Disusun Oleh:
I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga memahami tentang konsep
penyakit trofoblas ganas dan manajemen pengobatannya.
III. Materi
a. Menjelaskan definisi penyakit trofoblas ganas.
b. Menjelaskan etiologi penyakit trofoblas ganas.
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit trofoblas ganas.
d. Menjelaskan pengobatan dan pencegahan penyakit trofoblas ganas.
IV. Metoda
Ceramah dan tanya jawab
V. Media
LCD dan leaflet
VI. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Dr. Esty Yunitasari, S.Kp., M.Kes.
2. Pembimbing Ruangan : Kartika Rini, S.Keb., Bd.
3. Moderator : Eva Surya Oktavian
4. Penyaji : Latansa Hayyil Islam
5. Notulen : Istinur Alifah
6. Fasilitator : Hafida Oktavia
7. Observer : Elisa Maria Wahyuni
VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Cendrawasih RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama proses
penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga pasien mengetahui dan memahami konsep dekubitus dan manajemen
pencegahan dekubitus.
b. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang.
3. 10 menit Evaluasi :
a. Menanyakan kepada peserta a. Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan.
4. 2 menit Terminasi :
a. Mengucapkan terimakasih atas a. Mendengarkan
peran serta peserta.
b. Mengucapkan salam penutup b. Menjawab salam
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
Penyakit Trofoblas Ganas
Beberpa hal yang akan didapatkan dari hasil pemeriksaan pada pasien
dengan trofoblas ganas, yakni :
1) Didapati perdarahan pervaginam yang menetap
2) Titer βhCG yang tetap atau meninggi setelah terminasi melahirkan
Kadar hCG dalam beberapa minggu setelah periode menstruasi terakhir:
a. 3 minggu LMP: 5 - 50 mIU/ml
b. 4 minggu LMP: 5 - 426 mIU/ml
c. 5 minggu LMP: 18 - 7,340 mIU/ml
d. 6 minggu LMP: 1,080 - 56,500 mIU/ml
e. 7 - 8 minggu LMP: 7, 650 - 229,000 mIU/ml
f. 9 - 12 minggu LMP: 25,700 - 288,000 mIU/ml
g. 13 - 16 minggu LMP: 13,300 - 254,000 mIU/ml
h. 17 - 24 minggu LMP: 4,060 - 165,400 mIU/ml
i. 25 - 40 minggu LMP: 3,640 - 117,000 mIU/ml
3) Pemeriksaan USG, karena sensitivitas titer β-hCG yang kurang akurat
4) Bisa juga dilakukan Foto Thorax karena adanya kemungkinan kanker
bermetastasis di vagina, serviks, paru-paru atau otak. Pada pemeriksaan
foto thorax dapat ditemukan adanya lesi yang metastase.
Alat diagnosis terpenting adalah pemeriksaan fisik yang seksama,
karena tumor itu biasanya solid, transiluminasi. Tomografi koputasi (CT)
digunakan untuk menilai adanya penyakit metastasis. Pemeriksaan ini diikuti
segera tindakan bedah (bisanya orkhidektomi inguinal) dan pemeriksaan
histology. Pemeriksaan USG untuk memastikan keberadaan dan lokasi suatu
massa harus diikuti dengan CT dada, perut, dan pelvis untuk menentukan
stadium tumor. Pemeriksaan pencitraan setiap penderita dengan tanda dan
gejala tumor sel benih harus meliputi radiografi polos, CT scan dada, dan
scan tulang radionuklida untuk mengenali penyakit metastasis. Untuk
penderita dengan tumor sakrokosigeal, MRI lebih jitu daripada CT scan
dalam mengidentifikasi ekstensi tumor local ke dalam tulang yang berdekatan
satau saluran intraspinal. Diagnosis pasti dikonfirmasikan secara histology
setelah eksisi bedah atau biopsy. Kadar AFP dan β-HCG serum harus diukur
waktu penderita ditemukan dan dipantau selama terapi. Petanda biologic ini
amat berguna dalam proses diagnosis dan pada evaluasi efektivitas terapi.
KEMOTERAPI
1. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu metode pengobatan yang bertujuan untuk membunuh
sel kanker dengan obat kanker dengan cara menghambat proliferasi sel. (Munir,
2005). Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika (zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker. Obat-obatan
kemoterapi biasanya diberikan melalui suntikan atau infus. Jadi, obat kemoterapi
menyebar ke seluruh jaringan tubuh, dapat membasmi sel-sel kanker yang sudah
menyebar luas di seluruh tubuh. Karena penyebaran obat kemoterapi luas, maka
daya bunuhnya luas, efek sampingnya biasanya lebih berat dibandingkan dua
modalitas pengobatan terdahulu (Hendry,dkk 2007).
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak seperti
radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan terapi sistemik,
yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang
telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi,2007).
2. Prinsip kerja pengobatan kemoterapi
Prinsip kerja pengobatan dengan kemoterapi adalah dengan meracuni atau
membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan
pertumbuhannya agar tidak menyebar, atau untuk mengurangi gejala-gejala yang
disebabkan oleh kanker. Kemoterapi kadang-kadang merupakan pilihan pertama
untuk menangani kanker. Kemoterapi bersifat sistemik, berbeda dengan radiasi
atau pembedahan yang bersifat setempat, karenanya kemoterapi dapat
menjangkau sel-sel kanker yang mungkin suddah menjalar dan menyebar ke
bagian tubuh yang lain (Junaidi,2007).
Penggunaan kemoterapi berbeda-beda untuk setiap pasien, kadang-kadang
sebagai pengobatan utama, pada kasus lain dilakukan sebelum atau setelah operasi
atau radiasi. Tingkat keberhasilan kemoterapi juga berbeda-beda tergantung jenis
kankernya (Junaidi,2007).
3. Tujuan Pengobatan Kemoterapi
a) Terapi Adjuvant
Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan
dengan radiasi, dengan bertujuan untuk membunuh sel yang telah
bermetastase. Apabila kemoterapi diberikan setelah operasi, maka
kemoterapi dapat dimulai 3-4 minggu setelah operasi atau saat luka operasi
sudah baik
b) Terapi Neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa
tumor, biasanya dikombinasi dengan kemoterapi. Apabila kemoterapi
diberikan sebelum operasi, maka kemoterapi dapat dimulai setelah
pemeriksaan tentang jenis dan sifat kanker sudah diketahui.
c) Kemoterapi Primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil
untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol
gejalanya.
d) Kemoterapi Induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikunya.
e) Kemoterapi Kombinasi
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi
a) Alkylating agents
Obat ini juga memengaruhi DNA dan mencegah tumor berkembang biak
dan dengan cara kimiawi mencegah produksi enzim-enzim serta mengubah
membran sel. Contohnya adalah Pleomycin dan Idarubicin yang digunakan
untuk berbagai macam jenis kanker (Junaidi, 2007).
Efek sampingnya sama dengan alkylating agents. Kepada penderita
leukimia limfoblastik akut dapat diberikan asparagin diperlukan oleh leukimia
untuk melangsungkan pertumbuhanny (Junaidi, 2007). Efek sampingnya
berupa reaksi alergi yang bisa berakibat fatal, hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, demam, kadar gula darah tinggi (Junaidi, 2007).
d) Senyawa-senyawa Alami
Ada beberapa senyawa alami yang dapat mengikat DNA (dengan sebuah
proses yang disebut sebagai “interkalasi”) sehingga menimbulkan kerusakan
pada krosom dari sel kanker dan menghambat pembelahan sel kanker. Contoh
dari senyawa semacam ini adalah dactinomycin, mitomycin, doxorubicin,
mithromycin, daunorubicin dan bleomycin (Indrawati, 2009).
e) Analog Platinum
8. Penatalaksanaan Kemoterapi
Persiapan
Sebelum pengobatan dimulai terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang
meliputi :
1) Darah tepi, Hb, Leuko, Hitung jenis, trombosit
2) Fungsi hepar, bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphate
3) Funsi ginjal, ureum, creatinin, creatinin clearance test bila serum creatinin
meningkat
4) Audiogram (terutama pada pemberian cis-plastinum)
5) EKG (terutama pemberian adriamycin, epirubicin)
Syarat :
1) Keadaan umum pasien cukup baik
2) Pasien dan keluarga mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi
dan menandatangani inform concent
3) Faal ginjal dan hati baik
4) Diagnosis patologik
5) Jenis kanker diketahui cukup sensitive terhadap kemoterapi
6) Hasil pemeriksaan laboratorium hemoglobin > 10 gram %, leukosit >
5000/mm3, trombosit > 150.000/mm3
9. Indikasi Pemberian Kemoterapi
a. Untuk penyembuhan kanker
Hanya beberapa jenis kanker yang disembuhkan oleh kemoterapi seperti
akut limfoblastik leukemia, burkit limfoma, wilm tumor pada anak-anak,
choriokarsinoma.
b. Memperpanjang hidup dan remisi
Kanker yang sensitive terhadap kemoterapi walaupun penyakit progresif
seperti akut myeloblatik leukemia limfoma maligna stadium III atau IV,
myeloma, metastase melanoma maligna atau kanker mamma, kolon,
ovarium, testis.
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“PENYAKIT TROFOBLAS GANAS”
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD DR SOETOMO SURABAYA
Evaluasi:
11 Menanyakan kepada peserta penyuluhan
tentang materi yang diberikan
12 Moderator penyimpulkan hasil
penyuluhan
13 Membagikan leaflet
14 Ucapan terimakasih kepada peserta
15 Menutup acara dengan salam
Kriteria Hasil
16 Peserta yang hadir 10 orang
17 Acara dimulai tepat waktu
18 Peserta mengikuti acara sesuai dengan
aturan yang disepakati
19 Peserta memahami materi yang telah
disampaikan dan menjawab pertanyaan
dengan benar
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“PENYAKIT TROFOBLAS GANAS”
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD DR SOETOMO SURABAYA