Anda di halaman 1dari 11

SIMULASI PENANGANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

Disusun Oleh :

Nama : Dahlan Eko Cahyono 5.16.04.09.0.014

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2019

i
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi
gawat darurat. Keadaan gawat darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien
membutuhkan pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan
lebih lanjut (DepKes RI, 2009).

Memberikan pelayanan kegawat daruratan terpadu 24 jam meliputi pelayanan medis,


keperawatan dan penunjang dalam satu gedung. Respon time pelayanan gawat darurat adalah
5 menit dari sejak pasien datang sampai ditangani oleh petugas IGD. Petugas akan melakukan
pemilahan pasien (triase), pasien dengan kondisi gawat darurat akan ditangani lebih dahulu
dibandingkan dengan pasien tidak gawat atau tidak darurat.

Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang
dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya. Unit
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat disebut dengan
nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki,
keberadaan IGD dapat beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang
tergabung dalam rumah sakit.

Tujuan Penelitian

 Mengetahui mampu tidaknya IRD memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi


pada masyarakat dengan problem medis akut

Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien

Manfaat Penelitian

 Mengetahui kecepatan pelayanan pasien di IGD dapat menentukan prognosis pasien


selanjutnya dan medapatkan hasil yang optimal dalam pelayanan terhadap pasien.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Landasan Teori

IRD yaitu suatu tempat / unit pelayanan dirumah sakit yang memiliki tim kerja dengan
kemampuan khusus dan peralatan yang memebrikan pelayanan pasien gawat darurat yang
terorganisir. Instalasi pelayanan pertama bagi pasien yang datang ke rumah sakit terutama
dalam hal kedaruratan berdasrkan kriteria standart baku.

Dalam hal kegawatdaruratan pasien yang datang ke IRD akan dilayani sesuai urutan
prioritas yang ditunjukan dengan labelisasi warna ,yaitu :

1. Biru : Gawat darurat,resusitasi segera yaitu Untuk penderita sangat gawat/ ancaman
nyawa.
2. Merah : Gawat darurat,harus MRS yaitu untuk penderita gawat darurat (kondisi stabil
/ tidak membahayakan nyawa )
3. Kuning : Gawat darurat ,bisa MRS /Rawat jalan yaitu Untuk penderita darurat, tetapi
tidak gawat
4. Hijau : Gawat tidak darurat,dengan penanganan bisa rawat jalan yaitu Untuk bukan
penderita gawat.
5. Hitam : Meninggal dunia

Kriteria IRD

1. IRD harus buka 24 jam


2. IRD juga harus memiliki penderita – penderita false emergency (korban yang
memerlukan tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak boleh memggangu /
mengurangi mutu pelayanan penderita- penderita gawat darurat.
3. IRD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan definitive care dilakukan
ditempat lain dengan cara kerjasama yang baik
4. IRD harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya dalam
penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD)
5. IRD harus melakukan riset guna meningkatkan mutu / kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat sekitarnya.

3
Kemampuan minimal petugas IRD Menurut Depkes 1990

1. Membuka dan membebaskan jalan nafas (Airway)


2. Memberikan ventilasi pulmoner dan oksigenasi (Breathing)
3. Memberikan sirkulasi artificial dengan jalan massage jantung luar (Circulation)
4. Menghentikan perdarahan,balut bidai,transportasi,pengenalan dan penanggulangan
obat resusitas,membuat dan membaca rekaman EKG

TRIAGE

Mempunyai arti menyortir atau memilih. Dirancang untuk menempatkan pasien yang
tepat diwaktu yang tepat dengan pemberi pelayanan yang tepat. Triage merupakan suatu
proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit dan menentukan jenis
perawatan gawat darurat serta transportasi. Dan merupakan proses yang berkesinambungan
sepanjang pengelolaan.

Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang dikenal, yaitu:

METTAG (Triage tagging system).

Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk memprioritisasikan tindakan.

Prioritas Nol (Hitam) :

1. Mati atau jelas cedera fatal.

2. Tidak mungkin diresusitasi.

Prioritas Pertama (Merah) :

Cedera berat yang perlukan tindakan dan transport segera.

1. gagal nafas,

2. cedera torako-abdominal,

3. cedera kepala / maksilo-fasial berat,

4. shok atau perdarahan berat,

5. luka bakar berat.

4
Prioritas Kedua (Kuning) :

Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat :

1. cedera abdomen tanpa shok,

2. cedera dada tanpa gangguan respirasi,

3. fraktura mayor tanpa shok,

4. cedera kepala / tulang belakang leher,

5. luka bakar ringan.

Prioritas Ketiga (Hijau) :

Cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera :

1. cedera jaringan lunak,

2. fraktura dan dislokasi ekstremitas,

3. cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas,

4. gawat darurat psikologis.

Ada beberapa Tipe triage, yaitu :

Daily triage

Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar pada system kegawat
daruratan. Triage yang terdapat pada setiap rumah bsakit berbeda-beda, tapi secara umum
ditujukan untuk mengenal, mengelompokan pasien menurut yang memiliki tingkat keakutan
dengan tujuan untuk memberikan evaluasi dini dan perawatan yang tepat. Perawatan yang
paling intensif dberikan pada pasien dengan sakit yang serius meskipun bila pasien itu
berprognosis buruk.

Mass Casualty incident

Merupakan triage yang terdapat ketika sestem kegawatdaruratan di suatu tempat bencana
menangani banyak pasien tapi belum mencapai tingat ke kelebihan kapasitas. Perawatan yang
lebih intensif diberikan pada korban bencana yang kritis. Kasus minimal bisa di tunda
terlebih dahulu.

5
Disaster Triage

Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan perawatan intensif sesegera
mungkin ketika korban bencana sangat membutuhkan. Filosofi perawatan berubah dari
memberikan perawatan intensif pada korban yang sakit menjadi memberikan perawatan
terbaik untuk jumlah yang terbesar. Fokusnya pada identifikasi korban yang terluka yang
memiliki kesempatan untuk bertahan hidup lebih besar dengan intervensi medis yang cepat.
Pada disaster triage dilakukan identifikasi korban yang mengalami luka ringan dan ditunda
terlebih dahulun tanpa muncul resko dan yang mengalami luka berat dan tidak dapat
bertahan. Prioritasnya ditekankan pada transportasi korban dan perawatan berdasarkan level
luka.

Military Triage

Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi disbanding dengan aturan
medis biasanya. Prinsip triage ini tetap mengutamakan pendekatan yang paling baik karena
jika gagal untuk mencapai tujuan misi akan mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan
kesejahteraan populasi yang lebih besar.

Special Condition triage

Digunakan ketika terdapat faktor lain pada populasi atau korban. Contohnya kejadian yang
berhubungan dengan senjara pemusnah masal dengan radiasi, kontaminasi biologis dan
kimia. Dekontaminasi dan perlengkapan pelindung sangat dibutuhkan oleh tenaga medis.
(Oman, Kathleen S., 2008;2)

KLASIFIKASI TRIAGE

Ada banyak klasifikasi triage yang digunakan, adapun beberapa klasifikasi umum
yang dipakai :

Three Categories Triage System

Ini merupakan bentuk asli dari system triase, pasien dikelompokkan menjadi :

– Prioritas utama

– Prioritas kedua

– Prioritas rendah

6
Tipe klasifikasi ini sangat umum dan biasanya terjadi kurangnya spesifitas dan subjektifitas
dalam pengelompokan dalam setiap grup

Four Categories Triage System

Terdiri dari :

– Prioritas paling utama (sesegera mungkin, kelas 1, parah dan harus sesegera mungkin)

– Prioritas tinggi (yang kedua, kelas 2, sedang dan segera)

– Prioritas rendah (dapat ditunda, kelas 3, ringan dan tidak harus segera dilakukan)

– Prioritas menurun (kemungkinan mati dan kelas 4 atau kelas 0).

Start Method (Simple Triage And Rapid Treatment)

Pada triase ini tidak dibutuhkan dokter dan perawat, tapi hanya dibutuhkan seseorang dengan
pelatihan medis yang minimal. Pengkajian dilakukan kdengan sangat cepat selama 60 detik
pada bagian berikut :

1) Ventilasi / pernapasan

2) Perfusi dan nadi (untuk memeriksa adanya denyut nadi)

3) Status neurology

Tujuannya hanya untuk memperbaiki masalah-masalah yang mengancam nyawa seperti


obstruksi jalan napas, perdarahan yang massif yang harus diselesaikan secepatnya. Pasien
diklasifikasikan sebagai berikut :

Ä The Walking Wounded

Penolong ditempat kejadian memberikan instruksi verbal pada korban, untuk berpindah.
Kemudian penolong yang lain melakukan pengkajian dan mengirim korban ke rumahsakit
untuk mendapat penanganan lebih lanjut

Ä Critical/ Immediate

7
Dideskripsikan sebagai pasien dengan luka yang serius, dengan keadaan kritis yang
membutuhkan transportasi ke rumahsakit secepatnya, dengan criteria pengkajian :

– respirasi >30x/menit

– tidak ada denyut nadi

– tidak sadar/kesadaran menurun

Ä Delayed

Digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang tidak bisa yang tidak mempunyai keadaan
yang mengancam jiwa dan yang bisa menunggu untuk beberapa saat untuk mendapatkan
perawatan dan transportasi, dengan criteria

– Respirasi <30x/menit

– Ada denyut nadi

– Sadar/ respon kesadaran normal

Ä Dead

Digunakan ketika pasien benar-benar sudah mati atau mengalami luka dan mematikan seperti
luka tembak di kepala (Departement Emergency Hospital Singapore, 2009).

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam unit gawat darurat berdasarkan Prioritas
Perawatannya, antara lain :

a. Gawat Darurat (P1)

Keadaaan yang mengancam nyawa/adanya gangguan ABC dan perlu tindakan segera,
misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran , trauma mayor dengan perdarahan hebat

b. Gawat Tidak Darurat (P2)

Keadaan mengangancam nyawa tetepi tidak memerlukan tindakan darurat. Setelah dilakukan
resusitasi maka ditindak lanjuti oleh dokter specialis. Misalnya : pasien kanker tahap lanjut,
fraktur, sickle cell dan lainya.

8
c. Darurat Tidak Gawat (P3)

Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan darurat. Pasien sadar,
tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi definitif. Untuk tindak lanjut
dapat ke poliklinik, misalnya: laserasi, fraktur minor/tertutup,sistitis, otitis media dan lainya.

d. Tidak Gawat Tidak Darurat

Keaadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan gawat. Gejala dan
tanda klinis ringan/asimptomatis. Misalnya penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainya (ENA,
2001;Iyer, 2004).

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Fauzanlampoeng.http://www.scribd.com/doc/50079020/sarana-dan-prasarana-
fisik-unh-gawat-darurat

STIKBINAHUSADA.2008.http://blogspot.com/2008/12/konsep-dasar-
keperawatan-gawat-darurat.html

Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan,Jakarta : EGC

Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat Darurat : Jakarta : EGC

Aninomous,1999. Triage officers course.

Singapore : departement of emergency medicine singapore general hospital

Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, triage, (Online), (http://en.wikipedia.


org/wiki/triage, Diakses pada tgl 21 april 2019).

11

Anda mungkin juga menyukai