Anda di halaman 1dari 14

A.

Pengumpulan Data
1. Data Umum Ruangan
- UNSUR INPUT / MASUKAN
a. Ketenagaan dan Pasien (M1-Man)
1) Distribusi Tenaga perawat dan non perawat
Perawat
a) Kajian data
- Wawancara :
Berdasartkan hasil wawancara kepada perawat IRNA
IIIB dapatkan bahwa jumlah tenaga keperawatan S2
Sebanyak 1 orang, S1 Keperawatan +Ners sebanyak 9
orang dan D3 Keperawatan sebanyak 12 orang.
- Observasi :
Berdasarkan hasil observasi di ruang IRNA IIIB
didapatkan datasebagai berikut :
Tabel 2.1 Distribusi tenaga keperawatan berdasarkan
tingkat pendidikan diruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram
No Kualifikasi Jumlah Persentase
%
1 S2 Keperawatan 1 4 %

2 S1 Keperawatan+Ners 9 41 %

3 D3 Keperawatan 12 55 %

Jumlah 22 100%

Sumber data : jadwal sift ruangan

Non Perawat
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan,
ruang IRNA IIIB memiliki dokter umum sebanyak
7orang, dokter spesialis sebanyak 7orang,tenaga
administrasi sebanyak 2 orang,cleaning service
sebanyak 4orang, Apoteker sebanyak 2 orang, Asisten
Apoteker sebanyak 1 orang, dan Ahli Gizi sebanyak 1
orang.Di ruang IRNA IIIBtidak ada dokter umum dan
dokter spesialis yang tetap berada diruang, dokter
umum dan dokter spesialis datang keruangan ketika
ada pasien yang ditangani.
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang disesuaikan dengan
data hasil wawancara didapatkan bahwa jumlah tenaga
non perawat dapat dilihat di tabel dibawah :
Tabel 2.2 Distribusi tenaga non keperawatan
berdasarkan tingkat pendidikan diruang IRNA III B RSUD
Kota Mataram

No Klasifikasi Jumlah Persentase


%
1 Dokter Umum 7 orang 29,1%

2 Dokter Spesialis 7 orang 29,1 %

3 Tenaga administrasi 2 orang 8,3%

4 Apoteker 1 orang 4,1%


5 Asisten Apoteker 2 orang 8,3%
6 Ahli Gizi 1 orang 4,1%
7 Cleaning service 4 orang 16,6%
Jumlah 24 orang 100%
Sumber: Data primer yang diolah dari dokumentasi
b) Analisis data
Berdasarkan tabel 2.1 dapat dilihat bahwa tingkat
pendidikan perawat diruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram yang paling banyak adalah D3 Keperawatan
sebanyak 12 orang yaitu 55% sedangkan yang paling
sedikit S2 sebanyak 1 orang yaitu 4%. Dimana latar
belakang kepala ruangan adalah S2 keperawatan.
Berdasarkan table 2.2 data tenaga non medis dapat
dilihat bahwa tenaga non keperawatan dokter umum
(tetap) yaitu sebanyak 7 orang, spesialis 7 orang,
tenaga administrasi 2 orang, cleaning service sebanyak
4 orang.
c) Kajian Pustaka
Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan salah satu indikator ditentukan
oleh pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.
Asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan sumber
daya yang sesuai kualitas dan profesional perawat
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Praktik
profesional yang merupakan yang harus tetap dipelihara
dan ditingkatkan dalam rangka mempertahankan
akuntabilitas dan standar kinerja yang
tinggi(Nursalam, (2015).

2) Kebutuhan ketenagaan
a)Kajian Data
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara di perawat IRNA IIIB
tanggal 2Agustus 2019 dengan kepala ruangan, untuk
perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
Observasi
Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil
perhitungan kebutuhan jumlah perawat sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien pada tanggal 2 Agustus
2019 dengan tingkat ketergantungan pasien yaitu
minimal, parsial dan total.
Tabel 2.3.Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan
tenaga perawat tanngal2Agustus 2019di Ruang IRNA III B
RSUD Kota Mataram.
Tingkat
Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
ketergan
tungan
Minimal 11 ×0,17= 11×0,14 11×0,07
10
1,87 = 1,54 =0,77
Parsial 18×0,27= 18×0,15 18×0,10=
19 4,86 =2,7 1,8
Total 6×0,3= 6×0,20=
6 6×0,36= 2,16
1,8 1,2
Jumlah 35 8,89 = 9 6,04= 6 3,77 = 4
Total tenaga keperawatan:
Pagi : 9 orang
Siang : 6 orang
Malam : 4 orang +
19 orang perawat
Jumlah tenaga lepas per hari
86×19 = 5,86 orang = 6 orang
279
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas
pada tanggal 2Agustus 2019di Ruang IRNA III B RSUD
Kota Mataram adalah:
= 19 orang + 4 orang struktural (kepala Ruangan +
Wakil kepala ruangan, PP I dan PP II) + 6 orang lepas
dinas =29 orang

Sumer Data : Data Rekam Medis Pasien


b) Analisa data
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa kebutuhan
tenaga kesehatan di Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram
pada tanggal 2Agustus 2019 sebanyak 29 orang, hal ini
ditentukan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
c) Kajian Pustaka
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah
suatu proses membuat perencanaan untuk menentukan
berapa banyak dan dengan kriteria tenaga yang seperti
apa pada suatu Ruangan pada setiap shiftnya. Beberapa
ahli mengembangkan beberapa formula untuk menetapkan
jumlah tenaga tersebut.Formula juga dapat digunakan
untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang ada
saat ini sesuai, kurang atau berlebihan.
Beberapa ahli telah mengembangkan formula
untuk menetapkan jumlah tenaga tersebut. Formula
tersebut antara lain:
(1) Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif
dapat dirumuskan dengan perhitungan sebagai
berikut:

Tenaga perawat = A x B x 365


Keterangan :
(365 – C) x jam kerja/hari
A : Jam efektif/24 jam
B : (BOR x jumlah TT)  jumlah pasien rata-
rata/hari
C : Jumlah hari libur
(2) Menurut Douglas (1984)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan
menurut Douglas dihitung berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien untuk setiap shiftnya
seperti tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.4 Klasifikasi Ketergantungan Pasien Menurut Douglas

Kebutuhan perawat
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Intermediate 0,27 0,15 0,10
Maksimal 0,36 0,3 0,20

Sumber: Douglas (1984)


Sedangkan klasifikasi derajat
ketergantungan pasien terhadap keperawatan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
(1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1–2 jam/24
jam, dengan kriteria:
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri
- Makan, minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap
shiftt
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
(2) Intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
dengan kriteria:
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari
sekali
- Folley kateter, intake output dicatat
- Pasien dengan pemasangan infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur
(3) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu
5-6 jam/24 jam dengan kriteria:
- Segala diberikan atau dibantu
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital
tiap 2 jam
- Makan memerlukan NT, menggunakan terapi intra
vena
- Pemakaian suction
- Gelisah/disorientasi

3) Pembagian Jam Kerja (Shift)


a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Perawat IRNA III
B RSUD Kota Mataram pada tanggal 29 Juli 2019 Kepala
Ruangan 6 hari kerja, Katim 6 hari kerja, perawat
pelaksana dinas 6 hari kerja dalam 1 minggu.

b) Observasi
Dari hasil observasi jadwal dinas di Ruang IRNA III B
RSUD Kota Mataram pada tanggal 29 Juli 2019 jumlah
tenaga dalam satu hari, yaitu:
- Pagi : 9 orang yang terdiri dari 1 Kepala ruangan,1
wakil Kepala ruangan, 2 Ketua tim, 4 Perawat
Asociate
- Siang : 4 orang yang terdiri dari 1 KASIF dan 3
Perawat Pelaksana
- Malam : 4 orang yang terdiri dari 1 KASIF dan
Perawat pelaksana
- Libur : 5 orang yang terdiri dari KASIF dan 3
Perawat Pelaksana

c) Kajian Pustaka
Berdasarkan Paragraf 4 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan “Undang-undang ketenagakerjaan “
khususnya Pasal 77 Ayat (1) UUK mewajibkan setiap
pengusaha untuk melaksanakan ketentuan waktu kerja.
Ketentuan waktu kerja ini telah diatur oleh
Pemerintah, yaitu :
 Waktu kerja 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1
minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu.
 Waktu kerja 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1
minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.

4) Pasien
a) Kajian Data
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Perawat tanggal
29 Juli 2019, ruang IRNA III Bmerupakan ruang rawat
inap kelas III yang memberikan pelayanan rawat inap
bagi pasien rawat gabung
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Pada
tanggal 29 Juli 2019 pada buku register pasien bahwa
Ruang IRNA III B merupakan ruang rawat gabung.
Jumlah pasien yang dirawat selama periode Mei- Juli
2019 yaitu:
Tabel 2.5 Distribusi Jumlah Pasien di Ruang IRNA III
B RSUD Kota Mataram Periode Mei- Juli 2019

No Bulan Jumlah (orang) Persentasi


%
1 Mei 198 orang 33 %
2 Juni 221 orang 37 %
3 Juli 184 orang 30 %
Jumlah 603 orang 100%
Sumber: Buku Register Pasien

b) Analisis data
Dari tabel 2.5 di atas dapat dilihat bahwa jumlah
pasien yang berkunjung ke RSUD Kota Mataram dalam 3
bulan terakhir adalah 603 pasien dengan rata-rata
perbulannya ± 184 orang.

c) Kajian Pustaka
Menurut WHO pasien adalah seseorang yang sedang ke
instansi kesehatan yang membutuhkan pelayanan medis
atau keperawatan yang terganggu kondisi kesehatannya
baik jasmani maupun rohani.

5) Penyakit
a) Kajian data
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan pearawat IRNA
IIIB didapatkan bahwa penyakit terbanyak di ruang
irna III B adalah TBC
- Observasi :
Berdsarkan hasil observasi yang dilakukan, didaptkan
data sebagai berikut:
Jumlah penyakit terbanyak selama periode Mei-Juli
2019 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.6 Distribusi Jenis Penyakit Terbesar Di Ruang
IRNA III B RSUD Kota Mataram Periode Mei-Juli 2019
No Jenis penyakit Jumlah Persentase %
1 TBC (Tuberculosis) 89 23 %
2 SNH (Stroke Non 45 12 %
Hemoragik)
3 Pneumonia 41 11 %
4 DM (Diabetes 40 10 %
Melitus)
5 PPOK (Penyakit paru 38 10%
obstruksi kronis)
6 CHF (congestif 32 8 %
hearth failure)
7 CKD (chronic kidney 29 7,%
disease)
8 AF/RVR(Atrial 26 7 %
fibrilasi)
9 ADHF(Acute 25 6 %
decompensated heart
failure)
10 CKR(Cidera Kepala 18 5 %
Ringan)
Jumlah 383 100%

Sumber: Data Primer Ruang IRNA III B


b) Analisa data
Berdasarkan tabel 2.6 diatas dapat diketahui 10 besar
penyakit di Ruang IRNA III B periode bulan mei 2019,
kasus terbanyak adalah TBC dengan presentase 23% atau
89 kasus.

c) Kajian Teori
Penyakit adalah perihal hadirnya sekumpulan
respon tubuh yang tidak normal terhadapt agen, dimana
manusia memiliki toleransi yang sangat terbatas atau
bahkan tidak memiliki toleransi sama sekali (Elizabeth
J. Crown, 2011).

6) Pelatihan Tenaga Keperawatan


a) Kajian Data
- Wawancara
Berdasartkan hasil wawancara pada tanggal 29 Juli
2019kepada perawat Ruangan IRNA III B di dapatkan
bahwa, perawat yang mengikuti pelatihan Service
Excellent sebnyak 22 orang, pelatihan EKG sebanyak
11

orang, pelatihan BHD22 orang, Emergency cardio 2


orang, PMKP 3 orang.
- Observasi :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
tanggal 29 julli 2019 didapatkan data catatan
riwayat pelatihan tenaga keperawatan, yang dapat
dilihat di tabel dibawah.
Tabel 2.7 Distribusi Pelatihan yang Dilakukan Oleh
Tenaga Keperawatan di Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram
No Jenis Pelatihan Sudah mengikuti
1 SERVICE EXELENT 22 Orang
2 EKG 11 Orang
3 BHD 22 Orang
4 EMERGENCY CARDIO 2 Orang
5 PMKP 3 Orang

Sumber : data catatan riwayat pelatihan


b) Analisa data
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tenaga
keperawatan di IRNA III B RSUD Kota Mataram yang telah
mengikuti pelatihan, service exelent 22 orang, EKG 11
orang, BHD 22 orang, emergency cardio 2 orang dan yang
mengikuti pelatihan PMKP 3 orang
c) Kajian Pustaka
Sumber daya manusia atau tenaga kerja adalah
unsur terpenting dalam institusi. Salah satu indikator
keberhasilan rumah sakit/pelayanan sosial dalam
memberikan pelayanan kesehatan ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan
keperawatan yang berkualitas memerlukan SDM yang
sesuai dengan kualitas yang tinggi dan profesional
sesuai dengan tugas dan fungsinya.Dan Kualitas yang
tinggi dan professional dikembangkan melalui pelatihan
Medis dari dalam dan luar Rumah Sakit.Menurut
Djojoibroto (1997) konsep pengembangan SDM atau
disebut juga Human Resource Development (HRD)
mempunyai tiga program, yaitu:
1) Training, yaitu aktifitas dimana proses belajar
diarahkan kepada pekerjaan saat ini.
2) Education, yaitu aktifitas dimana proses belajar
diarahkan pada pekerjaan yang akan datang.
3) Development, yaitu aktifitas dimana proses belajar
tidak diarahkan untuk pekerjaan pegawai yang
bersangkutan secara langsung.

7) Sistem Rujukan Kesehatan


a) Kajian Data
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat IRNA III
Bpasien terbanyak berasal dari IGD, kemudian ICU,
POLI, PICU maupun OK.
- Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan
pasien terbanyak berasal dari IGD.
Tabel 2.8 Jumlah asal pasien IRNA IIIB selama Periode
bulan Mei-Juli 2019 dapat dilihat pada tabel
Jumlah Prosentase
Asal Rujukan
No (Orang) (%)
1 Poli 10 Orang 2%
2 IGD 503 orang 83%
3 PJT 30 orang 5%
4 III A 2 orang 0.3%
5 ICU 20 orang 3,3%
6 III C 7 orang 1.1%
7 SC 20 ORANG 3.3%
8 IRNA II 7 ORANG 1.1%
9 I A 1 ORANG 0.1%
10 OK 2 ORANG 0.3%
11 PICU 1 ORANG 0.1%
Jumlah 603 100%

Sumber : Data RM bulan Mei-Juli 2019


b) Analisa data
Dari data diatas dapat dilihat bahwa asal rujukan
pasien pada bulan Mei-Juli 2019 di ruang IRNA III B
RSUD Kota Mataram dapat dilihat bahwa asal rujukan
tertinggi adalah IGD yaitu sebanyak 503 orang dengan
persentase 83%.

c) Kajian Teori
Sistem Rujukan Kesehatan merupakan suatu
sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanaakan
pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik,
terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan
secara vertikal dalam arti dari unit terkecil atau
berkemampuan kurang kepada unityang lebih mampu atau
secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya (Trihono, 2005).

8) Mahasiswa praktik
a) Kajian data
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat IRNA III B
bahwa jumlah mahasiswa praktik periode bulan Mei-Juli
2019 sebanyak 3 institusi di antaranya mahasiswa
stikes yarsi berjumlah 12 orang, mahasiswa kebidanan
Bakti kencana 12 orang, Mahasiswa stikes mataram stase
manajemen 12 orang, dan stase KMB 23 orang

Tabel 2.9 Distribusi Data Mahasiswa Praktik Di Ruang


IRNA III B RSUD Kota Periode Mei-Juli 2019

No Institusi Jumlah Lama


1 STIKES MATARAM 23 ORANG 1 MINGGU
2 STIKES YARSI 12 ORANG 4 MINGGU
3 AKBID BAKTI 12 ORANG 1 MINGGU
KENCANA
4 STIKES MATARAM 12 ORANG 3 MINGGU
Total 59 ORANG

b) Analisa data
Berdasarkan table diatas mahasiswa praktik berjumlah
59 orang, dari institusi profesi ners stikes yarsi
mataram stase manajement berjumlah 12 orang dengan
lama praktik 4 minggu, profesi ners stikes mataram
stase manajement 12 orang dengan lama praktik 3
minggu, mahasiswa profesi stikes mataram stase KMB
berjumlah 23 orang dengan lama praktik 1 1 minggu,
mahasiswa akbid bakti kencana berjumlah 12 orang
dengan lama praktik 1 minggu

c) Kajian pustaka
Pendidikan dan praktik keperawatan profesional
merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam
mengembangkan calon perawat secara komprehensif dalam
hal pengetahuan (Sardtjito, 2011).Mahasiswa
keperawaran berhak mendapatkan bimbingan yang optimal
dari pembimbing, baik pembimbing klinik maupun
pembimbing akademik (Pusdiknakes). Ikatan rumah sakit
pendidikan Indonesia (IRSPI) yang dikutip oleh Aditama
2011 menyatakan bahwa untuk menjadi rumah sakit
pendidikan perlu memiliki sumber daya yang profesional
seperti di bawah ini:
 Organisasi
 Sarana fasilitas medik maupun penunjang
 Jumlah dan pariasi teaching material
 Budaya profesional dan atmosfir akademik
 Transformasi prilaku pada peserta didik
 Perpustakaan

9) Masalah Yang Muncul


1. Kurangnya jumlah tenaga perawat diruang IRNA IIIB
2. Beban kerja perawat yang tinggi
3. Proses bimbingan Akademik belum optimal

Anda mungkin juga menyukai