
Gejala Klinis lain:
a. Perdarahan yang tidak teratur setelah berkhirnya suatu kehamilan dan
dimana terdapat subinvolusi uteri, perdarahan dapat terjadi terus
menerus atau intermiten bahkan massif
b. Pada pemeriksaan ginekologi ditemukan uterus membesar dan lembek,
kista teka lutein, lesi metastase di vagina atau organ lain
c. Kadar β hCG pasca molanaik turun
d. Pada foto thorax dapat terlighat lesi metasase, missal pada paru-paru
e. Pada sediaan gispatology dapat ditemukan villus

Perdarahan karena perforasi usus/ lesi metastase dapat menimbulkan


gejala : nyeri perut, batuk berdahak, melena, peninggian tekanan intracranial
berupa sakit kepala, kejang, dan hemiplegia.

5. Deteksi Dini Penyakit Trofoblas Ganas

Beberpa hal yang akan didapatkan dari hasil pemeriksaan pada pasien
dengan trofoblas ganas, yakni :
1) Didapati perdarahan pervaginam yang menetap
2) Titer βhCG yang tetap atau meninggi setelah terminasi melahirkan
Kadar hCG dalam beberapa minggu setelah periode menstruasi terakhir:
a. 3 minggu LMP: 5 - 50 mIU/ml
b. 4 minggu LMP: 5 - 426 mIU/ml
c. 5 minggu LMP: 18 - 7,340 mIU/ml
d. 6 minggu LMP: 1,080 - 56,500 mIU/ml
e. 7 - 8 minggu LMP: 7, 650 - 229,000 mIU/ml
f. 9 - 12 minggu LMP: 25,700 - 288,000 mIU/ml
g. 13 - 16 minggu LMP: 13,300 - 254,000 mIU/ml
h. 17 - 24 minggu LMP: 4,060 - 165,400 mIU/ml
i. 25 - 40 minggu LMP: 3,640 - 117,000 mIU/ml
3) Pemeriksaan USG, karena sensitivitas titer β-hCG yang kurang akurat
4) Bisa juga dilakukan Foto Thorax karena adanya kemungkinan kanker
bermetastasis di vagina, serviks, paru-paru atau otak. Pada pemeriksaan
foto thorax dapat ditemukan adanya lesi yang metastase.
Alat diagnosis terpenting adalah pemeriksaan fisik yang seksama,
karena tumor itu biasanya solid, transiluminasi. Tomografi koputasi (CT)
digunakan untuk menilai adanya penyakit metastasis. Pemeriksaan ini diikuti
segera tindakan bedah (bisanya orkhidektomi inguinal) dan pemeriksaan
histology. Pemeriksaan USG untuk memastikan keberadaan dan lokasi suatu
massa harus diikuti dengan CT dada, perut, dan pelvis untuk menentukan
stadium tumor. Pemeriksaan pencitraan setiap penderita dengan tanda dan
gejala tumor sel benih harus meliputi radiografi polos, CT scan dada, dan
scan tulang radionuklida untuk mengenali penyakit metastasis. Untuk
penderita dengan tumor sakrokosigeal, MRI lebih jitu daripada CT scan
dalam mengidentifikasi ekstensi tumor local ke dalam tulang yang berdekatan
satau saluran intraspinal. Diagnosis pasti dikonfirmasikan secara histology
setelah eksisi bedah atau biopsy. Kadar AFP dan β-HCG serum harus diukur
waktu penderita ditemukan dan dipantau selama terapi. Petanda biologic ini
amat berguna dalam proses diagnosis dan pada evaluasi efektivitas terapi.

6. Penatalaksanaan Penyakit Trofoblas Ganas

Prinsip dasar penanganan penyakit trofoblas ganas adalah Kemoterapi dan


Operasi serta Follow Up.
a. Indikasi Kemoterapi :
1) Meningkatnya βhCG setelah evakuasi
2) Titer βhCG sangat tinggi setelah evakuasi
3) βhCG tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi
4) Meningginya βhCG setelah 6 bulan pasca evakuasi atau turun
tetapi terlambat
5) Apabila sudah terjadi metastase ke paru-paru,vulva, vagina
kecuali jika βhCG turun.
6) Metastase ke organ tubuh lainya (hepar, otak)
7) Perdarahan vaginal yang berat atau adanya perdarahan
gastrointestinal
8) Gambaran histology koriokarsinoma
b. Operatif
Operatif merupakan tindakan utama dalam penanganan dini penyakit
trofoblas ganas (PTG), walaupun tumor sudah lama bila masih
terlokalisir di uterus tindakan histerektomi baik dilakuukan. Pasien-
pasien dengan pervaginam yang normal dengan uterus menerus,
setelah abortus mola dan persalinan yang normal dengan uterus
sebesar kehamilan ≤12 minggu dan tidak ruptur operasinya
diutamakan histerektomi pervaginam. Bila penyakit telah meluas
diluar uterus, histerektomi dilakukan hanya atas dasar perdarahan dari
uterus yang hebat atau resisten terhadap kemoterapi.
c. Follow up
Standar follow up dari sebagian literatur adalah sebagai berikut:
1) Pemeriksaan β-hCG serum/urin
Diperiksakan setiap minggu sampai dinyatakan negatif selama 3
kali pemeriksaan, selanjutnya setiap bulan selama 12 bulan
kemudian setiap 2 bulan selama 12 bulan dan selanjutnya setiap 6
bulan. Setelah kemoterapi titer β-hCG akan turun pada batas yang
tidak dapat dideteksi selama 2 bulan awal pengobatan.
2) Pemeriksaan pelvic dilakukan setiap minggu, setelah evakuasi
suatu kehamilan sampai batas normal. Selanjutnya setiap 4
minggu mengevaluasi perubahan-perubahan besar uterus dan
munculnya kista teka lutein.
3) Thorax foto
Jika terapi sempurna telah selesai, ternyata masih tampak sisa
tumor di paru-paru diperlukan pemeriksaan radiographis selama 2
tahun, untuk melihat bukti apakah sisa tumor hilang.

KEMOTERAPI
1. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu metode pengobatan yang bertujuan untuk membunuh
sel kanker dengan obat kanker dengan cara menghambat proliferasi sel. (Munir,
2005). Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika (zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker. Obat-obatan
kemoterapi biasanya diberikan melalui suntikan atau infus. Jadi, obat kemoterapi
menyebar ke seluruh jaringan tubuh, dapat membasmi sel-sel kanker yang sudah
menyebar luas di seluruh tubuh. Karena penyebaran obat kemoterapi luas, maka
daya bunuhnya luas, efek sampingnya biasanya lebih berat dibandingkan dua
modalitas pengobatan terdahulu (Hendry,dkk 2007).
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak seperti
radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan terapi sistemik,
yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang
telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi,2007).
2. Prinsip kerja pengobatan kemoterapi
Prinsip kerja pengobatan dengan kemoterapi adalah dengan meracuni atau
membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan
pertumbuhannya agar tidak menyebar, atau untuk mengurangi gejala-gejala yang
disebabkan oleh kanker. Kemoterapi kadang-kadang merupakan pilihan pertama
untuk menangani kanker. Kemoterapi bersifat sistemik, berbeda dengan radiasi
atau pembedahan yang bersifat setempat, karenanya kemoterapi dapat
menjangkau sel-sel kanker yang mungkin suddah menjalar dan menyebar ke
bagian tubuh yang lain (Junaidi,2007).
Penggunaan kemoterapi berbeda-beda untuk setiap pasien, kadang-kadang
sebagai pengobatan utama, pada kasus lain dilakukan sebelum atau setelah operasi
atau radiasi. Tingkat keberhasilan kemoterapi juga berbeda-beda tergantung jenis
kankernya (Junaidi,2007).
3. Tujuan Pengobatan Kemoterapi
a) Terapi Adjuvant
Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan
dengan radiasi, dengan bertujuan untuk membunuh sel yang telah
bermetastase. Apabila kemoterapi diberikan setelah operasi, maka
kemoterapi dapat dimulai 3-4 minggu setelah operasi atau saat luka operasi
sudah baik
b) Terapi Neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa
tumor, biasanya dikombinasi dengan kemoterapi. Apabila kemoterapi
diberikan sebelum operasi, maka kemoterapi dapat dimulai setelah
pemeriksaan tentang jenis dan sifat kanker sudah diketahui.
c) Kemoterapi Primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil
untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol
gejalanya.
d) Kemoterapi Induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikunya.
e) Kemoterapi Kombinasi
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi

4. Cara Pemberian Kemoterapi


a) Pemberian per oral
Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian peroral,
diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (vp-16).
b) Pemberian secara intra-muskulus
Pemberian dengan cara ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan
tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali
berturut-turut yang dapat diberikan secara intra-muskulus antara lain
bleomcin dan methotrexate.
c) Pemberian secara intravena
Pemberian secara intravena dapat dengan bolus perlahan-lahan atau
diberikan secara infuse (drip). Cara ini merupakan cara pemberian
kemoterapi paling umum dan banyak digunakan.
d) Pemberian secara intra-arteri
Pemberian intra-arteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang
cukup banyak antara lain alat radiologi diagnostic, mesin, atau alat filter,
serta memerlukan keterampilan tersendiri.
5. Obat kemoterapi pada kanker
Terdapat 100 jenis obat kemoterapi yang digunakan sampai saat ini. Dokter
akan memilih obat kemoterapi sesuai dengan jenis kanker dan seberapa jauh
kanker menyebar. Dua atau lebih obat sering digunakan sebagai suatu kombinasi.
Alasan dilakukannya terapi kombinasi adalah untuk menggunakan obat yang
bekerja pada bagian yang berbeda dari proses metabolisme sel, sehingga akan
meningkatkan kemungkinan dihancurkannya jumlah sel-sel kanker. Selain itu,
efek samping yang berbahaya dari kemoterapi dapat dikurangi jika obat dengan
efek beracun yang berbeda digabungkan, masing-masing dalam dosis yang lebih
rendah dari pada dosis yang diperlukan jika obat itu digunakan tersendiri
(Junaidi,2007 ). Obat-obat dengan sifat yang berbeda digabungkan, misalnya obat
yang membunuh sel-sel tumor dikombinasikan dengan obat yang merangsang
system kekebalan terhadap kanker (Junaidi,2007).

a) Alkylating agents

Alkylating memengaruhi molekul DNA, yaitu mengubah struktur atau


fungsinya sehingga tidak dapat berkembang biak. Contoh lain obat golongan
ini adalah busolvon dan cisplatin. Obat ini biasanya digunakan dengan kasus
leukemia, limfoma non-Hodgkin, myeloma multiple dan melanoma malignan.
Efek sampingnya adalah mual; muntah; rambut rontok; iritasi kandung kemih
(sistitis) disertai terdapatnya darah dalam air kemih; jumlah sel darah putih, sel
darah merah, dan trombosit menurun; jumlah sperma berkurang (pada pria
mungkin terjadi kemandulan yang menetap) (Indrawati, 2009).
b) Obat antimetabolit

Antimetabolit adalah zat yang bisa menghambat enzim-enzim yang


diperlukan untuk memproduksi basa yang menjadi bahan penyusun DNA.
Antimetabolit dan juga asam folat dapat mencegah terjadinya pembelahan pada
sel kanker. Contoh dari obat ini antara lain adalah: Methotrexate, Floxuridine,
Plicamycin, Mercaptopurine, Cytarabine dan Flourouracil (Indrawati, 2009).
Antimetabolit adalah sekumpulan obat yang memengaruhi sintesis
(pembuatan) DNA atau RNA dan mencegah perkembangbiakan sel. Obat
golongan ini menimbulkan efek yang sama dengan alkylating agents. Efek
samping tambahan terjadinya ruam kulit, warna kulit menjadi lebih gelap
(meningkatkan pigmentasi), atau gagal ginjal. Contoh obat ini adalah
methotrexate dan gemcitabine yang digunakan pada kanker leukimia serta
tumor payudara, ovarium dan saluran pencernaan (Indrawati, 2009).
c) Antibiotik antitumor

Obat ini juga memengaruhi DNA dan mencegah tumor berkembang biak
dan dengan cara kimiawi mencegah produksi enzim-enzim serta mengubah
membran sel. Contohnya adalah Pleomycin dan Idarubicin yang digunakan
untuk berbagai macam jenis kanker (Junaidi, 2007).
Efek sampingnya sama dengan alkylating agents. Kepada penderita
leukimia limfoblastik akut dapat diberikan asparagin diperlukan oleh leukimia
untuk melangsungkan pertumbuhanny (Junaidi, 2007). Efek sampingnya
berupa reaksi alergi yang bisa berakibat fatal, hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, demam, kadar gula darah tinggi (Junaidi, 2007).
d) Senyawa-senyawa Alami

Ada beberapa senyawa alami yang dapat mengikat DNA (dengan sebuah
proses yang disebut sebagai “interkalasi”) sehingga menimbulkan kerusakan
pada krosom dari sel kanker dan menghambat pembelahan sel kanker. Contoh
dari senyawa semacam ini adalah dactinomycin, mitomycin, doxorubicin,
mithromycin, daunorubicin dan bleomycin (Indrawati, 2009).
e) Analog Platinum

Analog platinum adalah senyawa-senyawa yang mengandung unsur


logam platinum. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan cara membentuk rantai
silang antara DNA dengan platinum sehingga sel kanker tidak dapat melakukan
pembelahan dengan benar dan proses perkembangbiakannya menjadi
terhambat. Contohnya adalah carboplatin, cisplatin dan oxaliplatin (Indrawati,
2009).
6. Efek Samping Kemoterapi
Efek samping dari kemoterapi meliputi anemia, trombositopenia, leucopenia,
mual dan muntah, alopenia (rambut rontok), stomatitis, reaksi alergi, neurotoksik,
dan ekstravasasi (keluarnya obat vesikan atau iritan ke jaringan subkutan yang
berakibat timbulnya rasa nyeri, nekrosis jaringan, dan ulserasi jaringan (Rasjisi,
2007).
a) Efek kemoterapi secara fisik
Kemoterapi memiliki dampak dalam bidang kehidupan antara lain dampak
terhadap fisik dan psikologis kemoterapi memberikan efek nyata kepada fisik
pasien, setiap orang memiliki variasi yang berbeda dalam merespon obat
kemoterapi, efek fisik yang tidak diberikan penanganan yang baik dapat
mempengaruhikualitas hidup pasien, adaun dampak fisik kemoterapi adalah
sebai berikut : (Ambarwati, 2014)
- Mual dan muntah
- Konstipasi
- Neuropati perifer
- Toksisitas kulit
- Kerontokan rambut (alopecia)
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
- Penurunan nafsu makan
- Perubahan rasa dan nyeri
b) Efek kemoterapi secara psikologi
Beberapa dampak psikologis pasien kanker diantaranya sebagai berikut:
- Ketidakberdayaan
- Kecemasan
- Rasa Malu
- Harga diri rendah
- Stress
- Depresi
- Amarah
c) Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :
- Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik terhadap organ
tubuh tertentu
- Dosis
- Jadwal pemberian
- Pemberian (iv, im, peroral, per drip infuse)
- Faktor individu pasien yang memiliki kecendurungan efek toksisitas pada
organ tertentu.
7. Lama Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dalam beberapa siklus tergantung dengan jenis
kemoterapi. Satu siklus kemoterapi berlangsung sekitar 3 minggu, yaitu dari hari
dimana melakukan kemoterapi, diperlukan sekitar 3 minggu kemudian untuk ke
siklus kemoterapi berikutnya. Kemoterapi yang diberikan melalui pembuluh darah
dapat berlangsung sekitar 2-3 jam. Biasanya hanya menjalani sesi kemoterapi
secara rawat jalan di Rumah Sakit tanpa memerlukan rawat inap.

8. Penatalaksanaan Kemoterapi
Persiapan
Sebelum pengobatan dimulai terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang
meliputi :
1) Darah tepi, Hb, Leuko, Hitung jenis, trombosit
2) Fungsi hepar, bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphate
3) Funsi ginjal, ureum, creatinin, creatinin clearance test bila serum creatinin
meningkat
4) Audiogram (terutama pada pemberian cis-plastinum)
5) EKG (terutama pemberian adriamycin, epirubicin)
Syarat :
1) Keadaan umum pasien cukup baik
2) Pasien dan keluarga mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi
dan menandatangani inform concent
3) Faal ginjal dan hati baik
4) Diagnosis patologik
5) Jenis kanker diketahui cukup sensitive terhadap kemoterapi
6) Hasil pemeriksaan laboratorium hemoglobin > 10 gram %, leukosit >
5000/mm3, trombosit > 150.000/mm3
9. Indikasi Pemberian Kemoterapi
a. Untuk penyembuhan kanker
Hanya beberapa jenis kanker yang disembuhkan oleh kemoterapi seperti
akut limfoblastik leukemia, burkit limfoma, wilm tumor pada anak-anak,
choriokarsinoma.
b. Memperpanjang hidup dan remisi
Kanker yang sensitive terhadap kemoterapi walaupun penyakit progresif
seperti akut myeloblatik leukemia limfoma maligna stadium III atau IV,
myeloma, metastase melanoma maligna atau kanker mamma, kolon,
ovarium, testis.

c. Memperpanjang intervensi bebas kanker


Walaupun kanker kelihatan masih local setelah operasi atau radioterapi
seperti limfoma stadium III, melanoma maligna, kanker mamma, kolon,
ovarium. Pengobatan perlu waktu cukup lama dan dosis tinggi dengan
interval yang panjang untuk memberikan kesempatan jaringan normal pulih
diantara pengobatan
d. Menghentikan progesi kanker
Progresi penyakit ditujukan secara subyektif seperti anoreksia, penurunan
berat badan, nyeri tulang atau terdapat kelainan obyektif seperti penurunan
fungsi-fungsi organ dapat diberikan sitostatik asalkan kemungkinan
keberhasilan 25% atau lebih,misalnya pada metastase kanker mamma,
kolon.
e. Paliatif simtom
Pada kanker yang terdapat pada tempat-tempat yang tidak cocok untuk
radiasi dapat diberikan sitostatik walaupun obat itu tidak member respon
yang baik sebagai terapi sistemik, misalnya dapat diberikan instalasi
sitostatik, intrapleural, injeksi intratumoral dengan thiotepa dan sebagainya
f. Mengecilkan volume kanker
Mengecilkan tumor pra bedah atau pra radioterapi seperti pemberian
bleomycin untuk kanker mulut, saluran nafas bagian atas atau pemberian
alkylator dengan kombinasinya pada limfoma stadium II
g. Menghilangkan gejala para neoplasma
Pada metastase kanker yang memberikan sindroma para neoplasma,
misalnya pemberian kortikosteroid pada anemia hemolitik, fibrinolisis,
dermatomyositis, neuropati perifer, degenerasi cerebelair, pemberian
androgen pada kaheksia, anoreksia atau pemberian mithamycin pada
hiperkalsemia.
10. Kontraindikasi
a. Kontra indikasi absolute :
1) Penyakit stadium terminal
2) Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan
3) Septicemia
4) Koma
b. Kontra indiaksi relatif :
a) Usia lanjut, terutama untuk tumor yang tumbuhnya lambat dan
sensitivitasnya rendah
b) Status penampilan yang sangat jelek
c) Ada gangguan fungsi organ vital yang berat seperti hati, ginjal,
jantung, sumsum tulang dan sebagainya
d) Dementia
e) Penderita tidak dapat mengunjungi rumah sakit secara teratur
f) Penderita tidak kooperatif
g) Tumor resisten terhadap obat
h) Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai (Gede, 2000)
11. Pencegahan infeksi
1) Memahami bahwa setiap pasien yang menjalani kemoterapi biasanya
beresiko lebih besar mengalami infeksi. Namun setiap obat kemoterapi
memilki resiko yang berbeda. Konsultasikan dengan dokter untuk menilai
resiko pasien dan untuk menentukan langkah pencegahan terhadap infeksi.
2) Ubah gaya hidup untuk memperkuat kondisi tubuh. Konsumsilah diet
seimbang kaya vitamin mineral, dan protein, menghindari alkohol dan
istirahlah yang cukup.
3) Lakukan tes darah untuk memantau jumlah sel darah putih untuk
menentukan jumlah sel darah putih normal.
4) Hindari berdekatan dengan orang yang mengalami flu, pilek, atau penyakit
lain yang disebabkan virus. Dianjurkan pula untuk meminimalkan kontak
dengan fasilitas umum yang bisa menjadi sumber penyebaran kuman
seperti sistem transportasi, mall, sekolah, atau kantor.
5) Sering seinglah mencuci tangan, terutama setelah menyentuh orang,
binatang atau menangani benda kotor. Berhati-hati menggunakan pisau,
gunting, atau alat tajam lainnya untuk menghindari luka yang dapat
memicu infeksi.
6) Sikat gigi dengan teratur dan lembut untuk membantu mencegah infeksi di
tenggorokan dan mulut.
7) Berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala infeksi seperti keluar
keringat berlebih, kemerahan, melepuh, bengkak, demam, menggigil,
masalah kencing, batuk, dan nyeri sinus.
12. Nutrisi pada Pasien dengan Kemoterapi
1) Protein
Protein berguna untuk pertumbuhan, memperbaiki jaringan tubuh, dan
untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Sumber yang baik dari protein
termasuk ikan, unggas, daging merah tanpa lemak, telur , produk susu
rendah lemak, kacang-kacangan dan selai kacang, kacang kering, kacang
polong dan kacang, dan makanan kedelai.
2) Lemak
Tubuh memecah lemak dan menggunakan mereka untuk menyimpan
energi , melindungi jaringan tubuh , dan mengangkut beberapa jenis
vitamin melalui darah. Lemak tak jenuh tunggal yang ditemukan terutama
dalam minyak sayur seperti zaitun dan kacang tanah minyak. Lemak tak
jenuh ganda yang ditemukan terutama dalam minyak nabati seperti bunga
matahari dan jagung. Lemak jenuh terutama ditemukan dalam sumber-
sumber hewani seperti daging dan unggas, utuh atau susu rendah lemak,
keju, dan mentega. Beberapa minyak nabati seperti kelapa, minyak inti
sawit, dan minyak sawit jenuh.
3) Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh. Sumber-sumber dari
karbohidrat termasuk roti, kentang, nasi, spaghetti, pasta, sereal, jagung,
kacang polong, dan kacang-kacangan.
4) Air
Air dan cairan atau cairan berperan penting bagi kesehatan. Sel tubuh
membutuhkan air untuk berfungsi. Jika kebutuhan air tidak terpenuhi atau
karena muntah atau diare, maka dapat menyebabkan dehidrasi. Dalam
sehari sebaiknya minum 8-12 gelas air untuk memenuhi kebutuhan air
pada tubuh.
5) Antioksidan
Antioksidan termasuk vitamin A, C, E dan selenium. Antioksidan dapat
merangsang sistem imun tubuh untuk melawan radikal bebas yang
membentuk karsinogen. Bahan makanan yang dianjurkan diantaranya
bawang putih, tomat, brokoli, tempe, kacang kedelai, wortel, kubis, kol,
jeruk, jambu biji, roti, serealia, produk susu (yoghurt dan keju), ikan,
terutama ikan laut dan kacang-kacangan, sebagai sumber protein, serta
makanan berserat tinggi sebagai zat antikarsinogen.
Makanan/minuman yang baik pada pasien yang dilakukan kemoterapi:
1) Daging
Daging dapat meningkatkan haemoglobin dan kaya zat besi. Selain itu,
daging mudah diserap oleh usus sehingga tidak menyebabkan pencernaan
tersumbat. Namun, jangan berlebihan makan daging karena dapat
membuat resiko serangan jantung bertambah. Konsumsilah daging rendah
lemak dengan menu diet yang seimbang. Batasi porsi daging dengan hanya
menyantap 3-5 ons saja setiap kali makan. Serta hindari makan lebih dari 6
kali porsi daging setiap minggunya.
2) Sayuran
Sayuran merupakan salah satu makanan penambah darah. Akan tetapi,
tidak semua sayuran dapat mengurangi anemia. Sayuran penambah darah
antara lain bayam, ubi, kacang polong hijau, kacang merah, kol, lobak,
kentang, brokoli dan sawi. Dari sekian banyak sayuran, ubi adalah obat
alami terbaik untuk meningkatkan jumlah sel darah merah. Ubi
mengandung zat besi, mengaktifkan sel-sel darah merah dan menambah
oksigen ke dalam darah.
3) Buah-buahan
Buah-buahan seperti kismis, plum, apel, anggur dan melon, tidak hanya
memperlancar aliran darah, tapi juga menambah jumlah sel darah merah.
Buah jeruk dan limau juga menambahkan zat besi ke tubuh Anda.
4) Kacang-kacangan
Beberapa jenis kacang dapat mengatasi kekurangan darah, terutama kacang
almond. 1 ons kacang almond setiap hari memberikan 6 persen zat besi ke
dalam tubuh. Di samping itu, harga kacang almond relatif lebih murah
daripada kacang lainnya.
5) Sereal roti Gandum membuat badan lebih sehat sehingga perlu dimasukan
ke dalam daftar diet Anda. Gandum juga mempunyai banyak kandungan
zat besi yang mengurangi risiko Anda terkena anemia berat.
6) Kuning telur
Cara mengatasi anemia dengan mengonsumsi telur. Anda dapat merebus 1
kuning telur ayam kampung bersama daun bawang merah dan campurkan
air secukupnya setelah itu, kemudian dimakan atau dikonsumsi secara
teratur 2 kali sehari secara teratur.
Selama menjalani kemoterapi sebaiknya menghindari makanan-makanan
yang terlalu asam, berbumbu tajam, berlemak (santan) atau pedas, karena
makanan ini akan menambah mual dan dapat memperberat luka pada lambung
yang terjadi akibat pemberian kemoterapi. Demikian pula karena alasan yang
sama, hindari minuman yang mengandung soda atau alcohol, kopi, dan rokok.
DAFTAR PUSTAKA
Berek S, Jonethan. Novak’s Gynecology International Education, cetakan ke 12.
1996
Bulechek, Gloria M. Et al.2013.Nursing Interventions Classification
(NIC).Missouri: Elsevier
Cunningham, F. Gary,Gant. 2005. Obstetri williams vol2. Jakarta: EGC
Desen, Wan., Willie Japaries. 2011 Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Herdman, T. H. & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions & Classification, 2015-2017. Oxford: Wiley
Blackwell
Linda S williams, Paula D. Hopper.2011.Understanding Medical Surgical
Nursing. Fourth Edition. Philadelphia: Davis Company
Moorhead, Sue et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Missouri:
Elsevier
Nurwijaya, Hartati., Andrijono., dan Suheimi, H.K. 2010. Cegah dan Deteksi
Kanker Serviks. Jakarta: Elex Media Komputindo
Pernoll. Gestational Trophoblastic disease, Current obstetric and Gynecology
Diagnosis and Treatment.Edisi ke 7. A Lange Medical Book
Prawirohardjo SP. Penyakit trofoblas ganas, Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Kandungan. Yayasan Bina Pustaka edisi ke 2. 1981
Schiffman, M., M.D. M.P.H., Castle P.E., Ph.D., M.P.H., The Promise of Global
Cervical Cancer, N Engl J Med 2005;353(20):2101-2104
Soekimin.2005.related:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2042/1/patologi-
soekimin3.pdf trofoblas ganas. Di akses pada tgl 9 Oktober 2016.
Wikipedia(2014).Choriocarsinoma.Fromhttp://en.wikipedia.org/wiki/Choriocarcin
oma, diakses pada tanggal 10 Oktober 2016 pukul 09.05.
Sastrawinata, sulaiman. 2008. Ginekologi. Bandung : Elstar offset
Indrawati, Maya. 2009. Bahaya Kanker bagi Wanita dan Pria. Jakarta: AV
Publisher
Junaidi, Iskandar. 2007. Kanker. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Keperawatan
DAFTAR HADIR PESERTA PKRS

Ruang : Cendrawasih Dr Soetomo Surabaya


Tanggal : Jumat, 07 Desember 2018
Waktu : 08.00 WIB
No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.

DAFTAR HADIR MAHASISWA SAAT PKRS


Ruang : Cendrawasih RSUD Dr Soetomo Surabaya
Tanggal : Jumat, 07 Desember 2018
Waktu : 08.00 WIB
No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.

DAFTAR HADIR PEMBIMBING SAAT PKRS

Ruang : Cendrawasih RSUD Dr Soetomo Surabaya


Tanggal : Jumat, 07 Desember 2018
Waktu : 08.00 WIB
No Nama TTD
1.
2.
3.
4.
5.

LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“PENYAKIT TROFOBLAS GANAS”
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD DR SOETOMO SURABAYA

No Struktur Penilaian Keterlaksanaan (Sesuai dengan


Hasil yang Ingin Dicapai)
Ya Tidak
Kriteria Struktur
1 Kesiapan Materi
2 Kesiapan SAP
3 Kesiapan media: power point&leaflet
4 Kehadiran peserta penyuluhan (min. 10)
5 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
oleh mahasiswa
6 Pengorganisasian penyelenggaran
penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya
Kriteria Proses
Pembukaan:
1 Membuka acara dengan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Kontrak waktu
4 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
5 Menyebutkan materi penyuluhan
6 Menggali pengetahuan peserta
Pelaksanaan:
7 Penyampaian materi penyuluhan
8 Memberikan kesempatan kepada sasaran
penyuluhan untuk mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang
disampaikan
9 Menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh peserta penyuluhan
10 Peserta antusias dalam mengikuti
penyuluhan

Evaluasi:
11 Menanyakan kepada peserta penyuluhan
tentang materi yang diberikan
12 Moderator penyimpulkan hasil
penyuluhan
13 Membagikan leaflet
14 Ucapan terimakasih kepada peserta
15 Menutup acara dengan salam
Kriteria Hasil
16 Peserta yang hadir  10 orang
17 Acara dimulai tepat waktu
18 Peserta mengikuti acara sesuai dengan
aturan yang disepakati
19 Peserta memahami materi yang telah
disampaikan dan menjawab pertanyaan
dengan benar

Surabaya, 07 Desember 2018


(..................................................)

LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“PENYAKIT TROFOBLAS GANAS”
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD DR SOETOMO SURABAYA

No Keterlaksanaan (Sesuai dengan


Struktur Penilaian Hasil yang Ingin Dicapai)
Ya Tidak
Moderator
1 Membuka acara penyuluhan
2 memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
3 Menyebutkan kontrak waktu
penyuluhan.
4 Memotivasi peserta untuk bertanya
5 Memimpin jalannya diskusi dan
evaluasi
6 Menutup acara penyuluhan.
Penyuluh
7 Menjelaskan materi penyuluhan
dengan jelas dan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
8 Memotivasi peserta untuk tetap aktif
dan memperhatikan proses
penyuluhan
9 Menjawab pertanyaan peserta.
Fasilitator
10 Ikut bergabung dan duduk bersama di
antara peserta
11 Menjawab pertanyaan jika ada
peserta yang bertanya kepadanya
12 Memotivasi peserta untuk bertanya
materi yang belum jelas
13 Menjelaskan tentang istilah atau hal-
hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
Observer
14 Mencatat nama, dan jumlah peserta,
serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses penyuluhan.
15 Mencatat pertanyaan yang diajukan
peserta
16 Mengamati perilaku verbal dan non
verbal peserta selama proses
penyuluhan.
17 Mengevaluasi hasil penyuluhan
dengan rencana penyuluhan
18 Menyampaikan evaluasi langsung
kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.

Surabaya, 07 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai