Disusun Oleh:
Akhirnya penulis berharap laporan pendahuluan ini dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan wawasan keperawatan bagi penulis sendiri, mahasiswa STIKES Bina Sehat
PPNI Mojokerto khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, serta bermanfaaat
bagi penyusunan makalah selanjutnya.
Penulis sangat mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif,
mengingat penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1
1.4 Manfaat.................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian timbang terima........................................................................ 3
2.2 Tujuan timbang terima.............................................................................. 3
2.3 Manfaat timbang terima........................................................................... 4
2.4 Langkah-langkah dalam timbang terima.................................................. 4
2.5 Prosedur dalam timbang terima................................................................ 5
2.6 Metode dalam timbang terima.................................................................. 10
2.7 Efek timbang terima dalam shift jaga....................................................... 12
2.8 Hal-hal yang perlu diperhatikan............................................................... 12
2.9 Komunikasi SBAR................................................................................... 13
2.9 Alur timbang terima.................................................................................. 15
2.10 Contoh rencana strategi timbang terima................................................. 16
Daftar Pustaka............................................................................................................ 19
Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima............................. 20
Dialog Timbang Terima.............................................................................................. 22
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Timbang Terima
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage.
Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh
perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari
handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan
tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
2
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore
atau dinas malam secara tertulis dan lisan.
3
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan.
4
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas penyampaian
pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.
6
melaksanakan timbang
terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan,
dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan Ruang
serta hal-hal penting Perawata
lainnya selama masa n
perawtan.
8. Hal-hal yang sifatnya
khusus dan memerlukan
perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada
petugas berikutnya.
9. Lama timbang terima untuk
tiap pasien tidak lebih dari
5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan
memerlukan keterangan
yang rumit.
1. Diskusi. 5 menit Ners Karu, PP dan PA
2. Pelaporan untuk timbang
station
terima dituliskan secara
langsung pada format
timbang terima yang
ditandatangani oleh pp
yang jaga saat itu dan pp
yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala
ruang.
3. Ditutup oleh kepala ruang.
8
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau
media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman
implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanyapertanyaan
dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima
dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulangatau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan
dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan
informasi atau terlupa.
9
kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibattimbulnya perasaan mengantuk
dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan
mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan
pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya
dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam
dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan
pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata
jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam.
Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift
pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.
PASIEN
RENCANA TINDAKAN
MASALAH :
12
1. TERATASI
PERKEMBANGAN/KEADAAN
2. BELUM TERATASI
PASIEN
3. TERATASI SEBAGAIAN
4. MUNCUL MASALAH BARU
2.11 Contoh Rencana Strategi Timbang Terima
a. Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/Tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat:
b. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
c. Medis
1. Status Klien
2. Buku timbang terima
3. Alat tulis
4. Leaflet
5. Sarana dan Prasarana perawatan
d. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Perawat Primer (pagi) :
Perawat Primer (sore) :
Perawat Associate (pagi) :
Perawat Associate (sore) :
Perawat Associate (malam) :
Perawat Associate (libur) :
Pembimbing/Supervisor :
e. Uraian Kegiatan
13
1. Prolog
Pada hari.. jam.. seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala
ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima.
2. Sesi I di nurse station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan
kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan
perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya
(sore). PP dan PA shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi
kolaboratif dan dependen. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain), hal yang belum jelas
atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di nurse
station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan
pasien.
3. Sesi II di ruang perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat pasien. PP
dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien
atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak
mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak
lebih 5 menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien
dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah
kunjungan ke pasien berakhir.
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia.
Setelah proses timbang terima dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan
timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruang.
f. Evaluasi
1. Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain: catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima.
Kepala ruang selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima
pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
14
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang
terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien
dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,
diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/ sudah dilakukan. Waktu untuk
setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kassean, H.K., & Jagoo, Z.B.2005.Managing Change in the Nursing Handover from
Traditional to Beside Handover.
16
Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :
Pasien Pertama
Situation(S) :
1. Nama : Tn. T umur 22 thn masuk interna jam 01.30 WIB, DPJP : dr Hermawan,
Pasien Kedua
Situation (S) :
1. Nama : Tn. R umur 30 tahun, perawatan hari ke 2, DPJP dr. Diaz, diagnosa medis
:Hemoroid Gread 1 + anemia
2. Masalah Keperawatan :
Nyeri akut
17
Gangguan perfusi jaringan
Resiko defisit volume cairan.
Backgroun (B) :
1. Pasien mengeluh nyeri pada anus dan memburuk saat defekasi, skala 8
2. Keluar darah dari dubur memancar
3. Hasil pemeriksaan KU : Lemah, kesadaran : composmentis TTV : TD :
110/80mmHg, RR : 18x/menit, N:92x/menit, S:38 C. Darah yang keluar 150cc
hasil lab Hb trakhir : 8,5
Assassment (A) :
1. Pasien masih merasakan nyeri terlihat pasien mengganti posisi tubuh secara hati-
hati
2. Pasien tampak pucat dan CRT > 3 detik
3. Dari observasi darah masih keluar memancar
Recommendetion (R) :
1. Ambil sampel darah pemeriksaan Hb
2. Kolaborasi diet TKTP,
3. Kolaborasi injeksi
4. Pemberian antihemoroid subsupotoria
5. Observasi pendarahan dan observasi TTV
6. Serta hasil lab darah Hb segera dilaporkan kepada Dr.Diaz jika sudah keluar.
Prolog
Pada hari Kamis, 10 Agustus 2017 jam 07.00 WIB di RS Bina Sehat Ruang Irna terdapat 3
orang perawat shift malam yang sedang bertugas, terlihat juga kepala ruangan di ruangannya.
Tiba saat untuk pergantian shift di ruangan tersebut dan 2 perawat shift pagi datang. Semua
18
perawat di ruangan tersebut bersiap-siap untuk melakukan kegiatan timbang terima yang
sudah menjadi kegiatan rutin setiap pergantian shift di ruangan tersebut. seluruh perawat (PP
dan PA) shift malam dan pagi serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk
melakukan timbang terima.
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan kemudian
mempersilakan PP dinas malam untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama
bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (pagi). PP dan PA shift malam
memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
Intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan yang telah
disampaikan.
(Setelah melakukan tibang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian
diteruskan diruang perawatan pasien).
Kepala ruangan (Ikhwan) : Asalamualaikum Wr.Wb dan selamat pagi dan salam
sejahtera, Alhamdulillah pagi ini kita bisa berkumpul disini
untuk melakukan timbang terima dari shift malam ke shift
pagi, serta memulai shift pagi hari ini. Untuk memulainya
mari kita awali dengan berdoa terlebih dahulu agar pasien
yang kita rawat cepat diberikan kesembuhan olehNya serta
kita yang merawat senantiasa dilindungi olehNya. Berdoa
dimaluai. Amin. Seleasi. Karena semuanya sudah siap,
lansung saja silahkan pada perawat shift malam untuk
menyampaikan laporannya.
PP malam (Desi) : Terima kasih pada pak kepala ruangan, saya akan
menyampaikan laporan kami. Di ruang interna ini jumlah
pasien ada 2 orang, yaitu Tn. T dan Tn. R
19
Pasien pertama, Tn. T (22 thn) jam 01.30 WIB masuk interna
pindahan dari UGD dengan diagnosa medis Typoid. Dengan
keluhan mual, muntah, nyeri abdomen skala 7, dan demam.
Hasil pemeriksaan KU : Lemah Kesadaran composmentis .
Hasil TTV TD : 110/70mmHg, RR:20x/menit, N:88x/menit,
S:38.
PA malam (Dian) : Dr. Hermawan bu, oh iya serta tolong ambil hasil Lab DL
jam 8 dan dikonsultasikan kepada Dr.Hermawan
PA malam (Dian) :Pasien kedua kita adalah Tn. R (30 tahun) perawatan hari ke
2, Dengan diagnosa medis hemoroid great 1 + anemia/ Dr.
Dias , px mengeluh nyeri pada anus dan bertambah saat
defekasi, skala 8, keluar darah dari dubur memancar, hasil
pemeriksaan KU : Lemah, kesadaran : composmentis TTV :
TD : 110/80mmHg, RR : 18x/menit, N:92x/menit, S:38 C.
Darah yang keluar 150cc hasil lab Hb trakhir : 8,5
20
Diagnosa keperawatan yang muncul, Nyeri akut, Gangguan
perfusi jaringan dan resiko defisit volume cairan. Tindakan
yang sudah diberikan Injeksi jam 24.00, Tranfusi 1 kantong
jam 04.00, Ganti cairan RL 20tpm jam 06.00 dan ambil
sampel darah pemeriksaan Hb
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama sama melihat ketempat pasien. PP dinas
selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang
mengalami masalah khusus, untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan
tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih 5 menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yag
bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse
station setelah kunjungan ke pasien berakhir.
21
Dan di interna 2 ini ada Tn. R dengan hemoroid gread1 +
anemia pasien Dr. Diaz yang, tranfusi sudah masuk 1 kantong
dan menunggu hasil Hb jam 8 yang segera dikonsultasikan.
Sesi III Para Perawat dan Kepala Ruangan kembali ke nurse station
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadan pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses
timbang terima selesai dilakukan, maka ke dua PP mendatangani laporan timbang terima
dengan di ketahui oleh kepala ruangan.
Kepala Ruangan :Teman-teman perawat, semuanya sudah jelas? Apa ada yang
ingin didiskusikan lagi?
Semua Perawat : Tidak ada, pak
PP malam : Ini lembar dokumentasinya mohon di tanda tangani
(perawat primer malam dan pagi melakukan tanda tangan dan disahkan oleh kepala ruangan)
Kepala Ruangan : Ya sudah, kalau tidak ada. Timbang terima kali ini cukup
sampai disini, saya ucapkan terima kasih pada tim perawat
shift malam, silahkan pulang dan berhati-hati di jalan, serta
untuk yang shift pagi selamat bekerja.
SEKIAN
22