1. Apa yang di maksud dengan penyakit kronis ?
2. Apa penyebab dari penyakit kronis ?
3. Fase penyakit kronik ?
4. Kategori penyakit kronik ?
5. Manifestasi klinis dari penyakit kronik ?
6. Pencegahan penyakit kronik ?
7. Penatalaksanaan penyakit kronik ?
8. Sifat Penyakit Kronik ?
9. Dampak Penyakit Kronik Terhadap Klien ?
10. Respon Klien Terhadap Penyakit Kronik ?
11. Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis ?
.Definisi Penyakit Kronik
Penyakit kronik adalah gejala penyakit yang dirasakan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan dan menyebabkan perubahan
fungsi biologis, psikologis, dan sosiokultural. Penyakit kronik gejala yang dirasakan begitu lama dan tidak terlalu menjadi
perhatian penderita hingga menimbulkan deficit mayor yang jelas.
Etiologi Penyakit Kronik
Penyakit kronis dapat diderita oleh semua kelompok usia, tingkat sosial ekonomi, dan budaya. Penyakit kronis cenderung
menyebabkan kerusakan yang bersifat permanen yang memperlihatkan adanya penurunan atau menghilangnya suatu
kemampuan untuk menjalankan berbagai fungsi, terutama muskuloskletal dan organ-organ pengindraan.
Fase penyakit kronik
Menurut Smeltzer & Bare (2010), ada sembilan fase dalam penyakit kronis, yaitu sebagai berikut :
1. Fase pra-trajectory adalah risiko terhadap penyakit kronis karena faktor-faktor genetik atau perilaku yang meningkatkan ketahanan seseorang
2. Fase trajectory adalah adanya gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis. Fase ini sering tidak jelas karena sedang dievaluasi dan sering
dilakukan pemeriksaan diagnostik.
3. Fase stabil adalah tahap yang terjadi ketika gejala-gejala dan perjalanan penyakit terkontrol. Aktivitas kehidupan sehari-hari tertangani dalam
keterbatasan penyakit.
4. Fase tidak stabil adalah periode ketidakmampuan untuk menjaga gejala tetap terkontrol atau reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan dalam
5. Fase akut adalah fase yang ditandai dengan gejala-gejala yang berat dan tidak dapat pulih atau komplikasi yang membutuhkan perawatan di
6. Fase krisis merupakan fase yang ditandai dengan situasi kritis atau mengancam jiwa yang membutuhkan pengobatan atau perawatan
kedaruratan.
7. Fase pulih adalah keadaan pulih kembali pada cara hidup yang diterima dalam batasan yang dibebani oleh penyakit kronis.
8. Fase penurunan adalah kejadian yang terjadi ketika perjalanan penyakit berkembang disertai dengan peningkatan ketidakmampuan dan
9. Fase kematian adalah tahap terakhir yang ditandai dengan penurunan bertahap atau cepat fungsi tubuh dan penghentian hubungan individual
Kategori penyakit Kronik
Menurut Christensen et al. (2006) ada beberapa kategori penyakit kronis, yaitu seperti di bawah ini:
a. Lived with illnesses. Pada kategori ini individu diharuskan beradaptasi dan mempelajari kondisi penyakitnya selama hidup dan
biasanya tidak mengalami kehidupan yang mengancam. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah diabetes, asma,
arthritis, dan epilepsi.
b. Mortal illnesses. Pada kategori ini secara jelas kehidupan individu terancam dan individu yang menderita penyakit ini hanya
bisa merasakan gejala-gejala penyakit dan ancaman kematian. Penyakit dalam kategori ini adalah kanker dan penyakit
kardiovaskuler.
c. At risk illnesses. Kategori penyakit ini sangat berbeda dari dua kategori sebelumnya. Pada kategori ini tidak ditekankan pada
penyakitnya, tetapi pada risiko penyakitnya. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah hipertensi dan penyakit yang
berhubungan dengan hereditas
Manifestasi klinis dari penyakit Kronik
Karakteristik penyakit kronis adalah penyebabnya yang tidak pasti, memiliki faktor risiko yang multiple, membutuhkan durasi
yang lama, menyebabkan kerusakan fungsi atau ketidakmampuan, dan tidak dapat disembuhkan secara sempurna (Smeltzer &
Bare, 2010). Tanda-tanda lain penyakit kronis adalah batuk dan demam yang berlangsung lama, sakit pada bagian tubuh yang
berbeda, diare berkepanjangan, kesulitan dalam buang air kecil, dan warna kulit abnormal (Heru, 2007)
Pencegahan penyakit kronik
Sekarang ini pencegahan penyakit diartikan secara luas. Dalam pencegahan penyakit dikenal pencegahan primer, sekunder, dan
tersier (Djauzi, 2009). Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau 11
mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum (melalui
pendidikan kesehatan dan kebersihan lingkungan) dan pencegahan khusus (ditujukan kepada orang-orang yang mempunyai
risiko dengan melakukan imunisasi). Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk menghambat progresivitas penyakit,
menghindari komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan yang dapat dilakukan melalui deteksi dini dan pengobatan secara
cepat dan tepat. Pencegahan tersier dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi. Upaya
pencegahan tingkat ketiga ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan fungsi organ yang mengalami kecacatan (Budiarto &
Anggreni, 2007)
Penatalaksanaan penyakit kronik
Kondisi kronis mempunyai ciri khas dan masalah penatalaksanaan yang berbeda. Sebagai contoh, banyak penyakit kronis
berhubungan dengan gejala seperti nyeri dan keletihan. Penyakit kronis yang parah dan lanjut dapat menyebabkan kecacatan
sampai tingkat tertentu, yang selanjutnya membatasi partisipasi individu dalam beraktivitas. Banyak penyakit kronis yang harus
mendapatkan penatalaksanaan teratur untuk menjaganya tetap terkontrol, seperti penyakit gagal ginjal kronis (Smeltzer & Bare,
2008)
Sifat penyakit kronik
Menurut Wristht Le (1987) mengatakan bahwa penyakit kronik mempunyai beberapa sifat diantaranya adalah : 1. Progresi
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah. Contoh penyakit jantung. 2. Menetap Setelah seseorang terserang
penyakit, maka penyakit tersebut akan menetap pada individu. Contoh penyakit diabetes mellitus. 3. Kambuh Penyakit kronik
yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan kondisi yang sama atau berbeda. Contoh penyakit arthritis
Dampak penyakit kronik terhadap klien
Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien diantaranya (Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah :
1. Dampak psikologis Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu :
A. Klien menjadi pasif
B. Tergantung
C. Kekanak-kanakan
D. Merasa tidak nyaman
E. Bingung
F. Merasa menderita
Dampak penyakit kronik terhadap klien
2. Dampak somatic Dampak somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh karena keadaan penyakitnya. Keluhan somatic
3. Dampak terhadap gangguan seksual Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik (kerusakan organ) dan perubahan
4. Dampak gangguan aktivitas Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga hubungan social dapat terganggu
Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-SosialSpritual ini akan meliputi respon kehilangan.
1. Kehilangan kesehatan Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa takut , cemas dan pandangan
2. Kehilangan kemandirian Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan melalui berbagai perilaku, bersifat
kekanak-kanakan, ketergantungan
3. Kehilangan situasi Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga
4. Kehilangan rasa nyaman Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti panas, nyeri, dll
5. Kehilangan fungsi fisik Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh sepert i klien dengan gagal ginjal harus dibantu melalui
hemodialisa
6. Kehilangan fungsi mental Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti klien mengalami kecemasan dan
depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional
7. Kehilangan konsep diri Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi sehingga klien tidak
dapat berpikir secara rasional (bodi image) peran serta identitasnya. Hal ini dapat akan mempengaruhi idealism diri dan harga diri
rendah
8. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang dideritanya oleh klien atau individu
(Purwaningsih dan kartina, 2009), yaitu: 1. Penolakan Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis
seperti jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit
yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan menyakini
bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek (menolak untuk mengakui bahwa
penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara total dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang
atas penyakit ini, misalnya perubahan body image). 2. Cemas Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan
merupakan sesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya
bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu yang telah menjalani operasi jantung, rasa nyeri yang
muncul di daerah dada, akan memberikan reaksi emosional tersendiri. Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan memicu
reaksi cemas pada individu dengan penyakit kanker. 3. Depresi Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada
penderita penyakit kronis. Kurang lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung mengalami depresi.
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus
. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kasus