Penyusun :
PROGRAM NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2019
Foto Berwarna
Ukuran 3x4
Nama Mahasiswa :
NIM :
Jenis Kelamin :
Tempat/Tanggal Lahir :
Tingkat/Semester :
No. Hp/Email :
Ruteng,……………………………2016
Pemilik
( )
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN IDENTITAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
VISI DAN MISI UNIKA SANTU PAULUS RUTENG
VISI DAN MISI PROGRAM NERS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
A. SISTEM PERNAPASAN
B. SISTEM KARDIOVASKULER
1. PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER
2. MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN EKG
C. SISTEM PENCERNAAN
1. PROSEDUR PEMASANGAN NGT
2. MEMBERI MAKAN MELALUI NASOGASTRIC TUBE (NGT)
3. MELAKUKAN TINDAKAN BILAS LAMBUNG
4. PERAWATAN KOLOSTOMI
5. MELAKUKAN LAVEMENT COLOSTOMY (IRIGASI KOLOSTOMI)
6. MEMBERIKAN HUKNAH
D. SISTEM ENDOKRIN
1. PEMERIKSAAN GULA DARAH
2. PEMBERIAN INJEKSI INSULIN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
SISTEM PERNAPASAN
PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM
A. PENGERTIAN
Ada beberapa jenis pemeriksaan sputum yaitu :
1. BTA (Basil Tahan Asam)
2. Sitologi
3. Kultur dan Sensitifitas
4. Gram stain : bakteri grm negative/positive
B. TUJUAN
1. BTA : untuk mengidentifikasi kuman basil tahan asam
pada klien yang diduga menderita TBC, pemeriksaan dilakukan secara berturut-turut
selama 3 hari.
2. Sitologi: untuk mengidentifikasi adanya sel-sel ganas
pada klien yang tersangka kanker paru.
3. Kultur dan sensitifitas: untuk menegakkan diagnosis,
menentukan jenis mikroorganisme, dan menentukan sensitifitas klien terhadap terapi
antibiotika
4. Gram stain untuk mengidentifikasi : bakteri gram
negative/positif
C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Label identifikasi
Bengkok
Kantong plastik kecil untuk membawa spesimen ke laboratorium
Sarung tangan bersih
Tissu (k/p)
Sikat gigi (k/p)
Masker (k/p)
Formulir laboratorium
Kom muntah (k/p)
Bokal sputum steril yang diberi label
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
9 Berikan bokal sputum steril dan berutahu klien untuk tidak menyentuh
bagian dalam bokal steril
10 Anjurkan klien untuk batuk efektif dengan cara menarik nafas dalam
beberapa kali lalu membatukkan sputum (bukan saliva) langsung ke dalam
bokal steril
TAHAP TERMINASI
25 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
27 Cuci tangan
28 Dokumentasi
29 Sikap :
Ramah
Bertanggung jawab
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
OKSIGENASI
A. PENGERTIAN
Memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan
B. TUJUAN
a. Kanul
Untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi relative rendah saat kebutuhan
oksigen minimal
b. Masker Wajah
Untuk memeberikan tambahan oksigen dengan kadar konsentrasi sedang dan
kelembaban yang lebih tinggi dibandingkkan dengan kanul
c. Tenda Wajah
Untuk memberikan kelembaban tinggi
Untuk memberikan oksigen bila masker tidak ditoleransi
Untuk memberikan oksigen aliran tinggi saat dihubungkan dengan system
vanturi
C. JENIS PEMBERIAN
No Jenis Keterangan
D. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Nasal kateter/kanule/masker
Stetoskop
Tabung oksigen lengkap dengan flow meter, humidifier.
Aqua
Jelly/vaselin
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
Pindahkan kateter ke lubang hidung lain masimal setiap 8 jam atau lebih
sering
Cek lubang hidung setiap setiap 8 jam k/p beri jelly/vaselin steril
8 Cara pemberian oksigen melalui masker
Pasang masker pada wajah klien, pastikan alat metal pada masker
terpasang dengan tepat
Kaji kulit sekitar area pemasangan masker, k/p beri kassa pada sekitar
area pemasangan masker
TAHAP TERMINASI
12 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
14 Cuci tangan
15 Dokumentasi
16 Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
B. TUJUAN
Mengeluarkan sekresi bronkus
Meningkatkan ventilasi
Meningkatkan efisiensi dari otot pernafasan
C. LANDASAN TEORI
1) Latihan Nafas dan Batuk Efektif
Posisi tidur fower/ semi fowler
Letut ditekuk untuk relaksasi oto-otot abdomen
Letakkan satu tangan di atas lambung
Ambil nafas secara perlahan dan dalam melalui hidung, biarkan perut
mengembung optimal
Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan
Setelah 3x latihan nafas. Setelah inspirasi yang terakhir dibatukkan
Istirahat ± 2 menit. Latihan ± 5 menit. Beberapa kali sehari (sebelum makan dan
waktu tidur)
2) Perkusi-Vibrasi
Pada dinding thorax yang akan dilakukan perkusi beri alas dengan handuk
Penepukan ringan pada dinding thorax dengan irama yang teratur (tidak di bagian
depan
Gerakkan pergelangan tangan fleksi dan kestensi
Selama prosedur, pasien menggunakan pernafasan diafragma untuk meningkatkan
relaksasi
Lakukan perkusi dan vibrasi pada satu sisi ± 3- 5 menit
Lakukan penekanan dan getarkan dinding rongga dada pada saat ekspirasi
Setelah 3 – 4 kalu diakukan vibrasi, anjurkan klien untuk batuk dengan
menggunakan otot-otot perut.
3) Postural Drainage
Postural drainage biasa dilakukan 2-4 kali sehari sebelum makan atau sewaktu
tidur
K/p beri bronchodilator/minum sebelum prosedur
Posisi diatur yang nyaman sesuai dengan lokasi sputum selama ± 10 – 15 menit
Nafas dalam mellui lubang hidung dan dikeluarkan melalui mulut, kemudian
segera membatukkannnya
Kontrol warna kulit muka dan nadi, k/p O2 selama prosedur
Setelah prosedur, sikat gigi atau kumur-kumur.
D. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Sputum pot berisi airan desinfektan (Lysol 2 %)
Bengkok
Handuk
K/p oksigen dan suction
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
7 Langkah-langkah claping
Membantu klien dalam posisi duduk atau posisi tidur miring kiri/kanan
Membereskan alat
Mencuci tangan
8 Langkah-langkah Vibrasi
Mencuci tangan
TAHAP TERMINASI
8 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
10 Cuci tangan
11 Dokumentasi
12 Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
MELALUI MULUT, HIDUNG, DAN TRACHEOSTOMY
A. PENGERTIAN
Penghisapan : suatu teknik untuk mempertahankan keutuhan jalan nafas dengan cara
memasukkan kateter kecil ke dalam saluran nafas atas dengan tekanan negative untuk
mengeluarkan lendir.
B. TUJUAN
Mempertahankan keutuhan jalan nafas dengan mengeluarkan lender
Mencegah aspirasi pulmonal terhadap cairan tubuh seperti darah/muntahan
(misalnya: klien tidak sadar)
D. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Alat penghisap lender dengan botol berisi larutan desinfektan
Kateter penghisap steril dengan ukuran
2 kom kecil (berisi larutan NaCl dan larutan desinfektan
1 pasang sarung tangan steril
100 cc normal saline
Handuk bersih
Stetoskope
Tissue
Bengkong
Kantong plastic
Tabung oksigen dan kateternya
Spatel (pada klien tidak sadar)
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
4 Buka kateter steril, upayaka agar tidak menyenth area yang tidak steril
13 Prosedur dia atas dapat diulang sampai jalan nafas bersih. Beri cukup
waktu di antara penghisapan untuk ventilasi
15 Matikan mesin, lepas sarung tangan dan kateter. Masukkan dalam kantong
plastic
19 Merapikan alat
TAHAP TERMINASI
20 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
22 Cuci tangan
23 Dokumentasi
24 Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
MEMBERIKAN INHALASI MELALUI NEBULIZER
A. PENGERTIAN
Merupakan salah satu tindakan pemeliharaan pada system pernafasan dalam upaya
hygiene bronchial dengan pembersihan secret, pelembapan udara, inspirasi, dan
pemberian terapi.
B. INDIKASI
Merelaksasi jalan nafas
Memobilisasi mengencerkan secret
Menurunkan edema mukosa
C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Nebulizer dan perlengkapan (1 set)
Obat dan pengencernya
Sputum pot
Sarung tangan bersih
Tissu
Suction
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
10 Menghidupkan nebulizer dan cek out flow apakah timbul uap (embun)
TAHAP TERMINASI
23 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
25 Cuci tangan
26 Dokumentasi
Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
MERAWAT KLIEN DENGAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)
A. PENGERTIAN
Merupakan system drainage yaitu dengan memasukkan satu/lebih selang ke dalam
rongga dada atau thoraks, difiksasi dengan jahitan ada dinding dada dan dihubungkan
dengan suatu unit drainage tertutup dengan atau tanpa suction
Merawat klien dengan WSD meliputi :
1. Mengganti balutan selang WSD
2. Memonitor kepatenan dan fungsi system WSD
3. Mengganti botol WSD
B. TUJUAN
Mengeluarkan udara/cairan/darah dari rongga dada atau thoraks
Mempertahankan tekanan negative paru-paru
C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Set angkat jahitan
Tuffer dan kassa steril
Sarung tangan bersih
Sarung tangan steril
Klem 2 buah
Betadin sol 10%
Alcohol 70%
Bensin
Aseline zalf
Plester dan gunting
Bengkok
Perlak pengalas
Kantung balutan kotor
Skrem
Botol WSD steril (bila botol WSD yang sedang dipakai sudah
penuh/pecah)
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
8 Memasang tabir/skerm
14 Melakukan palpasi sekitar luka dan selang adanya bengkak dan krepitasi.
15 Membuka set angakat jahitan, secara steril, memakai sarung tangan steril
dan merawat luka secara steril
17 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
19 Cuci tangan
20 Dokumentasi
21 Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
SISTEM KARDIOVASKULER
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER
A. Pengertian
Pemeriksaan fisik pada sistem kardiovaskuler merupakan peninjauan pada sistem
kardiovaskuler khususnya jantung dan pembuluh darah yang memberikan informasi
objektif tentang klien dan menungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis
B. Tujuan
(1) Mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien
(2) Untuk menambah, menginformasi atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan
(3) Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnose keperawatan
(4) Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaanya
(5) Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
(6) Mengidentifikasi area promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
C. Prosedur
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Pengkajian :
Riwayat Penyakit :
Kaji riwayat penyakit klien dengan gejala penyakit yang
berhubungan dengan kardiovaskuler antara lain :
- Dyspnea
- Fatigue
- Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
- Orthopnea
- Chest pain
- Palpatations
N ASPEK YANG DINILAI NILAI
O
0 1 2
- Dependent edema
- Cyanosis
4. Persiapan alat
Sphygmanometer dan stetoskop
Thermometer
Sarung tangna
Penggaris
Pulpen
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
9 Menutup tirai
Perkusi
Auskultasi
TAHAP TERMINASI
20 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
22 Cuci tangan
24 Sikap :
1. Menjaga privacy
2. Ramah
3. Bertanggung jawab
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
A. PENGERTIAN
Rekaman EKG (Elektrokardiogram) menunjukkan gambaran aktifitas listrik atau
variasi potensi listrik pada atrium dan ventrikel saat depolarisasi dan repolarisasi.
Aliran listrik yang mengalir melalui jantung akan dikonduksikan ke permukaan tubuh
dan dideteksi melalui elektroda untuk kemudian diukur saat mencapai permukaan.
B. TUJUAN
Mengetahui gambaran perubahan aktivitas listrik jantung yang menunjukkan pada
ganggguan fisiologis ataupun patologis jantung.
C. PROSEDUR
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
0 1 2
2. Mencuci tangan
3. Pengkajian :
- Kaji adanya penggunaan alat logam termasuk gigi palsu
4. Persiapan alat
Mesin EKG
Kabel EKG (12 lead)
6 chest electrode (kabel elektroda dada)
4 limb electrode (kabel elektoda ekstremitas)
Jelly
Alat cukur kalau perlu
Kapas alcohol
Bengkok
Washlap basah
Tissue
Kertas EKG
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
7 Minta klien untuk melepaskan semua alat logam yang dipakai termasuk
gigi palsu.
8 Anjurkan klien untuk tidak bergerak, batuk, atau tertawa selama rekaman
9 Anjurkan klien utuk tidak memegang pagar tempat tidur serta tetap
berbaring selama rekaman
10 Mencuci tangan
11 Menutup tirai
0 1 2
tulang):
Kabel merah (R) untuk tangan kanan
Kabel kuning ( L) untuk tangan kiri
Kabel hijau (F) untuk kaki kiri
Kabel hitam (N) untuk kaki kanan
Kabe C1 untuk V1 di ICS 4 linea sternalis kanan
Kabel C2 untuk V2 di ICS 4 linea sternalis kiri
Kabel C3 untuk V3 di ICS di antara V2 dan V4
Kabel C4 untuk V4 di ICS 5 linea midclavikularis kiri
Kabel C5 untuk V5 sejajar V4 di lenea axilaris anterior
Kabel C6 untuk V6 sejajar V4 di linea mid axilaris
16 Hindari memasang electrode di atas massa otot yang besar atau tulang
21 Mulai merekam setiap lead 3-4 beat, khusus untuk lead II panjang dibuat
6 beat
23 Rapihkan klien
TAHAP TERMINASI
26 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
24 Cuci tangan
26 Sikap :
1. Menjaga privacy
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
2. Ramah
3. Bertanggung
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
A. PENGERTIAN
Pemasangan pipa lambung/ Naso Gastic Tube (NGT) adaah memasukan pipa lambung melalui
hidung ke dalam lambung
B. TUJUAN
Memasukkan makanan air atau obat-obatan air atau padat yang diairkan
Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
Mengirigasi karena perdarahan/keracunan dalam lambung
Mencegah atau mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau trauma
Mengambil specimen pada lambung untuk studi laboratorium
C. DILAKUKAN PADA
Pasien tidak sadar (koma)
Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esophagus, tumor
mulut/faring/esophagus, dll)
Pasien yang tidak mampu menelan
Pasien pasca operasi pada mulut/faring/esophagus
D. PROSEDUR
No Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2
TAHAP PRA INTERAKSI
2 Mencuci tangan
Pengkajian :
1. Pesanan medik
2. Riwayat perdarahan
hidung
3. Deviasi septum
4. Operasi hidung
5. Kebutuhan klien
untuk pemasangan NGT
TAHAP KERJA
Evaluasi 0 1 2
Mengevaluasi respon klen
Cuci tangan
Dokumentasi
Sikap
Jumlah
A. PENGERTIAN
Memasukan makanan cair ke dalam lambung pasien melalui NGT
B. TUJUAN
Memenuhi kebutuhan nutrisi
Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan
C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Baki
Makanan air sesuai diet
Air putih untuk pembilas
Corong dan spuit
Bila ada obat, dihaluskan dan dilarutkan dengan air putih secukupnya
Stetoskop
Tisu atau serbet makan
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan diri
TAHAP KERJA
11 Membuka pipa sambil dijepit dengan jari agar udara tidak masuk melalui
pipa
TAHAP TERMINASI
15 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
17 Cuci tangan
18 Dokumentasi
Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
MELAKUKAN TINDAKAN BILAS LAMBUNG
A. PENGERTIAN
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), lavage lambung adalah aspirasi isi lambung
dan pencucian lambung dengan menggunakan selang lambung. Bilas lambung, atau
disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu prosedur yang dilakukan
untuk membersihkan isi perut dengan cara mengurasnya.
B. TUJUAN
untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan absorpsi sistemik;
untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik;
untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi.
C. CAIRAN YANG DIGUNAKAN
Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan berpotensi
hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap
water) atau cairan isotonis seperti NaCl 0,9 %. Pada orang dewasa menggunakan 100-
300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali
memasukkan ke lambung pasien.
D. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 3
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Slang NGT
Klem
Spuit 10 cc
Stetoskop atau gelas berisi air matang
Plester & gunting
Kain kassa
Pelumas (jelly)
Perlak atau pengalas
Bengkok
Sarung tangan
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
7. Menjaga privacy
8. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (jika tidak ada
kontra indikasi
13 Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang NGT yang akan di
pasang
14 Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukkan perlahan ujung
NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan
ludah berulang-ulang)
TAHAP TERMINASI
18 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
20 Cuci tangan
21 Dokumentasi
Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
PERAWATAN KOLOSTOMI
A. PENGERTIAN
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan
B. TUJUAN
Menjaga kebersihan klien
Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah iritasi kulit sekitar
C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Kantong kolstomi
Satu set ganti balut (pinset anatomi, pinset chirurgis, kom kecil,
dan gunting)
Kapas
Kassa steril
Larutan NaCl 0,9%
Zink salep/zink oil
Betadin sol (k/p)
Plester (k/p)
Sepasang sarung tangan
Bengkok/piala ginjal
Perlak dan pengalas
Kantong plastic
Tempat sampah
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
22 Mengukur stoma dan memebuat lubang pada kantong stoma yang akan
dipakai sesuai ukuran stoma
25 Membuka perekat kantong kolostomi pada sisi yang lain dan menempel
dengan tepat dengan menghindari udara masuk kantong kolostomi
TAHAP TERMINASI
27 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
29 Cuci tangan
30 Dokumentasi
Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
MELAKUKAN LAVEMENT COLOSTOMY
(IRIGASI KOLOSTOMI)
PENGERTIAN
Mengosongkan colon dari gas, feses, dan mucus sehingga klien merasa lebih
nyaman dan aktivitas social klien menjadi tidak terganggu, karena stoma tidak
memiliki aktifitas otot yang disadari untuk mengatur proses devekasi.
KOMPLIKASI
Dapat terjadi perforasi karena kateter tidak dimasukkan secara tepat ke dalam stoma
Ketidakseimbangan cairan elektronik dapat terjadi karena menggunakan cairan irigasi
terlalu berlebihan
PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
Kanul khusus irigasi (kateter Nelaton no.22 dari bahan karet)
Irrigator
Vaselin
Sarung tangan disposable
Bengkok
Cairan sesuai program medic, biasanya air hangat pada suhu
sekitar 37,8 0 C sebanyak 1000 ml atau larutan normal saline
Kursi (jika dibutuhkan di kamar mandi)
Perlak untuk alas pot sebnyak 2 buah (jika dilakuakan di tempat
tidur)
Kapas bensin
Handuk
Skort
Sabun mandi dan waslap
Bedpan
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
6. Mengatur posisi klien (jika di kamar mandi posisi duduk, jika ditempat
tidur posisi setengah duduk atau miring
7. Mencuci tangan
15 Membuka klem pipa irigasi dan membiarkan air masuk secara perlahan.
Air sebaiknaya masuk ke colon sekitar 10 – 15 menit (jika klien mengeluh
kram, lambatkan aliran atau hentikan, selang tetap dipertahankan dan
anjurkan klien menarik nafas dalam sampai kram berkurang)
16 Mengeluarkan kanul
24 Mencuci tangan
TAHAP TERMINASI
25 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
27 Cuci tangan
28 Dokumentasi
30 Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
MEMBERIKAN HUKNAH
A. PENGERTIAN
Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon sigmoid (untuk huknah rendah)
atau sampai kolon desenden (untuk huknah tinggi)
B. TUJUAN
Merangsang peristaltic usus agar pasien bias buang air besar
Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi
C. INDIKASI
Pasien obstipasi
Akan dilakukan operasi
Pemeriksaan diaknostik
PROSEDUR
0 1 2
2 Mencuci tangan
TAHAP ORIENTASI
7 1) Menjaga privacy
2) Mengatur posisi (miring kiri untuk huknah rendah, miring kanan
untuk huknah tinggi)
3) Meletakkan perlak dan pengalas dibawah bokong klien
4) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi
5) Meletakkan pispot dekat tempat tidur
6) Menggantungkan irrigator yang telah diisi air hangat pada
standart dengan ketinggian 50 cm (huknah rendah) atau 30 cm
(huknah tinggi)
7) Mengeluarkan udara dalam selang, kemudian menutup klem
kembali
8) Menggunakan hand schoen
9) Membuka bokong hingga anus terlihat
10) Mengoleskan jelly pada kanule rectal kemudian memasukkannya
secara perlahan , mengarah ke Umbilicus, panjang insersi (D: 7,5
– 10 cm, A: 5 –7,5 cm, B: 2,5 – 3,5 cm)
11) Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul
ke anus dengan cara menghembuskan nafas perlahan melalui
mulut
12) Membuka kran dan biarkan larutan masuk dengan perlahan
13) Menutup kran bila air dalam irrigator habis atau bila pasien tidak
dapat menahan untuk BAB
14) Memegang pangkal kanule dengan tissue, tarik kanule dari anus
15) Memasang pispot dibawah bokong pasien untuk BAB
16) Membersihkan anus
17) Merapikan pasien
TAHAP TERMINASI
11 Evaluasi
Mengevaluasi respon klen
13 Mencuci tangan
14 Dokumentasi
Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan
Sikap
Jumlah
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
SISTEM
ENDOKRIN
PEMERIKSAAN GULA DARAH
A. Pengertian
Pemeriksaan gula darah adalah salah satu jenis pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi kadar gula darah di dalam darah dalam kondisi sewaktu, puasa dan 2 jam
setelah makan
B. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kadar gula darah pada
pasien
C. Prosedur
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
DAFTAR PUSTAKA
Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar: Clinical Nursing Procedures.
Tangerang Selatan : Binapura Aksara .
KOZIER . (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik (7 ed.,
Vol. 1). Jakarta: EGC
Ocean County College School Of Nursing.(2014). Nursing lab skills manual. 2014.
http:// media.ocean.edu/files/OCC_VIDEO/ upload/ Courses/ Nursing/ Nursing
SkillsLab/sharedfiles/ SPRING+2014 +LAB +SKILLS +MANUA L.pdfTAR
PUSTAKA
Rokhaeni, H., Purnasari, E., & Rahayoe, A. U. (2011). Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskuler . Jakarta : Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung
dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita .