Anda di halaman 1dari 58

BERFIKIR KRITIS DAN SISTEMATIS,

KONSEP TRIAGE DALAM BENCANA


NURMA AFIANI
PENDAHULUAN

• Kegawatan merupakan suatu kondisi dalam


ancaman bahaya ataupun sudah terjadi dampak
buruk dari bahaya tersebut yang mengakibatkan
kerusakan lebih lanjut.

• Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang


mengancam dan menganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun
faktor manusia
UNSUR SUATU BENCANA
• Fungsi normal masyarakat
terganggu
• Melebihi kemampuan dan
mekanisme masyarakat Pendekatan
untuk melaksanakan fungsi yang kritis dan
sistematis
sehari-hari diperlukan
dalam
• Gangguan akibat bencana tatalaksana
cukup besar sehingga bencana
masyarakat tidak mampu
mengembalikan keadaan
kembali ke fungsi normal
SIKLUS MANAGEMEN BENCANA

1. Pencegahan
2. Mitigasi
3. Kesiapsiagaan
4. Tanggap Darurat
5. Pemulihan

(Farni, 2016)
MANAGEMEN BENCANA
•Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan
meniadakan bahaya) misalnya: melarang pembakaran hutan dalam perladangan
dan melarang penambangan batu di daerah yang curam.
Pencegahan

•Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan


fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana. Bentuk mitigasi diantaranya: mitigasi struktural (membuat checkdam,
bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa, dll.) dan mitigasi non-struktural
Mitigasi (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)

•Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui


pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna,
misalnya: penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi,
Kesiapsiagaan rencana kontijensi, dan sosialisasi peraturan/pedoman penanggulangan bencana
MANAGEMEN BENCANA
• Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian
bencana, untuk menanggulangi dampak yang
ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan
Tanggap korban dan harta benda, evakuasi, dan
pengungsian.
Darurat

• Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang


terkena bencana, dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada keadaan semula.
Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki
prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air
Pemulihan bersih, pasar puskesmas, dll)

(Sumber: Farni, 2016)


TOPIK PENELITIAN TERKAIT BENCANA

Tahun Peneliti Judul Penelitian


2017 Dewi Restiyani HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN
SIKAP TERHADAP KESIAPSIAGAAN
PEKERJA DALAM MENGHADAPI
BENCANA PADA GEDUNG
BERTINGKAT PUSAT PERBELANJAAN DI
KOTA MALANG
2019 Yunita Dwi Faradila HUBUNGAN PENGETAHUAN
MASYARAKAT DENGAN PERILAKU
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI
BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA
BENDOSARI,DUSUN TRETES PUJON-
MALANG
TAHAP PENATALAKSANAAN
BENCANA

Tahap Tahap Tahap


Pra- Tanggap Pasca-
Bencana Darurat Bencana
TAHAP TANGGAP DARURAT

Pada saat terjadi Butuh Pendekatan


bencana, terdapat yang sistematis
korban dalam dalam tatalaksana
jumlah massal, SDM, trauma  Konsep
SDA yang terbatas Triage
PENATALAKSANAAN TRAUMA

• Lakukan pemeriksaan secara sistematik

• Prioritas penatalaksanaan trauma:


1. Airway paten (A: Airway)
2. Ventilasi paten (B: Breathing)
3. Perdarahan terkontrol (C: Circulation)

• Lakukan perawatan pasien selama golden


hour untuk meningkatkan survival rate
TOPIK PENELITIAN TERKAIT SURVIVAL RATE

Tahun Peneliti Judul Penelitian


2017 Nur Azizah ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
TINGKAT SURVIVAL PASIEN TRAUMA
KEPALA
DI IGD RSUD BANGIL
KAB PASURUAN
2017 Fatkhul Aisyah Hubungan Response Time Perawat
dengan Outcome Clinic Pasien
Kecelakaan Lalu Lintas di Instalasi
Gawat Darurat RSUD Bangil.
PENYEBAB MORBIDITAS & MORTALITAS

1. detik-menit: laserasi pada organ vital


seperti jantung, pembuluh darah besar,
otak, spinal cord
2. menit-jam: intracranial hematom, fraktur
pelvis perdarahan tdk terkontrol, laserasi
organ dalam, luka multiple
3. hari-minggu: sepsis, multiple organ failure
(MOF), komplikasi lain
Overall Assessment Scheme
Scene Size-Up

Initial Assessment

Trauma Medical

Physical Exam SAMPLE History

Vital Signs & Physical Exam


SAMPLE History & Vital Signs

HOSP
Detailed Ongoing
Physical Exam Assessment
SCENE SIZE UP

• Scene survey
• Safety
• Mechanism of Injury
• Number of death

Scene survey
Lakukan Triage
Tata-
laksana
Ke-
gawatan
TRIAGE

• Triage (baca: triase) berasal dari


bahasa Perancis ‘trier’ (to sort)
yang dapat diartikan sebagai
‘memilah’.

• Konsep ini digunakan oleh


Dominique Larrey seorang
dokter tentara Perancis pada
zaman Napoleon Bonaparte
TOPIK PENELITIAN TERKAIT TRIAGE

Tahun Peneliti Judul Penelitian


2018 Brian Sesar R. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KECEMASAN
PADA PASIEN KATEGORI TRIAGE P2
LABEL KUNING
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD
BANGIL
2016 Anjar Kristiawan Triage
TUJUAN TRIAGE

• The Right Patient to the


Right Hospital by the Right
Ambulance at the Right
Time
• To Do the Most for the Most
• Triage dilakukan ketika
jumlah korban melebihi
kemampuan (fasilitas dan
SDM)
HAKIKAT TRIAGE

• Triage merupakan sistem untuk mempermudah


mengenali kondisi pasien:
a. Menilai tanda-tanda dan kondisi vital korban
b. Menentukan kemungkinan kebutuhan medisnya
c. Menilai kemungkinan keselamatannya
d. Menilai perawatan medis yang ada di tempat
e. Memprioritaskan managemen korban
f. Memberikan label warna pada pasien sesuai
dengan prioritas
• Triage merupakan suatu proses yang dinamis,
kondisi pasien bisa membaik maupun memburuk

• Triage harus diulang-ulang selama tatalaksana


cedera

• Triage dilakukan ditempat kejadian, clearing area


(triage area), sebelum evakuasi, saat tiba di IGD,
selama resusitasi maupun sesudahnya
DASAR TRIAGE

• ABCD (Airway, Breathing, Ciculation, Disability,


Exposure).
• Beratnya cedera
• Jumlah pasien
• Sarana kesehatan yang tersedia
• Kemungkinan hidup pasien
TUJUAN TRIAGE PADA KORBAN
MASSAL
• Mengakses kemungkinan
hidup pasien
• Mengakses sarana
kesehatan yang ada di
tempat
• Membuat prioritas
penanggulangan pasien
• Memasang color tag
(tanda berwarna) sesuai
dengan prioritas pasien.
DASAR TRIAGE
Insiden
Kondisi IGD
Korban
Normal
Massal
Dasar Triage:
Kegiatan rutin
Kondisi bencana 1. Keparahan luka
dg korban
IGD sehari-hari
massal 2. Jumlah yang terluka
3. Sumber daya yang
tersedia
Sumber Daya
Korban melebihi 4. Kesempatan untuk
jumlah sumber
yang tersedia
daya dan alat menyelamatkan
cukup
yang ada korban

Prinsip: yang Prinsip: gunakan


datang pertama skala prioritas dg
dilayani terlebih beberapa
dahulu pertimbangan*
Penanganan Korban Bencana Massal saat Tiba di Rumah Sakit
JENIS-JENIS TRIAGE

1. Triage Pasien Tunggal (Single Patient Triage)


2. Triage Sehari-hari untuk Korban Beragam (Routine
Causality Triage)
3. Triage bila jumlah pasien sangat banyak
Jenis Triage

Triage Sehari- Triage bila


Triage Pasien
hari (korban jumlah pasien
Tunggal
beragam) sangat banyak
1. TRIAGE PASIEN TUNGGAL
(SINGLE PATIENT TRIAGE)
• Triage ini dilakukan pada korban tunggal, bukan
kejadian massal
• Rumusan dasar: Merawat pasien-pasien yang
mungkin akan meninggal dunia jika tidak dilakukan
tindakan segera
• Perhatikan kondisi pasien dan tentukan termasuk
kategori yang mana:
a. True emergency
b. Potential true emergency
c. False emergency
KATEGORI KONDISI PASIEN:

True Potential true False


emergency emergency emergency
•Terdapat •Potensial •Tidak ada
masalah mendapat masalah
pada keadaan emergency
ABCDE seperti
(masalah pada true
aktual) emergency
KATEGORI KONDISI PASIEN:
Emergency/
Urgent/ P2 Non-Urgent/ P3 Mati/ P4
Immidiate/P1
• Hitungan • Hitungan jam • Pasien dapat • Tidak ada
detik-menit • Fisiologis stabil jalan (walking nafas meski
• Cedera berat • Cedera spinal wounded) jalan nafas
dg • Hemodinamik telah bebas
• Appendisitis
perdarahan stabil • Cedera
• Cholesistitis
masif • Cedera berat,
• IMA, stroke nyata perdarahan
• Masalah • Laserasi kulit masif yang
breathing termasuk grey
• Abrasi
area, tidak
• Syok • Fraktur tulang jelas dapat
hemorhagik pendek, sendi bertahan
• Syok • Demam hidup/ tidak
neurogenik/ meski sudah
anafilaktik diintervensi
THE GOLDEN HOUR PERIOD

• Suatu periode penting yang dapat memberikan


hasil terbaik jika dilakukan pertolongan
• Jumlah waktu yang dihitung sejak terjadinya
cedera sampai dilakukan tindakan life saving
• Disebut juga TTT (time to treatment) yaitu dari waktu
kejadian-pra RS-waktu di IGD
• Tatalaksana yang tepat dapat menurunkan angka
mortalitas dan morbiditas.
Jenis Triage

Triage Sehari- Triage bila


Triage Pasien
hari (korban jumlah pasien
Tunggal
beragam) sangat banyak
TRIAGE UNTUK KORBAN BERAGAM

• Triage sederhana dan perawatan cepat (simple


triage and rapid treatment)/ START
• Penilaian pasien berdasarkan: respirasi, perfusi,
status kesadaran
• Triage jenis ini untuk insiden korban beragam, tetapi
situasi tidak parah
PRINSIP-PRINSIP START

• Pasien luka ringan, tidak cedera tapi


HIJAU histeris, pasien cedera tetapi tidak akan
meninggal/ cacat

• Semua pasien yang tidak termasuk


KUNING kategori hijau dan merah. Pasien cedera
tetapi tidak menyebabkan kematian

• Semua pasien yang mengalami gangguan


MERAH pada ABCDE, harus mendapat
penanganan segera
PENGKAJIAN AWAL KASUS TRAUMA
(PRIMARY SURVEY)

A B C D E
(Airway) (Breathing) (Circulation) (Disability) (Exposure)
AIRWAY
(KAJI KEPATENAN JALAN NAFAS)
• Waspadai sumbatan jalan nafas pada pasien
dengan cedera inhalasi
• Buka jalan napas dengan jaw thrust ATAU modified
jaw thrust pada pasien trauma
• Pertahankan kepatenan jalan napas, tetap proteksi
cervical
• Suction jika perlu
• Pasang oropharingeal tube atau nasopharingeal
jika airway tidak bisa dipertahankan dengan posisi.
Nasopharingeal tube kontraindikasi pd fraktur
maxilofacial
A (AIRWAY)

Pengkajian (A) Intervensi Evaluasi

Terdengar suara
tambahan Lakukan suction (jika Setelah
‘Gurgling’ (Ada ada alat), atau dilakukan
sumbatan berupa lakukan finger swab intervensi
cairan/ darah) pembebasan
jalan nafas, kaji
Terdengar suara
Pasang servical apakah jalan
tambahan ‘Snoring’
collar, pasang Oro nafas telah
/ mengorok (Ada
Faringeal Tube paten?
sumbatan anatomis
sesuai ukuran
berupa lidah,
edema laring)
NB: Pasien dengan cedera inhalasi akibat mengalami kebakaran diruang tertutup, dapat
mengalami sumbatan jalan nafas dan berujung pada kematian. Tindakan pembebasan jalan
nafas menjadi salah satu kunci penting dalam meningkatkan survival pasien.
BEBASKAN JALAN NAFAS (AIRWAY)

• Buka jalan nafas (jaw thrust/ modified jaw thrust)


• Pasang cervical collar
• Kaji adanya bunyi tambahan akibat adanya
sumbatan jalan nafas
• Pasang orofaringeal tube/ nasofaringeal tube/
lakukan suction bila perlu
MODIFIED JAW THRUST
ORO FARINGEAL TUBE
NASO FARINGEAL TUBE
PENGKAJIAN AWAL KASUS TRAUMA
(PRIMARY SURVEY)

A B C D E
(Airway) (Breathing) (Circulation) (Disability) (Exposure)
BREATHING

Look Listen Feel


Pergerakan dada, Suara pernafasan Hembusan nafas
Melihat

Merasakan
Mendengar
cuping hidung
Abnormal? Stridor
Cyanosis  indikasi
Respirasi cepat obstruksi partial
(tachipnea) jalan nafas
Retraksi
Ketidaksimetrisan
dinding dada
Luka bakar pada
area dada
INTERVENSI PADA BREATHING

• Jika pernapasan tidak adekuat, berikan


ventilasi dengan bag valve mask
(BVM/Ambu Bag) dengan aliran tinggi 
monitor distensi abdomen
• Jika pernapasan adekuat, berikan O2 aliran
tinggi konsentrasi menggunakan non-
rebreathing mask
BREATHING (B)
• Kaji ventilasi
• Evaluasi secara berkala status
respiratory
• Beri terapi oksigen
• Pasang ETT jika perlu
BAG VALVE MASK - BVM
NON-REBREATHING MASK
PENGKAJIAN AWAL KASUS TRAUMA
(PRIMARY SURVEY)

A B C D E
(Airway) (Breathing) (Circulation) (Disability) (Exposure)
CIRCULATION

• Cek nadi, jika tidak ada lakukan CPR


• Cek rate dan kualitas nadi
• Inspeksi perdarahan
• Observasi warna kulit, temperatur, cappilary
refill
• Kontrol perdarahan (jika ada)
3. CIRCULATION (C)

• Kaji nadi: ada/ tidak, kualitas, rate, irama


• Kaji perfusi: warna kulit, suhu, diaphoresis, CRT, vena
jugularis (DVJ)
• Pasang IV line
• Bebat bidai jika terjadi perdarahan
PENGKAJIAN AWAL KASUS TRAUMA
(PRIMARY SURVEY)

A B C D E
(Airway) (Breathing) (Circulation) (Disability) (Exposure)
DISABILITY

• Kaji tingkat kesadaran pasien dengan AVPU


• Cek pupil: size, shape, equality, reaksi terhadap
cahaya
Tk. Definisi
Kesadaran
A (Alert) V (Verbal) Alert Sadar penuh
Verbal Berespon terhadap
rangsangan berupa
suara
Pain Berespon terhadap
U
P (Pain)
(Unresponsive) rangsangan berupa
nyeri
Unresponsive Tidak berespon
PENGKAJIAN AWAL KASUS TRAUMA
(PRIMARY SURVEY)

A B C D E
(Airway) (Breathing) (Circulation) (Disability) (Exposure)
EXPOSURE & ENVIRONTMENTAL
CONTROL
• Buka pakaian pasien, kaji
adanya luka pada seluruh
tubuh pasien
• Cegah terjadinya hipotermi
pada pasien
• Berikan selimut
• Jaga lingkungan sekitar agar
tetap tenang
• Kurangi resiko terjadinya
infeksi pada pasien
REFERENSI

• Pusponegoro, Sujudi. (2016). Kegawatdaruratan


dan Bencana: Solusi dan Petunjuk Teknis
Penanggulangan Medik & Kesehatan. Jakarta:
Rayyana Komunikasindo.
• http://www.traumanurses.org

Anda mungkin juga menyukai