KEPERAWATAN DISASTER
Kecelakaan transportasi
Kecelakaan industri
Kejadian Luar Biasa (KLB)
Konflik sosial
Aksi teror
3
PENDAHULUAN
• Indonesia merupakan negara rawan bencana karena letak geografis
Indonesia berada di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu
Lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Lempeng Pasific. Lempeng Indo-
Australia bertabrakan dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera,
Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Papua dan
Maluku Utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng inilah terjadi
akumulasi energi tabrakan hingga sampai suatu titik lapisan bumi tidak
lagi sanggup menahan tumpukan energi dan akhirnya energi tersebut
akan dilepas dalam bentuk gempa bumi (BNPB, 2010).
• Sejak 30 tahun yang lalu berbagaibencana telah terjadi di Indonesia
seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir dan lain sebagainya.
Menurut Affeltrnger (2006), pulau Sumatera dan pulau Jawa memiliki
risiko tertinggi bencana banjir, kekeringan, gempa bumi, tanah longsor,
gunung meletus dan tsunami
FAKTA BENCANA
• Bencana semakin sering terjadi dan skala kerugian tidak
terkira
• Jumlah peduduk yang terdampak semakin besar
• Kondisi ini terjadi terutama karena meningkatnya kerentanan
akibat :
– Pertumbuhan jumlah penduduk
– Pemanfaatan lahan marginal/rawan bencana
– Urbanisasi
– Permukiman yang tidak terencana/tata ruang
– Dampak perubahan iklim global
6
PERSPEKTIF BENCANA
• KUHP PIDANA
– Pasal 304
• Membiarkan seseorang dalam keadaan sengsara
– Pasal 531
• Tidak memberikan pertolongan pada orang yang
sedang maut
• UU NO.36/2009 TENTANG KESEHATAN
– Pasal 32
• Ayat 1 : Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib
memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih
dahulu.
• Ayat 2 : Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta dilarang
menolak pasien dan/atau meminta uang muka.
– Pasal 82
• Ayat 1 : Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas ketersediaan sumber
daya, fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada
bencana.
• Ayat 2 :Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan kesehatan pada
tanggapdarurat dan pascabencana.
– Pasal 85
• Ayat 1 : Pelayanan keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan naik pemerintah maupun swasta
wajib memberikan pelayanan kesehatan pada bencana penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan
• Ayat 2 : fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dilarang menolak pasien dan atau meminta uang muka terlebih
dahulu
• UU RI NO 44 TENTANG RUMAH SAKIT
– Pasal 1 : gawat darurat adalah keadaan klinis
pasien yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut
– Pasal 29 ayat 1 butir c : Setiap rumah sakit
mempunyai kewajiban memberikan pelayanan
gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya
• UU RI NO 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA
– Pasal 60
• Ayat 1 : dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah
• Ayat 2 : pemerintah dan pemerintah daerah mendorong partisipasi
masyarakat dalam penyediaan dana yang bersumber dari masyarakat
– Pasal 74
• Ayat 1 : penyelesaian sengketa penanggulangan bencana pada tahap
pertama diupayakan berdasarkan asas musyawarah mufakat
• Ayat 2 : dalam hal penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 tidak diperoleh kesepakatan para pihak dapat menempuh upaya
penyelesaian di luar pengadilan atau melalui pengadilan
• UU NO. 38/2014 TENTANG KEPERAWATAN
– Pasal 1 : Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan
pertama, Perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat
sesuai dengan kompetensinya.
– Pasal 2 : Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah kecacatan
lebih lanjut.
– Pasal 3 : Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien.
– Pasal 4 : Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.
– Pasal 5 : Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12/MENKES/SK/I/2002
tentang pedoman koordinasi penanggulangan bencana di lapangan
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 066 tahun 2006 tentang
pedoman manajemen sumber daya manusia kesehatan dalam penanggulangan
bencana
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 783 tahun 2008 tentang
regionalisasi pusat bantuan penanganan krisis kesehatan akibat bencana
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 059/MENKES/SK/I/2011 tentang
pedoman pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan pada penanggulangan
bencana
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana nomor 10 tahun 2008
tentang pedoman komando tanggap darurat bencana
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 131 tahun 2003
tentang pedoman penanggulanganbencana dan penangangan pengungsi di daerah
PERBEDAAN KEPERAWATAN
GADAR DAN BENCANA
KEB
PER UTUHA
KES AWAT N
EHA AN
TAN
BAT ,
M
,
(SDM
ALA ER (SD
R
)
PER HATAN
E
UHA N
B
SUM , OBAT)
N
KEB WATA
L AT
A
T, O
B
E
T
SUM
A
U
KES
22
Program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana
( AWHONN, 2012 )
Peran Perawat di Rumah Sakit yang terkena
Dampak Bencana ( ICN, 2009 )
• Sebagai MANAGER, perawat mempunyai tugas antara lain:
mengelola pelayanan gawat darurat, mengelola fasilitas,
peralatan, dan obat-obatan live saving, mengelola administrasi
dan keuangan ugd, melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan gadar, melakukan koordinasi dengan unit RS lain.
• Sebagai LEADERSHIP, memiliki tugas untuk: mengelola tenaga
medis, tenaga keperawatan dan tenaga non medis, membagi
jadwal dinas.
• Sebagai PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN (CARE GIVER),
perawat harus melakukan pelayanan siaga bencana dan
memilah masalah fisik dan psikologis yang terjadi pada pasien
Peran Perawat di Pusat Evakuasi
• KOORDINATOR, berwenang
untuk: mengkoordinir
sumberdaya baik tenaga
kesehatan, peralatan evakuasi
dan bahan logistik, mengkoordinir
daerah yang menjadi tempat
evakuasi
• Sebagai PELAKSANA EVAKUASI:
perawat harus melakukan
transportasi pasien, stabilisasi
pasien, merujuk pasien dan
membantu penyediaan air bersih
dan sanitasi di daerah bencana.
• Peran perawat di klinik berjalan (mobile clinic)
adalah melakukan: triage, penanganan trauma,
perawatan emergency, perawatan akut,
pertolongan pertama, kontrol infeksi, pemberian
supportive, palliative