Anda di halaman 1dari 25

Universitas Faletehan

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

Ifatusolihah

5021031041

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG – BANTEN
2021/2022
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
Suku : Jawa
Alamat : Kp. Pengasinan Ds. Walikukun Kec. Carenang
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Janda

Tanggal Masuk ke Panti Werdha : -


Tanggal Pengkajian : 25 Mei 2021

2. Status Kesehatan Saat Ini


Pasien mengeluh nyeri kepala, yang memperberat nyeri kepala pasien
yaitu apabila jalan, untuk memperingan nyeri tersebut pasien meminum obat
dan istirahat. Nyeri dirasakan seperti tertimpa benda berat. Nyeri kepala
bagian kanan dengan skala nyeri 6. Nyeri dirasakan pada pagi hari atau malam
hari dan nyeri kepala dirasakan hilang timbul.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan bahwa baru 2 bulan mengetahui bahwa dirinya
mengalami hipertensi karena sebelumya tidak pernah kontrol. Jika pasien
sakit, ia hanya beristirahat saja. Tidak memiliki alergi obat-obatan, makanan,
minuman atau debu.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan bahwa ia tidak mengetahui anggota keluarganya
apakah memiliki hipertensi atau penyakit-penyakit lainnya.

5. Tinjauan Sistem
a. Keadaan umum : Keadaan baik, kesadaran compos mentis
TD : 190/110 mmHg, Nadi : 91 x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu : 36,9oC

Universitas Faletehan | 2
b. Integumen : Kulit tampak kering, turgor kulit elastis.
c. Kepala : Bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata, warna rambut
hitam dan putih, terdapat nyeri tekan pada kepala bagian kanan, tidak
terdapat benjolan.
d. Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva an anemis, sklera an ikterik,
fungsi penglihatan tidak terganggu.
e. Telinga : Bentuk telinga simetris, fungsi pendengaran tidak terganggu.
f. Mulut dan Tenggorokan : Bentuk Mulut simetris dan bersih, mukosa bibir
lembab, gigi sudah tidak lengkap, tidak ada keluhan pada tenggorokan.
g. Leher : Bentuk leher simetris, tidak ada keluhan.
h. Payudara : Bentuk payudara simetris, tidak ada keluhan.
i. Sistem Pernafasan : Dalam batas normal, tidak ada keluhan.
j. Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal, tidak ada keluhan.
k. Sistem Gastrointestinal : Dalam batas normal, tidak ada keluhan.
l. Sistem Perkemihan : Dalam batas normal, tidak ada keluhan.
m. Sistem Reproduksi : Pasien sudah tidak mengalami menstruasi.
n. Sistem Muskuloskeletal : Dalam batas normal, tidak ada keluhan.

6. Pengkajian Psikososial
Psikososial
Pada saat dikaji, pasien tampak baik dan menjawab pertanyaan
dengan kooperatif. Hubungan pasien dengan tetangganya sangat baik,
pasien sering mengikuti acara-acara yang ada di lingkungan seperti,
pengajian, namun jarang mengikuti senam.
Identifikasi Masalah Emosional :
Pertanyaan Tahap 1
 Apakah pasien mengalami sukar tidur ? “Tidak”

 Apakah pasien sering merasa gelisah? “Ya”


 Apakah pasien sering murung atau menangis sendiri ? “Tidak”
 Apakah pasien sering was-was atau hawatir? “Tidak”

Universitas Faletehan | 3
Pertanyaan Tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?”Ya”
 Ada masalah atau banyak pikiran ? “Tidak”
 Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain? “Tidak”
 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? “Tidak”
 Cenderung mengurung diri?
“Tidak” Interpretasi : Masalah
emosional (-)

Spiritual :
Pasien beragama islam. Untuk kebutuhan spiritualnya baik, ia
selalu shalat 5 waktu dengan tepat di rumah dan mengikuti pengajian
rutin yang diadakan di lingkungan kampungnya. Pasien mengatakan
bahwa kematian itu pasti akan dirasakan setiap umat manusia, jadi ia
tidak pernah takut akan kematian. Harapan pasien dimasa tuanya yaitu ia
ingin selalu sehat dan bahagia dengan keluarga, tetangga di sekitarnya.
Dan berharap ia ingin meninggal dengan tenang dan husnul khotimah.

7. Pengkajian Fungsional Pasien


7.1 KATZ Indek: Pasien selalu mandiri dalam melakukan apapun,
misalnya, makan, BAK, BAB, menggunakan pakainan sendiri, pergi ke
toilet, berpindah tempat dan mandi.
Interpretasi : Mandiri
6.2 Modifikasi dari Bathel Indek
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1. Makan 5 10 Frekuensi : 3x sehari
Jumlah : 1 porsi
Jenis : nasi, sayur, ikan,
buah
2. Minum 5 10 Frekuensi : 6 gelas/hari
Jumlah : +1 L
Jenis : air putih dan teh
3. Berpindah dari kursi roda 5-10 15
ke tempat tidur,
Universitas Faletehan | 4
sebaliknya
4. Personal toilet (cuci 5 5 Frekuensi : 3x sehari
muka, menyisir rambut,
gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi : 3x sehari
7. Jalan dipermukaan datar 0 15
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 2 hari sekali
Konsistensi : semi padat
11. Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 8x sehari
Warna : kuning jernih
12. Olargara/latihan 5 10 Frekuensi : Jarang (2
minggu sekali)
Jenis : senam
13. Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Frekuensi : tidak tentu
waktu luang Jenis : bacakan dengan
keluarga

Interpretasi hasil: 140 (Mandiri)


Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantungan Sebagian
c. 60 : Ketergantungan Total

8. Pengkajian Status Mental Gerontik


Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan
short portable mental status questioner (SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan
√ 01 Tanggal berapa hari ini
√ 02 Hari apa sekarang ini
√ 03 Apa nama tempat ini
√ 04 Dimana alamat anda
√ 05 Berapa umur anda
√ 06 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara

Universitas Faletehan | 5
Menurun
= 10 =-
Score Total 0 (Fungsi Intelektual Utuh)

Interpretasi hasil :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi Intelektual Utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan Intelektual Ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan Intelektual Sedang
d. Salah 7 – 10 : Kerusakan Intelektual Berat

Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE


(Mini Mental Status Exam)

Nilai Nilai
No Aspek Kognitif Kriteria
Maks Pasien
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
√ Tahun
√ Musim
√ Tanggal
√ Hari
√ Bulan
Orientasi 5 3 Dimana kita sekarang berada?
√ Negara Indonesia
√ Provinsi Banten
√ Kabupaten Serang
 PSTW
 Wisma
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan
masing-masing obyek. Kemudian
tanyakan kepada pasien ketiga obyek
tadi (untuk disebutkan)
√ Obyek Pulpen
√ Obyek Buku
√ Obyek Jam Tangan
3. Perhatian dan 5 5 Minta pasien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat.
93, 86, 79, 72, 65
4. Mengingat 3 3 Minta pasien untuk megulangi ketiga
obyek pada No.2 (registrasi) tadi. Bila
benar. 1 point untuk masing-masing

Universitas Faletehan | 6
obyek.
5. Bahasa 9 9 Tunjukkan pada pasien suatu benda
dan tanyakan namanya pada pasien
√ Jam tangan
√ pulpen
Minta pasien untuk mengulangi kata
berikut : “tak ada jika, dan atau,
tetapi”. Bila benar, nilai satu point.
√ Pertanyaan benar 2 buah : tak
ada, tetapi
Minta pasien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas di tangan anda, lipat dua
dan taruh di lantai”
√ Ambil kertas di tangan anda
√ Lipat dua
√ Taruh di lantai
Perintahkan pada pasien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai perintah
nilai point 1)
√ “Tutup mata anda”
Perintahkan pada pasien untuk menulis
satu kalimat dan menyalin gambar
√ Tulis satu kalimat
√Menyalin gambar
TOTAL NILAI 30 30

Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Universitas Faletehan | 7
9. Pengkajian Keseimbangan Untuk Pasien Lansia
a. Perubahan posisi atau keseimbangan
Beri nilai 0 jika pasien tidak menunjukan komponen di bawah ini, atau
beri nilai 1 jika pasien menunjukan salah satu dari kondisi dibawah ini :
1) Bangun dari kursi (dimasukan dalam analisis)*
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi
mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak ke bagian
depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat pertama kali
berdiri.
Nilai : 0
2) Duduk ke kursi (dimasukan ke dalam analisis )
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Keterangan : (*) Kursi yang keras tanpa lengan
Nilai : 0
3) Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong
sternum perlahan –lahan sebanyak 3 kali )

Pasien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki


tidak menyentuh sisi-sisinya.
Nilai : 0
4) Mata Tertutup
Lakukan pemeriksaan sama seperti di atas tapi pasien disuruh
menutup mata (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan
untuk keseimbangannya)
Nilai : 0
5) Perputaran Leher
Menggerakkan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sinya, kelelahan vertigo, pusing atau keadaan
tidak stabil.
Nilai : 0

Universitas Faletehan | 8
6) Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak
stabil, memegang sesuatu untuk dukungan
Nilai : 0
7) Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil obyek-obyek kecil
(misal pulpen) dari lantai, memegang obyek untuk bisa berdiri lagi,
memerlukan usaha-usaha multipel untuk bangun.
Nilai : 0

b. Komponen Gaya Berjalan atau Gerakan


Beri nilai 0 jika pasien tidak menunjukkan kondisi dibawah ini, atau beri
nilai 1 jika pasien menunjukkan salah satu dari kondisi dibawah ini :
1) Minta pasien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan
Nilai : 0
2) Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau
menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm).
Nilai : 0
3) Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping
pasien)
Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten,
memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh
lantai.
Nilai : 0
4) Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari dari samping
pasien)
Tidak berjalan dalam garis lurus,bergelombang dari sisi ke
sisi Nilai : 0

Universitas Faletehan | 9
5) Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi
dari belakang pasien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi kesisi
Nilai : 0
6) Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang obyek untuk dukungan
Nilai : 0

Interpretasi hasil :
 0–5 : Risiko Jatuh Rendah
 6 – 10 : Risiko Jatuh Sedang
 11 – 15 : Risko Jatuh Tinggi

Keterangan :
Total Skor : 0 (Risiko Jatuh Rendah)

Universitas Faletehan | 10
9. ANALISA DATA

No Data Menyimpang Etiologi Masalah


1. Data Subjektif : Nyeri Akut
Hipertensi
- Pasien mengeluh
nyeri kepala Kerusakan vaskuler
- Pasien mengatakan pembuluh darah
sulit tidur
- Pasien mengatakan Perubahan struktur
yang memperberat
nyeri kepala pasien Penyumbatan pembuluh
yaitu apabila jalan darah
- Pasien mengatakan
yang memperingan Vasokontriksi
nyeri yaitu
meminum obat dan Gangguan sirkulasi
istirahat
Otak
- Pasien mengatakan
nyeri dirasakan Resistensi perubahan otak
seperti tertimpa meningkat
benda berat
- Pasien mengatakan Nyeri Akut
nyeri kepala
bagian kanan
- Pasien mengtakan
skala nyeri 6
- Pasien mengatakan
nyeri dirasakan
pada pagi hari atau
malam hari dan
nyeri kepala
dirasakan hilang
timbul.
Data Objektif :
- Pasien tampak
meringis nyeri
kepala jika
berjalan
- Tekanan darah
190/110 mmHg
- Terdapat nyeri
tekan pada kepala
bagian kanan

Universitas Faletehan | 11
2. Data Subjektif : Defisit Pengetahuan
Hipertensi
- Pasien mengatakan
baru 2 bulan
Perubahan status kesehatan
mengetahui bahwa
mengalami
Kurang terapapar informasi
hipertensi karena
sebelumnya tidak
Defisit Pengetahuan
pernah kontrol
- Pasien mengatakan
bahwa ia tidak
mengetahui
anggota
keluarganya
apakah memiliki
hipertensi atau
penyakit-penyakit
lainnya
- Pasien mengatakan
jarang senam
(sebulan sekali)

Data Objektif :
- Pasien masih
tampak bingung
dengan kondisi
yang dialaminya

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis ditandai oleh pasien mengeluh
nyeri kepala, pasien mengatakan sulit tidur, pasien mengatakan yang
memperberat nyeri kepala pasien yaitu apabila jalan, pasien mengatakan
yang memperingan nyeri yaitu meminum obat dan istirahat, pasien
mengatakan nyeri dirasakan seperti tertimpa benda berat, pasien
mengatakan nyeri kepala bagian kanan, pasien mengtakan skala nyeri 6,
pasien mengatakan nyeri dirasakan pada pagi hari atau malam hari dan
nyeri kepala dirasakan hilang timbul, pasien tampak meringis nyeri kepala
jika berjalan, tekanan darah 190/110 mmHg, dan terdapat nyeri tekan pada
kepala bagian kanan.
b. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi ditandai oleh pasien
mengatakan baru 2 bulan mengetahui bahwa mengalami hipertensi karena

Universitas Faletehan | 12
sebelumnya tidak pernah kontrol, pasien mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui anggota keluarganya apakah memiliki hipertensi atau
penyakit-penyakit lainnya, pasien mengatakan jarang senam (sebulan
sekali), dan pasien masih tampak bingung dengan kondisi yang
dialaminya.

Universitas Faletehan | 13
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Perencanaan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Rasional
Hasil (SLKI) (SIKI)
Nyeri Akut b.d agen pencedera SLKI Label: Tingkat Nyeri SIKI Label: Manajemen Nyeri
fisiologis ditandai oleh pasien
mengeluh nyeri kepala, pasien Observasi
mengatakan sulit tidur, pasien Setelah dilakukan asuhan - Identifikasi lokasi nyeri
mengatakan yang memperberat keperawatan selama 1x24 jam - Identifikasi skala nyeri Untuk mengetahui keparahan
nyeri kepala pasien yaitu apabila maka Tingkat Nyeri menurun, - Identifikasi faktor yang suatu nyeri agar dapat ditindak
jalan, pasien mengatakan yang dengan kriteria hasil : memperberat dan lanjuti dengan tepat dan baik
memperingan nyeri yaitu memperingan nyeri
meminum obat dan istirahat, - Keluhan nyeri menurun
pasien mengatakan nyeri - Meringis menurun Terapeutik Memiliki strategi nyeri dan
dirasakan seperti tertimpa benda - Kesulitan tidur - Pertimbangkan jenis dan memfasilitasi istirahat tidur
berat, pasien mengatakan nyeri - Tekanan darah membaik sumber nyeri dalam sesuai dengan kebutuhan dan
kepala bagian kanan, pasien pemilihan strategi meredakan anjuran agar dapat bekerja
mengtakan skala nyeri 6, pasien nyeri maksimal
mengatakan nyeri dirasakan - Fasilitasi istirahat dan tidur
pada pagi hari atau malam hari
dan nyeri kepala dirasakan Edukasi Agar pasien dapat melakukan
hilang timbul, pasien tampak - Jelaskan strategi meredakan dengan mandiri dan terhindar
meringis nyeri kepala jika nyeri dari penggunaan obat
berjalan, tekanan darah 190/110 - Anjurkan menggunakan farmakologi dengan tepat
mmHg, dan terdapat nyeri tekan analgeti secara tepat
pada kepala bagian kanan. - Anjurkan menggunakan air
rebusan bawang putih
Defisit Pengetahuan b.d kurang SLKI label : Tingkat SIKI Label: Edukasi Kesehatan
terpapar informasi ditandai oleh Pengetahuan
pasien mengatakan baru 2 bulan
mengetahui bahwa mengalami Setelah diberikan askep selama Observasi
hipertensi karena sebelumnya 1x24 jam diharapkan tingkat
tidak pernah kontrol, pasien pengetahuan meningkat - Identifikasi kesiapan dan Untuk mengidentifikasi pasien
mengatakan bahwa ia tidak dengan kriteria hasil : kemampuan menerima apakah mampu menerima
mengetahui anggota keluarganya - Perilaku sesuai anjuran informasi informasi dengan baik atau tidak
apakah memiliki hipertensi atau meningkat - Identifikasi faktor-faktor
penyakit-penyakit lainnya, - Verbalisasi minat dalam yang dapat meningkatkan dan
pasien mengatakan jarang senam belajar meningkat menurunkan motivasi
(sebulan sekali), dan pasien - Kemamouan menjelaskan perilaku hidup bersih dan
masih tampak bingung dengan pengethuan tentang suatu sehat
kondisi yang dialaminya. topik meningkat
- Kemmapuan Terapeutik
menggambarkan - Sediakan materi dan media Memberikan pendidikan
pengalaman sebelumnya pendidikan kesehatan kesehatan dengan teratur dapat
yangs esuai dengan topik - Berikan kesempatan untuk memudahkan pasien dalam
meningkat bertanya menerima informasi
- Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat
- Pertanyaan tentang Edukasi
masalah yang dihaapi
- Jelaskan faktor risiko yang
menurun Memberikan anjuran kepada
dapat mempengaruhi
- Persepsi yang keliru pasien dengan baik dan benar
kesehatan
terhadap masalah menurun merupakan tujuan utama agar
- Ajarkan perilaku hidup bersih
- Menjalankan pemeriksaan pasien dapat hidup dengan sehat
dan sehat
yang tidak tepat menurun - Ajarkan strategi yang dapat

Universitas Faletehan | 15
- Perilaku membaik digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

Universitas Faletehan | 16
LAPORAN EVIDANCE BASED PRACTIVE (EBP)
PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN BAWANG PUTIH
TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah
bersih) meningkat.Hipertensi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan peluang untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler,
antara lain stroke,
Congestive Heart Failure (CHF) dan 3 kali lebih besar serangan jantung. Hipertensi bukan merupakan penyakit yang
disebabkan oleh faktor penyebab tunggal, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah antara lain keturunan, jenis
kelamin, umur, merokok, konsumsi alkohol, stress dan asupan natrium. Faktor keturunan memiliki peranan terhadap timbulnya
hipertensi, seseorang yang mempunyai orang tua yang salah satunya penyakit hipertensi, maka orang tua tersebut beresiko
untuk penyakit hipertensi.Jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami hipertensi dibandingkan wanita, karena laki-laki
mempunyai banyak faktor yang mendorong terjadinya hipertensi, seperti kelelahan dan makanan yang tidak terkontrol.Pola
makan dengan asupan natrium yang tinggi, asupan lemak dan kolesterol yang tinggi serta kurangnya konsumsi serat merupakan
salah satu faktor resiko hipertensi. Tekanan darah juga dipengaruhi olrh umur, dengan bertambahnya umur terjadi penumpukan
zat kolagen pada lapisan otot sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Hipertensi
menyebabkan kematian pada 45% pasien penyakit jantung dan 51% kematian pada pasien stroke tahun 2008 ( WHO, 2013).
Universitas Faletehan | 17
Selain itu, hipertensi juga menghabiskan biaya yang tidak sedikit dengan biaya langsung dan tidak langsung dalam pengobatan (
Go dkk, 2014 ). Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga
kesehatanhanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis
dan terjangkau pelayanan kesehatan ( Kemenkes RI, 2013 ). Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa
hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan
proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012).

Penggunaan obat-obatan herbal ini banyak digunakan masyarakat, yang diharapkan dapat membantu dalam penanganan
penyakit hipertensi secara efektif dan efisien.Obat tradisional adalah obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral atau
campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah diolah secara sederhana dan dapat digunakan sebagai obat tradisional.Salah
satunya adalah Bawang putih (Allium Sativum) telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional.Sejak lama,
bawang putih dikenal dan digunakan sebagai tanaman yang berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit yang terkait
dengan kardiovaskuler (Braunwaid, 2010). Bawang putih merupakan tanaman budidaya yang pada umumnya dimanfaatkan
sebagai bumbu masakan.Umbi ini wajib ada ddi setiap rumah tangga di Indonesia, hampir semua masakan Indonesia
menggunakan bawang putih sebagai bumbu tambahan.Selain untuk dikonsumsi, bawang putih dapat dimanfaatkan secara
tradisional untuk mengobati tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan pernafasan, ambeyen, sembelit, luka memar,
kolesterol, dan lain-lain. Sedangkan berdasarkan penelitian-penelitian ilmiah yang telah dilakukan, bawang putih dapat juga
digunakan sebagai obat anti diabetes, anti hipertensi dan anti kolesterol. Bawang putih dapat menurunkan tekanan darah karena
bawang putih mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide. Zat tersebut memiliki efek selayaknya obat darah tinggi, yaitu
memperbesar pembuluh darah dan membuat pembuluh darah tidak kaku, sehingga tekanan darah akan menurun. Mekanisme
kerja bawang putih dalam menurunkan tekanan darah berhubungan dengan efek vasodilatasi pembuluh darah yang
menyebabkan tertutupnya kanal dan terbukanya kanal sehingga terjadi hiperpolarisasi. Dengan demikian otot akan mengalami
relaksasi, tingginya konsentrasi ion intraseluler menyebabkan vasokontriksi yang berdampak terhadap terjadinya kondisi
Universitas Faletehan | 18
hipertensi. Senyawa allisin yang terkandung dalam bawang putih berkhasiat menghancurkan pembekuan darah dalam arteri,
mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah (Hernawan, U. E. & A. D. Setyawan, 2011).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan pengaruh air rebusan bawang putih terhadap tekanan darah tinggi

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh air rebusan bawang putih terhadap penurunan tekanan darah
b. Mengembangkan pengaruh air rebusan bawang putih terhadap penurunan tekanan darah
c. Mengembangkan ilmu terapan pada area lingkungan masyarakat

C. Manfaat
Dengan menerapkan pengaruh air rebusan bawang putih, secara tidak langsung dapat menormalkan tekanan darah.

Universitas Faletehan | 19
Universitas Faletehan | 20
BAB II
ANALISIS KRITIS

A. Pertanyaan Klinis
Apakah air rebusan bawang putih dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi pada klien hipertensi, sehingga pelaksanaan
prosedur menjadi aman serta mendapatkan tujuan pelaksanaan sesuai dengan harapan dan aspek terapeutik pada pasien?

B. Tabel PICO

Analisis
P (Problem/Populasi) lansia
I (Intervention/Intervensi Kep.) Air rebusan bawang putih
C (Compare/Pembanding) -
O (Outcome/Hasil yang diharapkan) Menurunkan tekanan darah tinggi

C. Tabel Penelusuran Jurnal


Kata Kunci Scholar
Pengaruh air rebusan bawang putih 1 jurnal relevan
Pengaruh air rebusan bawang putih, 1 jJurnal relavan
menurunkan tekanan darah tinggi

Universitas Faletehan | 21
D. Critical Appraisal
No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)

1. Nama peneliti: Wisnatul Izzati, Fanny Luthfiani


Tahun: 2017
Tahun terbit jurnal: 2017
Judul penelitian: pengaruh pemberian air rebusan bawang putih
terhadap tekanan darah tinggi pada lansia hipertensi
Tujuan penelitian:
untuk mengetahui pengaruh air rebusan bawang putih terhadap
penurunan tekanan darah tinggi
Metode penelitian:
Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimen dengan
pendekatan onr group pretest posttest without control. Pada
rancangan penelitian ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol)
tetapi observasi dilakukan sebelum (pretest) perlakuan (pemberian
air rebusan bawang putih) dan sesudah (pretest), hal ini dilakukan
untuk melihat adanya perubahan-perubahan yang terjadi setelah
dilakukan eksperimen.
Hasil penelitian:
Hasil penelitian : rata-rata nilai tekanan darah (P=0,000) berbeda
bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi. Rata-rata nilai
tekanan darah (P=0,000) setelah intervensi bermakna secara
Universitas Faletehan | 22
signifikan. Terdapat pengaruh pemberian air rebusan bawang putih
terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja
puskesmas Tigo Baleh Bukittinggi. riwayat hipertensi untuk lebih
berhati hati menjaga pola hidup agar terhindar dari dari penyakit
hipertensi yang berlanjut dikemudian harinya
Pembahasan dan kesimpulan:
Adanya pengaruh air rebusan bawang putih terhadap tingkat
penurunan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada lansia.

Universitas Faletehan | 23
BAB III
KESIMPULAN

 Sebelum dilakukan pemberian air rebusan bawang putih dengan nilai mean untuk sistol yaitu 91,76 mmHg, dan nilai mean
untuk diastole yaitu 160mmHg. Dan setelah dilakukan pemberian air rebusan bawang putih dengan nilai mean untuk sistol
yaitu 72,94 mmHg, dan nilai mean untuk diastole yaitu 150 mmHg.
 Ada pengaruh air rebusan bawang putih terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia hipertensi.

Universitas Faletehan | 24
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara

Arikunto. Suharsimi. (2010) prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (Rev. ed.) Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes RI. 2010. Epidemologi Penyakit Hipertensi. http: //www.depkes.org. Diakses 12 November 2013.

Hernawan, U. E. & A. D. Setyawan, (2003). Buku Ajar Praktik Keperawatan klinis. Jakarta: Buku Kedokteran ECG

Imelda. M., (2013). Peranan Garlic (Bawang Putih) pada Pengelolaan Hipertensi. Jurnal 40 (10). Diakses tanggal 13 Maret 2017

Universitas Faletehan | 25

Anda mungkin juga menyukai