Anda di halaman 1dari 64

PENGKAJIAN LANSIA

PROSES
KEPERAWATAN

 Pengkajian lansia
 Perumusan
diagnosis
keperawatan lansia
 Penyusunan
rencana kep
 Implementasi
 Evaluasi
Tujuan :

1. Menentukan kemampuan klien untuk


memelihara diri sendiri

2. Melengkapi dasar-dasar rencana


perawatan individu

3. Membantu menemukan bentuk dan


kebutuhan klien

4. Memberi waktu kepada klien untuk


menjawab
 Usia lanjut sehat :
1. Memiliki tk kepuasan hidup y/ relatif tinggi o/k merasa
hidup bermakna,mampu menerima kegagalan.
2. Memiliki integritas pribadi y/ baik : konsep diri y/ tepat &
terdorong u/ terus m’faatkan potensi y/ dimilikinya.
3. Berada di antara orang-2 y/ memiliki kedekatan emosi,y/
memberi perhatian, kasih sayang, y/ membuat dirinya masih
diperlukan & dicintai.
4.Memiliki kesan fisik , mental y/ baik, didukung o/ kemamp
melakukan kebiasaan & gaya hidup sehat.
5. Memiliki keamanan finansial y/ memungkinkan hidup
mandiri, minimal memenuhi kebth sehari-2.
Pendekatan sblm memulai kegiatan Asuhan
Keperawatan
 Prinsip
Yg perlu diperhatikan dlm melakukan hub dgn
lansia yg mengalami beberapa masalah :
a. Gg penglihatan
 Tempatkan diri prwt dlm lapangan pandang
klien
Cahaya terang & tdk menyilaukan
Pastikan klien menggunakan kaca matanya
(jika ada) & dp berf/ dgn baik
Berhdp dgn klien, jgn menutup mulut dgn
tangan/benda lain pd saat berbicara dgn klien
Defisit Pendengaran
 Bicara lsg pd klien dgn nada rendah & jelas
dgn kecepatan yg sdg
 Ulangi jika klien tdk mengerti pertanyaan awal
 Bicra pd telinga yg masih “baik”
 Kurangi kegaduhan
 Pastikan klien menggunakan alat bantu dengar
(jika ada)
ASPEK PENGKAJIAN :
 1. Fisik
Wawancara
 Pandangan Lansia tentang
kesehatannya
 Kegiatan yang mampu dilakukan
Lansia
 Kebiasaan Lansia merawat diri
sendiri
 Kekuatan fisik Lansia: otot, sendi,
penglihatan dan pendengaran
 Kebiasaan makan, minum,
istirahat/tidur, BAK/BAB
 Kebiasaan gerak
badan/olahraga/senam
lansia
 Perubahan-perubahan
fungsi tubuh yang
sangat bermakna
dirasakan
 Kebiasaan Lansia dalam
memelihara kesehatan
dan kebiasaan dalam
minum obat
 Masalah-masalah
seksual yang dirasakan
¨Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan dengan


cara inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi untuk mengetahui
perubahan system tubuh
Pendekatan yang digunakan dalam
pemeriksaan fisik yaitu :
* Head to toe
* Sistem tubuh
Psikologis
 Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
 Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
 Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
 Apakah optimis dalam memandang suatu
kehidupan
 Bagaimana mengatasi stress yang dialami
 Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
 Apakah Lansia sering mengalami kegagalan
 Apakah harapan pada saat ini dan akan datang

 Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif :


daya ingat, proses pikir, alam perasaan,
orientasi dan kemampuan dalam penyelesaian
masalah
3. Sosial Ekonomi
 Darimana sumber keuangan Lansia
 Apakah kesibukan Lansia dalam mengisi waktu
luang
 Dengan siapa dia tinggal
 Kegiatan organisasi apa yang diikuti Lansia
 Bagaimana pandangan Lansia terhadap
lingkungannya
 Berapa sering Lansia berhubungan dengan orang
lain diluar rumah
 Siapa saja yang biasa mengunjungi
 Seberapa besar ketergantungannya
 Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginanya
dengan fasilitas yang ada
PENGKAJIAN DASAR

1. Temperatur
 Mungkin rendah 35 0C
(hipotermy)
 Lebih teliti diperiksa di
sublingual
2. Pulse (denyut nadi)
 Kecepatan irama,frekuensi
 Apikal, radial, pedal
3. Respirasi (pernafasan)
 Kecepatan, irama dan
kedalaman
 Tidak teraturnya pernafasan
c’tinoed……

4. Tekanan darah
 Saat berbaring, duduk,
berdiri
 Hipotensi akibat posisi
tubuh
5. Berat badan perlahan-lahan
hilang pada tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
7. Memori atau ingatan
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
Sistem Persarafan
 Kesimetrisan raut wajah
 Tingkat kesadaran
 Mata : Pergerakan, kejelasan melihat,
adanya katarak
 Pupil : kesamaan, dilatasi
 Ketajaman penglihatan
 Sensory deprivation
 Ketajaman pendengaran ; apakah
menggunakan alat bantu dengar, tinutis
 Adanya rasa sakit atau nyeri
Sistem Kardiovaskuler
 Sirkulasi periper, warna & kehangatan
 Auskultasi denyut nadi apikal
 Periksa adanya pembengkakan vena
jugularis
 Pusing
 Sakit
 Edema
Sistem Gastrointestinal
 Status gizi
 Pemasukan diet
 Anorexia, tdk dicerna, mual & muntah
 Mengunyah & menelan
 Keadaan gigi, rahang & rongga mulut
 Auskultasi bising usus
 Palpasi apakah perut kembung ada
pelebaran kolon
 Apakah ada konstipasi, diare & inkontinen
alvi
Sistem Genitourinarius
 Warna & bau urine
 Distensi kandung kemih, inkontinensia
 Frekuensi
 Pemasukan & pengeluaran cairan
 Disuria
 Seksualitas : kurang minat u/
melaksanakann hubungan seks, adanya
kecacatan sosial yg mengarah ke aktivitas
seksual
Sistem Integumen
 Kulit : temperatur, tingkat kelembaban,
turgor, perubahan pigmen
 Adanya jaringan parut
 Keadaan kuku
 Keadaan rambut
 Adanya gangguan-gangguan umum
Sistem Muskuloskeletal
 Kontraktur : atropi, pengecilan tendon,
ketidakadekuatannya gerakan sendi
 Tingkat mobilisasi : ambulasi dgn / tanpa
bantuan/peralatan, keterbatasan gerak,
kekuatan otot, kemampuan
melangkah/berjalan
 Gerakan sendi
 Paralisis
 Kifosis
Identifikasi Masalah Emosional
PERTANYAAN TAHAP 1
 Apakah klien mengalami sukar tidur ?
 Apakah klien sering merasa gelisah ?
 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ?
 Apakah klien sering was-was atau kuatir ?
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih
dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya”
PERTANYAAN TAHAP 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
 Ada masalah atau banyak pikiran ?
 Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ?
 Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter ?
 Cenderung mengurung diri ?
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya”

MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)


Pengkajian Fungsional Klien
1. KATZ Indeks :
Termasuk/katagori yang manakah klien ?
A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian, pergi
ke toilet, berpindah, dan mandi.
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas.
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang lain.
F. Mandiri, kecuali mandi berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang
lain.
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
O. Lain-lain

Keterangan :
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari
orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi
dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu.
2. Modifikasi dari Barthel Indeks
Termasuk yang manakah klien ?
NO KRITERIA DGN BANTUAN MANDIRI KETERANGAN

1. Makan 5 10 Frekuensi , Jumlah


& Jenis:
2. Minum 5 10 Frekuensi, Jumlah,
Jenis :
3. Berpindah dari kursi roda ke tempat 5 – 10 15
tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, menyisir 0 5 Frekuensi :
rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet (menyeka tubuh, 5 10
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi :
7. Jalan di permukaan datar 0 5

8. Naik turun tangga 5 10

9. Mengenakan pakaian 5 10

10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi :


Konsistensi :
11. Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi & Warna :
12. Olah raga/latihan 5 10 Frekuensi & Jenis :
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu luang 5 10 Jenis :
Frekuensi :
Lanjutan Barthel Indeks
 Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan
sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
Pengkajian Status Mental Gerontik
1. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental Status
Questioner (SPSMQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban . Catat jumlah
kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


01 Tanggal berapa hari ini ?

02 Hari apa sekarang ini ?

03 Apa nama tempat ini ?

04 Dimana alamat Anda ?

05 Berapa umur Anda ?

06 Kapan Anda lahir ? (minimal tahun lahir)

07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?

08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?

09 Siapa nama ibu Anda ?

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru,


semua secara menurun.

Score total :
Lanjutan SPMSQ
Interpretasi hasil :
 Salah 0 –3 : Fungsi intelektual utuh.

 Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan

 Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang

 Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat


2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan
menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

 Meliputi : Orientasi, Registrasi, Perhatian, Kalkulasi, Mengingat kembali, & Bahasa

NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA


KOGNITIF MAKS KLIEN
1A Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun

Musim

Tanggal

Hari

Bulan

1B Orientasi 5 Dimana kita sekarang berada ?


Negara Indonesia

Propinsi Jawa Barat

Kota ……

PSTW ……

Wisma …….
Lanjutan MMSE (1)

NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA


KOGNITIF MAKS KLIEN

2. Registrasi 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1


detik untuk mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga obyek tadi. (Untuk disebutkan )
Obyek..……

Obyek …….

Obyek …….

3. Perhatian dan 3 Minta klien untuk memulai dari angka 100


Kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat.
93

86

79

72

31

65
Lanjutan MMSE (2)
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKS KLIEN

4 Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada No


2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point untuk masing-
masing obyek.
5 Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien.
(misal jam tangan)

 (misal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata berikut :


“tak ada jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar,
nilai satu point.
Pernyataan benar 2 buah : tak ada, tetapi.

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut


yang terdiri dari 3 langkah :
“Ambil kertas di tangan Anda, lipat dua dan
taruh di lantai”.
Ambil kertas di tangan Anda

Lipat dua

Taruh di lantai
Lanjutan MMSE (3)

5 Bahasa Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 point)
“Tutup mata Anda”

Perintahkan pada klien untuk


menulis satu kalimat dan menyalin
gambar.
Tulis satu kalimat

Menyalin gambar

Interpretasi hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Pengkajian Keseimbangan
 Dinilai dari 2 komponen yaitu : perubahan posisi dan gaya berjalan
1 Perubahan poisisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini:
 Bangun dari tempat duduk ( dimasukan dalam analisis)
Tidak bangun dari tempat duduk dengan sekali gerakan, akan
tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau
bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada
saat berdiri pertama kali.
 Duduk ke kursi (dimasukan dalam analisis)
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi

Ket : kursi harus yang keras tanpa lengan


 Menahan dorongan pada sternum ( Pemeriksa mendorong sternum
sebanyak 3 kali dengan hati-hati)
Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya
 Mata tertutup
Lakukan pemeriksaan sama seperti di atas tapi klien disuruh
menutup mata
Pengkajian Keseimbangan (2)

 Perputaran leher
Menggerakan kaki, menggemnggam objek untuk
dukungan kaki: Keluhan vertigo, pusing atau keadaan
tidak stabil
 Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu
fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-
jari kaki, tidak stabil memegang sesuatu untuk
dukungan.
 Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-
objek kecil (misalnya pulpen) dari lantai, memegang
sesuatu objek untuk bisa berdiri lagi, dan memerlukan
usaha-usaha yang keras untuk bangun.
Pengkajian Keseimbangan (3)

2. Komponen gaya berjalan atau pergerakan


Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi dibawah ini, atau beri
nilai 1 jika klien menunjukan salah satu dari kondisi di bawah ini :
 Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan
 Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten ( Menggeser atau menyeret
kaki), mengangakt kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
 Kontinuitas langkah kaki ( lebih baik dibservasi dari samping klien)
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai
 Kesimetrisan langkah ( lebih baik diobservasi dari samping klien)
Langkah kaki tidak simetris, terutama pada bagian yang sakit.
 Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari
samping kiri klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi.
 Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang objek untuk dukungan.
Pengkajian Keseimbangan (4)
Interpretasi Hasil:
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien,
kemudian interpretasikan sebagai berikut :
 0-5 resiko jatuh rendah

 6-10 Resiko jatuh sedang

 11-15 Resiko jatuh tinggi


ASUHAN KEPERAWATAN (PENGKAJIAN,
ANALISIS DATA, DIAGNOSIS KEPERAWATAN,
INTERVENSI) PADA LANSIA DENGAN
PERUBAHAN FISIOLOGIS (DEMENSIA)
PERUBAHAN PADA LANSIA
Anatomi Dewasa Perubahan pada lansia

Otak Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada Pada Lansia, akibat penuaan, otak
orang dewasa sudah tidak dapat lagi membesar, kehilangan 100.000 neuron/tahun. Terjadi
sehingga bila terjadi penambahan komponen penebalan atropi cerebral (berat otak
rongga kepala akan meningkatkan tekanan intra menurun 10%) antar usia 30-70 tahun.
cranial.
Saraf 1. Saraf simpati terjadinya gangguan otonom pada usia
otonom Bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dan lanjut adalah penurunan asetolikolin,
pernafasan serta menurunkan aktifitas saluran atekolamin, dopamine, noradrenalin.
cerna.
2. Saraf parasimpatis
Bekerjanya berlawanan dari saraf simpatis.
Sistem 1. Saraf aferen 1. Saraf aferen
saraf Fungsinya membawa informasi sensorik baik terjadi penurunan penyampaian
perifer disadari maupun tidak disadari, dari kepala,
pembuluh darah dan ekstermitas, menyampaikan
informasi sensorik dari organ luar
rangsangan dari luar ke pusat yang terkena ransangan.
2. Saraf eferen
Fungsinya pembawa informasi sensorik dari otak 2. Saraf eferen
menuju ke luar dari susunan saraf pusat ke penurunan fungsi saraf eferen
berbagai sasaran (sel otot/kelenjar) pada sistem saraf perifer.

Medulla 1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu, mempengaruhi pergerakan otot dan sendi
spinalis Cornu motorik/ cornu ventralis. di mana lansia menjadi sulit untuk
2. Mengurus kegiatan refleks spinalis dan menggerakkan otot dan sendinya
PERUBAHAN SISTEM DAMPAK

NEUROLOGIS
Distribusi neuron menghasilkan sedikit
kolinergik, norepinefrin, penurunan intelektual
dan dopamin yang tidak
seimbang, dikompensasi
oleh hilangnya sel-sel

Peningkatan serotonin depresi pada lansia


dan penurunan kadar
norepinefrin
Kehilangan jumlah kekakuan dan parkinson
dopamin
Manifestasi defisit neurologi

Perubahan fisik

Perubahan fungsi

Perubahan kognisi-komunikasi

Perubahan psikososial
Masalah akibat perubahan sistem persarafan pada
lansia

Gangguan
Gangguan Kerusakan
pola
persepsi komunikasi
istirahat
sensori verbal
tidur

Gangguan Gangguan
gerak eliminasi
langkah BAB dan
(GAIT) BAK
Demensia

Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh


berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan
kesadaran. Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi
pada demensia adalah inteligensia umum, belajar dan
ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi,
persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan
kemampuan social (Aru w. Sudoyo, 2009).
Stadium
awal
Demensia
Stadium
Alzheime
menengah
Klasifikasi r
Demensia Stadium
Vaskular lanjut
Etiologi
1. Penyebab utama dari penyakit demensia adalah
penyakit alzheimer, yang penyebabnya sendiri
belum diketahui secara pasti, namun diduga
penyakit Alzheimer disebabkan karena adanya
kelainan faktor genetik atau adanya kelainan gen
tertentu.
2. Penyebab kedua dari Demensia yaitu, serangan
stroke yang berturut-turut.
3. Penyebab demensia menurut Nugroho (2008)
dapat digolongkan menjadi 3 golongan
a. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak
dikenal kelainan
b. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat
diobati
c. Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati
Manifestasi Klinis
Penurunan activity of daily living (ADL),

Perilaku okupasional

Partisipasi sosial,

Gangguan psikologis

Gangguan perilaku
Menurut
DSM IV
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
laboratorium rutin
pemeriksaan
Status Mental Imaging
Mini (MMSE)

Pemeriksaan Pemeriksaan
neuropsikologis EEG

Pemeriksaan Pemeriksaan
genetika cairan otak
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)

No Tes Nilai
ORIENTASI
1. Sekarang (tahun), (musim), (bulan), ( tanggal), hari apa? 5
2. Kita berada dimana (Negara, propinsi, kota, rumah sakit, lantai kamar) 5
REGISTRASI
3. Sebutkan 3 buah nama benda  (apel, meja, atau koin), setiap benda 1 detik, pasien 3
disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk setiap nama benda yang
benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
ATENSI DAN KAKULASI
4. Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 5
jawaban. Atau disuruh mengeja tebalik kata “WAHYU” (nilai di berikan huruf yang
benar sebelum kesalahan: minsalnya uyahw – 2 nilai
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5. Pasien di suruh menyebutkan kembali 3 benda diatas 3
BAHASA
6. Pasien di suruh menyebut nama benda yang di tunjukkan (pensil, buku) 2
7. Pasien di suruh mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 1
8. Pasien di suruh melakukan perintah “ambil kertas itu dengan tangan anda, lipatlah 3
menjadi dua dan letaklah dilantai”
9. Pasien di suruh melakukan perintah “pejamkanlah mata anda” 1
10. Pasien disuruh menulis dengan spontan 1
11. Pasien disuruh menggambarkan bentuk dibawah ini 1
TOTAL 30
Penatalaksanaan

2.Terapi
1.Terapi
non
medika
medika
mentosa
mentosa
Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Pemeriksaan fisik
4. Psikososial
5. Hubungan social
6. Spiritual
7. Status mental
8. Interaksi selama wawancara
9. Persepsi
10. Proses berpikin
11. Tingkat kesadaran
12. Memori
13. Tingkat konsentrasi
14. Kemampuan penilaian
15. Kebutuhan klien sehari-hari
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan proses pikir berhubungan
dengan perubahan fisiologis
(degenerasi neuron ireversibel).
2. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan menurunnya kemampuan
merawat diri.
3. Resiko cidera berhubungan dengan
kesulitan keseimbangan .
Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & KH Intervensi Rasional
1. Perubahan proses pikir Tujuan : Mandiri  
berhubungan dengan perubahan Setelah diberikan tindakan 3 1.      Kembangkan lingkungan yg 1.      Mengurangi kecemasan dan
fisiologis (degenerasi neuron x 24 jam keperawatan mendukung & hubungan klien- emosional.
ireversibel) diharapkan klien mampu perawat yg terapeutik. 2.      Kebisingan merupakan sensori
mengenali perubahan dalam 2.      Pertahankan lingkungan yg berlebihan yg meningkatkan gangguan
berpikir dengan menyenangkan dan tenang. neuron.
KH: 3.      Tatap wajah ketika berbicara 3.      Menimbulkan perhatian, terutama
   Mampu memperlihatkan dengan klien. pada klien dg gangguan perceptual.
kemampuan kognitif untuk 4.      Panggil klien dengan namanya. 4.      Nama adalah bentuk identitas diri &
menjalani konsekuensi 5.      Gunakan suara yang agak menimbulkan pengenalan terhadap realita
kejadian yang menegangkan rendah dan berbicara dengan &  klien.
terhadap emosi & pikiran perlahan pada klien. 5.      Meningkatkan pemahaman. Ucapan
tentang dirinya 6.      Gunakan kata-kata pendek, tinggi & keras menimbulkan stress yg
   Mampu mengembangkan kalimat, dan instruksi mencetuskan konfrontasi & respon marah.
strategi untuk mengatasi sederhana(tahap demi tahap). 6.      Seiring perkembangan penyakit,
anggapan diri yang negative. 7.      Ciptakan aktivitas sederhana, pusat komunikasi dlm otak terganggu
bermanfaat, dan tidak bersifat sehingga menghilangkan kemampuan klien
kompetitif sesuai kemampuan klien. dlm respons penerimaan pesan &
8.      Evaluasi pola tidur. percakapan secara keseluruhan.
            7.      memotivasi klien dlm cara yang
Kolaborasi menguatkan kegunaannya & kesenangan
1.      Berikan obat sesuai indikasi diri serta merangsang realita.
8.      Kurang tidur dpt mengganggu proses
piker & kemampuan koping klien.
Kolaborasi
1.      Untuk mengurangi rasa defresi pada
klien.
2. Defisit perawatan diri Tujuan : Mandiri :  
berhubungan dengan Setelah dilakukan 1.    Identifikasi kesulitan 1.      Memahami penyebab yg
menurunnya tindakan dalam berpakaian/ mempengaruhi intervensi.
kemampuan merawat keperawatan 3 x 24 perawatan diri, seperti: Masalah dpt diminimalkan
diri jam diharapkan klien keterbatasan gerak fisik, dengan menyesuaikan atau
dapat merawat apatis/ depresi. memerlukan konsultasi dari
dirinya sesuai 2.    Identifikasi kebutuhan ahli lain.
dengan kebersihan diri & berikan 2.      Seiring perkembangan
kemampuannya bantuan sesuai kebutuhan penyakit, kebutuhan
dengan dg perawatan rambut kebersihan dasar mungkin
 KH : /kuku/kulit, bersihkan dilupakan.
         Mampu kaca mata, & gosok gigi. 3.      Kehilangan sensori dan
melakukan aktivitas 3.    Perhatikan adanya penurunan fungsi bahasa
perawatan diri sesuai tanda-tanda nonverbal yg menyebabkan klien
dg tingkat fisiologis. mengungkapkan kebutuhan
kemampuan. 4.    Beri banyak waktu perawatan diri dg cara
untuk melakukan tugas. nonverbal, seperti terengah-
5.    Bantu mengenakan engah, ingin berkemih dengan
pakaian yang rapi dan memegang dirinya.
indah. 4.      Pekerjaan yg tadinya
mudah sekarang menjadi
terhambat karena penurunan
motorik & perubahan kognitif.
5.      Meningkatkan
kepercayaan untuk hidup.
3. Resiko cidera Tujuan : Mandiri 1.    Mengidentifikasi risiko di
berhubungan Setelah dilakukan 1.      Kaji derajat lingkungan dan mempertinggi
dengan tindakan gangguan kemampuan, kesadaran perawat akan bahaya. Klien
kesulitan keperawatan 3x 24 tingkah laku impulsive dan dengan tingkah laku impulsi berisiko
keseimbangan jam diharapkan Risiko penurunan persepsi visual. trauma karena kurang mampu
cedera tidak terjadi Bantu keluarga mengendalikan perilaku. Penurunan
dengan mengidentifikasi risiko persepsi visual berisiko terjatuh.
KH : terjadinya bahaya yang
2.    Klien dengan gangguan kognitif,
 Meningkatkan mungkin timbul.
gangguan persepsi adalah awal terjadi
tingkat aktivitas. 2.       Hilangkan sumber
trauma akibat tidak bertanggung jawab
 Dapat beradaptasi bahaya lingkungan.
terhadap kebutuhan keamanan dasar.
dengan lingkungan 3.      Alihkan perhatian
untuk mengurangi saat perilaku teragitasi/ 3.    Mempertahankan keamanan
risiko trauma/ cedera. berbahaya, memenjat dengan menghindari konfrontasi yang
pagar tempat tidur. meningkatkan  risiko terjadinya
4.      Kaji efek samping trauma.
obat, tanda keracunan
(tanda ekstrapiramidal, 4.    Klien yang tidak dapat melaporkan
hipotensi ortostatik, tanda/gejala obat dapat menimbulkan
gangguan penglihatan, kadar toksisitas pada lansia. Ukuran
gangguan gastrointestinal). dosis/ penggantian obat diperlukan
untuk mengurangi gangguan.
(PENGKAJIAN, ANALISIS DATA, DIAGNOSIS
KEPERAWATAN, INTERVENSI) PADA LANSIA
DENGAN PERUBAHAN PSIKO, SOSIAL,
Pengertian
 Usia 65 tahun ke atas
 Tahap mencapai integritas diri yang utuh
 Paham makna hidup
 Menuntun generasi berikutnya
 Bila tidak mencapai integritas dirinya akan
berputus asa, menyesali masa lalunya, tidak
merasakan hidupnya bermakna
Karakteristik Perilaku: Generativity
 Memandang sesuatu secara keseluruhan
 Menerima nilai dan keunikan orang lain
 Siap menghadapi kematian
 Bersyukur terhadap kehidupannya selama ini
 Mempunyai harga diri yang tinggi
Karakteristik perilaku Lansia
menyimpang: Despair (putus asa)
 Merasa kehidupannya selama ini tidak berarti
 Merasakan kehilangan
 Memandang rendah/menghina/mencela
orang lain
 Masih ingin berbuat banyak tetapi takut tidak
punya waktu lagi
Diagnosa Keperawatan

 Potensial generatifitas
 Risiko keputusasaan
Tindakan Keperawatan
 Tujuan:
 Lansia merasa hidupnya bermakna
 Lansia merasa disayangi dan dibutuhkan oleh
keluarganya
 Lansia mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan di
lingkungannya
 Memiliki harga diri tinggi
Tindakan Keperawatan Lansia
generativitas
 Menjelaskan ciri perilaku perkembangan lansia
yang normal dan menyimpang:
 Melakukan kegiatan yg disenangi setelah pensiun
 Ikut serta dalam aktivitas sosial mengisi waktu
luang
 Menilai kehidupannya selama ini bermakna
 Merasa dirinya berharga
 Memiliki sistem nilai dan keyakinan spiritual yg
mendukung
 Menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian
pasangan
 Mendiskusikan cara yg dapat dilakukan oleh
lansia untuk mencapai integritas diri yang
utuh:
 Makna hidup bagi lansia
 Keberhasilan yg telah dicapai lansia
 Mengikuti kegiatan sosial
 Melakukan kegiatan berkelompok
 Melakukan life review
 Membimbing lansia membuat rencana kegiatan
untuk mencapai integritas diri yg utuh
 Memotivasi lansia untuk menjalankan rencana
yg telah dibuat
Tindakan Keperawatan Lansia dg
Keputusasaan (despair)
 Mendiskusikan penyebab tidak bersosialisasi
 Membantu lansia bersosilisasi secara bertahap
 Memfasilitasi lansia ikut kegiatan kelompok
lansia
Tindakan Keperawatan Keluarga lansia
 Tujuan: keluarga dapat
 Menjelaskan perilaku lansia yg menggambarkan
perkembangan psikososial dan menyimpang
 Menjelaskan cara memfasilitasi perkembangan
lansia
 Melakukan tindakan untuk memfasilitasi
perkembangan lansia
Tindakan Keperawatan perkembangan
Normal lansia: generativitas
 Menjelaskan perkembangan psikosial lansia
normal dan menyimpang
 Mendiskusikan cara memfasilitasi
perkembangan lansia yg normal
 Melatih keluarga untuk memfasilitasi
perkembangan psikososial lansia
Tindakan keperawatan Lansia Putus asa:
Despair
 Mendorong dan memfasilitasi lansia
bersosialisasi
 Memotivasi lansia untuk mengikuti
perkumpulan lansia di wilayahnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai