Anda di halaman 1dari 35

UPAYA PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER

MASALAH SISTEM REPRODUKSI, SADARI DAN SCREENING

MAKALAH KELOMPOK OPOSISI

MATA AJAR : KEPERAWATAN MATERNITAS I

DOSEN PPENGAMPUH

NS. ALMUMTAHANAH, M.KEP

DISUSUN OLEH :

ERISTIA NOVARIANDA

HENNY HARDIANTI

ISA HAIRONI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER B KHUSUS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK TAHUN 2020
DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG..................................................................................3

B. TUJUAN PENULISAN................................................................................4

1. Tujuan Umum............................................................................................4

2. Tujuan Khusus...........................................................................................4

C. MANFAAT PENULISAN............................................................................5

1. MANFAAT TEORITIS............................................................................5

2. MANFAAT PRAKTIS..............................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

KERANGKA TEORI..............................................................................................6

A. PAYUDARA................................................................................................6

1. ANATOMI................................................................................................6

2. FISIOLOGI PAYUDARA........................................................................7

B. KANKER PAYUDARA...............................................................................8

1. DEFINISI KANKER PAYUDARA.........................................................8

2. FAKTOR RESIKO KANKER PAYUDARA...........................................9

3. GEJALA KANKER PAYUDARA.........................................................10

4. STADIUM KANKER PAYUDARA......................................................11

5. DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA..............................................13

C. SADARI......................................................................................................15

ii
1. PENGERTIAN........................................................................................15

2. TUJUAN SADARI..................................................................................16

3. CARA MELAKUKAN SADARI...........................................................16

4. WAKTU MELAKUKAN SADARI.......................................................18

D. KASUS........................................................................................................18

BAB III..................................................................................................................21

TELAAH JURNAL...............................................................................................21

1. PROFILE PENELITIAN........................................................................21

2. KUMPULAN JURNAL PENELITIAN..................................................34

BAB IV..................................................................................................................35

PENUTUP..............................................................................................................35

1. KESIMPULAN.......................................................................................35

2. SARAN...................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker adalah salah satu dari empat besar penyakit utama pada
masyarakat. Keempat penyakit utama tersebut adalah penyakit jantung
koroner, penyakit kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan (lalu lintas). Namun
keempat penyakit tersebut telah bertambah menjadi lima besar dan penyakit
kelima ini adalah HIV/AIDS. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak
menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Kanker adalah suatu
kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,
sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali dan
tanpa mengenal status sosial, umur juga jenis kelamin. Anak-anak, remaja,
dan orang dewasa tak luput dari serangan mematikan ini. Namun dari data
yang ada kaum wanita paling banyak terkena kanker (Kartikawati, 2012)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat telah terjadi 7,6 juta


kematian di seluruh dunia akibat kanker. Kankerpun merupakan salah satu
objek terbesar dalam dunia kedokteran. Jutaan kajian dan penelitian telah
dilakukan. Di Amerika kanker payudara menduduki peringkat tertinggi
diantara kanker yang lainnya. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa
kanker payudara baik di Indonesia maupun Amerika Serikat memperlihatkan
kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi tumor/kanker
di Indonesia adalah 4,3 per 100 penduduk. Berdasarkan data Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama
pada pasien rawat inap diseluruh Indonesia (16,85%) disusul kanker leher
lahim (11,78%). Kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah
kanker pyudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan.
(Kemenkes RI, 2014)

4
5

Kanker payudara merupakan penyakit paling sering diderita oleh


wanita, dampaknya lebih dari 1,5 juta wanita setiap tahunnya dan juga
mengakibatkan jumlah kematian terbesar pada wanita yang disebabkan oleh
kanker. Pada 2015, 570.000 wanita meninggal akibat dari kanker payudara,
yang berarti sekitar 15 % dari seluruh kematian akibat kaknker pada wanita
disebabkan oleh kanker payudara (WHO, 2018). American Cancer Society
(ACS) menyatakan bahwa kanker payudara adalah tipe kanker utama pada
wanita, sebanyak 57.650 wanita terdiagnosa kanker payudara dan sebanyak
39.520 meninggal akibat kanker payudara (Tuna,A.et.al, 2014).

Kanker payudara masih mempunyai kemungkinan besar untuk


disembuhkan kalau ditemukan ketika masih pada tahap awal atau dini salah
satunya dengan melakukan SADARI. Dengan demikian, penemuan kanker
payudara sejak dini sangatlah penting untuk sebuah kesembuhan. Deteksi dini
dilakukan dengan melakukan “pemeriksaan payudara sendiri” atau yang
dikenal dengan istilah SADARI. Ini adalah pemeriksaan yang mudah
dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya
(Purwoastuti,E, 2008). Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sangat
penting sebagai langkah awal untuk mengetahui apakah menderita kanker
payudara atau tidak.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan deteksi dini


kanker payudara yang paling banyak dianjurkan bagi setiap wanita.
Tindakaan ini sangat penting karena hampir 85 persen benjolan di payudara
wanita ditemukan oleh penderita sendiri. Caranya sangat mudah karena
dilakukan oleh diri sendiri dan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Penulisan makalan ini bertujuan untuk mengetahui anatomi fisiologi
mamae, pengertian kanker payudara serta pengertian SADARI.
6

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian SADARI
b. Mengetahui anatomi fisiologi mamae
c. Mengetahui tujuan dilakukan SADARI.
d. Mengetahui stategi pencegahan kanker payudara
e. Mengetahui cara melakukan SADARI

C. MANFAAT PENULISAN
1. MANFAAT TEORITIS
Hasil makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
ilmiah serta pengembangan wawasan bagi ilmu keperawatan mengenai
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1. MANFAAT PRAKTIS
a. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pemahaman penulis tentang Pemeriksaan


Payudara Sendiri (SADARI)

b. Bagi Praktek Keperawatan

Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bacaan untuk


menambah wawasan bagi mahasiswa keperawatan tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

c. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dapat menjadi acuan dan sumber referensi ilmiah bagi peneliti


yang akan melakukan penelitian ini dapat menjadi pembanding bagi
peneliti lainnya.
BAB II

KERANGKA TEORI
A. PAYUDARA
1. ANATOMI
Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak,
kelenjar fibrosa, dan jaringan ikat (Faiz & Moffat, 2003). Jaringan ikat
memisahkan payudara dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot
serratus anterior (Price, 2012). Payudara terletak di fascia superficialis
yang meliputi dinding anterior dada dan meluas dari pinggir lateral
sternum sampai linea axillaris media, dan pinggir lateral atas payudara
meluas sampai sekitar pinggir bawah musculus pectoralis major dan
masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda payudara terletak di atas costa
II–IV (Snell, 2006).

Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting.


Korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus
(penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang
kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting (Faiz & Moffat, 2003).
Tuberkel–tuberkel Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan
areola (Price, 2012).

Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan


berpigmen di puncak payudara dan tempat keluarnya ASI (Faiz & Moffat,
2003). Puting mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa
lubang kecil, yaitu apertura duktus laktiferosa (Price, 2012).

Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang


merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari
cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena
dalam dan vena supervisial yang menuju vena kava superior sedangkan
aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan

7
8

aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe
dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (Sloane, 2004).

3. FISIOLOGI PAYUDARA
Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat
menarke; pada bayi, anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya
berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara wanita adalah menyekresi
susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon estrogen dan
progesteron (Price, 2012).

Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan


yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa
pubertas, dimana estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya
duktus dan timbulnya asinus (Sjamsuhidajat & de Jong, 2005). Selain itu
yang menyebabkan pembesaran payudara terutama karena bertambahnya
jaringan kelenjar dan deposit lemak (Price, 2012).

Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama


menstruasi terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar sehingga
menyebabkan payudara mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan
9

nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan
menyusui. Payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus
lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru (Sjamsuhidajat&
de Jong, 2005; Price, 2012).

Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara


menyekresikan kolostrum karena adanya sekresi hormon prolaktin dimana
alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus kemudian melalui
duktus ke puting susu (Sjamsuhidajat & de Jong, 2005). Setelah menyapih,
kelenjar lambat laun beregresi dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada
saat menopause, jaringan lemak beregresi lebih lambat bila dibandingkan
dengan jaringan kelenjar, namun akhirnya akan menghilang meninggalkan
payudara yang kecil dan menggantung (Price,2012).

B. KANKER PAYUDARA
1. DEFINISI KANKER PAYUDARA
Kanker adalah sekelompok penyakit yang menyebabkan sel-sel
dalam tubuh berubah dan tumbuh di luar kendali. Sebagian besar jenis sel
kanker akhirnya membentuk benjolan atau massa yang disebut tumor, dan
diberi nama sesuai bagian tubuh tempat tumor berasal (World Health
Organization, 2013).

Kanker payudara bermula dari jaringan payudara yang terdiri dari


kelenjar produksi susu, yang disebut lobulus, dan saluran yang
menghubungkan lobulus ke puting. Sisa dari payudara terdiri dari lemak,
jaringan ikat, dan jaringan limfatik. Kanker payudara biasanya terdeteksi
baik lewat skrining, sebelum atau sesudah gejala muncul, ketika seorang
wanita merasakan adanya benjolan. Sebagian besar massa yang terlihat
pada mammogram dan sebagian besar benjolan payudara bisa saja
merupakan tumor jinak; yaitu, benjolan bukan kanker yang tidak tumbuh
atau menyebar, dan tidak membahayakan kesehatan.
10

Ketika hasil pemeriksaan payudara klinis mencurigai adanya kanker,


diperlukan analisis mikroskopis lebih lanjut pada jaringan payudara
tersebut untuk diagnosis definitif dan menentukan luasnya penyebaran
kanker (in situ atau invasif), serta pola penyakit. Jaringan untuk analisis
mikroskopik dapat diperoleh melalui jarum atau biopsi. Pemilihan jenis
biopsi didasarkan pada faktor klinis individu pasien, ketersediaan
perangkat biopsi, dan ketersediaan sumber daya (American Cancer
Society, 2013)

4. STATEGI PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA


a. Pencegahan primer.
Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama.
Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Cara ini dilakukan oleh para wanita yang belum sama sekali
terdeteksi adanya kanker payudara. Hal ini sangat bagus bila
dilakukan, sebab dapat mencegah kanker payudara secara dini.
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer
adalah :
1) Membatasi konsumsi alkohol
2) Menjaga berat badan ideal
3) Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk
menambah atau hormon lainnya
4) Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-
hari
5) Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak
6) Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran
b. Pencegahan sekunder
Terkadang kita tidak tau bahwa kita dapat terkena resiko kanker
payudara. Dari pola makan yang salah atau dari riwayat keluarga yang
pernah menderita kanker ini. Pencegahan sekunder merupakan
11

pecegahan yang dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko


untuk terkena kanker payudara.
Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal
merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan
sekunder dilakukan dengan melakukan deteki dini. Beberapa metode
deteksi ini terus mengalami perkembangan.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko
datangnnya kanker payudara adalah dengan cara :
1) Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama
3 bulan sekali agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika
ada benjolan atau hal-hal yang mencurigakan segeralah
menghubungi dokter.
2) Wanita usia 35-40 tahun melakukan mamografi
3) Wanita berusia diatas 40 tahun melakukan check-up pada
dokter ahli atau melakukan cancer risk assessement survey
4) Wanita berusia lebih dari 50 tahun check-up rutin dan
demografi setiap tahun.
5) Saat baik melakukan mamografi adalah seminggu setelah
menstruasi. Caranya dengan meletakkan payudara secara
bergantian antara dua lembar alas, kemudian dibuat foto dari
atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini ditunjukan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang
harapan hidup penderita. Pencegahan ini untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan
pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah
dengan :
1) Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak tehadap
ketahanan penderita
12

2) Tindakan kemoterapi dengan sitostatika


3) Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa
sistomatik
4) Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif (Endang,
2009)
Cara lain untuk melakukan pencegahan kanker payudara sebagai
berikut :
1) Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama. Kalau
bisa ketika tidur bra dilepas
2) Hilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol
3) Periksa payudara sendiri secara rutin, misalnya satu bulan
sekali
4) Hindari radiasi dari Sinar-X atau berbagai macam radiasi
lainnya
5) Rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin sebagai zat antioksidan.
6) Selain itu, banyak-banyaklah mengonsumsi kacang kedelai,
tempe, tahu, dan sebagainya. Kacang kedelai mulai
mengandung fitoestrogen genistein yang dapat membantu
mengurangi resiko tumbuhnya kanker payudara.
7) Rajin berolahraga meski hanya sebatas olahraga ringan seperti
joging
8) Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, terutama
lemak hewani
9) Hindari stress.

5. DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA


Menurut Shadine (2009) dalam Hastuti (2010), tujuan deteksi dini
kanker payudara adalah untuk mengetahui gejala-gejala yang dapat
meningkatkan peluang terjadinya kanker payudara. Berikut ini adalah
beberapa metode deteksi dini kanker payudara menurut American Cancer
Society (2015):
13

a. Mammogram

Mammogram secara rutin dapat membantu mendeteksi kanker


payudara pada tahap awal. Mammogram dapat menemukan perubahan
pada payudara yang mengarah kepada kanker, bertahun-tahun
sebelum gejala fisik muncul. Hasil penelitian beberapa dekade
belakangan ini menunjukkan bahwa wanita yang melakukan
mammogram secara teratur biasanya menemukan kanker payudara di
tahap awal, sehingga tidak memerlukan penanganan yang berat
(seperti pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara/mastektomi
atau kemoterapi), dan lebih mudah untuk disembuhkan (American
Cancer Society, 2015).

Berikut pedoman mammogram menurut American Cancer


Society (2015): (1) Wanita usia 40-44 harus memiliki opsi untuk
skrining tahunan kanker payudara dengan mammogram apabila
mereka ingin melakukannya. Risiko serta manfaat skrining harus
dipertimbangkan; (2) Wanita usia 45-54 harus melakukan
mammogram setiap tahun; (3) Wanita usia 55 ke atas perempuan
harus beralih ke mammogram setiap dua tahun, atau memiliki pilihan
untuk melanjutkan pemeriksaan tahunan; (4) Skrining harus terus
dilakukan selama seorang wanita dalam keadaan sehat dan masih
memiliki harapan hidup 10 tahun lagi atau lebih; (5) Semua wanita
harus memahami manfaat, keterbatasan, dan potensi berbahaya terkait
skrining kanker payudara. Setiap wanita juga harus akrab dengan
keadaan normal payudaranya dan segara melaporkan ke penyedia
layanan kesehatan apabila menemukan ketidaknormalan pada
payudara.

b. Pemeriksaan payudara klinis

Pemeriksaan payudara klinis dilakukan oleh profesional


kesehatan yang sudah terlatih untuk mengenali berbagai jenis
14

kelainan pada payudara. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh


dokter keluarga atau dokter kandungan pada saat medical check up
tahunan.

Berikut langkah-langkah pemeriksaan payudara klinis


(SADANIS) menurut National Breast Cancer Foundation (2015):

1) Selama pemeriksaan payudara klinis, petugas kesehatan akan


memeriksa penampilan luar payudara. Pasien mungkin diminta
untuk mengangkat tangan di atas kepala, menggantungkan
tangan di sisi tubuh, atau menekan tangan di pinggul. Postur
ini memungkinkan petugas kesehatan untuk melihat perbedaan
ukuran atau bentuk pada payudara. Kulit yang menutupi
payudara diperiksa untuk mengecek adanya ruam, lesung, atau
tanda-tanda abnormal lainnya. Bagian puting diperiksa untuk
melihat apakah ada cairan keluar ketika diberi remasan ringan;
2) Menggunakan ujung jari, petugas kesehatan akan memeriksa
seluruh payudara, ketiak, dan daerah tulang selangka untuk
mencari benjolan atau kelainan. Perlu dicatat bahwa beberapa
wanita memiliki jaringan payudara yang tampaknya penuh
benjolan berserat kecil di seluruh jaringan payudara, yang
dikenal sebagai payudara fibrokistik. Kondisi jaringan
semacam ini akan dicatat oleh petugas kesehatan namun tidak
berhubungan dengan kanker;
3) Jika benjolan ditemukan, petugas kesehatan akan
memperhatikan ukuran, bentuk, dan teksturnya, untuk melihat
apakah benjolan. tersebut sifatnya mudah berpindah atau tidak.
Benjolan bersifat jinak biasanya terasa berbeda dari benjolan
yang bersifat kanker. Namun, setiap benjolan yang ditemukan
akan diperiksa dengan tindakan diagnostik lebih lanjut.
Pemeriksaan payudara klinis merupakan bagian penting dari
deteksi dini kanker payudara. Meskipun sebagian besar
15

benjolan ditemukan melalui SADARI, seorang petugas


kesehatan mungkin dapat menemukan kelainan yang luput dari
perhatian pasien.
c. Periksa payudara sendiri (SADARI)

Wanita dewasa berusia 20 tahun ke atas dianjurkan untuk


melakukan SADARI paling sedikit sebulan sekali. Pusat Medis
Johns Hopkins menyatakan bahwa 40% dari diagnosis kanker
payudara pertama kali terdeteksi oleh wanita yang merasakan
adanya benjolan, sehingga sangat penting untuk melakukan
SADARI secara reguler (National Breast Cancer Foundation,
2015).

D. SADARI
1. PENGERTIAN
SADARI (periksa payudara sendiri) adalah pemeriksaan yang
dilakukan sendiri oleh seorang wanita untuk mendeteksi perubahan atau
ketidaknormalan pada payudara (US National Library of Medicine, 2016).
Semakin dini kanker payudara terdeteksi, semakin baik efektivitas
pengobatan dan kemungkinan bertahan hidup (WHO, 2013).

Beberapa metode deteksi dini kanker payudara yaitu pemeriksaan


payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara klinis dan mamografi,
ketiganya biasanya dilakukan secara berkombinasi (Janni et al, 2014).
Diantara ketiga metode ini, mamografi adalah satu-satunya metode yang
telah terbukti efektif, namun metode ini sangat mahal, dan hanya berjalan
dengan efektif di negara-negara dengan infrastruktur kesehatan yang sudah
memadai (WHO dalam American Cancer Society, 2013).

SADARI adalah metode yang direkomendasikan di negara-negara


berkembang karena mudah, aman, nyaman, dapat dilakukan sendiri, dan
tidak memerlukan peralatan khusus (Chioma et al, 2007; Arzu et al, 2007).
Tujuan SADARI adalah agar setiap wanita memahami penampilan luar
16

dan kondisi payudaranya, sehingga dapat dengan mudah mendeteksi


perubahan abnormal yang mungkin terjadi. Beberapa penelitian telah
menemukan adanya hubungan positif antara perilaku SADARI dan
perilaku deteksi lanjutan kanker payudara (Philip et al, 1986 dalam Nde et
al, 2015), dan sebagian besar tumor payudara pada stadium dini ditemukan
oleh pasien sendiri (Smith et al, 1980 dalam Nde et al, 2015).

6. TUJUAN SADARI
Menurut Putri (2011), tujuan SADARI adalah: (1) Meningkatkan
pemahaman terhadap keadaan normal payudara sendiri; (2) Mendeteksi
adanya perubahan abnormal pada payudara; (3) Mendeteksi adanya gejala
kanker pada stadium awal.

7. MANFAAT SADARI
Manfaat SADARI adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya
kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakikatnya dapat
diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap wanita
mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita
memeriksa payudara sendiri secara teratur, setiap bulan setelah haid,
wanita dapat merasakan bagaimana payudara wanita yang normal. Bila ada
perubahan tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah (Utami, dkk,
2009) .

Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh


penderita sendiri daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus
mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudara. Untuk
mengetahui perubahan-perubahan tersebut dilakukan pemeriksaan
sederhana yang disebut SADARI (Chen, R, 2012).

SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini


sangat efektif di Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan
fasilitas pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini memudahkan kita untuk
menemukan perubahan pada payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan
17

optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi
karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan
lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan
lebih mudah ditemukan. Jika sudah menopause maka pilihlah satu hari
tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI
setiap bulan.

8. CARA MELAKUKAN SADARI


Adapun langkah-langkah melakukan SADARI adalah sebagai
berikut (Breastcancer.org, 2016):

a. Langkah I: Dimulai dengan melihat payudara di cermin dengan posisi


bahu lurus dan posisi lengan di pinggang. Inilah yang harus dicari: (1)
Apakah payudara memiliki ukuran, bentuk, dan warna seperti
biasanya, kita harus curiga apabila payudara memiliki besar yang
tidak sama atau asimetris, (2) Penampakan payudara rata tanpa terlihat
distorsi atau bengkak. Jika melihat perubahan berikut, bawalah ke
dokter untuk diperiksa: (1) Dimpling (permukaan tertarik/cekung),
puckering (kerutan), atau bengkak pada kulit; (2) Puting susu berubah
posisi atau tertarik ke dalam; (3) Kemerahan, rasa nyeri, ruam, atau
pembengkakan pada payudara;
b. Langkah II: Selanjutnya, tangan diangkat ke atas untuk mencari tanda-
tanda abnormal seperti pada langkah I;
c. Langkah III: Saat bercermin, perhatikan apakah ada cairan yang
keluar dari salah satu atau kedua puting susu (dapat berupa air, susu,
cairan kuning maupun darah);
d. Langkah IV: Berikutnya, rasakan payudara sambil berbaring, gunakan
tangan kanan untuk merasakan payudara kiri dan tangan kiri untuk
merasakan payudara kanan. Lakukan gerakan melingkar dengan
diameter sekitar seperempat payudara, menggunakan bantalan ujung
jari. Rasakan seluruh payudara dari atas ke bawah, sisi ke sisi, dari
tulang selangka ke bagian atas perut, dan dari ketiak hingga belahan
18

dada. Ikuti pola ini untuk memastikan seluruh payudara telah


diperiksa. Gerakan melingkar juga dapat dimulai dari puting, bergerak
dalam lingkaran yang lebih besar dan lebih besar hingga mencapai
tepi luar payudara. Pastikan untuk merasakan semua jaringan dari
depan sampai belakang payudara: untuk kulit dan jaringan di
bawahnya, gunakan tekanan ringan. Sedangkan untuk jaringan yang
lebih dalam gunakan tekanan yang kuat;
e. Langkah V: Langkah terakhir, rasakan payudara saat berdiri atau
duduk. Banyak wanita merasakan bahwa cara termudah untuk
memeriksa payudara adalah ketika kulit dalam keadaan basah dan
licin, sehingga saat terbaik untuk melakukan langkah kelima adalah
saat mandi. Rasakan seluruh bagian payudara, menggunakan gerakan
tangan yang sama seperti langkah IV.
19

9. WAKTU MELAKUKAN SADARI


SADARI harus dilakukan rutin sebulan sekali, yaitu 7-10 hari
setelah menstruasi (dihitung dari hari pertama menstruasi), ketika
payudara tidak dalam keadaan bengkak atau nyeri saat ditekan (RS Kanker
Dharmais, 2009). Bagi wanita yang sudah mengalami menopause,
SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan (Putri, 2011).

E. KASUS
Nama: Ny. I

Umur : 55th

Pekerjaan : PNS

Alamat : Pontianak

Agama : Islam

Pada bulan oktober 2019 klien merasakan teraba benjolan di payu dara kanan
saat sedang mandis,kurang lebih sebesar biji jeruk,klien mengatakan benjolan
tersebut tidak terasa nyeri, dan klien pun mengabaikan benjolan tersebut,tidak
memeriksaakan diri ke kedokter. Klien beraktifitas seperti biasa, bahkan klien
masih sering melakukan perjalanan dinas keluar kota, 3 bulan berlalu klien
merasakan gatal dan perih di daerah mamae kanan, benjolan membesar
sebesar kelereng,tidak terasa nyeri, namun dari puting susu mengeluarkan
darah, klien mulai mersakan panik, dan segera memeriksakan diri ke Dokter,
Dari hasil konsultasi Dokter Bedah Umum, menyarankan klien untuk
melakukan,USG Mamae dan biopsy, klien pun menyetujui,saat keluar hasil
biopsy menunjukan Tanda2 keganasan Dokter menjelaskan dan menyarankan
klien untuk Segera Melakukan oprasi (mastectomy), Dokter mengedukasi
klien dan keluarga, Tujuan dilakukan mastectomy dan akan melakukan
pemeriksaan ulang Patologi Anatomi,agar mengetahui lebih tepat jenis
keganasan tersebut,klien dan keluarga merasa terpukul mendengar penjelasan
20

hasil tersebut, klien dan keluarga berkompromi dan kemudian menyetujui,


Dokterpun memberikan pengantar untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium serta Radiologi guna melengkapi persyaratan oprasi,serta
konsultasi dokter penyakit dalam, jantung, dan Anastesi, setelah lengkap
Persiapan oprasi dan klien dinyatakan layak untuk Oprasi, Tanggal 5 januari
2020 klien masuk ruang rawat Inap, Tangga# 6 januari 2020 klien menjalani
oprasi (mastectomy) ,sample jaringan dilakukan Pemeriksaan Patologi
Anatomi, sambil menunggu hasil PA kurang lebih 7 hari, klien boleh Rawat
jalan stelah 3 hari rawat inap, dan kontrol kembali 4 hari kemudian. Saat klien
kontrol kembali, Hasil dari PA pun telah siap, Hasil tersebut Menunjukan
Malignan Neoplasma,stadium 2. Dokter menjelaskan kepada klien dan
keluarga, Bahwa Klien harus segera melakuan radio terapi serta
cemoterapy,namun tindakan tersebut tidak bisa dilakukan di RS tersebut,
dokter menyarankan Rujukan Ke RS Pusat yg ada di jakarta. Keluarga pun
setuju,karna keinginan dan semangat sembuh pasien sangat tinggi, namun
setelah mendengar akan di Rujuk ke RS Pusat di Jakarta , Pasien menolak
untuk dirujuk ke RS Pusat dan hanya ingin dirawat di RS daerah karena
pasien memikirkan biaya yang akan dikeluarkan oleh keluarga jika dirawat di
sana.

1. Apa analisa data yang dapat disimpulkan?


2. Apa Diagnosa Keperawatan yang dapat ditegakkan?
3. Apa rencana keperawatan yang dapat diberikan?
BAB III

TELAAH JURNAL
1. PROFILE PENELITIAN
No Peneliti Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaa
. Penelitian n
1 Ditya Efektifitas pre Ada Pendidikan Variabel
dkk, Pendidikan experimental pengaruh Kesehatan Penelitian,
2017 Kesehatan design pendidikan Tempat
Tentang dengan kesehatan Penelitian,
Kanker pendekatan terhadap Metode
Payudara metode one motivasi Penelitian,
Terhadap group pre test wanita usia Sampel
motivasi post test subur Penelitian
Melakukan design.
SADARI Dalam
Pada Wanita penelitian ini
Usia Subur dilakukan pre
test dahulu
sebelum
diberikan
intervensi
kemudian
setelah
diberikan
intervensi
dilakukan
post test.
2 I Dewa Pengaruh Pre Adanya Pendidikan Variabel
Ayu dkk, Pendidikan eksperimenta pengaruh Kesehatan, Penelitian,
2013 Pesehatan l dengan one pendidikan SADARI A Tempat
terhadap group prepost kesehatan dalam Penelitian,
Tingkat test design terhadap mendeteksi Metode
Pengetahuan tingkat Dini Kanker Penelitian,
Siswi pengetahua Payudara Sampel
tentang n siswi Penelitian
Sadari tentang
sebagai SADARI
Deteksi Dini sebagai
Kanker deteksi dini
Payudara di kanker
SMA Negeri payudara di
1 Manado SMA
Negeri 1

21
22

Manado
3 Rizka Hubungan Metode Terdapat SADARI A Variabel
Angrainy Pengetahuan analitik hubungan dalam Penelitian,
, 2017 , Sikap kuantitatif antara mendeteksi Tempat
tentang dengan pengetahua Dini Kanker Penelitian,
SADARI desain cross n dengan Payudara Metode
dalam sectional SADARI Penelitian,
Mendeteksi dengan p Sampel
Dini Kanker value 0,007 Penelitian
Payudara dan terdapat
pada Remaja hubungan
antara sikap
dengan
SADARI
dengan p
value 0,001.
4 Utama, Pengetahuan Metode Ada Pemeriksaa Variabel
2017 Remaja Putri survey Hubungan n SADARI Penelitian,
Tentang analitik yang Tempat
Pemeriksaan dengan signifikan Penelitian,
Payudara desain cross anatara Metode
Sendiri sectional pengetahua Penelitian,
(SADARI) n tentang Sampel
dengan pemeriksaa Penelitian
Perilaku n payudara
SADARI sendiri
(SADARI)
dengan
perilaku
SADARI.
5 Yuanita Pendidikan Desain Ada
Syaiful, Kesehatan penelitian ini pengaruh
2016 Pemeriksaan menggunaka Pendidikan
Payudara n one-group Kesehatan
Sendiri pre-post-test Pemeriksaa
Terhadap design, n
Perilaku dengan
SADARI purposive
Pada Remaja sampling

JURNAL 1

a. Sumber Jurnal
Kosala
23

b. Key Words
Pendidikan Kesehatan, SADARI, Motivasi
c. Abstrak
The prevalence of breast cancer is quite high in Indonesia, amounting to
40 per 100.000 women (DepKes RI, 2014). While estimation of the largest
number of breast cancer patients in 2013 found in Central Java is 11.511
(KemenKes RI, 2015). The results of the initial survey on Keloran
villagers, obtained 1 citizen died of breast cancer. Residents encountered
during the initial survey of 10 women of childbearing age said that until
now had never received socialization about SADARI and had never done
SADARI. Purpose of the study: to know the influence of health education
about breast cancer disease to motivate to do SADARI on Women Age
Fertile in Keloran Wonogiri regency. Subjects: the population in this study
were women aged between 20-45 years old, amounting to 32 people. This
research method researchers used a pre-experimental design research
design with the approach of one group pre test post test method. Results:
the result of paired t-test is 0.000 (p <0.05) which statistically there is
difference of mean and moderate mean of motivation. Conclusion there is
an influence of health education on the motivation of women of
childbearing age in Keloran Wonogiri Village.
d. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang penyakit
kanker payudara terhadap motivasi melakukan SADARI pada Wanita Usia
Subur di Kelurahan Keloran Kabupaten Wonogiri.
e. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur usia 20-45 tahun
yang berjumlah 32 orang. Berdasarkan jumlah populasi yang telah
ditetapkan sebesar 32 orang, maka sampel yang digunakan adalah semua
responden yang ada dalam populasi tersebut. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik sampling jenuh yaitu pengambilan sampel
berdasarkan semua jumlah populasi yang ada.
24

f. Variabel Penelitian
Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara dan Motivasi Melakukan
SADARI
g. Instrumen Penelitian
pre experimental design dengan pendekatan metode one group pre test
post test design
h. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa promosi kesehatan dapat
meningkatkan pengetahuan responden sehingga mampu merubah sikap
dan perilaku responden untuk lebih baik dalam pencegahan suatu penyakit.
i. Kesimpulan
Motivasi wanita usia subur di Desa Keloran Wonogiri untuk melakukan
SADARI sebelum dilakukan pemberian pendidikan kesehatan adalah
termasuk rendah dengan nilai rata-rata motivasi sebesar 5.00. Motivasi
wanita usia subur di Desa Keloran Wonogiri untuk melakukan SADARI
setelah pemberian pendidikan kesehatan adalah termasuk tinggi dengan
nilai rata-rata motivasi sebesar 13.41. Ada pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap motivasi wanita usia subur di Desa Keloran Wonogiri dengan
nilai significancy 0.000 (p < 0.05).
j. Kekurangan dan Kelebihan
Kekurangan : Pada Penelitian ini jumlah sampel yang dipakai hanya
sebanyak 38 orang, serta media pendidikan kesehatan yang diberikan
dikira kurang menarik sehingga ada baiknya menggunakan media
pendidikan kesehatan yang lebih menarik, seperti media audiovisiual.

JURNAL 2

a. Sumber Jurnal
e-Journal Keperawatan
b. Key Words
Pengaruh Pendidikan Kesehatan, SADARI
25

c. Abstrak
SADARI adalah cara mudah untuk melakukan deteksi dini kanker
payudara pada semua wanita setelah mendapatkan menstruasi dengan
melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan payudara sendiri
akan meningkatkan kesadaran betapa pentingnya kewaspadaan akan
adanya benjolan yang tidak normal pada payudara.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan siswi di SMA Negeri 1 Manado. Metode penelitian
menggunakan pre eksperimental dengan one group prepost test design.
Responden berjumlah 97 orang dipilih menggunakan teknik purposive
sampling. Pertama diukur dengan menggunakan kuisioner pengetahuan,
selanjutnya diberikan penyulyhan kemudian diukur lagi menggunakan
kuisioner pengetahuan yang sama. Hasil analisa data menggunakan uji
statistik Wilcoxon Signed Ranks Test (α=0,05) didapatkan Nilai
probabilitas = 0,000. Hal ini menunjukan nilai p < nilai α sehingga dapat
disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan siswi tentang SADARI sebagai deteksi dini
kanker payudara di SMA Negeri 1 Manado.
d. Tujuan Penelitian
Mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan siswi di SMA Negeri 1 Manado.
e. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMA N 1 Manado yang
merupakan sekolah unggulan di Manado. SMA N 1 Manado memiliki 668
remaja putri. Menggunakan sampel secara purposive sample yang
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
sendiri. Dalam menentukan jumlah sampel dari populasi digunakan rumus.
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 97 responden.
f. Variabel Penelitian
Pendidikan Kesehatan dan Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang SADARI
sebagai deteks dini Kanker Payudara.
26

g. Instrumen Penelitian
Kuisioner
h. Hasil Penelitian
Hasil analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test
(α=0,05) didapatkan Nilai probabilitas = 0,000. Hal ini menunjukan nilai p
< nilai α sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan
pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswi tentang
SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Manado.
i. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan adanya
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswi
tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1
Manado dengan teridentifikasinya pendidikan kesehatan dan tingkat
pengetahuan serta dengan teranalisisnya pengaruh antara pendidikan
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan.
j. Kekurangan dan Kelebihan
Penelitian ini menggunakan analisis bivariat untuk melihat pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen, dengan menggunakan uji
statistik dengan tingkat kemaknaan 95% (α): 0,05 uji statistik yang
digunakan adalah uji T, namun apabila tidak mendapatkan hasil maka
digunakan uji wilcoxon, dengan menggunakan komputer program SPSS.
Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi dari pihak institusi atau pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini SMA
Negeri 1 Manado. Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan
penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi:
Informed Consent,Anonimity (tanpa nama), Confidentialy.

JURNAL 3

a. Sumber Jurnal
27

Jurnal Ilmu Kesehatan


b. Key Words
Pengetahuan, Perilaku, SADARI
c. Abstrak
Menurut WHO (2012) kejadian kanker payudara sebanyak 1.677.000
kasus. Data di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita
baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada
sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Menurut data
Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, pada penduduk perempuan
kanker payudara masih menempati urutan pertama kasus baru dan
kematian akibat kanker, yaitu sebesar 43,3% dan 12,9%. Penderita kanker
payudara di RSUD Teluk Kuantan tahun 2015 yaitu sebesar 12 orang
sedangkan penderita FAM 56 orang. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang SADARI dalam
mendeteksi dini kanker payudara pada remaja putri di SMK N 1 Teluk
Kuantan tahun 2016. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik
kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 588 orang dan sampel yang di gunakan adalah 50 orang.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan
menggunakan kuisioner. Hasil penelitian dari 50 siswi menunjukkan
mayoritas siswi berpengetahuan kurang sebanyak 31 (62%) responden,
berperilaku negatif sebanyak 32 (64%) responden dan yang tidak
melakukan SADARI sebanyak 41orang (82%). Berdasarkan analisa uji chi
square terdapat hubungan antara pengetahuan dengan SADARI dengan p
value 0,007 dan terdapat hubungan antara sikap dengan SADARI dengan
p value 0,001.
d. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang SADARI
dalam mendeteksi dini kanker payudara pada remaja putri di SMK N 1
Teluk Kuantan tahun 2016.
e. Populasi dan Sampel Penelitian
28

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 588 orang dan sampel yang di
gunakan adalah 50 orang.
f. Variabel Penelitian
Pengetahuan, Sikap, dan SADARI dalam mendeteksi dini kanker payudara
g. Instrumen Penelitian
Kuisioner
h. Hasil Penelitian
Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan SADARI dengan p value
0,007 dan terdapat hubungan antara sikap dengan SADARI dengan p
value 0,001.
i. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan
pengetahuan dan sikap tentang SADARI dalam mendeteksi dini kanker
payudara pada remaja putri di SMK N 1 Teluk Kuantan tahun 2016, maka
dapat ditarik kesimpulan Bahwa : Sebagian besar responden yang
memiliki pengetahuan kurang tentang SADARI berjumlah 31 siswi
dengan persentase dan Sebagian besar responden yang memiliki sikap
negatif tentang SADARI berjumlah 32 siswi dengan persentase, sehungga
Terdapat hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang SADARI
dalam mendeteksi dini kanker payudara (P value 0,007 < α 0,05). Dan
terdapat hubungan antara sikap remaja putri dalam mendeteksi dini kanker
payudara (P value 0.001 < α 0,05).
j. Kekurangan dan Kelebihan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian – penelitian sebelumnya tapi
dengan penambahan variabel sikap, penelitian ini terlihat lebih komplek
dalam mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan
sikap remaja putri dalam mendeteksi dini kanker payudara.

JURNAL 4

a. Sumber Jurnal
29

e-jurnal.stikesaisyah
b. Key Words
Pengetahuan, Perilaku, SADARI
c. Abstrak
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian dan jenis
kanker yang lebih banyak terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Perlu dilakukan upaya untuk pencegahan kanker payudara melalui deteksi
dini yang dikenal dengan metode SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri). Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan desain
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI
MA Al-Fatah Natar, sampel diambil sebanyak 70 responden dengan
menggunakan teknik sampel random sampling. Teknik analisis data yang
digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Analisis
univariat menunjukkan terdapat 36 responden (51, 4%) pengetahuan
cukup dan 56 responden (80%) siswi kelas XI belum pernah melakukan
SADARI. Uji statistik chi square menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dengan perilaku SADARI p value 0,016. Tenaga kesehatan
diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
khususnya deteksi dini kanker payudara secara kontinyu.
d. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang
pemeriksaan payudara sendiri (sadari) dengan perilaku sadari.
e. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI MA Al-Fatah
Natar, sampel diambil sebanyak 70 responden dengan menggunakan
teknik sampel random sampling.
f. Variabel Penelitian
Variabel indepen yang diteliti adalah pengetahuan tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) dan variabel dependennya adalah perilaku
SADARI.
30

g. Instrumen Penelitian
Ceklist
h. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square dinyatakan bahwa
terdapat Hubungan Pengetahuan Remaja Putri tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) dan Perilaku SADARI pada siswi kelas XI
MA Al-Fatah Natar Tahun 2017, nilai p-value sebesar 0,016 dan nilai p =
α < 0,05.
i. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan tentang Pemeriksaan SADARI pada siswi kelas XI
adalah cukup, sebagian besar siswi kelas XI belum pernah melakukan
SADARI dan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan perilaku SADARI pada
siswi Kelas XI MA Al-Fatah Natar Tahun 2017.
j. Kekurangan dan Kelebihan
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nurhayati, 2013 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan responden dengan perilaku melakukan SADARI, nilai p-
value 0,628 (p = α < 0, 05).
Namun menurut pendapat peneliti, tidak dilakukannya pemeriksaan
SADARI secara rutin setiap bulan pada responden yang memiliki
pengetahuan baik kemungkinan disebabkan minimnya pengalaman
responden terhadap paparan kasus kanker payudara seperti kemungkinan
tidak ada anggota keluarga, kerabat atau orang lain yang pernah responden
lihat mengalami kanker payudara. Pengalaman tersebut membentuk
perasaan simpati, kecemasan maupun ketakutan sehingga menginduksi
perilaku melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

JURNAL 5

a. Sumber Jurnal
31

Journal of nurse community


b. Key Words
Pendidikan Kesehatan, Pemeriksaan Payudara Sendiri, Perilaku SADARI,
Remaja
c. Abstrak
Perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah aktivitas
pemeriksaan payudara yang dilakukan seseorang pada payudaranya untuk
mengetahui adanya gangguan pada payudaranya, apabila hal ini tidak
dilakukan akan berdampak kegagalan deteksi dini kanker payudara.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri terhadap perilaku
SADARI pada remaja. Desain penelitian ini menggunakan one-group
pre-post-test design, dengan purposive sampling. Sampel yang diambil
sebanyak 58 responden. Variabel independen adalah pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri dan variabel dependen
adalah perilaku SADARI. Data penelitian ini diambil dengan
menggunakan kuisioner dan observasi. Dari hasil uji statistik Wilcoxon
Signed Rank Test didapatkan hasil pengetahuan (α hitung) = 0,001 artinya
ada pengaruh kuat pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara
sendiri terhadap pengetahuan tentang SADARI pada remaja. Sikap (α
hitung) = 0,000 artinya ada pengaruh kuat pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan payudara sendiri terhadap sikap SADARI pada remaja.
Tindakan (α hitung) = 0,000 artinya ada pengaruh kuat pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri terhadap tindakan
SADARI pada remaja. Pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
payudara sendiri sangat dibutuhkan untuk mempengaruhi perilaku
SADARI remaja. Agar remaja tidak mengalami gangguan kesehatan pada
payudaranya dan juga di perlukan peran petugas kesehatan untuk
melakukan health education agar remaja mengerti SADARI.

d. Tujuan Penelitian
32

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan pendidikan kesehatan tentang


pemeriksaan payudara sendiri terhadap perilaku SADARI pada remaja
e. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah 68 orang remaja putri di Desa Panjunan
RW. 05 Kecamatan Duduk Sampeyan Kabupaten Gresik. Pada penelitian
ini menggunakan teknik non probability sampling jenis purposive
sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam,
2014)
f. Variabel Penelitian
Pendidikan Kesehatan Pemeriksaan SADARI dan Perilaku SADARI
g. Instrumen Penelitian
Kuesioner untuk mengevaluasi pengetahuan dan sikap sebelum dan
sesudah penyuluhan, lembar observasi unuk menilai tindakan pemeriksaan
payudara sendiri, SAP, materi, dan leaflet.
h. Hasil Penelitian
Dari hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan hasil
pengetahuan (α hitung) = 0,001 artinya ada pengaruh kuat pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri terhadap pengetahuan
tentang SADARI pada remaja. Sikap (α hitung) = 0,000 artinya ada
pengaruh kuat pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri
terhadap sikap SADARI pada remaja. Tindakan (α hitung) = 0,000 artinya
ada pengaruh kuat pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara
sendiri terhadap tindakan SADARI pada remaja.
i. Kesimpulan
Pengetahuan SADARI mengalami peningkatan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri. Sikap
SADARI mengalami peningkatan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
tentang pemeriksaan payudara sendiri. Tindakan SADARI mengalami
peningkatan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
payudara sendiri.
33

j. Kekurangan dan Kelebihan


Pada penelitian ini jumlah populasi adalah 68 orang remaja putri dan
menggunakan teknik sampel non probability sampling jenis purposive
sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Sebaiknya
dengan jumlah populasi yang hanya 68, alahkan baiknya digunakan
metode total sampling, sehingga data dan nilai yang digunakan lebih
akurat.

10. KUMPULAN JURNAL PENELITIAN


Terlampir
BAB IV

PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kanker payudara masih mempunyai kemungkinan besar untuk
disembuhkan kalau ditemukan ketika masih pada tahap awal atau dini salah
satunya dengan melakukan SADARI. Dengan demikian, penemuan kanker
payudara sejak dini sangatlah penting untuk sebuah kesembuhan. Deteksi dini
dilakukan dengan melakukan “pemeriksaan payudara sendiri” atau yang
dikenal dengan istilah SADARI.

11. SARAN
Dari beberapa jurnal yang dibuat pada makalah ini, diketahui bahwa
pengetahuan tentang SADARI pada masyarakat maupun pada remaja masih
kurang, sehingga perlu dilakukannya pendidikan kesehatan yang lebih giat
lagi dimasyarakat sehingga deteksi dini untuk kanker payudara dapat
terlaksana.

34
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2013). Breast Cancer Facts & Figure. American

Cancer Society.

Chen, R. (2012). Solusi Cerdas Mencegah dan Mengobati Kanker. Agro Media

Pustaka.

Endang. (2009). Stategi Pencegahan Kanker Payudara. http://no-kita.com.

Kartikawati. (2012). Awas!!! Bahaya Kanker Payudara & Kanker Serviks (1st

ed.). Buku Baru.

Kemenkes RI. (2014). Hilangkan Mitos Tentang Kanker. Pusat Komunikasi

Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.

Purwoastuti,E. (2008). Kanker Payudara. Kanisius.

Tuna,A.et.al. (2014). Effectives of online education in teachinh breast self-

examination.

Utami, dkk. (2009). Hubungan Pengetahuan Perawat Dalam Pemenuhan

Kebutuhan Spiritual di RS Umum PKU Muhammadiyah.

World Health Organization. (2013). Cancer Control Programme.

http://who.int/cancer/en/.

35

Anda mungkin juga menyukai