Makalah
Disusun oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima kritik serta saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya kami selaku penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Tujuan Penulisan............................................................................................
C. Sistematika Penulisan.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap
mahluk hidup dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan.
Namun sering kali harapan dan dambaan tersebut tidak tercapai. Dalam
masyarakat kita, umur harapan hidup semakin bertambah dan kematian
semakin banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit kronis seperti penyakit
diabetes militus, penyakit cordpulmonaldeases, penyakit arthritis.
Pasien dengan penyakit kronis seperti ini akan melalui suatu proses
pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka
suatu saat akan dicapai stadium terminal yang ditandai dengan oleh
kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan akhirnya kematian.
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan,
gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan
spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka
kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya
pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan
terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan
pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif atau
palliative care.
Dalam perawatan paliatif maka peran perawat adalah memberikan
Asuhan Keperawatan pada Pasien kronis untuk membantu pasien
menghadapi penyakitnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa
diharapkan mampu mengenal dan mengetahui tentang asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami pennyakit kronis.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami dampak-dampak yang
terjadi pada klien penyakit kronis.
C. Sistematika Penulisan
- BAB I Pendahuluan: terdiri atas Latar Belakang, Tujuan Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
- BAB II Tinjauan Teoritis: Pengertian penyakit kronik, Sifat, Dampak,
Factor-faktor, Respon dan Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis,
- BAB III: Terdiri atas Konsep asuhan keperawatan penyakit kronik.
- BAB IV Penutup: Terdiri atas Kesimpulan dan Saran-saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kasus
Ny. N berumur 42 tahun, seorang ibu rumah tangga, di rawat di
rumah sakit umum daerah dengan diagnosa medis Diabetes Miletus, dan
sudah dirawat selama 3 bulan. Sebelumnya klien juga pernah di rawat di
rumah sakit dengan penyakit yang sama, namun tidak separah yang
sekarang. Dari hasil pengkajian, klien mengatakan tidak menyangka
penyakitnya bertambah parah, klien juga malu dengan keluarga dan teman-
temannya karena kondisi tubuh yang sekarang, merasa tidak berguna lagi
untuk keluarganya (suami dan anak-anaknya), klien merasa ingin mati saja,
klien mengatakan tidak nyaman berada di dekat orang lain karena takut
tidak diterima, dan lebih senang jika sendiri, klien juga takut tidak diterima
oleh keluarga terdekatnya, klien sulit untuk tidur karena merasa cemas
dengan keluarganya di rumah. Dari hasil observasi, tampak luka gangren
pada kaki kiri klien sudah mengalami nekrotik yang membuat klien sulit
untuk beraktivitas dan semakin parah, dan sudah mulai mengeluarkan bau
tidak sedap, klien tampak menyendiri dan hanya mau berkomunikasi
dengan perawat yang merawatnya, klien pun tampak tidak merawat
kebersihan diri, dan keluarga klien hanya sesekali menjenguk klien.
Pengkajian keluarga, respon keluarga seperti tidak peduli dengan keadaan
klien, keluarga menyerahkan penuh prosedur perawatan kepada rumah
sakit, keluarga terdekat klien (suami) mengatakan sudah pasrah dengan
kondisi yang dialami klien. Klien tampak bernafsu untuk makan, setiap
makanan yang di saji kan selalu di habiskan, BB klien 70 kg.
B. Pengkajian
Pengkajian pola gordon:
1. Persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan
- Klien mengatakan kurang mengetahui semua tentang penyakitnya
- Klien tampak pasrah dengan penyakitnya, dan hanya mengikuti
prosedur keperawatan rumah sakit
2. Pola nutrisi metabolik
- Nafsu makan klien meningkat.
- Peningkatan berat badan 5 kg
- Klien dilarang mengkonsumsi makanan yang terlalu banyak
mengandung gula
3. Pola eliminasi
- Klien sering BAK
- Karakteristik warna urine klien kuning, baunya khas.
4. Pola aktivitas dan latihan
- Klien tidak nyeri/sesak nafas saat beraktivitas
- Klien merasa lemah, dan merasa sakit pada kakinya saat
beraktivitas sehari-hari
5. Pola istirahat dan tidur
- Klien mengalami gangguan pola tidur, karena cemas dan takut, dan
klien juga merasa depresi.
6. Pola kognitif/perseptual
- Terjadi penurunan pada fungsi penglihatan, daya ingat klien masih
bagus, dan klien tanggap terhadap semua pertanyaan yang
diajukan, hanya klien banyak menunduk dan kontak mata klien
tidak baik.
7. Pola persepsi diri/konsep diri
- Klien merasa sedih dan lebih banyak murung
- Klien menjadi depresi
- Klien tampak pasrah dan hanya berserah pada prosedur
keperawatan rumah sakit
8. Pola peran/hubungan
- Tidak ada upaya yang berarti dari klien untuk mengatasi
masalahnya
- Klien seorang ibu rumah tangga
- Interaksi kliendengan orang terdekatnya (suami dan anak-anak)
kurang baik, dan orang terdekat klien pun hanya sesekali
menjenguk klien.
9. Pola seksualitas/reproduksi
- Selama klien sakit, klien jarang berhubungan intim dengan
suaminya, dan klien merasa malu.
- Terjadi perubahan perhatian dari keluarga terdekat terutama suami
dan anak-anaknya
10. Pola koping/toleransi stress
- Jika klien mengalami stress, klien berbagi dengan suaminya namun
lebih sering untuk memendam masalahnya.
11. Pola nilai/kepercayaan
- Klien tetap melaksanakan keagamaan dengan tetap shalat tepat
pada waktunya
4. Libatkan 4. Untuk
klien dalam membuat
terapi klien mampu
kelompok berinteraksi
dengan baik,
secara perlu
bertahap bertahap dan
perlahan.
Dengan terapi
kelompok
memungkink
an klien bisa
berinteraksi
3. Kecemasan yang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk
meningkat tindakan kecemasan mengetahui
berhubungan keperawatan selama klien dari TTV kecemasan
dengan 2x24 jam, ansietas dan nafsu klien
ketidakmampuan klien berkurang makan
mengekspresikan dengan kriteria
perasaan ditandai hasil: 2. Beri 2. Agar klien
dengan: - Klien mampu dorongan pada tenang dan
DS: menunjukkan klien untuk menerima
- Klien merasa koping yang mengungkapk kondisi
takut baik an pikiran dan kesehatannya
penyakitnya - Klien mampu perasaan sekarang
tidak bisa mengungkapkan
disembuhkan perasaan dan 3. Berikan 3. Dukungan
- Klien juga bisa bertukar penyuluhan keluarga
mengkhawatirk pikiran dan kepada merupakan
an keluarganya perasaan keluarga dan perhatian
di rumah ajak untuk yang bisa
DO: bersama-sama memotivasi
- Klien tampak memotivasi klien untuk
tidak bisa untuk klien sembuh
tidur
- Klien tampak
lemah dan lesu
akibat kurang
tidur
4. Gangguan citra Setelah dilakukan 1. Kaji secara 1. Data awal
tubuh berhubungan tindakan verbal dan untuk
dengan dampak keperawatan selama nonverbal menentukan
penyakit yang 2x24 jam, body respon klien intervensi
dialami ditandai image klien teratasi terhadap yang tapat
dengan: dengan kriteria tubuhnya untuk klien
DS: hasil:
- Klien - Body image 2. Libatkan 2. Apabila
mengatakan klien positif dan jelaskan klien tahu
malu dengan - Mendeskripsik kepada klien tentang
keadaannya an faktual tentang pengobatan,
sekarang perubahan pengobatan, perawatan,
- Klien fungsi tubuh perawatan, kemajuan dan
mengatakan - Mempertahank kemajuan dan prognosis
tidak an interaksi prognosis penyakit,
menyangka sosial penyakit akan
penyakitnya membuat
akan bertambah klien sedikit
parah tenang. Dan
DO: mampu
- Luka gangren menentukan
klien intervensi
bertambah yang tepat
parah dan mulai untuknya
mengeluarkan
bau tidak sedap 3. Fasilitasi 3. Untuk
kontak dengan membantu
individu lain klien agar
dalam dapat
kelompok bersosialisai
kecil dengan orang
lain
5. Defisit perawatan Setelah dilakukan 1. Bantu klien 1. Agar
diri peronal hygine tindakan untuk personal kebutuhan
berhubungan keperawatan selama hygine sesuai kebersihan
dengan 2x24 jam, personal kebutuhan terpenuhi
ketidakmampuan hygine klien yang secara baik
dan ketidak terpenuhi dengan dianjurkan
pedulian karena kriteria hasil:
stress ditandai - Klien 2. Dukung 2. Melatih
dengan: mengatakan kemandirian klien untuk
DS: merasa segar untuk mandiri dan
- Klien dan nyaman melakukan mampu
mengatakan - Klien mampu personal melakukan
tidak mampu menjaga hygine jika personal
untuk kebersihan memungkinka hygine sendiri
membersihkan dirinya n
diri secara - Tidak tercium
maksimal lagi bau tidak 3. Berikan 3. Agar klien
- Klien sedap penjelasan sadar akan
mengatakan - Klien tampak kepada klien pentingnya
tidak peduli bersih mulai akan kebersihan
mau mandi atau dari pakaian pentingnya diri dan
tidak, yang dia kebersihan diri mampu
pikirkan hanya baik secara menjaga
penyakitnya kesehatan, kebersihan
- Klien agama dirinya
mengatakan maupun sosial sendiri
tidak
mengetahui
cara merawat
luka dengan
baik dan benar,
hanya
menunggu
perawat saja
yang
melakukannya
DO:
- Mulai tercium
bau tidak sedap
dari tubuh dan
luka klien
- Klien tampak
tidak menjaga
kebersihan diri
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit
berlangsung lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan
sering kambuh. Respon klien dalam kondisi kroni sansgat tergantung
kondisi fisik, psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang
ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda.
Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh
pasien kronis. Orang yang telah lama hidup sendiri, menderita penyakit
kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan
terhadap penderitaan. Atau sebagian beranggapan bahwa kematian sebagai
jalan menuju kehidupan kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-
orang yang dicintai.
Sedangkan yang lain beranggapan takut akan perpisahan,
dikuncilkan, ditelantarkan, kesepian, atau mengalami penderitaan
sepanjang hidup.
Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan
menjalani hidup, merespon terhadap berbagai kejadian dan orang
disekitarnya sampai kematian itu terjadi. Perhatian utama pasien dengan
penyakit kronis sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi lebih pada
kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang
menyakitkan atau tekanan psikologis yang diakibatkan ketakutan akan
perpisahan, kehilangan orang yang dicintai.
Jadi tugas perawat untuk dapat lebih memahami dan memberi
perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Perawat juga harus mampu
memberikan asuhan keperawatan yang baik pada klien yang mengalami
penyakit kronis.
B. Saran
1. Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi
kronis, tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi
klien sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan
akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan damai.
2. Ketika merawat klien dengan penyakit kronis, tanggung jawab perawat
harus mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang
unik
DAFTAR PUSTAKA
http://thinkgoodone.blogspot.com/2012/09/askep-pada-klien-penyakit-
kronis.html?m=1
https://id.scribd.com/document/395987714/agregat-kronik
https://id.scribd.com/doc/314847698/Asuhan-Keperawatan-komunitas-pada-
penyakit-kronik