BAB II
TINJAUAN LAHAN RUMAH SAKIT
2.1 Profil dan Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang IRNA B
RSUD Awet Muda Narmada
2.1.1 Profil Rumah Sakit
a. Dokumentasi
Bedasarkan hasil wawancara kepada Kepala
ruangan IRNA B yang dilakukan pada tanggal 15 Juli
2020 bahwa RSAM Narmada mulai beropersional dan
memberikan pelayanan pada masyarakat sejak 27
Desember 2016, rumah sakit ini merupakan rumah
sakit milik pemerintah Lombok Barat yang terletak
kurang lebih 5 kilometer dari pusat Kota Mataram,
Rumah Sakit Awet Muda Narmada Merupakan Rumah Sakit
tipe D yang disahkan berdasarkan peraturan daerah
Kabupaten Lombok Barat No. 2 Tahun 2016.
b. Dokumentasi
Berdasarkan hasil observasi profil rumah sakit
didapatkan bahwa RSAM Narmada merupakan salah satu
rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Lombok Barat
yang terletak di Jln Ahmad Yani No.69 Narmada.
Berdiri dilahan seluas 34.500 m 2
dengan luas
bangunan 3.655 m2. Lokasi ini sangat strategis,
selain mudah dijangkau juga terletak dijalur wisata
dan juga alur lalu lintas kabupaten yang
menghubungkan beberapa kabupaten bahkan dua pulau
besar di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Rumah Sakit Awet Muda Narmada mulai
beroperasional pada tanggal 27 Desember 2016.
dilakukan soft Opening yang dibuka oleh Bupati
Kabupaten Lombok Barat H. Fauzan Khalid,
S.Ag.,M.Si. Pada Tanggal 28 Maret 2017 Rumah Sakit
6
c. Teori
Berdasarkan pendapat PERSADA rumah sakit,
Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi
8
b. Observasi
c. Teori
Persyaratan teknis ruang dalam bangunan rumah sakit
Ruang rawat jalan berdasrakan UU No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
a) Letak ruang rawat jalan harus mudah diakses dari
pintu masuk utama rumah sakit dan memiliki akses
yang mudah ke ruang rekam medis, ruang farmasi,
ruang radiologi, dan ruang laboratorium.
b) Ruang rawat jalan harus memiliki ruang tunggu
dengan kapasitas yang memadai dan sesuai kajian
kebutuhan pelayanan.
c) Desain ruangan pemeriksaan pada ruang rawat jalan
harus dapat menjamin privasi pasien.
d) Dalam hal terdapat ruangan pemeriksaan untuk pasien
menular pada ruang rawat jalan, letak dan desain
ruangan pemeriksaan untuk pasien menular harus
dapat mengontrol penyebaran infeksi.
Standar ruangan yang ada di rumah sakit :
1) Rawat Jalan
2) Ruang Rawat Inap
3) Ruang Gawat Darurat
4) Ruang Operasi
5) Ruang Perawatan Intensif
6) Ruang Kebidanan dan Penyakit Kandungan
7) Ruang Rehabilitasi Medik
8) Ruang Radiologi
9) Persyaratan Ruang Radioterapi
10) Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
11) Ruang Sterilisai
12) Ruang Farmasi
13) Ruang Tenaga Kesehatan
14) Ruang Pendidikan dan Latihan
15) Ruang Kantor dan Administrasi
16
B. Pengumpulan Data
1. Data Umum Ruangan
- UNSUR INPUT / MASUKAN
a) Kajian data
- Wawancara :
Berdasartkan hasil wawancara kepada bagian
Kepegawaian didapatkan bahwa jumlah tenaga
keperawatan S1+Ners Sebanyak orang, dan D3
Keperawatan sebanyak orang.
- Observasi :
Berdasarkan hasil observasi di RSUD Awet Muda
Narmada didapatkan datasebagai berikut :
Tabel 2.1 Distribusi Tenaga Kerja Kesehatan
berdasarkan tingkat pendidikan RSAM Narmada
No Kualifikasi Jumlah Persentase
%
1 S1 Keperawatan+Ners 34 46 %
2 D3 Keperawatan 37 50 %
3 D4 Keperawatan 2 2,7 %
4 S2 Keperawatan 1 1,3
Manajemen1
Jumlah 74 100%
Non Perawat
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepegawaian, RSUD
Awet Muda Narmada memiliki dokter umum sebanyak 15
18
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang disesuaikan dengan
data hasil wawancara didapatkan bahwa jumlah tenaga
non perawat dapat dilihat di tabel dibawah :
Tabel 2.2 Distribusi tenaga non keperawatan
berdasarkan tingkat pendidikan diruang RSAM Narmada
b) Analisis data
Berdasarkan tabel 2.1 dapat dilihat bahwa tingkat
pendidikan perawat RSAM Narmada yang paling banyak
adalah d3 yaitu sebanyak orang dengan persentasse 50%
dan S1 Keperawatan sebanyak orang yaitu 46 %.Berdasarkan
table 2.2 data tenaga non medis dapat dilihat bahwa
tenaga non keperawatan dokter umum yaitu sebanyak 15
orang, spesialis 9 orang, tenaga administrasi 5 orang,
cleaning service sebanyak 14 orang
c) Kajian data
- Wawancara :
Berdasartkan hasil wawancara kepada kepala ruangan
IRNA B didapatkan bahwa jumlah tenaga keperawatan
S1+Ners Sebanyak 8 orang, dan D3 Keperawatan
sebanyak 3 orang.
- Observasi :
Berdasarkan hasil observasi di ruang IRNA B
didapatkan datasebagai berikut :
Tabel 2.1 Distribusi tenaga keperawatan berdasarkan
tingkat pendidikan diruang IRNA B RSAM Narmada
No Kualifikasi Jumlah Persentase
%
2 S1 Keperawatan+Ners 8 67 %
3 D3 Keperawatan 3 33 %
Jumlah 11 100%
Non Perawat
- Wawancara
20
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang disesuaikan dengan
data hasil wawancara didapatkan bahwa jumlah tenaga
non perawat dapat dilihat di tabel dibawah :
Tabel 2.2 Distribusi tenaga non keperawatan
berdasarkan tingkat pendidikan diruang IRNA B RSAM
Narmada
e) Kajian Pustaka
Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan salah satu indikator ditentukan
oleh pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.
Asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan sumber
daya yang sesuai kualitas dan profesional perawat
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Praktik
profesional yang merupakan yang harus tetap dipelihara
dan ditingkatkan dalam rangka mempertahankan
akuntabilitas dan standar kinerja yang
tinggi(Nursalam, (2015).
1 1
Parsial 0 0 0 0
Total 0 0 0 0
Jumlah 7 2 1 1
Keterangan :
A : Jam efektif/24 jam
B : (BOR x jumlah TT) jumlah pasien
rata-rata/hari
C : Jumlah hari libur
Kebutuhan perawat
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Intermediate 0,27 0,15 0,10
Maksimal 0,36 0,3 0,20
- Pemakaian suction
- Gelisah/disorientasi
b) Observasi
Dari hasil observasi jadwal dinas di Ruang IRNA B RSAM
Narmada pada tanggal 13 Juli 2020 jumlah tenaga dalam
satu hari, yaitu:
- Pagi :4 orang yang terdiri dari 1 Kepala ruangan, 1
Ketua tim, 2 Perawat Asociate
- Siang : 2 orang yang terdiri dari Perawat Pelaksana
- Malam : 2 orang yang terdiri dari Perawat pelaksana
- Libur : 2 orang yang terdiri dari Perawat Pelaksana
c) Kajian Pustaka
Berdasarkan Paragraf 4 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan “Undang-undang ketenagakerjaan “
khususnya Pasal 77 Ayat (1) UUK mewajibkan setiap
pengusaha untuk melaksanakan ketentuan waktu kerja.
Ketentuan waktu kerja ini telah diatur oleh
Pemerintah, yaitu :
Waktu kerja 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1
minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu.
Waktu kerja 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1
minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
3) Pasien
a) Kajian Data Psien di RSUD Awet Muda Narmada
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pihak terkait
tanggal 13 Juli 2020, RSAM adalah Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan perawatan rawat jalan dan rawat
inap.
Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Pada
tanggal 13 Juli 2020 pada buku register pasien bahwa
Jumlah pasien yang dirawat selama periode Mei-Juli
2020 yaitu:
Tabel 2.5 Distribusi Jumlah Pasien di RSAM Narmada
Periode Mei - Juli 2020
26
total
Jumlah pasien lama baru
NO
Analisis data
Dari tabel 2.5 di atas dapat dilihat bahwa jumlah
pasien yang berkunjung ke RSAM Narmada dalam 3 bulan
terakhir adalah 2758 pasien dengan rata-rata
perbulannya.
Kajian Pustaka
Menurut WHO pasien adalah seseorang yang sedang ke
instansi kesehatan yang membutuhkan pelayanan medis
atau keperawatan yang terganggu kondisi kesehatannya
baik jasmani maupun rohani
b) Kajian Data
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Perawat tanggal
13 Juli 2020, ruang IRNA Bmerupakan ruang rawat inap
yang memberikan pelayanan perawatan isolasi di
khususkan untuk pasien covid-19 dengan OTG.
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Pada
tanggal 13 Juli 2020pada buku register pasien bahwa
Ruang IRNA B merupakan ruang rawat gabung dan Khusus
Isolaso covid 19 Jumlah pasien yang dirawat selama
periode April - Juni 2020 yaitu:
Tabel 2.5 Distribusi Jumlah Pasien di Ruang IRNA B
RSAM Narmada Periode April - Juni 2020
4) Penyakit
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak terkait
untuk data 10 daftar penyakit terbanyak.
- Observasi :
Berdsarkan hasil observasi yang dilakukan, didaptkan
data sebagai berikut:
Jumlah penyakit terbanyak selama periode Mei-Juli
2020 dapat dilihat pada tabel berikut.
8 ANEMIA 3 2,2%
9 FEVER NON SPESIFIK 3 2,2%
10 DENGUE FEVER 2 1,5
Jumlah 136 100%
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan pearawat IRNA B
semua pasien diruangan isolasi tersebut menderita
covid-19
- Observasi :
Berdsarkan hasil observasi yang dilakukan, didaptkan
data sebagai berikut:
Jumlah penyakit terbanyak selama periode April-Juni
2020 dapat dilihat pada tabel berikut.
disease)
6 Post SC 3 0
7 GE 1 0
8 Abortus 1 0
Jumlah 53 100%
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan pearawat IRNA B
semua pasien diruangan isolasi tersebut menderita
covid-19
- Observasi :
Berdsarkan hasil observasi yang dilakukan, didaptkan
data sebagai berikut:
Jumlah penyakit terbanyak selama periode April-Juni
2020 dapat dilihat pada tabel berikut.
d) Kajian Teori
Penyakit adalah perihal hadirnya sekumpulan
respon tubuh yang tidak normal terhadapt agen, dimana
manusia memiliki toleransi yang sangat terbatas atau
bahkan tidak memiliki toleransi sama sekali (Elizabeth
J. Crown, 2011).
a) Kajian Data
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat IRNA
Bpasien terbanyak berasal dari rujukan puskesmas,
kemudian IGD, dan rujukan rumah sakit terdekat.
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan
pasien terbanyak berasal dari Puskesmas.
c) Kajian Teori
7) Mahasiswa praktik
a) Kajian data RSAM
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat IRNA B
bahwa tidak ada mahasiswa praktik periode bulan April-
Juni 2020 yang ada saat periode Juli ini dengan jumlah
131 mahasiswa.
Analisa data
Berdasarkan observasi bahwa tidak ada mahasiswa
praktik dari institusi profesi ners, Keperawatan dalam
periode April-Juni tidak ada , baru Juli ini dari
instansi STIKES Mataram sejumlah 131 mahasiswa.
d) Kajian pustaka
Pendidikan dan praktik keperawatan profesional
merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam
mengembangkan calon perawat secara komprehensif dalam
hal pengetahuan (Sardtjito, 2011).Mahasiswa
keperawaran berhak mendapatkan bimbingan yang optimal
dari pembimbing, baik pembimbing klinik maupun
pembimbing akademik (Pusdiknakes). Ikatan rumah sakit
pendidikan Indonesia (IRSPI) yang dikutip oleh Aditama
2011 menyatakan bahwa untuk menjadi rumah sakit
34
Material(M2)
1. Bangunan
a) Kajian Data RSUD Awet Muda Narmada
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian Managemen
pada tanggal 13 Juli 2020 di RSUD Awet Muda Narmada
OBSERVASI
Berdasarkan hasil observasi tanggal 13 Juli 2020
bagian managemen memiliki 4 ruang inap dengan
kapasitas 60 bed, dan tedapat beberapa ruangan
sepertin instalasi laboratorium, instalasi Gizi,
instalasi Farmasi, Rekam Medis, Central sterilisasi
supply department (CSSD),Instalasi Prasarana Dan
Sarana Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi Radiologi , Gas
Medis, Laundry, Instalasi pengelolaan Air limbah
(IPAL), IGD, dan gedung managemen, terdiri dari:
3 VIP 3 3
4 Telage kembar 1 3
5 Telage kembar 2 3
6 Telage kembar 3 2
7 Telage kembar 4 3
8 Telage kembar 5
9 Telage kembar 6
10 Telage kembar 7 3
11 Telage kembar 8 3
12 Telage kembar 9 3
13 Anggrek 3
14 Melati 3
15 Dalia 3
16 Telage duyung 1 5
17 Telage duyung 2 5
18 Telage duyung 3 4
19 Telage belek 1 4
20 Telage belek 2 3
21 Telage belek 3 4
22 Telage belek 4 3
23 Telage wangi 3 5
24 PPATSR 4
25 Peristi 1
TOTAL 60
b) Analisis data
RSUD Awet Muda Narmada memiliki 25 ruangan terdapat
60 bed, VIP 1, VIP 2, VIP 3 ada 3 bed , Telage kembar
1 ada 3 bed, Telage kembar 2 ada 3 bed, Telage kembar
3 ada 2 bed, Telage kembar 4 ada 3, Telage kembar 5,
Telage kembar 6, Telage kembar 7 ada 3 bed, Telage
kembar 8 ada 3 bed, Telage kembar 9 ada 3 bed, Anggrek
ada 3 bed, Melati ada 3 bed, Dalia ada 3 bed, Telage
duyung 1 ada 5 bed, Telage duyung 2 ada 5 bed, Telage
duyung 3 ada 4 bed, Telage belek 1 ada 4 bed, Telage
belek 2 ada 3 bed, Telage belek 3 ada 4 bed, Telage
37
c) Kajian Pustaka
Standar ruang rawat inap berdasarkan permenkes nomor
24 tahun 2016.
a. Letak ruang rawat inap harus di lokasi yang tenang,
aman, dan nyaman.
b. Ruang rawat inap harus memiliki akses yang mudah ke
ruang penunjang pelayanan lainnya.
c. Ruangan perawatan pasien di ruang rawat inap harus
dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
jenis penyakit.
1. Ruangan Perawatan
a. Ukuran ruangan rawat inap tergantung kelas perawatan
dan jumlah tempat tidur.
b. Jarak antar tempat tidur 2,4 m atau antar tepi
tempat tidur minimal 1,5 m.
c. Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
tingkat porositas yang tinggi.
d. Antar tempat tidur yang dibatasi oleh tirai maka rel
harus dibenamkan / menempel di plafon, dan sebaiknya
bahan tirai non porosif.
e. Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengamanan arus.
f. Harus disediakan outlet oksigen. Jumlah tempat tidur
menyesuaikan dengan klasifikasi RS dan kajian
kebutuhan pelayanan.
g. Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
baik alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik
minimal total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk
ventilasi alami harus lebih dari nilai tersebut.
h. Ruangan perawatan pasien harus memiliki bukaan
jendela yang aman untuk kebutuhan pencahayaan dan
ventilasi alami.
38
4. Ruang Isolasi.
a) Syarat Kamar lsolasi
1. Lingkungan harus tenang
2. Sirkulasi udara harus baik
3. Penerangan harus cukup baik
4. Bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga memu-
dahkan untuk observasi pasien dan pembersihannya
5. Tersedianya WC dan kamar mandi
6. Kebersihan lingkungan harus dijaga
7. Tempat sampah harus tertutup
8. Bebas dari serangga
9. Tempat alat tenun kotor harus ditutup
10. Urinal dan pispot untuk pasien harus dicuci
dengan memakai disinfektan.
b) Ruang Perawatan isolasi ideal terdiri dari :
1. Ruang ganti umum
2. Ruang bersih dalam
3. Stasi perawat
4. Ruang rawat pasien
5. Ruang dekontaminasi
6. Kamar mandi petugas
c) Kriteria Ruang Perawatan Isolasi ketat yang ideal
Perawatan Isolasi (Isolation Room)
1. Zona Pajanan Primer / Pajanan Tinggi
2. Pengkondisian udara masuk dengan Open
Circulation System
3. Pengkondisian udara keluar melalui Vaccum
Luminar Air Suction System
4. Air Sterilizer System dengan Burning & Filter
5. Modular minimal = 3 x 3 m2
Ruang Kamar Mandi / WC Perawatan Isolasi
(Isolation Rest Room)
1. Zona Pajanan Sekunder / Pajanan Sedang
2. Pengkondisian udara masuk dengan Open
Circulation System
40
≥ 10 jta = Ekatalog
≤ 10 jta = langsung ke toko
c) Analisa data
Berdasarkan grafik dana alat medis dan non medis
dapat dilihat bahwa dana non medis di dapatkan dari
pasien umum, BPJS, BANSOS, Persal, jika dana ≥ 10 jta
menggunakan Ekatalog, ≤10 jta langsung ke toko.
Berdasarkan grafik dana obat dan BHP di dapatkan
dari RS, PEMDA, Pemenrintah pusat. Dana dari RS yaitu
dari pasien UMUM , BPJS, BANSOS, persal. Sedangkan dana
dari pemda yaitu dananya alokasi khusus. Alur obat
diperoleh apotik kemudian di bawa ke BPOM untuk di cek,
lalu ke RS.
4. Administrasi penunjang
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 13 juli dengan
perawat di RSUD Awet Muda Narmada, sudah memiliki
administrasi penunjang seperti lembar dokumentasi, buku
operan (LES), TTV
b) Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tanggal 13
juli 2020, RSUD Awet Muda Narmada memiliki administrasi
penunjang seperti :
- Lembar dokumentasi
- Buku TTV
- Buku timbang terima (LES)
- SOP
c) Kajian Pustaka
Pelaksanaan proses manajemen pelayanan keperawatan
sangat memerlukan adanya pengelolaan fasilitas dan
peralatan sebagai faktor pendukung dan penunjang
terlaksananya pelayanan keperawatan yang efektif.
Standar fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun
keperawatan telah ditetapkan oleh masing-masing
institusi dengan memperhatikan jenis alat, bahan /
warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang dibutuhkan,
juga didasarkan atas pertimbangan bahan yang dipakai,
disimpan maupun dicuci. Penyediaan alat-alat
43
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepada ruangan IRNA
B pada tanggal 13 Juli 2020 Ruangan IRNA B merupakan
salah satu ruangan isolasi COVID di RSUD AWET MUDA
NARMADA yang melayani perawatan pasien rawat gabung.
OBSERVASI
1 7 13 19
S
2 8 14 MEJA GYN
T B 3 9 15 20
4 10 16
5 11 17
6 12 18
NERS TK 10 TK 9 TK 8 TK 7 TK 6 TK 5
STATION
44
d) Analisis data
Ruang IRNA B memiliki 14 ruangan terdapat 25 bed, di
antaranya ada ruangan untuk pasien sebanyak 9 ruangan
isolasi dengan kapasitas 20 bed ruang VIP 3 ada 3 bed
pasien, TK 1 ada 3 bed pasien, TK 2 ada 3 bed pasien,
TK 3 ada 2 bed pasien , TK 7 ada 3 bed pasien, TK 8
ada 3 bed pasien, TK 9 ada 3 bed pasien . Jarak bad
antara bed 1 dengan yg lain yaitu 1M en di, Ruang IRNA
B RSUD Awet Muda Mataram di pimpin oleh kepala
ruangan, dan perawat terbagi menjadi 4 TIM. Di ruang
IRNA B terdapat 1 kepala ruangan dan 10 perawat.
e) Kajian Pustaka
Standar ruang rawat inap berdasarkan permenkes nomor
24 tahun 2016.
a. Letak ruang rawat inap harus di lokasi yang tenang,
aman, dan nyaman.
b. Ruang rawat inap harus memiliki akses yang mudah ke
ruang penunjang pelayanan lainnya.
c. Ruangan perawatan pasien di ruang rawat inap harus
dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
jenis penyakit.
45
1. Ruangan Perawatan
a. Ukuran ruangan rawat inap tergantung kelas perawatan
dan jumlah tempat tidur.
b. Jarak antar tempat tidur 2,4 m atau antar tepi
tempat tidur minimal 1,5 m.
c. Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
tingkat porositas yang tinggi.
d. Antar tempat tidur yang dibatasi oleh tirai maka rel
harus dibenamkan / menempel di plafon, dan sebaiknya
bahan tirai non porosif.
e. Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengamanan arus.
f. Harus disediakan outlet oksigen. Jumlah tempat tidur
menyesuaikan dengan klasifikasi RS dan kajian
kebutuhan pelayanan.
g. Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
baik alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik
minimal total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk
ventilasi alami harus lebih dari nilai tersebut.
h. Ruangan perawatan pasien harus memiliki bukaan
jendela yang aman untuk kebutuhan pencahayaan dan
ventilasi alami.
i. Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
250 lux untuk penerangan, dan 50 lux untuk tidur.
j. Ruang perawatan harus menyediakan nurse call untuk
masing-masing tempat tidur yang terhubung ke pos
perawat (nurse station).
k. Di setiap ruangan perawatan harus disediakan kamar
mandi. Kamar mandi ini mengikuti persyaratan kamar
mandi aksesibilitas.
5. Ruangan Pos Perawat (NurseStation)
46
Keterangan
No Nama Alat Jumlah Baik Kurang Rusak
Baik
1 Stetoskop 2 2 0 0
2 Tensi Air 2 1 0 0
raksa
3 Tensi Digital 2 2 0 0
4 GDS 1 1 0 0
5 Gunting 1 1 0 0
Plester
6 Torniket 1 1 0 0
7 Troli 1 1 0
8 O2 Mobile 3 3 0 0
9 Syringe pump 1 1 0 0
10 Nebulizer 1 1 0 0
11 Thermometer 2 2 0 0
12 Infus pump 1 1 0 0
13 Oksimetry 1 1 0 0
(SP02)
14 Ambubag 1 1 0 0
15 Tabung 1 1 0 0
suction
16 EKG 1 1 0 0
17 Dc Shock 0 0 0 0
18 vein viewer 0 0 0 0
48
Jumlah 22 22 0 0
1 Bed Pasien 20 20 0 0
2 Selimut 3 3 0 0
3 Sprei 20 20 0 0
4 Sarung 20 20 0 0
Bantal
5 Sarung 0 0 0 0
Bantal
Guling
6 Perlak 15 15 0 0
7 Tiang 20 20 0 0
Infus
8 Lemari 20 20 0 0
Pasien
9 Lemari 3 3 0 0
Alat
10 Lemari 1 1 0 0
Linen
11 Meja 3 3 0 0
12 Kursi Roda 1 1 0 0
13 Kursi 0 0
Plastik
14 Komputer 1 1 0 0
49
15 Bak Sampah 13 13 0 0
16 Handrub 7 7 0 0
17 Jam 1 1 0 0
dinding
18 Kipas 7 7 0 0
Angin
19 AC 7 7 0 0
20 Kulkas 1 1 0 0
21 Wastafel 9 9 0 0
22 Bantal 21 21 0 0
23 Bantal 0 0 0 0
guling
24 Timbangan 0 0 0 0
25 Celemek 2 2 0 0
26 Mesin 1 1 0 0
Suction
27 Alat 0 0 0 0
sterilisas
i (Sinar
UV)
28 Cool Box 0 0 0 0
29 Box Alat 3 3 0 0
30 Sepatu 13 13 0 0
Bots
31 Ember/Bak 0 0
33 Appar 3 3 0 0
34 Troli 1 1 0 0
Emergency
35 Buku TTV 1 1 0 0
50
35 Buku 1 1 0 0
register
c) Analisa data
Berdasarkan tabel alat medis dapat dilihat bahwa alat
medis dapat digunakan dalam kategori baik sebanyak 65
alat dan alat thermometer terbatas hanya 1 alat.
Sedangkan berdasarkan tabel alat non medis dapat dilihat
bahwa dari fasilitas ruangan yang ada sudah cukup
lengkap, namun masih perlunya penambahan untuk alat non
medis seperti cool box selain itu perlunya perawatan
yang baik untuk alat-alat medis tersebut sehingga dapat
berfungsi dengan baik
6. Administrasi penunjang
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 13 juli dengan
perawat di ruang IRNA B, sudah memiliki administrasi
penunjang seperti lembar dokumentasi, buku operan
(LES), TTV
b) Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tanggal 13
juli 2020, ruang IRNA B memiliki administrasi penunjang
seperti :
- Lembar dokumentasi
- Buku TTV
- Buku timbang terima (LES)
- SOP
c) Kajian Pustaka
Pelaksanaan proses manajemen pelayanan keperawatan
sangat memerlukan adanya pengelolaan fasilitas dan
peralatan sebagai faktor pendukung dan penunjang
terlaksananya pelayanan keperawatan yang efektif.
Standar fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun
keperawatan telah ditetapkan oleh masing-masing
51
Metode(M3-Methode)
2) Aplikasi MPKP
b)Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan untuk
pengorganisasian perawatan klien sudah dibagi oleh
kepala ruangan sesuai dengan tingkat ketergantungan
pasien dan jumlah pasien.
c)Observasi
Berdasarkan Hasil pengamatan ada 4 Ketua tim dan 6
perawat asociate diruangan IRNA B yang dibuat sesuai
tugas sehari-hari. Pembagian tanggung jawab terhadap
pasien disesuaikan dengan tim dan tugas masing-
masing.
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA RUANGAN
SARANA/
PRASARANA
ADMINISTRASI
b) Observasi
Berdasrkan hasil pengamatan untuk timbang terima terkadang
tidak pimpin lansung oleh kepala ruangan dan setiap TIM
penyampaikan hasil tindakan yang dilakukan.
c) Kajian teori
Standar timbang terima:
1) Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift.
2) Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
pasien (PP/Katim).
3)Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
4)Informasi yang disampaikan harus akurat,
singkat,sistematis dan menggambarkan kondisi pasien
saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5)Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien
6)Pada saat overan di kamar pasien, menggunakan volume
suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak
mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu
yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
secara lansung didekat klien
7)Sesuatu yang diangggap membuat klien terkejut dan syok
sebaiknya dibicarakan di Nurse Station.
Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan Operan
Operan memiliki 3 tahapan yaitu:
1) Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan
melimpahkan tanggung jawab. Meliputi factor informasi
yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2) Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan
pulang dan dating melakukan pertukaran informasi.
Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa
pertukaran informasi yang mungkin adanya komunikasi
dua arah anatar perawat yang shift sebelumnya kepada
perawat shift yang datang.
55
Dokter
Kordinasi dengan
perawat
Farmasi/apotik
Pasien/keluarga Perawat
a) Kajian teori
Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan pengelolahan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2002). Tujuan penggelolaan obat adalah
menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah
beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasikan:
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal
obat standar yang lebih murah dengan mutu yang
terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang
sama.
59
Dokter
Kordinasi dengan
perawat
Farmasi/apotik
- Surat perstujuan
setralisasi obat
PP/Perawat yang menerima dari perawat
- Lembar serah terima
obat
- Buku serah
Pengaturan & pengelolaan terima/masuk obat
obat oleh perawat
Pasien/keluarga
Pembagian Obat Perawat
Obat Khusus
a) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki
harga, yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian
yang cukup, besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu/sewaktu saja.
b) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu
khusus obat dilaksanakan oleh perawat ketua tim
c) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga,
nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek
samping, penanggung jawab pemberian dan wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga
setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat.
Menyimpan Persediaan Obat
a) Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat,
jumlah obat dan menulis etiket dan alamat pasien
pasien. Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur
dengan baik merupakan bagian penting dari manejemen
obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar
persediaan atau dalam kartu persediaan.
64
- Observasi
Tabel 2.12 Distribusi Pasien Yang Berkunjung
Menggunakan Jasa Kesehatan RSAM Narmada Pada bulan
Mei-Juli 2020
total
Jumlah pasien lama baru
NO
- Observasi
Tabel 2.12 Distribusi Pasien Yang Berkunjung
Menggunakan Jasa Kesehatan di Ruang IRNA B RSAM
Narmada Pada bulan Juni-Juli 2020
Presentase
Sumber Dana Jumlah
NO (%)
1 Kemenkes 32 100%
Jumlah 32 100%
b) Analisa Data
Dari data diatas dapat dilihat bahwa sumber dana
pada bulan Juni-Juli 2020 di ruang IRNA B RSAM Narmada
terbanyak dari Kementerian Kesehatan dengan presentase
100%
c) Kajian Pustaka
Sesuai dengan ketentuan umum PP No. 6 Tahun 2000
perjan adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana
diatur dalam UU no 9 tahun 1969 dimana seluruh modalnya
oleh pemerintah dan merupakan kekayaan negara yang tidak
dipisahkan serta tidak terbagi atas saham-saham, jadi
rumah sakit perjan tetap merupakan aset dari Depkes.
Pengelolaan RS perjan dilakukan oleh direksi serta
dibentuk dewan pengawas untuk melakukan pengawasan (Djoyo
Sugito, 2002).
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan
pelayanan kesehatan, baik medis maupun non medis, dalam
kagitan tersebut agar pelayanan Rumah Sakit dapat
berjalan seoptimal mungkin dan dapat dirasakan oleh
69
M5 (Marketing)
a. Kajian Data RSAM
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajemen RSUD
Awet Muda Narmada, Pemasaran RSAM dengan cara informasi
di media TV, Website, Leaflet RS, Forum kegiatan
baksos, Sosialisasi dinas terkait, Majalah dll. Setiap
ruangan tidak melakukan marketing secara khusus, hanya
saja sejak adanya Covid-19 perawat melakukan himbauan
kepada pasien dan keluarga pasien yang berada di RSAM
agar memakai masker, dan cuci tangan dan pembatasan
pengunjung.
- Observasi RSAM
Pihak Rumah Sakit Awet Muda Narmada sudah
menyediakan alat-alat promosi dimasing-masing ruangan,
seperti poster dan leaflet.
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang IRNA
B RSUD Awet Muda Narmada, diruangan tidak melakukan
marketing secara khusus. Ruang IRNA B merupakan ruangan
isolasi untuk pasien yang terkonfirmasi positif COVID-
19, sehingga ketika perawat melakukan discharge
planning untuk pasien yang diperbolehkan pulang perawat
memberikan selebaran yang berisi himbauan kepada pasien
tentang apa yang harus dilakukan pasien setelah pulang,
seperti himbauan untuk isolasi mandiri selama 14 hari,
pemakaian masker, dan cuci tangan.
- Observasi
Sudah di maksimalkannya alat-alat promosi kesehatan,
di ruang IRNA B terdapat beberapa poster seperti cara
pemasangan dan pelepasan APD serta leaflet 10
penyakit terbanyak belum dilengkapi.
i. Kajian Pustaka
Pada hakikatnya pemasaran adalah proses social
dimana individu-individu dan kelompok-kelompok dalam
71
B. Masalah
a) FUNGSI PERENCANAAN
b) Peraturan organisasi
1)Wawancara
Menurut kepala ruangan rumah sakit memiliki peraturan
yang merujuk ke depkes, permenkes, tetapi dalam
pelaksanaannya tetap mengikuti aturan yang ada Di RS.
2)Observasi
Ada uraian peraturan kepegawaian yang sudah
ditetapkan dirumah sakit.
c) Pembuatan rencana harian
1)Wawancara
Menurut Kepala Ruangan diruangan sudah membuat RKK
(Loog book)
2)Observasi
Dari hasil observasi dari aktivitas harian perawat
ruangan sudah sesuai dengan rencana aktivitas yang
diberikan dan sudah memiliki log book.
3)Kajian teori
Planning (perencanaan) sebuah proses yang dimulai
dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan
menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk
mencapainya. Melalui perencanaan akan dapat
ditetapkan tugas–tugas staf. Dengan tugas –tugas ini
seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk
melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan
sumber daya yang dibutuhkan oleh staf dalam
menjalankan tugas–tugasnya.
d) Implementasi
Setelah dilakukan observasi dan wawancara
dengan kepala ruangan IRNA B RSUD Awet Muda Narmada
menggunakan format implementasi yang dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang ditulis di Nanda NIC
NOC.
e) Evaluasi
Setelah dilakukan observasi dan wawancara
dengan kepala ruangan IRNA B RSUD Awet Muda Mataram
menggunakan format evalusi keperawatan dengan
menggunakan SOAP.
2) Kajian Teori
Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan. Pengkajian merupakan langkah
pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan
data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada (Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan). Pengkajian keperawatan
adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi
76
- Tahap 3: Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti
oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap
suatu kejadian dalam proses keperawatan.
79
Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat kriteria
keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
- Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/
rencana yang telah disusun.
- Hasil tindakan keperawatan,berdasarkan criteria
keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana
evaluasi.
Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu:
- Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
- Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak
tercapai secara maksimal, sehingga perlu di cari
penyebab dan cara mengatasinya.
- Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak
menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali bahkan
timbul masalah baru. Dalam hal ini perawat perlu
untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat
data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-
faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab
tidak tercapainya tujuan. Setelah seorang perawat
melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian
sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh
tindakannya harus didokumentasikan dengan benar
dalam dokumentasi keperawatan.
80
1) Keakuratan data
2) Breavity (ringkas)
3) Legibility (mudah dibaca)
Komponen Dokumentasi Keperawatan:
2) Kajian Data
Tabel 2.13 Distribusi penerapan Asuhan Keperawatan Di
Ruang IRNA B Awet Muda Narmada Tanggal 13-15 Juli 2020
Tidak
No Tota
Aspek yang dinilai % dilakuk % %
. l
an
A.
1 Mencatat data yang
dikaji sesuai dengan 100 0 10 100
pedoman pengkajian
2 Data dikelompokan
(bio-psiko-sosial 100 0 0 10 100
spiritual)
3 Data dikaji sejak
pasien masuk sampai 100 0 0 10 100
pulang
4 Masalah dirumuskan 100 0 0 10 100
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan norma dan
pola fungsi
83
kehidupan
Total 100 0 0 40 100
B.
1 Dx. Keperawatan
berdasarkan masalah
100 0 0 10 100
yang telah
dirumuskan
2 Dx. Keperawatan
100 0 0 10 100
mencerminkan PE/PES
3 Merumuskan diagnosa
perawatan 100 0 0 10 100
aktual/potensial
Total 100 0 30 100
C.
1 Berdasarkan dx.
100 0 0 10 100
Keperawatan
2 Disusun berdasarkan
100 0 0 10 100
urutan prioritas
3 Rumusan tujuan
mengandung komponen
pasien/subyek,
3 30 10 100
perubahan, prilaku, 70
kondisi pasien dan
atau kriteria
4 Rencana tindakan
mengacu pada tujuan
dan kalimat
perintah, terinci 80 2 20 10 100
dan jelas dan atau
melibatkan
pasien/keluarga
5 Rencana tindakan
menggambarkan
2 20 10 100
keterlibatan 100
pasien/keluarga
6 Rencana tindakan 0 0 10 100
84
ringkas, istilah
yang baku dan benar
4 Setiap melakukan
tindakan/kegiatan
perawat mencantumkan
paraf/nama jelas, 100 0 0 10 100
dan tanggal
jamdilakukannya
tindakan
5 Berkas catatan
keperawatan disimpan
sesuai dengan 100 0 0 10 100
ketentuan yang
berlaku
Total 100 0 0 50 100
o Instrumen C
1. Kajian Teori
2 Memberikan O2 100%
4 Mengukur TD 100%
Total 100 %
87
3. Analisa data
Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan
instrumen C, secara umum pelaksanaann 5 tindakan
keperawatan (Memberikan injeksi IV, memberikan kanul O2,
memasang infuse dan mengukur tekanan darah) diRuang IRNA B
RSUD awet mudaNarmada termasuk dalam kategori baik sekali
dengan nilai rata-rata 94,05%. Dari observasi dengan
frekuensi 3 kali pelaksanaan protap memasang infus
mendapatkan nilai tertinggi dengan nilai 98,86% dan
tertinggi untuk protap penggunaan APD disaat masa pandemic
yaitu lengkap memakai APD.
a) Kepuasan Kerja Perawat
1. Kajian Teori
Menurut McGregor (dalam Nursalam, 2012) kepuasan kerja
karyawan dapat diukur dengan pengaplikasian ilmu yang
diperoleh.Kepuasan berhubungan dengan motivasi.
Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya (Sutono, 2001).
Kepuasan dipengaruhi oleh Sumber Daya Pendidikan,
Pengetahuan, Sikap, Gaya hidup, Demografi, Budaya,
Sosial Ekonomi, Keluarga dan situasi yang dihadapi.
Pada Survey di Texas (Wandel et al, 1981), menunjukan
bahwa sebab utama ketidakpuasan kerja adalah;
- Upah Kerja Insentif (jasa pelayanan) yang tidak
setimpal dengan beban kerja (lebih kecil/dipukul
ratakan dengan ruang perawatan lain),
- Pekerjaan menulis yang terlalu banyak atau beban
kerja yang tidak sesuai dengan jumlah ketenagaan,
- Penunjang administrasi/peralatan operasional yang
kurang serta rusak dan kurangnya pendidikan yang
menunjang karir,
- Hubungan yang buruk dengan profesi lain,
- Sulitnya mendapat jam dinas yang teratur akhirnya
beberapa perawat meninggalkan rumah sakit dengan
berhenti kerja.
88
2. Kajian Data
Tabel 2.17 Distribusi Kepuasaan Kerja Perawat di Ruang
IRNA B RSUD Awet Muda Narmada
3. Analisa Data
Dari hasil Pembagian kuisioner terhadap 11 perawat
yang bekerja di Ruang IRNA B RSUD Awet Muda Narmada ,
sebagian besar orang 63%menyatakan puas terhadap kerja
di Ruang IRNA B RSUD Awet Muda Narmada .
90
b) Kepuasan Pasien
1. Kajian Teori
Menurut oliver (dalam Nursalam, 2012) mendefinisikan
kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan
harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dan harapan
Penampilan Perawat
1 Kebersihan perawat/bidan 100%
2 Pakaian seragam yang 100%
dikenakan perawat/bidan
3 Kerapian pakaian 100%
perawat/bidan
3. Analisa Data
Dari hasil pengkajian kepuasan pasien didapatkan
skor 83,5%% pasien menyatakan puas dengan pelayanan di
Ruang IRNA B RSUD Awet Muda Narmada.
2. Pengorganisasian
1)Struktur organisasi
a)Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan sudah ada
struktur organisasi diruangan yang terdiri dari 1
Kepala ruangan, 4 katim, 1 administrasi, dan 6
perawat associate untuk menjalankan MPKP Metode Tim
(Modul).
b)Observasi
Adanya struktur organisasi yang dipajang di dinding
ruangan nurse station.
Struktur Organisasi IRNA B RSUD Awet Muda Narmada
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA RUANGAN
SARANA/
ADMINISTRASI
3)Uraian tugas
a)Wawancara
Dari hasil wawancara kepala ruangan semua perawat
memiliki uraian tugas atau kewenangan klinis dan
beberapa perawat kontrak baru belum di kredensial.
Sementara untuk karu dan katim sudah ada uraian
tugas.
b)Observasi
94
b)Observasi
Berdasarkan observasi yang diproleh dapat dianalisa
bahwa Ruang IRNA B telah di terapkan Model MAKP
Metode Tim (Modul), dan sudah berjalan sesuai
prosedur MPKP Pemula.
Hambatan yang dialami dalam pengembangan MPKP Metode
Tim di IRNA B adalah keterbatasan SDM dan belum semua
perawat mengikuti pelatihan MPKP Metode Tim serta
tidak semua perawat memiliki kewenangan klinis karena
belum mengikuti uji kredensial sehingga uraian tugas
juga belum ada.
5)Pengaturan Jadwal Dinas
a)Wawancara
Menurut kepala ruangan pengaturan shif dinas sudah
tersusun per satu bulannya, disusun oleh Kepala
ruangan dan disahkan oleh Kasie Keperawatan. Dibentuk
menjadi 4 tim yang masing-masing tim terdiri dari 1
orang katim dan 1 orang perawat pelaksana dan dibagi
dalam jadwal shif pagi, siang dan malam.
b)Observasi
95
3.Pengarahan(Controling)
1. Proses Manajemen Bimbingan Klinik
a. Perencanaan (Planning)
1) Kajian teori
Planning (perencanaan) sebuah proses yang
dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi,
sampai dengan menyusun dan menetapkan rangkaian
kegiatan untuk mencapainya. Melalui perencanaan
akan dapat ditetapkan tugas – tugas staf. Dengan
tugas – tugas ini seorang pemimpin akan
mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi dan
evaluasi serta menetapkan sumber daya yang
dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas –
tugasnya.
2) Kajian data
Tabel 2.19 Distribusi Kajian Planning Proses
Bimbingan PKK di Ruang IRNA B RSUD Awet Muda
Narmada
3) Analisa data
Sebelum mahasiswa melakukan praktik di
ruangan, pihak institusi pendidikan mengirimkan
permohonan praktik ke Ruang IRNAB RSUD Awet Muda
Narmada. Setelah mendapatkan persetujuan,
institusi mengirimkan kerangka kajuan
pelaksanaan praktik dan diadakannya pertemuan
antara kedua pihak untuk mendapatkan kesepakatan
dalam melaksanakan praktik. Untuk selanjutnya
sebelum memulai praktik, mahasiswa diterima
pihak Ruang IRNAB RSUD Awet Muda Narmada dan
diorientasikan khusus dipimpin langsung oleh
kepala ruangan atau CI klinik.
b. Pengorganisasian
1) Kajian teori
Organizing (pengorganisasian), adalah
rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun
semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh
organisasi dan memanfatkannya secara efisien
untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Kajian data
Tabel 2.20 Distribusi Kajian Organizing Proses
Bimbingan PKK Di Ruang IRNA B RSUD Awet Muda
Narmada
3) Analisa data
Dalam melaksanakan manajemen, pembimbing
klinik (CI) keperawatan juga melaksanakan tugas
sebagai kepala ruangan dan memberikan bimbingan
serta arahan kepada praktikan sesuai kompetensi.
Serah terima peserta didik tetap dilakukan.
c. Pengarahan
1) Kajian teori
Actuating (directing, commanding,
coordinating) atau penggerakkan adalah proses
memberikan bimbingan kepada staf agar mereka
mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas
– tugasnya sesuai dengan keterampilan yang
mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya
yang tersedia.
2) Kajian data
3) Analisa data
Dalam pelaksanaan bimbingan, CI klinik
metode yang dilakukan adalah orientasi pre
confrence dan post confrence dilakukan hanya
pada saat praktik dan akhir waktu praktik untuk
mengevaluasi pencapaian kompetensi, sehingga
tidak ada jadwal tersendiri. Dan ronde
keperawatan pernah dilakukan
d. Pengawasan
1) Kajian teori
Controling (pengawasan, monitoring)
adalah proses untuk mengamati secara terus
menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhadap
penyimpangan yang terjadi.
2) Kajian data
3 Mengecek Dilakukan
dokumentasi di
status pasien
kelolaan peserta
didik
4 Memberikan teguran Dilakukan
jika terjadi
pelanggaran
3) Analisa data
Controling terhadap mahasiswa praktik
dilakukan dengan melakukan observasi kehadiran
mahasiswa serta keaktifan dari mahasiswa selama
praktik. Sebelum praktik dimulai mahasiswa sudah
dijelaskan tentang tata tertib yang berlaku.
Penilaian terhadap peserta didik dokumentasikan
dalam buku nilai laporan dan sikap mahasiswa.
4. Fungsi Pengendalian
a) Mutu
b) Patient Safety
1. Medication error/Kesalahan pengobatan
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan
dan data yang diperoleh dari bulan Maret-Juli 2020
diruang IRNA B didapatkan bahwa tidak pernah terjadi
kesalahan dalam pemberian obat, pemberian obat
dilakukan secara benar sesuai indikasi dokter.
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi data anggka kejadian
kesalahan pemberian obat dari bulan Maret-Juli 2020
tidak didapatkan data terjadinya kesalahan pengobatan
(0%).
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan
data yang diperoleh dari bulan Maret-Juli 2020
diruang IRNA B didapatkan bahwa 100% pasien tidak
pernah mengalami jatuh selama dilakukan perawatan di
ruang IRNA B selalu dilakukan pencegahan sesuai
dengan prosedur yang ada dirumah sakit.
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi data anggka kejadian
jatuh diruang IRNA B dari bulan Maret-Juli tidak
didapatkan data terjadinya pasien jatuh ditempat
tidur (0%).
- UNSUR OUTPUT
a) Efisiensi Ruang Rawat
1) Kajian Teori
Efisiensi pelayanan meliputi 4 (empat) indikator
mutu pelayanan kesehatan yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO.
BOR (Bed Occupancy Rate) menunjukkan tinggi
rendahnya pemanfaatan tempat tidur yang tersedia di rumah
sakit dalam jangka waktu tertentu, bila nilai ini
mendekati 100 % berarti ideal. Standar nasional dalam
satu tahun adalah : 75,85 %.
BOR:Jumlah pasien x 100 %
Jumlah TT x hari perawatan
No Indikator Standar
1 BOR 60 – 85 %
2 LOS 1 – 3 hari
3 BTO 40 – 50 kali
4 TOI 1 – 3 hari
Sumber : Depkes RI,2002
2) Kajian Data
b. BOR
Tabel 2.23 Distribusi Efisiensi Ruang IRNA B RSUD
Awet Muda Narmada BOR
BOR pasien pada hari senin 13 juli 2020
B1.19 10-07-20
B1.20 10-07-20
B2.10 11-07-20
B4.16 12-07-20
B4.5 14-03-20
LOS
Sumber: Observasi ruangan tanggal 13-15 juli 2020
d. BTO
Tabel 2.25Distribusi BTO Di Ruang IRNA B RSUD Kota
Awet Muda Narmada Tanggal 13-15-2020
3) Analisa data
a) BOR : Dari hasil perhitungan BOR selama 3 hari (13-15
Juli 2020) didapatkan hasil tertinggi 35% dan 30%
terendah . Hal ini menunjukkan hasil belum mencapai
standar (60%-85%).
b) LOS (lama rata-rata hari perawatan) : Berdasarkan
kajian yang dilakukan dari tanggal 13-15 Juli 2020
terhadap pasien pulang, belum didapatkan untuk
datanya dikarenakan lama perwatan pasien dengan Covid
19 yaitu antara 2 minggu hingga lebih tidak menentu.
c) BTO : berdasarkan kajian yang dilakukan dari tanggal
13-15 Juli 2020 menunjukkan frekuensi pemakaian tempat
tidur rumah sakit di IRNA B RSUD Awet Muda Narmada
ialah belum dapat dipastikan dikarenakan lama perwatan
pasien dengan Covid 19 yaitu antara 2 minggu hingga
lebih tidak menentu,
104