Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS PRAKTEK PROFESI

NERS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. S


DENGAN OSTEOARTHRITIS DI CILENGGANG
PUSKESMAS SERPPONG 01
TAHUN 2021

Disusun Oleh :
MEI ARIANI SETIAWAN
190510272

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS PRAKTEK PROFESI


NERS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. S
DENGAN OSTEOARTHRITIS DI CILENGGANG
PUSKESMAS SERPONG 01
TAHUN 2021

Laporan ini telah disetujui untuk dipertanggungjawabkan dihadapan pembimbing


materi dan pembimbing lapangan
Program studi ners (profesi) ilmu keperawatan
Sekolah tinggi ilmu kesehatan banten

Tangerang, Maret 2021

Pembimbing Materi Pembimbing Lapangan

( Royani S.Kp, M.Kep ) ( )


PENGKAJIAN FISIK KLIEN GERONTIK

1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/Umur : 08 Maret 1958/62 Tahun
Suku : Sunda
Alamat : Cilenggang Serpong
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Sekolah
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Pengkajian : 25 Februari 2021

2. Status Kesehatan Saat Ini


Klien mengatakan nyeri sendi di bagian kaki sebelah kanan
P : Klien mengatakan nyeri sendi disaat aktivitas berlebih
Q : Nyeri seperti panas kebas
R : Di bagian kaki sebelah kanan
S : Skala nyeri 5
T : Klien mengatakan nyeri hilang timbul

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Saat 2 tahun yang lalu, klien mengatakan pengapuran tulang atau nyeri sendi ini
mengakibatkan klien tidak bisa jalan sehingga ngesot saja jalannya.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang sama atau penyakit lainnya.

5. Tinjauan system
a. Keadaan umum
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 87x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,70C
b. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : bentuk kepala lonjong simetris, kulit kepala bersih, tidak ada luka,
pertumbuhan rambut baik, warna rambut hitam, tidak ada benjolan atau nyeri
tekan.
2. Mata : simetris, pupil isokor, reaksi terhadap cahaya baik, konjungtiva anemis,
sklera kuning, gerakan bola mata baik, fungsi penglihatana baik.
3. Hidung : lubang hidung tidak ada pembengkakan, mukosa kering, perdarahan
tidak ada, sekresi tidak ada, reaksi alergi tidak ada, tidak ada nyeri tekan
4. Mulut dan Tenggorokan
a. bibir dan mulut : tidak sianosis, mukosa lembab, tidak ada lesi
b. gigi dan gusi : karies ada, abeses tidak ada, warna lidah merah, bau nafas
tidak ada, sikat gigi 2x sehari
c. tenggorokan : luka tidak ada, uvula simestris, tonsil tidak ada peradangan
dan tidak ada pembesaran,
5. Telinga : bentuk telinga simetris, ukuran telinga sedang, serumen ada, benda
asing tidak ada, perdarahan tidak ada, ketajaman pendengaran normal, alat
bantu pendengaran tidak ada
6. Leher : tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, JVP
Vena jugularis tidak ada pembesaran
7. Kuku : Panjang dan kotor
8. Thoraks/Dada : Bentuk thorak normal, Tidak ada tanda-tanda kesulitan
bernapas, Retraksi otot bantu pernapasan tidak ada, tidak ada nyeri tekan,
perkusi thorak sonor, auskultasi suara napas vesikuler
9. Jantung : bunyi jantung normal lup-dub
10. Abdomen : bentuk abdomen datar, simetris, tidak ada benjolan/massa, tidak
ada nyeri tekan
11. Ekstremitas atas : pergerakan sendi normal, kekuatan otot normal, kelainan
ekstremitas tidak ada, tidak ada oedema, tidak ada sianosis, CRT <2 detik
12. Ekstremitas bawah : pergerakan sendi normal, kekuatan otot lemah, kelainan
ekstremitas ada (pengapuran sendi/tulang), tidak ada oedema, tidak ada
sianonis, CRT <2 detik.
6. PengkajianPsikososial
6.1 Psikososial :
Klien sering bersosialisasi dengan tetangganya karena klien sudah lama tinggal di
daerah tersebut, sikap klien pada tetangga nya baik dan sering ngobrol, harapan
klien bersosialisasi biar tidak bosan dan ada teman ngobrol, klien juga merasa puas
ngobrol bersama tetangga.
6.2 Identifikasi Masalah Emosional :
PERTANYAAN TAHAP 1
 Apakah klien mengalami sukar tidur? Klien mengatakan tidak mengalami
sukar tidur. Tidur siang dan malam nyenyak
 Apakah klien sering merasa gelisah? Klien mengatakan tidak merasa gelisah,
karena tenang ada anak yang mengurusinya serta cucunya
 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Klien mengatakan tidak
pernah murung atau menangis sendiri
 Apakah klien sering was-was atau kuatir? Klien mengatakan tidak pernah was-
was atau kuatir
Lanjutkan kepertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1
jawaban “ya”
PERTANYAAN TAHAP 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? ya
 Ada masalah atau banyak fikiran? tidak
 Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? tidak
 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? tidak
 Cenderung mengurung diri? tidak
Bila lebih dari satu atau sama dengan 1 jawaban “ya”

Klien menjawab pertanyaan tidak lebih dari satu, maka klien tidak ada
masalah emosional negatif (-)
6.3 Spiritual :
Klien mengatakan menjalankan sholat tepat 5 waktu dan klien sering
mengaji dirumah, klien mengatakan sudah pasrah jika kematian datang padanya,
klien hanya bisa mengamalkan pebuatan baik dan beribadah yang banyak, harapan
klien dengan penyakitnya yang sekarang hanya bisa berdoa agar sembuh nyeri
sendi nya.

7. Pengkajian Fungsional Klien


7.1 KATZ Indek :
Termasuk / Kategori manakah klien ?
 Mandiri kecuali mandi, berpakaian ke toilet berpindah dan satu fungsi yang
lain
Klien mengatakan makan sendiri tanpa dibantu, BAB dan BAK sendiri tanpa
dibantu tetapi hanya dalam pengawasan anaknya untuk jalan ke toiletnya,
menggunakan pakaian sendiri tanpa bantuan, pergi ke toilet sendiri hanya
diawasi saja, berpindah dan mandi sendiri pelan-pelan tetapi hanya diawasi
saja oleh anaknya.

7.2 Modifikasi dari bathel indek


Termasuk yang manakah klien?
N KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
O BANTUAN
1. Makan 5 Frekuensi :3x
10 Jumlah :
Jenis :sayuran,
wortel , sawi,
ikan
2. Minum 5 Frekuensi :5-6x
10 Jumlah : 600ml
Jenis : air putih,
energen, susu
3. Berpindah dari kursi roda 5-10
ketempat tidur, sebaliknya 15

4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi :2x


menyisir rambut, gosok 5
gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian, menyeka
tubuh, menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi : 2x
7. Jalan di permukaan datar 0 15
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) Frekuensi :1x
5 10 Konsistensi :
lembek
kekuningan
11. Kontrol bladder (BAK) Frekuensi :4x
5 10 Warna : kuning
jernih
12. Olahraga/latihan 10 Frekuensi :1x
5 Jenis : jalan pagi
kedepan rumah
13. Rekreasi/pemanfaatan Frekuensi :2x
waktu luang 5 10 Jenis : menonton
tv, jalan pagi
kedepan gang
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
Hasil bathel indek klien jumlah 70 (Ketergantungan sebagian)

8. Pengkajian Status Mental Gerontik


8.1 Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan short
portable mental status questioner (SPMSQ)
Intruksi :
 Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
 Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


 01 Tanggal berapa hari ini
 02 Hari apa sekarang ini
 03 Apa nama tempat ini
 04 Dimana alamat anda
 05 Berapa umur anda
 06 Kapan anda lahir? ( minimal tahun lahir)
 07 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
 09 Siapa nama ibu anda
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun
=6 =4

Score total = Salah 4


Benar 6

Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
d. Salah 7-10 : kerusakan intelektual berat

8.2 Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE
( Mini Mental Status Exam)
 Orientasi
 Registrasi
 Perhatian
 Kalkulasi
 Mengingat kembali
 Bahasa

NO ASPEK NILAI NILA KRITERIA


KOGNIT MAKS I
IF
1. Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar
 Tahun (2021)
 Musim (panas)
 Tanggal (tidak tahu)
 Hari (kamis)
 Bulan (februari)
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada?
 Negara (Indonesia)
 Provinsi (Tangerang selatan)
 Kota (Banten)
 PSTW
 WISMA
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan
masing-masing obyek. Kemudian
tanyakan kepada klien ketiga obyek
tadi (untukdisebutkan)
 Obyek (pulpen)
 Obyey (kertas)
 Obyek (kerudung)
3. Perhatian 5 1 Minta klien untuk memulai dari angka
kalkulasi 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat.
 93 (93 = benar)
 86 (83 = salah)
 79 (75 = salah)
 72 (70 = salah)
 65 (50 = salah)
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada No.2 (registrasi) tadi. Bila
benar 1 point untuk masing-masing
obyek.
5. Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien
 (kursi) benar
 (meja) benar
Minta klien untuk mengulangi kata
berikut:
“tak ada jika, dan atau, tetapi”. Bila
benar, nilai satu point.
 Pertanyaan benar 2 buah :tak
ada jika, dan atau, tetapi.
(benar)
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas di tangan anda, lipat dua
dan taruh di lantai”
 Ambil kertas di tangan anda
(benar)
 Lipat dua (benar)
 Taruh di lantai (benar)
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bola aktivitas sesuai perintah
nilai point 1)
 “tutup mata anda” (benar)
Perintahkan pada klien untuk menulis
satu kalimat dan menyalin gambar
 Tulis satu kalimat (menulis
nama pasien “SAWATI”)
 Menyalin gambar (tidak bisa
menyalin gambar)
Tota Nilai 24

Interpretasi hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
 Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

9. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK KLIEN LANSIA (TINNETI,ME,DAN


GINTER,SF, 1998)
Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam bergerak, dari kedua
komponen tersebut dibagi lagi dalam beberapa gerakan yang perlu di observasi oleh
perawat. Kedua komponen tersebut adalah :
a. Perubahan posisi atau keseimbangan
Bernilai 0 jika klien tidak menunjukkan komponen dibawah ini, atau berinilai 1 jika
klien menunjukkan salah satu dari kondisi dibawah ini :
 Bangun dari kursi (dimasukan dalam analisis)*
Tidak bangun dari duduk dengan satu gerakan, tetapi mendorong tubuh keatas
dengan tangan atau bergerak kebagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil
pada saat pertama kali berdiri. (nilai=1)
 Duduk ke kursi (dimasukkan kedalam analisis)
Menjatuhkan-diri kekursi, tidak duduk ditengah kursi
keterangan : (*) kursi yang keras tanpa lengan (nilai=0)
 Menahan dorongan pada sternum (pemeriksaan mendorong sternum
perlahan-lahan sebanyak 3 kali)
Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya (nilai=1)
 Mata tertutup
Lakukan pemeriksaan sama seperti diatas tapi klien disuruh menutup mata
(periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan untuk
keseimbangannya) (nilai=1)
 Perputaran leher
Menggerakan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya, kelelahan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil.
(nilai=0)
 Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya
sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu
untuk dukungan (nilai=0)
 Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil obyek-obyek kecil (misl
pulpen) dari lantai, memegang obyek untuk bias berdiri lagi, memerlukan
usaha-usaha multiple untuk bangun (nilai=0)

b. Komponen gaya berjalan atau gerakan


Berinilai 0 jika klien menunjukkan kondisi dibawah ini, atau berinilai 1 jika klien
menunjukkan salah satu dari kondisi dibawah ini :
 Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan (nilai=0)
 Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm) (nilai=1)
 Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping klien)
Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, memulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai (nilai=1)
 Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari dari
samping klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus,bergelombang dari sisi ke sisi
(nilai=1)
 Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari
belakang klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus,bergelombang dari sisi kesisi (nilai=1)
 Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang, memegang
obyek untuk dukungan (nilai=1)
Jumlah nilai = 8 (Risiko jatuh sedang)
Intervensi hasil :
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, dan dapat di interpretasikan sebagai
berikut :
 0-5 : Risiko jatuh rendah
 6-10 : Risiko jatuh sedang
 11-15 : Risiko jatuh tinggi

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS Inflamasi sendi Nyeri akut

 Ny.S mengatakan nyeri
Merangsang pelepasan
sendi pada kaki sebelah mediator kimia
(bradikinin,
kanan. prostaglandin, histamin)
 Ny.S mengatakan nyeri ↓
Merangsang reseptor
sendi pada kaki sebelah nyeri
kanan nya sudah 2 tahun. ↓
Medulla spinalis
DO

 P : Klien mengatakan Thalamus

nyeri sendi disaat Korteks serebri
aktivitas berlebih ↓
Nyeri dipersepsikan
Q : Nyeri seperti panas ↓
kebas Nyeri akut
R : Di bagian kaki
sebelah kanan
S : Skala nyeri 5
T : Klien mengatakan
nyeri hilang timbul
 Tekanan Darah : 120/80
mmHg
Nadi : 87x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,70C
2. DS: Perubahan komponen Gangguan
 Ny.S mengatakan tidak sendi
mobilitas fisik
bisa aktivitas berat ↓
karena nyeri sendi Perubahan fungsi sendi

 Ny. S mengatakan Deformitas sendi
diawasi oleh anaknya ↓
jika ingin mandi serta ke Sulit bergerak
toilet. ↓
Gangguan mobilitas fisik
DO:
 Ny.S hanya duduk,
menonton tv,
 Ny.S jalan pelan-pelan
terbata-bata diawasi oleh
anaknya dan memegang
tembok
 Kekuatan otot
ekstremitas bawah dextra
lemah
3. DS: Faktor Usia Lanjut Risiko jatuh
 Ny. S mengatakan kalo ↓
jalan berpegangan Riwayat jatuh
tembok ↓
 Ny. S mengatakan dulu Pengeluaran enzim
pernah jatoh dan jalannya lisosom

mengesot
Kerusakan matrik
DO: kartilago
 Ny.S jalan terbata-bata ↓
 Ny.S nyeri sendi Penebalan tulang sendi

 Ny.S usia lanjut 62 tahun Penyempitan rongga
sendi

Penurunan kekuatan
aktivitas

Risiko jatuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (inflamasi) = (D.0077)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan nyeri = (D.0054)
3. Risiko jatuh berhubungan dengan riwayat jatuh = (D.0143)

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1 D.0077 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
Nyeri akut berhubungan selama 3x24 jam Observasi
1. Identifikasi lokasi,
dengan agen pencedera diharapkan klien berkurang karakteristik, durasi,
fisik (inflamasi). nyeri dapat teratasi dengan frekuensi, kualitas,
kriteria hasil: intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
DS Kontrol Nyeri (L.08063) 3. Identifikasi respons nyeri
 Ny.S mengatakan 1. Melaporkan nyeri non verbal
nyeri sendi pada kaki terkontrol meningkat 4. Identifikasi factor yang
memperberat dan
sebelah kanan. (5)
memperingan nyeri
 Ny.S mengatakan 2. Kemampuan 5. Identifikasi pengetahuan
nyeri sendi pada kaki mengenali onset nyeri dan keyakinan tentang
nyeri
sebelah kanan nya meningkat (5)
6. Identifikasi pengaruh
sudah 2 tahun. 3. Kemampuan budaya terhadap respon
DO mengenali penyebab nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri
 P : Klien nyeri meningkat (5) pada kualitas hidup
mengatakan nyeri 4. Kemampuan 8. Monitor keberhasilan
terapi komplamenteryang
sendi disaat aktivitas menggunakan teknik
sudah diberikan
berlebih non-farmakologis 9. Monitor efek samping
Q : Nyeri seperti menurun (1) penggunaan analgetik
Terapeutik
panas kebas 5. Dukungan orang 10. Berikan teknik
R : Di bagian kaki terdekat meningkat (5) nonfarmakologis untuk
sebelah kanan 6. Keluhan nyeri mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat)
S : Skala nyeri 5 menurun (5)
11. Control lingkungan yang
T : Klien mengatakan 7. Penggunakan analgesik memperberat rasa nyeri
nyeri hilang timbul menurun (5) (suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Tekanan Darah :
12. Fasilitasi istirahat dan tidur
120/80 mmHg 13. Pertimbangkan je is dan
Nadi : 87x/menit sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
RR: 20x/menit
meredakan nyeri
Suhu: 36,70C Edukasi
14. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
15. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor nyeri
secara tepat
17. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
18. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 D.0054 Setelah dilakukan tindakan Teknik latihan penguatan
sendi (I.05185)
Gangguan mobilitas keperawatan selama 3x24
Observasi
fisik berhungan jam diharapkan klien bisa 1. Identifikasi keterbatasan
fungsi dan gerak sendi
dengan nyeri. mobilitas fisik dengan baik
2. Monitor lokasi dan sifat
dengan kriteria hasil: ketidaknyamanan atau rasa
sakit selama
DS: Mobilitas fisik (L.05042)
gerakan/aktivitas
 Ny.S mengatakan 1. Pergerakan ekstremitas Terapeutik
3. Lakukan pengendalian
tidak bisa aktivitas meningkat (5)
nyeri sebelum memulai
berat karena nyeri 2. Kekuatan otot latihan
sendi meningkat (5) 4. Berikan posisi tubuh
optimal untuk gerakan
 Ny. S mengatakan 3. Rentang gerak (ROM)
sendi pasif atau aktif
diawasi oleh anaknya meningkat (5) 5. Fasilitasi menyusun jadwal
latihan rentang gerak aktif
jika ingin mandi serta 4. Nyeri menurun (5)
maupun pasif
ke toilet. 5. Kecemasan menurun (5) 6. Fasilitasi gerak sendi
teratur dalam batas-batas
DO: 6. Kaku sendi menurun (5)
rasa sakit, ketahanan, dan
 Ny.S hanya duduk, 7. Gerakan tidak mobilitas sendi
Edukasi
menonton tv, terkoordinasi menurun
7. Jelaskan kepada
 Ny.S jalan pelan- (5) pasien/keluarga tujuan dan
rencanakan latihan
pelan terbata-bata 8. Gerakan terbatas
bersama
diawasi oleh anaknya menurun (5) 8. Anjurkan duduk di tempat
tidur, di sisi tempat
dan memegang 9. Kelemahan fisik
(menjuntai), atau di kursi,
tembok menurun (5) sesuai toleransi
9. Anjurkan
 Kekuatan otot memvisualisasikan gerak
ekstremitas bawah tubuh sebelum memulai
gerakan
dextra lemah 10. Anjurkan ambulasi, sesuai
toleransi
Kolaborasi
11. Kolaborasi dengan
fisioterapi dalam
mengembangkan dan
melaksanakan program
latihan

3 D.0143 Setelah diberikan asuhan Pencegahan Jatuh (I.14540)


Observasi
Risiko jatuh keperawatan selama 3x24
1. Identifikasi risiko jatuh
berhubungan dengan jam, risiko jatuh dapat setidaknya sekali setiap shift
atau sesuai dengan
riwayat jatuh dihindari dengan kriteria
kebijakan institusi
hasil : 2. Identifikasi faktor
lingkungan yang
DS : Tingkat Jatuh (L14138)
meningkatkan risiko jatuh
 Ny. S mengatakan 1. Jatuh dari tempat tidur (lantai licin, penerangan
kalo jalan kurang)
menurun (1)
berpegangan tembok 3. Hitung risiko jatuh dengsn
2. Jatuh saat berdiri menggunakan skala (Fall
 Ny. S mengatakan morse scale, humpty
dulu pernah jatoh dan menurun (1)
dumpty scale), jika perlu
jalannya mengesot 3. Jatuh saat duduk 4. Monitor kemampuan
DO: berpindah dari tempat tidur
menurun (1)
 Ny.S jalan terbata-bata ke kursi roda dan sebaliknya
 Ny.S nyeri sendi 4. Jatuh saat berjalan Terapeutik
5. Orientasikan ruangan pada
 Ny.S usia lanjut 62 menurun (1)
pasien dan keluarga
tahun 5. Jatuh saat dipindahkan 6. Pastikan roda tempat tidur
dan kursi roda selalu dalam
menurun (1)
kondisi terkunci
6. Jatuh saat naik tangga 7. Pasang handrail tempat tidur
8. Atur tempat tidur mekanis
menurun (1)
pada posisi terendah
7. Jatuh saat di kamar 9. Tempatkan pasien beresiko
tinggi jatuh dekat dengan
mandi menurun (1)
pantauan perawat dari nurse
8. Jatuh saat station
10. Gunakan alat bantu berjalan
membungkuk menurun
11. Dekatkan bel pemanggil
(1) dalam jangkauan pasien
Edukasi
12. Anjurkan memanggil
perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
13. Anjurkan menggunakan
alas kaki yang tidak licin
14. Anjurkan melebarkan jarak
kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
15. Ajarkan cara menggunakan
bel pemanggil untuk
memanggil perawat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Tanggal/
Dx Implementasi Evaluasi Paraf
Waktu
1 06/03/2021 Observasi 06/03/2021
(09:40) 1. Mengidentifikasi lokasi, (10:10)
karakteristik, durasi, S:
frekuensi, kualitas, intensitas Klien mengatakan nyerinya (Mei)
nyeri berkurang setelah diberikan
kompres hangat
Ef/ P : Klien mengatakan nyeri
O:
sendi disaat aktivitas Skalanya nyeri 2
Klien tampak lebih rileks
berlebih
A:
Q : Nyeri seperti panas kebas Masalah teratasi
P:
R : Di bagian kaki sebelah
Hentikan intervensi
kanan
T : Klien mengatakan
nyerinya hilang timbul
2. Mengidentifikasi skala nyeri
Ef/ Klien mengatakan skala
(09:43) nyerinya 5
3. Mengidentifikasi respons
nyeri non verbal
(09:45) Ef/ Klien tampak gelisah saat
disuruh berjalan
4. Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan
(09:48) memperingan nyeri
Ef/ Klien mengatakan nyeri
bertambah berat saat terlalu
banyak beraktivitas
5. Mengidentifikasi
pengetahuan dan keyakinan
(09:50) tentang nyeri
Ef/ Klien mengatakan nyeri di
lututnya karna faktor usia
6. Mengidentifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
(09:52) Ef/ Klien mengatakan semenjak
lututnya nyeri aktivitasnya
jadi terganggu
Terapeutik
7. Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
(09:55) mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat)
Ef/ Klien mengatakan nyerinya
sudah berkurang
Edukasi
8. Menjelaskan penyebab,
(10:00) periode, dan pemicu nyeri
Ef/ Klien tampak mengerti
9. Mengajarkan teknik
(10:05) nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Ef/ Klien tampak kooperatif

2 06/03/2021 Observasi 06/03/2021


(10:18) 1. Mengidentifikasi (10:38)
keterbatasan fungsi dan S:
gerak sendi Klien mengatakan menjadi (Mei)
Ef/ Klien mengatakan setiap lebih enakan dan rileks
bangun tidur harus perlahan setelah melakukan latihan
miring lalu duduk sebentar ROM
agar bisa berdiri O:
(10:20)
2. Memonitor lokasi dan sifat Klien tampak lebih nyaman
ketidaknyamanan atau rasa A:
sakit selama Masalah teratasi
gerakan/aktivitas P:
Ef/ Klien mengatakan nyeri di Hentikan intervensi
kaki sebelah kanan
(10:23) Terapeutik
3. Melakukan pengendalian
nyeri sebelum memulai
latihan
Ef/ Klien mengatakan nyerinya
berkurang setelah diberikan
kompres hangat
(10:28) 4. Memberikan posisi tubuh
optimal untuk gerakan sendi
pasif atau aktif
Ef/ Klien diberikan posisi duduk
(10:30) 5. Memfasilitasi menyusun
jadwal latihan rentang gerak
aktif
Ef/ Klien tampak mengerti saat
diberikan jadwal latihan
(10:32) setiap pagi
6. Memfasilitasi gerak sendi
teratur dalam batas-batas rasa
sakit, ketahanan, dan
mobilitas sendi
Ef/ Klien mengikuti setiap
gerakan
(10:34) Edukasi
7. Menjelaskan kepada
pasien/keluarga tujuan dan
rencanakan latihan bersama
Ef/ Klien dan keluarga tampak
(10:35) mengerti
8. Menganjurkan duduk di
tempat tidur, di sisi tempat
(menjuntai), atau di kursi,
sesuai toleransi
Ef/ Klien tampak mengerti
3 06/03/2021 Observasi 06/03/2021
(10:40) 1. Mengidentifikasi faktor (10:55)
lingkungan yang S:
meningkatkan risiko jatuh Klien mengatakan sudah (Mei)
(lantai licin, penerangan mengerti dengan apa yang
kurang) diberitahukan tentang
Ef/ Lantai rumah klien tampak mencegah terjadinya risiko
licin jatuh
Edukasi O:
2. Menganjurkan memanggil Klien tampak mengerti
(10:45)
keluarga jika membutuhkan A:
bantuan untuk berpindah Masalah teratasi
Ef/ Klien tampak mengerti P:
3. Menganjurkan menggunakan Hentikan intervensi
(10:48) alas kaki yang tidak licin
Ef/ Klien tampak mengerti
(10:50) 4. Menganjurkan melebarkan
jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan
saat berdiri
Ef/ Klien tampak mengerti

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/
No Catatan Perkembangan Paraf
jam
1. 06/03/21 S : klien mengatakan nyeri sudah berkurang Mei
O : Skalanya nyeri 2
Klien tampak lebih rileks
A : Kode: (D.0077) masalah nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik (inflamasi) sudah teratasi.
P : Intervensi dihentikan
I:-
E:
S : klien mengatakan nyeri sudah berkurang
11:00 O : Skalanya nyeri 2
Klien tampak lebih rileks
A : Kode: (0077) masalah nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik (inflamasi) sudah teratasi.
P : Hentikan intervensi
R:-
2. 06/03/21 S : Klien mengatakan menjadi lebih enakan dan rileks setelah Mei
melakukan latihan ROM
O : klien tampak lebih nyaman
A : Kode: (D.0054) masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I:-
E:
11:10 S : klien mengatakan menjadi lebih enakan dan rileks setelah
melakukan latihan ROM
O : klien tampak lebih nyaman
A : Kode: (D.0054) masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
R:-
3. 06/03/21 S : klien mengatakan sudah mengerti dengan apa yang diberitahukan Mei
tentang mencegah terjadinya risiko
O : klien tampak mengerti
A : Kode : (D.0143) masalah risiko jatuh berhubungan dengan riwayat
jatuh sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I:-
E:
S: klien mengatakan sudah mengerti dengan apa yang
diberitahukan tentang mencegah terjadinya risiko
O: klien tampak mengerti
11:20 A: Kode : (D.0143) masalah risiko jatuh berhubungan dengan
riwayat jatuh sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
R:-
STRATEGI PELAKSANAAN
KOMPRES HANGAT

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1)


A. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan nyeri sendi di bagian kaki sebelah kanan
DO :
P : Klien mengatakan nyeri sendi
Q : Nyeri seperti panas kebas
R : Di bagian kaki sebelah kanan
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri jika aktivitas berat, hingga 3-5 menit dan jika aktivitas berat suka kambuh
B. Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
(inflamasi)
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi keluhan klien
2. Melakukan interaksi dengan klien menggunakan sikap dan teknik terapeutik
3. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien
4. Memberikan rasa nyaman pada klien.
D. Tindakan Keperawatan
1. Pantau tanda-tanda vital klien
2. Berikan posisi yang nyaman
3. Berikan kompres hangat
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu S, bagaimana kabarnya? masih ingat dengan saya? Saya perawat
mei yang akan merawat ibu hari ini”.
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah semalam tidurnya nyenyak?
Bagaimana kakinya masih nyeri?”
c. Kontrak
“Karena kakinya masih nyeri, bagaimana kalau saya ajarkan dan lakukan kompres
hangat, mungkin keluarga yang menunggu dapat belajar juga, sebentar saja saya
jelaskan baru saya lakukan kompres hangat”
2. Kerja
“Sebelum saya ajarkan dan lakukan kompres hangat, saya akan jelaskan tujuan dan
manfaat tindakan ini”
“Tujuan kompres hangat adalah memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit,
memberikan rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien”
“Alat yang digunakan adalah baskom berisi air hangat, dan 1 handuk kecil”
“Caranya pertama, ibu akan saya posisikan nyaman terlebih dahulu, setelah itu
kompres hangat dari air hangat yang sudah disiapkanya”
“Bagaimana sudah siap bu?”
“Mari saya posisikan yang nyaman, handuk yang sudah dibilas air hangat saya
letakkan kaki bagian nyeri ya bu?”
“Kompres hangat bias ibu ulang bila handuk yang dikompres sudah dingin atau bila
sudah lebih baik kompres bias dihentikan…”
“Sejauh ini, apa yang ibu rasakan? Apakah ibu lebih nyaman?
“Apakah ibu ada pertanyaan?”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif:
“Bagaimana perasaan ibu setelah dikompres air hangat? Bisa ibu sebutkan
persiapan dan cara melakukannya?”
Evaluasi objektif:
Menunjukkan lebih nyaman, lebih rileks
b. Tindak lanjut klien
“Wah… ibu hebat bias menyebutkan dengan sempurna”
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat)
“Karena saya merasa ibu sudah merasa lebih baik, saya sudahi dulu yaa bu..nanti
saya akan datang kembali untuk mengecek kondisi kaki kanan pada jam 1 siang,
disini yaa untuk mengobservasi kembali”

SOP KOMPRES HANGAT

1. PENGERTIAN Kompres hangat adalah memberikan rasa


hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan.
2. TUJUAN 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan
tenang pada klien
3. INDIKASI 1. Klien hipertermi (suhu tubuh yang
tinggi)
2. Klien dengan perut kembung.
3. Klien yang mempunyai penyakit
peradangan, seperti radang persendian.
4. Spasme otot.
5. Adanya abses.
4. KONTRAINDIKASI 1. Trauma 12-24 jam pertama
2. Perdarahan/edema
3. Gangguan vascular
4. Pleuritis

5. PERSIAPAN PASIEN 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan


identifikasi pasien dengan memeriksa
identitas pasien secara cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan. Berikan kesempatan
kepada pasien untuk bertanya dan jawab
seluruh pertanyaan pasien.
3. Atur posisi pasien sehingga merasakan
aman dan nyaman.
6. PERSIAPAN ALAT: 1. Air panas
2. Washlap
3. Sarung tangan
4. Handuk kering
7 CARA KERJA:
. 1. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman
3. Cek alat-alat yang akan digunakan
4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur
5. Posisikan pasien senyaman mungin
6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
7. Periksa TTV pasien sebelum memulai backrub (terutama nadi dan tekanan
darah)
8. Kebersihan alat diperhatikan
9. Kompres hangat diletakkan di bagian tubuh yang memerlukan (dahi, aksila,
lipat paha).
10. Minta pasien untuk mengungkapkan ketidaknyamanan saat dilakukan
kompres.
11. Pengompresan dihentikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
12. Kaji kembali kondisi kulit disekitar pengompresan, hentikan tindakan jika
ditemukan tanda-tanda kemerahan.
13. Rapikan pasien ke posisi semula
14. Beri tahu bahwa tindakan sudah selesai
15. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan lepas sarung tangan
16. Kaji respon pasien (respon subjektif dan objektif)
17. Berikan reinforcement positif pada pasien
18. Buat kontrak pertemuan selanjutnya
19. Akhiri kegiatan dengan baik
HASIL:
Dokumentasikan nama tindakan/tanggal/jam tindakan, hasil yang diperoleh,
respon pasien selama tindakan, nama dan paraf perawat

STRATEGI PELAKSANAAN
RANGE OF MOTION EKSTREMITAS BAWAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1)


F. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan Ny.S mengatakan tidak bisa aktivitas berat karena nyeri sendi
- Ny. S mengatakan diawasi oleh anaknya jika ingin mandi serta ke toilet.
DO :
- Ny.S hanya duduk, menonton tv,
- Ny.S jalan pelan-pelan terbata-bata diawasi oleh anaknya dan memegang tembok
- Kekuatan otot ekstremitas bawah dextra lemah
G. Diagnosa Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan nyeri
H. Tujuan
5. Mengidentifikasi keluhan klien
6. Melakukan interaksi dengan klien menggunakan sikap dan teknik terapeutik
7. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien
8. Memberikan rasa nyaman pada klien.
I. Tindakan Keperawatan
4. Dukungan mobilisasi
5. Berikan posisi yang nyaman
6. Berikan ROM ekstremitas bawah
J. Strategi Pelaksanaan
4. Orientasi
d. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu S, bagaimana kabarnya? masih ingat dengan saya? Saya perawat
mei yang akan merawat ibu hari ini”.
e. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah semalam tidurnya nyenyak?
Bagaimana kakinya masih sulit digerakan?”
f. Kontrak
“Karena kakinya masih sulit digerakan, bagaimana kalau saya ajarkan dan lakukan
range of motion atau menggerakan sendi pada kaki ibu , mungkin keluarga yang
menunggu dapat belajar juga, sebentar saja saya jelaskan baru saya lakukan range
of motion”
5. Kerja
“Sebelum saya ajarkan dan lakukan range of motion, saya akan jelaskan tujuan dan
manfaat tindakan ini”
“Tujuan range of motion adalah Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi serta
meningkatkan vaskularisasi pada klien”
“Alat yang digunakan adalah Penghangat/WWZ dan sarungnya”
“Caranya pertama, ibu akan saya posisikan nyaman terlebih dahulu, setelah itu kita
gerakkan kaki nya sesuai tahap yang saya instruksikan”
“Bagaimana sudah siap bu?”
“Mari saya posisikan yang nyaman, seperti ini duduk nyaman tidak bu?”
“pertama mulai dari Panggul: Menggerakkan kaki (Abduksi – Adduksi),
Menggerakkan kaki (Fleksi – Ekstensi), Menggerakkan kaki (Hiperekstensi – posisi
Anatomi), Rotasi (keluar – kedalam), lalu kita lanjutkan ke tahap kedua : Lutut:
Menggerakkan lengan bawah (Fleksi – Ekstensi), sekarang tahap terakhir Pergelangan
kaki: Menggerakkan (Dorsal Fleksi – Ekstensi), Menggerakkan (Supinasi – Pronasi)
…”
“Sejauh ini, apa yang ibu rasakan? Apakah ibu lebih nyaman?
“Apakah ibu ada pertanyaan?”
6. Terminasi
d. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif:
“Bagaimana perasaan ibu setelah dilakukan range of motion atau penggerakan
pada kaki ? Bisa ibu sebutkan persiapan dan cara melakukannya?”
Evaluasi objektif:
Menunjukkan lebih nyaman, lebih rileks
e. Tindak lanjut klien
“Wah… ibu hebat bias menyebutkan dengan sempurna”
f. Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat)
“Karena saya merasa ibu sudah merasa lebih baik, saya sudahi dulu yaa bu..nanti
saya akan dating kembali untuk mengecek kondisi kaki kanan pada jam 1 siang,
disini yaa untuk mengobservasi kembali”

SOP RANGE OF MOTION


EKSTREMITAS BAWAH

STANDAR
OPERASIONAL  ROM EKSTREMITAS BAWAH
PROSEDUR
PENGERTIAN Menggerakkan sendi ekstremitas bawah secara aktif atau pasif
1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
TUJUAN 2. Meningkatkan vaskularisasi

KEBIJAKAN Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi


PETUGAS Perawat
PERALATAN Penghangat/WWZ dan sarungnya
PROSEDUR 1. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAAN 1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Menghangatkan sendi yang akan dilatih selama
3. Melatih sendi-sendi secar bergantian:
a. Panggul:
1. Menggerakkan kaki Abduksi – Adduksi
2. Menggerakkan kaki Fleksi – Ekstensi
3. Menggerakkan kaki Hiperekstensi – posisi
Anatomi
4. Rotasi keluar – kedalam
b. Lutut: Menggerakkan lengan bawah Fleksi – Ekstensi
c. Pergelangan kaki:
1. Menggerakkan Dorsal Fleksi – Ekstensi
2. Menggerakkan Supinasi – Pronasi
4. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pencegahan Jatuh Pada Lansia


Sasaran : Klien Lansia
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Maret 2021
Tempat : Rumah Klien (Cilenggang)
Waktu : 10:45 WIB - selesai
Penyuluh : Mei Ariani Setiawan

A. Latar Belakang
Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut
usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan bahkan
kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya diri sehingga
mereka membatasi aktivitasnya sehari-hari yang menyebabkan menurunnya mutu
kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga berpengaruh pada anggota
keluarganya.
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut seperti gangguan gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta
faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda,
penglihatan kurang karena cahaya kurang terang, dan sebagainya.
Pencegahan jatuh pada lansia harus diperhatikan oleh semua pihak yaitu
keluarga, penjaga bayaran, perawat di rumah sakit dan juga pihak-pihak yang
menentukan keputusan bagi pembangunan rumah sakit. Keluarga merupakan support
system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Keluarga memegang
peranan penting dalam perawatan terhadap lansia oleh sebab itu keluarga harus memiliki
pengetahuan mengenai faktor risiko jatuh pada lansia (Maryam, 2009). Perawat dan
pihak rumah sakit atau panti jompo harus menunjang fasilitas dengan pengawasan penuh
akan aktivitas masing- masing lansia yang dirawat dan juga pemenuhan fasilitas yang
aman di daerah yang memungkinkan untuk terjadinya kejadian jatuh.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan lansia A
dapat mengerti dan memahami mengenai pencegahan jatuh.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan lansia A dapat:
1) Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian jatuh
2) Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab jatuh
3) Mengetahui dan mampu menyebutkan cara pencegahan jatuh
C. Sasaran
Sasaran penyuluhan akan diberikan kepada: Klien lansia A.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahapan Kegiatan Kegiatan Peserta Metode Media
dan Waktu Penyuluhan
Pembukaan 1. Membuka 1. Menjawab salam Ceramah
(5 menit) dengan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalk 3. Memperhatikan
an diri. 4. Menjawab
3. Menjelaskan pertanyaan
maksud dan
tujuan
penyuluhan.
4. Melakukan
kontrak.
5. Menanyakan
kepada peserta
tentang materi
yang akan
disampaikan.
Penyajian 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Ceramah, Leaflet
Materi (15 definisi luka memberikan tanya jawab
menit) operasi tanggapan dan
2. Mampu pertanyaan
menjelaskan mengenai hal
factor yang yang kurang
mempengaruhi dimengerti
penyembuhan 2. Memberikan
luka pemaparan dan
3. Mampu penjelasan dengan
menjelaskan baik
cara merawat
luka post
operasi
dirumah
4. Mampu
menjelaskan
apa saja
makanan yang
baik untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
luka post
operasi
5. Memberikan
kesempatan
bertanya
6. Menjawab
pertanyaan
Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab Ceramah, Leaflet
(10 menit) pengetahuan pertanyaan tanya jawab
pada peserta 2. Memberikan
setelah tanggapan baik
dilakukan
penyuluhan
2. Menyimpulkan
hasil kegiatan
penyuluhan
3. Menutup
kegiatan
dengan salam

G. Evaluasi
1. Proses
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
e. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
g. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
2. Hasil
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan
memahami tentang definisi jatuh, penyebab jatuh, pencegahan jatuh, dan menolong
lansia yang jatuh.
MATERI RISIKO JATUH

A. Definisi Jatuh
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau tempat yang lebih
rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996).
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan
dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata tersandung benda-
benda, penglihatan kurang terang dan sebagainya.
Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang mempercepat patah
tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD)
rendah. Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko patah tulang. Jatuh adalah
penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan berkaitan dengan meningkatnya risiko
yang berarti terhadap berbagai patah tulang meliputi punggung, pergelangan tangan,
pinggul, lengan bagian atas.
Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan harus
meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola gerakan yang
beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat meningkatkan massa tulang
sehingga tulang lebih padat dan dapat menurunkan risiko jatuh.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh dan
meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkan oleh
American Geriatrics Society, British Geriatrics Society, dan American Academy of
Orthopedi Surgeons pada pencegahan jatuh meliputi beberapa rekomendasi untuk orang
tua (AGS et al, 2001).

B. Faktor – Faktor Lingkungan yang Sering Dihubungan dengan Kecelakaan pada


Lansia
Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
1. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai
penyakit seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh, Parkinson
yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang menyebabkan lansia
tidak terlalu perhatian saat berjalan. Gangguan penglihatan pun seperti misalnya
katarak meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan
menyebabkan syncope yang sering meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Jatuh dapat
juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare, demam, asupan
cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan.
2. Faktor Ekstrinsik
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di
lantai, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat
berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, licin atau
menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya,
dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser, lantai licin atau basah,
penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak
tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.

C. Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat menyebabkan
jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita,
pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan
visual, ataupun faktor lingkungan.
Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua:

D. Prinsip-prinsip dalam Perawatan Luka


1. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan
kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan fisik juga bisa mengurangi
kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan
tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
2. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya:
a. Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
b. Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan
c. Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif
dan tranquilisers
d. Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi
klinis kuat
e. Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
3. Modifikasi lingkungan
a. Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari
pusing akibat suhu.
b. Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam
jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
c. Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
d. Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
e. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
f. Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk
daerah tangga.
g. Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa
untuk melintas.
h. Gunakan lantai atau keramik yang tidak licin.
i. Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung.
j. Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar
mandi.
4. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya:
a. Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
b. Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
c. Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
d. Hindari olahraga berlebihan.
5. Alas Kaki
a. Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
b. Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
c. Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan
d. Pakai sepatu yang antislip
6. Alat Bantu Jalan

a. Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan


untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya.
Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan,
namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh
untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu
penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual.
b. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan
obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan
alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika
hanya satu ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane.
Pemilihan tipe cane yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi
yang menunjang berat badan. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang
paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka
pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat
badan.
DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of nursing: Human
health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts, process, and
practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK Unud.
Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing: The art & Science of
nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai