Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN

BENCANA

NS. IMRAN,PH.D
KONSEP DAN
MODEL – MODEL DISUSUN OLEH :
TRIAGE, ERISTIA
PENILAIAN NOVARIANDA
SISTEMATIS PRE, DEWI ULTARI
INTA, DAN POST FRENGKY
BENCANA
KONSEP TRIAGE
PENGERTIAN
• Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingkat kegawatan kondisinya.
Triage terdiri dari upaya klasifikasi kasus cedera secara cepat berdasarkan keparahan cedera mereka dan
peluang kelangsungan hidup mereka melalui intervensi medis yang segera.
• Sistem triase biasanya sering ditemukan pada perawatan gawat darurat di suatu bencana. Misalnya ada
beberapa orang pasien yang harus ditangani oleh perawat tersebut.dimana setiap pasien dalam kondisi yang
berbeda.
• sistem triase ini digunakan untuk menentukan prioritas penanganan kegawat daruratan. Sehingga perawat
benar-benar memberikan pertolongan pada pasien yang sangat membutuhkan, dimana keadaan pasien
sangat mengancam nyawanya, namun dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan
hidup pasien tersebut. Tidak membuang wakunya untuk pasien yang memang tidak bisa diselamatkan lagi,
dan mengabaikan pasien yang membutuhkan.
PRINSIP TRIAGE
TUJUAN TRIAGE

• Bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan korban


sebanyak mungkin.
• Untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan
pertolongan kedaruratan
• Agar pasien mendapatkan prioritas pelayanan sesuai dengan tingkat
kegawatannya, dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan tepat
sesuai dengan sumber daya yang ada.
DENGAN TRIAGE TENAGA KESEHATAN
AKAN MAMPU
• Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada
pasien
• Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan
pengobatan lanjutan
• Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses
penanggulangan/pengobatan gawat darurat
SISTEM TRIAGE DIPENGARUHI

• Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan


• Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien
• Denah bangunan fisik unit gawat darurat
• Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis
MODEL TRIAGE DALAM BENCANA
• Single Triage (keadaan dimana pasien datang satu persatu, dimana fase akut telah terlewati
(setelah 5-10 hari).
• Simple Triage (Pemilahan atau pemilihan pasien terutama ditujukan untuk prioritas
transportasi pasien yang kemudian tingkat keparahan penyakitnya. Biasanya, digunakan triage
tag/ kartu triase.)
• S.T.A.R.T. (Simple Triage And Rapid Treatment) (mengatasi ancaman hidup yang utama,
yaitu sumbatan jalan nafas dan eprdarahan arteri yang hebat. Pengkajian diarahkan pada
pemeriksaan: status respirasi, sirkulasi (pengisian kapiler_, dan status mental.)
• Secondary Assesment to Victim Endpoint (SAVE) (Pada keadaan dimana terdapat korban
dalam jumlah yang sangat banyak, yang jauh melampaui kapasitas penolong, maka harus
dilakukan triase secara cepat dengan tujuan menyelamatkan banyak korban sebanyak-
banyaknya. )
TRIAGE DALAM BENCANA
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN
PENOLONG SAAT TERJADI BENCANA
• Penolong pertama melakukan penilaian cepat tanpa menggunakan alat atau melakuakan
tindakan medis.
• Panggil penderita yang dapat berjalan dan kumpulkan diarea pengumpulan
• Nilai penderita yang tidak dapat berjalan, mulai dari posisi terdekat dengan penolong.
• Inti Penilaian Triage Medis (TRIASE dalam bencana memiliki 4 warna Hitam (penderita sudah
tidak dapat ditolong lagi/meninggal), Merah (penderita mengalami kondisi kritis sehingga
memerlukan penanganan yang lebih kompleks), Kuning (kondisi penderita tidak kritis), Hijau
(penanganan pendirita yang memiliki kemungkinan hidup lebih besar.
SIKLUS BENCANA DAN
PENANGULANGAN BENCANA
PRA BENCANA
• Pencegahan (langkah-langkah yang dilakukan untuk menghilangkan sama sekali atau
mengurangi secara drastis akibat dari ancaman melalui pengendalian dan pengubahsuaian fisik
dan lingkungan. Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk menekan penyebab ancaman dengan
cara mengurangi tekanan, mengatur dan menyebarkan energi atau material ke wilayah yang
lebih luas atau melalui waktu yang lebih panjang)
• Mitigasi (tindakan yang memfokuskan perhatian pada pengurangan dampak dari ancaman,
sehingga dengan demikian mengurangi kemungkinan dampak negatif pencegahan ialah
langkah-langkah yang dilakukan untuk menghilangkan sama sekali atau mengurangi secara
drastis akibat dari ancaman melalui pengendalian dan pengubahsuaian fisik dan lingkungan.)
• Kesiapsiagaan (fase dimana dilakukan persiapan yang baik dengan memikirkan berbagai
tindakan untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya bencana dan
menyusun perencanaan agar dapat melakukan kegiatan pertolongan serta perawatan yang
efektif pada saat terjadi bencana)
SAAT BENCANA
• . Aktivitas yang dilakukan secara kongkret yaitu:
• 1. instruksi pengungsian,
• 2. pencarian dan penyelamatan korban,
• 3. menjamin keamanan di lokasi bencana,
• 4. pengkajian terhadap kerugian akibat bencana,
• 5. pembagian dan penggunaan alat perlengkapan pada kondisi darurat,
• 6. pengiriman dan penyerahan barang material, dan
• 7. menyediakan tempat pengungsian,
SETELAH BENCANA

• Fase Pemulihan (fase dimana individu atau masyarakat dengan


kemampuannya sendiri dapat memulihkan fungsinya seperti sedia kala
(sebelum terjadi bencana).
• Fase Rekontruksi (merupakan fase dimana individu atau masyarakat berusaha
mengembalikan fungsifungsinya seperti sebelum bencana dan merencanakan
rehabilitasi terhadap seluruh komunita.)
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai