Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DALAM KOMUNITAS

DENGAN MASALAH KESEHATAN POPULASI PENYAKIT KRONIK

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II

Disusun oleh:

Devira Nurholis (701170004)

Diana Rahmawati (701170006)

Intan Nurhidayati Dewi (701170015)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BALE BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang


Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Meskipun banyak kesulitan dalam membuat makalah ini, namun
berkat penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pmbuatan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima kritik serta saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya kami selaku penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Bandung, Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Tujuan Penulisan............................................................................................
C. Sistematika Penulisan.....................................................................................

BAB II : TINJAUAN TEORI...................................................................................


A. Konsep Dasar Penyakit Kronik.......................................................................
1. Pengertian penyakit kronik......................................................................
2. Sifat penyakit kronik................................................................................
3. Dampak penyakit kronik terhadap klien..................................................
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pnyakit kronik..................................
5. Respon klien terhadap penyakit kronik....................................................
6. Perilaku klien dengan penyakit kronik.....................................................
7. Respon keluarga......................................................................................
8. Penatalaksanaan......................................................................................
B. Konsep Dasar Teoritis Asuhan Keperawatan Klien dengan Penyakit Kronik.
1. Pengkajian...............................................................................................
2. Diagnosa keperawatan.............................................................................

BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT


KRONIK...................................................................................................................
A. Kasus..............................................................................................................
B. Pengkajian......................................................................................................
C. Diagnosa dan rencana keperawatan................................................................

BAB IV: PENUTUP.................................................................................................


A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap
mahluk hidup dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan.
Namun sering kali harapan dan dambaan tersebut tidak tercapai. Dalam
masyarakat kita, umur harapan hidup semakin bertambah dan kematian
semakin banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit kronis seperti penyakit
diabetes militus, penyakit cordpulmonaldeases, penyakit arthritis.
Pasien dengan penyakit kronis seperti ini akan melalui suatu proses
pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka
suatu saat akan dicapai stadium terminal yang ditandai dengan oleh
kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan akhirnya kematian.
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan,
gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan
spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka
kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya
pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan
terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan
pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif atau
palliative care.
Dalam perawatan paliatif maka peran perawat adalah memberikan
Asuhan Keperawatan pada Pasien kronis untuk membantu pasien
menghadapi penyakitnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa
diharapkan mampu mengenal dan mengetahui tentang asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami pennyakit kronis.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami dampak-dampak yang
terjadi pada klien penyakit kronis.

C. Sistematika Penulisan
- BAB I Pendahuluan: terdiri atas Latar Belakang, Tujuan Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
- BAB II Tinjauan Teoritis: Pengertian penyakit kronik, Sifat, Dampak,
Factor-faktor, Respon dan Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis,
- BAB III: Terdiri atas Konsep asuhan keperawatan penyakit kronik.
- BAB IV Penutup: Terdiri atas Kesimpulan dan Saran-saran
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit Kronik


1. Pengertian penyakit kronik
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit
berlangsung lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap
dan sering kambuh. (Purwaningsih dan Karbina, 2009)
Ketidakmampuan/ketidakberdayaan merupakan persepsi individu
bahwa segala tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu
keadaan dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu
atau kegiatan yang baru dirasakan. (Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Berdasarkan pengertian diatas kelompok menyimpulkan bahwa
penyakit kronik yang dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan seorang klien mengalami
ketidakmampuan contohnya saja kurang dapat mengendalikan kondisi
tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan. Contoh : penyakit diabetes
militus, penyakit cordpulmonaldeases, penyakit arthritis.
2. Sifat penyakit kronik
Menurut Wristht Le (1987) mengatakan bahwa penyakit kronik
mempunyai beberapa sifat diantaranya adalah :
a. Progresif
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah.
Contoh penyakit jantung.
b. Menetap
Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan
menetap pada individu. Contoh penyakit diabetes mellitus.
c. Kambuh
Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan
kondisi yang sama atau berbeda. Contoh penyakit arthritis
3. Dampak penyakit kronik terhadap klien
Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien
diantaranya (Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah:
a. Dampak psikologis
Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku,
yaitu :
1) Klien menjadi pasif
2) Tergantung
3) Kekanak-kanakan
4) Merasa tidak nyaman
5) Bingung
6) Merasa menderita
b. Dampak somatik
Dampak somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh
tubuh karena keadaan penyakitnya. Keluhan somatic sesuai dengan
keadaan penyakitnya. Contoh : DM adanya Trias P.
1) Dampak terhadap gangguan seksual
Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik
(kerusakan organ) dan perubahan secara psikologis (persepsi
klien terhadap fungsi seksual).
2) Dampak gangguan aktivitas
Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga
hubungan social dapat terganggu baik secara total maupun
sebagian.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit kronik
a. Persepsi klien terhadap situasi
b. Beratnya penyakit
c. Tersedianya support social
d. Temperamen dan kepribadian
e. Sikap dan tindakan lingkungan
f. Tersedianya fasilitas kesehatan
5. Respon klien terhadap penyakit kronik
Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon
Bio-Psiko-Sosial-Spritual ini akan meliputi respon kehilangan.
(Purwaningsih dan kartina, 2009).
a. Kehilangan kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa
klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistic, aktivitas
terbatas.
b. Kehilangan kemandirian
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat
ditunjukan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,
ketergantungan
c. Kehilangan situasi
Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari
bersama keluarga dan kelompoknya
d. Kehilangan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi
tubuh seperti panas, nyeri, dll
e. Kehilangan fungsi fisik
Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien
dengan gagal ginjal harus dibantu melalui hemodialisa
f. Kehilangan fungsi mental
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental
seperti klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat
berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga klien tidak dapat
berpikir secara rasional
g. Kehilangan konsep diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup
bentuk dan fungsi sehingga klien tidak dapat berpikir secara
rasional (bodi image), peran serta identitasnya. Hal ini dapat akan
mempengaruhi idealisme diri dan harga diri rendah
h. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
i. Klien menarik diri dari lingkungan
Hubungan sosial klien dapat terganggu sebagian maupun yang
total. Contohnya hubungan terganggu sebagian, klien masih
berhubungan dengan lingkungan sekitar, tetapi klien malu-malu
dan tidak percaya diri untuk bergaul dengan orang secara
berkelompok. Apabila terganggu total, klien sudah tidak ingin
berinteraksi lagi dengan lingkungan sekitar, klien hanya ingin
menyendiri (menarik diri dari lingkungan).
6. Perilaku klien dengan penyakit kronik
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas
penyakit kronis yang dideritanya oleh klien atau individu
(Purwaningsih dan kartina, 2009), yaitu:
a. Penolakan (Denial)
Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit
kronis seperti jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang
dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap seolah-olah
penyakit yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui
bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan menyakini
bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan
memberi efek jangka pendek (menolak untuk mengakui bahwa
penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara total dan
menolak untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang atas
penyakit ini, misalnya perubahan body image).
b. Cemas
Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan
merupakan sesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa
terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan
membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu
yang telah menjalani operasi jantung, rasa nyeri yang muncul di
daerah dada, akan memberikan reaksi emosional tersendiri.
Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan memicu reaksi
cemas pada individu dengan penyakit kanker.
c. Depresi
Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita
penyakit kronis. Kurang lebih sepertiga dari individu penderita
stroke, kanker dan penyakit jantung mengalami depresi.
7. Respon keluarga
Keluarga juga mengalami respons yang sama dengan pasien atas
penyakit yang diderita oleh klien atau individu (Purwaningsih dan
kartina, 2009), yaitu :
a. Penolakan (Denial)
Sama halnya dengan pasien atau individu, keluarga yang tidak siap
atau tidak menerima dengan kondisi yang ada pada pasien.
Keluarga mengangap penyakit yang diderita tidak terlalu berat dan
menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan
hanya akan memberi efek jangka pendek.
b. Cemas
Keluarga akan memperlihakan ekspresi cemas akan diagnose yang
telah divonis oleh pihak medis. Pihak keluarga cemas akan tidak
bisa sembuh penyakit tersebut dan takut ditinggalkan dalam jangka
waktu dekat oleh pesien.
c. Depresi
Keluarga yang terkejut dan tidak bisa menerima keadaan terhadap
situasi yang dialami pasien akan mengalami depresi.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang optimal pada klien dengan kondisi kronis
adalah sangat penting. Penatalaksanan harus melibatkan kesehatan
mental, memantau perkembangan klien, dan melibatkan keluarga.
Pengobatan sederhana tidak cukup.
Klien harus bekerja sama dengan tim kesehatan, percaya terhadap
pengobatan yang diberikan, dan mempunyai keluarga yang mendukung
dan membantu dalam rencana pengobatan. Beberapa prinsip
penatalaksanaan klien dengan kondisi kronis adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan kesehatan
Menjelaskan kepada klien tentang perjalanan penyakitnya dan
keterbatasan pengobatan. Pendidikan kesehatan harus langsung
pada penderita dan keluarganya dan harus menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti.
b. Merespon terhadap emosi
Dengarkan baik-baik, berikan waktu yang cukup bagi klien dan
keluarganya untuk mengemukakan perasaannya, kekhawatirannya,
dan harapannya.
c. Melibatkan keluarga
Dukungan pada keluarga dan petunjuk penatalaksanaan sangat
penting. Keluarga harus dibantu agar tidak melakukan sikap yang
berlebihan terhadap anak, seperti terlalu melindungi, terlalu
khawatir dan memberikan perhatian berlebihan.
d. Melibatkan pasien
Bila klien dilibatkan dalam penatalaksaan penyakitnya, maka
mereka akan lebih patuh dan bertanggungjawab.
e. Melibatkan tim multidisiplin
Beberapa ahli diperlukan dalam menatalaksana remaja dengan
kondisi kronis, seperti dokter, psikolog, pekerja sosial, okupasi-
terapis, fisioterapis, ahli gizi, dan ahli lain yang terkait.
f. Menyediakan perawatan yang berkelanjutan
Klien dengan kondisi kronis membutuhkan seseorang yang bisa
dipercaya. Paling sedikit salah satu dari anggota tim, lebih baik
dokter dari pusat kesehatan primer (seperti Puskesmas), yang
membina hubungan jangka panjang dengan penderita dan
keluarganya. Peran dokter disini adalah mengkoordinasi perawatan
berbagai spesialis (multidisiplin), memantau tumbuh kembangnya,
memberikan petunjuk yang mungkin diperlukan, dan lain
sebagainya.
g. Menyediakan pelayanan rawat jalan yang komprehensif
Diperlukan pelayanan psikologikal, belajar bersosialisasi,
pendidikan,
penelitian, dikatakan bahwa klien yang mendapatkan pelayanan
yang komprehensif, dapat menurunkan frekuensi rawat inap, lama
dirawat, biaya di rumah sakit, dan menurunkan kemungkinan
dirawat kembali.
h. Merujuk ke kelompok pendukung (kelompok sebaya atau
kelompok penyakit sejenis)
Ikut dalam kelompok pendukung dapat saling tukar pengalaman
dan informasi antara penderita dan keluarga lain dengan masalah
yang sama.
i. Mengembangkan teknik menolong diri sendiri
Pelatihan (terapi perilaku) Terhadap klien dalam teknik mengatasi
stres atau rasa sakit, dapat membantu klien mengurangi stres
terhadap penyakit dan pengobatan yang diberikan.
j. Pembatasan
Bila kepatuhan atau perilaku yang menjadi masalah, remaja harus
dibuat disiplin, dan tim yang merawat serta keluarganya harus
setuju dan mendukung.
k. Perawatan di rumah sakit
Bila diperlukan perawatan remaja di rumah sakit, terbaik bila
ditangani dalam lingkungan yang kondusif untuk kebutuhan
perkembangan remaja.
B. Konsep Dasar Teoritis Asuhan Keperawatan Klien dengan Penyakit
Kronis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kronis meliputi
proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa dan perencanaan
(Purwaningsih dan kartina, 2009).
1. Pengkajian
a. Pengkajian terhadap klien
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1) Respon emosi klien terhadap diagnosa
2) Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi
3) Upaya klien dalam mengatasi situasi
4) Kemampuan dalam mengambil dan memilih pengobatan
5) Persepsi dan harapan klien
6) Kemampuan mengingat masa lalu
b. Pengkajian terhadap keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1) Respon keluarga terhadap klien
2) Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya
3) Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
4) Kapasitas dan system pendukung yang ada
5) Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan
fungsional
6) Identifikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat
kehilangan dan perubahan yang terjadi
c. Pengkajian terhadap lingkungan
1) Sumber daya yang ada
2) Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit
3) Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
4) Ketersediaan fasilitas partisifasi dalam asuhan keperawatan
kesempatan kerja
2. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat ditimbulkan dari proses
pengkajian klien dengan penyakit kronis adalah (Purwaningsih dan
kartina, 2009) :
a. Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan
kehilangan dan perubahan
b. Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan
ketidakmampuan mengekspresikan perasaan
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan dampak penyakit yang
dialami
d. Defisit perawatan diri personal Hygine berhubungan dengan
ketidakmampuan dan ketidak pedulian karena stress
e. Isolasi sosial berhubungan dengan gangguan kondisi kesehatan
f. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan persepsi kurang di
hargai
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT
KRONIK

A. Kasus
Ny. N berumur 42 tahun, seorang ibu rumah tangga, di rawat di
rumah sakit umum daerah dengan diagnosa medis Diabetes Miletus, dan
sudah dirawat selama 3 bulan. Sebelumnya klien juga pernah di rawat di
rumah sakit dengan penyakit yang sama, namun tidak separah yang
sekarang. Dari hasil pengkajian, klien mengatakan tidak menyangka
penyakitnya bertambah parah, klien juga malu dengan keluarga dan teman-
temannya karena kondisi tubuh yang sekarang, merasa tidak berguna lagi
untuk keluarganya (suami dan anak-anaknya), klien merasa ingin mati saja,
klien mengatakan tidak nyaman berada di dekat orang lain karena takut
tidak diterima, dan lebih senang jika sendiri, klien juga takut tidak diterima
oleh keluarga terdekatnya, klien sulit untuk tidur karena merasa cemas
dengan keluarganya di rumah. Dari hasil observasi, tampak luka gangren
pada kaki kiri klien sudah mengalami nekrotik yang membuat klien sulit
untuk beraktivitas dan semakin parah, dan sudah mulai mengeluarkan bau
tidak sedap, klien tampak menyendiri dan hanya mau berkomunikasi
dengan perawat yang merawatnya, klien pun tampak tidak merawat
kebersihan diri, dan keluarga klien hanya sesekali menjenguk klien.
Pengkajian keluarga, respon keluarga seperti tidak peduli dengan keadaan
klien, keluarga menyerahkan penuh prosedur perawatan kepada rumah
sakit, keluarga terdekat klien (suami) mengatakan sudah pasrah dengan
kondisi yang dialami klien. Klien tampak bernafsu untuk makan, setiap
makanan yang di saji kan selalu di habiskan, BB klien 70 kg.
B. Pengkajian
Pengkajian pola gordon:
1. Persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan
- Klien mengatakan kurang mengetahui semua tentang penyakitnya
- Klien tampak pasrah dengan penyakitnya, dan hanya mengikuti
prosedur keperawatan rumah sakit
2. Pola nutrisi metabolik
- Nafsu makan klien meningkat.
- Peningkatan berat badan 5 kg
- Klien dilarang mengkonsumsi makanan yang terlalu banyak
mengandung gula
3. Pola eliminasi
- Klien sering BAK
- Karakteristik warna urine klien kuning, baunya khas.
4. Pola aktivitas dan latihan
- Klien tidak nyeri/sesak nafas saat beraktivitas
- Klien merasa lemah, dan merasa sakit pada kakinya saat
beraktivitas sehari-hari
5. Pola istirahat dan tidur
- Klien mengalami gangguan pola tidur, karena cemas dan takut, dan
klien juga merasa depresi.
6. Pola kognitif/perseptual
- Terjadi penurunan pada fungsi penglihatan, daya ingat klien masih
bagus, dan klien tanggap terhadap semua pertanyaan yang
diajukan, hanya klien banyak menunduk dan kontak mata klien
tidak baik.
7. Pola persepsi diri/konsep diri
- Klien merasa sedih dan lebih banyak murung
- Klien menjadi depresi
- Klien tampak pasrah dan hanya berserah pada prosedur
keperawatan rumah sakit
8. Pola peran/hubungan
- Tidak ada upaya yang berarti dari klien untuk mengatasi
masalahnya
- Klien seorang ibu rumah tangga
- Interaksi kliendengan orang terdekatnya (suami dan anak-anak)
kurang baik, dan orang terdekat klien pun hanya sesekali
menjenguk klien.
9. Pola seksualitas/reproduksi
- Selama klien sakit, klien jarang berhubungan intim dengan
suaminya, dan klien merasa malu.
- Terjadi perubahan perhatian dari keluarga terdekat terutama suami
dan anak-anaknya
10. Pola koping/toleransi stress
- Jika klien mengalami stress, klien berbagi dengan suaminya namun
lebih sering untuk memendam masalahnya.
11. Pola nilai/kepercayaan
- Klien tetap melaksanakan keagamaan dengan tetap shalat tepat
pada waktunya

C. Diagnosa dan rencana keperawatan


No Diagosa Tujuan dan Intervensi Rasional
. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Harga diri rendah Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Dengan
kronik tindakan kemampuan cara
berhubungan keperawatan selama dan aspek mendiskusika
dengan persepsi 2x24 jam, harga diri positif yang n bahwa klien
kurang dihargai klien meningkat masih dimiliki masih
ditandai dengan: dengan kriteria klien memiliki
DS: hasil: msejumlah
- Klien - Klien mulai kemampuan
mengatakan merasa dan aspek
merasa tidak diterima oleh positif untuk
berguna lagi lingkungannya meningkatkan
- Klien - Rasa malu klien rasa percaya
mengatakan mulai diri klien
malu dengan menghilang
keluarga dan - Klien mulai 2.
teman- mudah bergaul 2. Beri pujian Menghilangk
temannya yang an rasa malu
- Klien merasa realistik/nyata dan takut
ingin mati saja dan hindarkan tidak diterima
- Klien takut penilaian lingkungan
tidak diterima negatif
oleh orang- 3.
orang 3. Yakinkan Meyakinkan
terdekatnya bahwa klien bahwa
DO: keluarga dirinya dapat
- Klien tampak mendukung diterima oleh
sulit bergaul setiap aktivitas keluarganya
- Bicara klien dan tidak
lambat dan perlu takut
nada suara dan malu
lemah
2. Isolasi sosial Setelah dilakukan 1. Bina 1. Rasa saling
berhubungan tindakan hubungan percaya telah
dengan gangguan keperawatan 2x24 saling percaya terbina,
kondisi kesehatan jam, klien mulai mempermuda
ditandai dengan: bisa bergaul dengan h perawat
DS: kriteria hasil: untuk
- Klien - Klien mulai mengkaji dan
mengatakan merasa nyaman mendapatkan
tidak nyaman jika berada
jika berada didekat orang informasi dari
didekat orang lain klien
lain, karena - Klien bisa 2. Latih klien 2. Cara-cara
kondisinya melakukan cara-cara dan contoh
sekarang ini tindakan di luar berinteraksi yang
- Klien merasa kamar dengan orang merupakan
lebih senang - Klien bisa lain secara pembelajaran
sendiri bergaul tanpa bertahap yang efesien
DO: rasa malu dan untuk klien
- Klien banyak takut memulai
diam dan untuk berani
kurang mau bergaul
berbicara dengan orang
- Klien tampak lain
sedih, ekspresi
datar dan 3. Diskusikan 3. Dukungan
dangkal dengan keluarga
keluarga sangat berarti
pentingnya untuk
interaksi klien kesembuhan
dengan klien, dengan
keluarga interaksi yang
terdekat baik dapat
menunjukkan
perhatian

4. Libatkan 4. Untuk
klien dalam membuat
terapi klien mampu
kelompok berinteraksi
dengan baik,
secara perlu
bertahap bertahap dan
perlahan.
Dengan terapi
kelompok
memungkink
an klien bisa
berinteraksi
3. Kecemasan yang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk
meningkat tindakan kecemasan mengetahui
berhubungan keperawatan selama klien dari TTV kecemasan
dengan 2x24 jam, ansietas dan nafsu klien
ketidakmampuan klien berkurang makan
mengekspresikan dengan kriteria
perasaan ditandai hasil: 2. Beri 2. Agar klien
dengan: - Klien mampu dorongan pada tenang dan
DS: menunjukkan klien untuk menerima
- Klien merasa koping yang mengungkapk kondisi
takut baik an pikiran dan kesehatannya
penyakitnya - Klien mampu perasaan sekarang
tidak bisa mengungkapkan
disembuhkan perasaan dan 3. Berikan 3. Dukungan
- Klien juga bisa bertukar penyuluhan keluarga
mengkhawatirk pikiran dan kepada merupakan
an keluarganya perasaan keluarga dan perhatian
di rumah ajak untuk yang bisa
DO: bersama-sama memotivasi
- Klien tampak memotivasi klien untuk
tidak bisa untuk klien sembuh
tidur
- Klien tampak
lemah dan lesu
akibat kurang
tidur
4. Gangguan citra Setelah dilakukan 1. Kaji secara 1. Data awal
tubuh berhubungan tindakan verbal dan untuk
dengan dampak keperawatan selama nonverbal menentukan
penyakit yang 2x24 jam, body respon klien intervensi
dialami ditandai image klien teratasi terhadap yang tapat
dengan: dengan kriteria tubuhnya untuk klien
DS: hasil:
- Klien - Body image 2. Libatkan 2. Apabila
mengatakan klien positif dan jelaskan klien tahu
malu dengan - Mendeskripsik kepada klien tentang
keadaannya an faktual tentang pengobatan,
sekarang perubahan pengobatan, perawatan,
- Klien fungsi tubuh perawatan, kemajuan dan
mengatakan - Mempertahank kemajuan dan prognosis
tidak an interaksi prognosis penyakit,
menyangka sosial penyakit akan
penyakitnya membuat
akan bertambah klien sedikit
parah tenang. Dan
DO: mampu
- Luka gangren menentukan
klien intervensi
bertambah yang tepat
parah dan mulai untuknya
mengeluarkan
bau tidak sedap 3. Fasilitasi 3. Untuk
kontak dengan membantu
individu lain klien agar
dalam dapat
kelompok bersosialisai
kecil dengan orang
lain
5. Defisit perawatan Setelah dilakukan 1. Bantu klien 1. Agar
diri peronal hygine tindakan untuk personal kebutuhan
berhubungan keperawatan selama hygine sesuai kebersihan
dengan 2x24 jam, personal kebutuhan terpenuhi
ketidakmampuan hygine klien yang secara baik
dan ketidak terpenuhi dengan dianjurkan
pedulian karena kriteria hasil:
stress ditandai - Klien 2. Dukung 2. Melatih
dengan: mengatakan kemandirian klien untuk
DS: merasa segar untuk mandiri dan
- Klien dan nyaman melakukan mampu
mengatakan - Klien mampu personal melakukan
tidak mampu menjaga hygine jika personal
untuk kebersihan memungkinka hygine sendiri
membersihkan dirinya n
diri secara - Tidak tercium
maksimal lagi bau tidak 3. Berikan 3. Agar klien
- Klien sedap penjelasan sadar akan
mengatakan - Klien tampak kepada klien pentingnya
tidak peduli bersih mulai akan kebersihan
mau mandi atau dari pakaian pentingnya diri dan
tidak, yang dia kebersihan diri mampu
pikirkan hanya baik secara menjaga
penyakitnya kesehatan, kebersihan
- Klien agama dirinya
mengatakan maupun sosial sendiri
tidak
mengetahui
cara merawat
luka dengan
baik dan benar,
hanya
menunggu
perawat saja
yang
melakukannya
DO:
- Mulai tercium
bau tidak sedap
dari tubuh dan
luka klien
- Klien tampak
tidak menjaga
kebersihan diri
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit
berlangsung lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan
sering kambuh. Respon klien dalam kondisi kroni sansgat tergantung
kondisi fisik, psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang
ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda.
Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh
pasien kronis. Orang yang telah lama hidup sendiri, menderita penyakit
kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan
terhadap penderitaan. Atau sebagian beranggapan bahwa kematian sebagai
jalan menuju kehidupan kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-
orang yang dicintai.
Sedangkan yang lain beranggapan takut akan perpisahan,
dikuncilkan, ditelantarkan, kesepian, atau mengalami penderitaan
sepanjang hidup.
Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan
menjalani hidup, merespon terhadap berbagai kejadian dan orang
disekitarnya sampai kematian itu terjadi. Perhatian utama pasien dengan
penyakit kronis sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi lebih pada
kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang
menyakitkan atau tekanan psikologis yang diakibatkan ketakutan akan
perpisahan, kehilangan orang yang dicintai.
Jadi tugas perawat untuk dapat lebih memahami dan memberi
perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Perawat juga harus mampu
memberikan asuhan keperawatan yang baik pada klien yang mengalami
penyakit kronis.
B. Saran
1. Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi
kronis, tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi
klien sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan
akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan damai.
2. Ketika merawat klien dengan penyakit kronis, tanggung jawab perawat
harus mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang
unik
DAFTAR PUSTAKA

http://thinkgoodone.blogspot.com/2012/09/askep-pada-klien-penyakit-
kronis.html?m=1

https://id.scribd.com/document/395987714/agregat-kronik

https://id.scribd.com/doc/314847698/Asuhan-Keperawatan-komunitas-pada-
penyakit-kronik

Anda mungkin juga menyukai