A. LATAR BELAKANG
Kanker sangat menakutkan bagi penderita dan mempengaruhi kondisi psikologis karena
penderita harus berhadapan dengan masalah kesehatan dan stress emosional dalam hidupnya
(Pusat Data dan Informasi, 2015).
Kanker payudara adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Selain itu kanker payudara (carcinoma mamae) didefinisikan sebagai penyakit neoplasma yang
ganas yang berasal dari Parenchym
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Setiap tahun lebih dari 250,000
kasus baru kanker payudara terdiagnosis di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat.
Tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta jiwa wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000
meninggal karenanya (Pharmaceuticals, 2010).
Di Indonesia kanker payudara menjadi lebih besar, karena lebih dari 70% penderita datang pada
stadium lanjut (Saryono & Roischa, 2009)
Kanker payudara menimbulkan berbagai macam gejala psikologis sebagai akibat perubahan
bentuk tubuh, ketidakpastian tentang masa depan, kekambuhan serta dampak pengobatan kanker
payudara.
Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri
berupa perubahan dalam citra tubuh, mempengaruhi identitas dan harga diri, menganggu peran.
Salah satunya termasuk kondisi kanker payudara yang menimbulkan berbagai perubahan dalam
proses kehidupan individu. Mereka cenderung menghadapi realita, menghindari menyangkal
berlebihan, tetap fleksibel, menerima dukungan, tetap berharap dan optimis serta mempunyai
semangat untuk hidup (Black & Hawks, 2014). Pada penderita yang kurang dukungan sosial
keluarga akan memiliki koping yang tidak efektif sehingga penderita akan mudah pesimis dan
merasa tidak ada harapan untuk hidup (Black & Hawks, 2014)
Sehingga membuat gangguan konsep diri pada pasien. Konsep diri merupakan representasi fisik
seorang individu yang terorganisasi dari persepsi dan pengalaman. Komponen konsep diri terdiri
dari citra tubuh, ideal diri, harga diri, identitas diri dan peran diri. Selye (1956) dalam Potter.
Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi,
intelektual, sosial dan spiritual. Termasuk didalammya adalah persepsi individu tentang sifat dan
potensi yang dimilkinya, interaksi individu dengan orang lain maupun lingkungannya, nilai-nilai
yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan, dan keinginannya.
Komponen dari konsep diri adalah gambaran diri (body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self
esteem), peran diri (self role), dan identitas diri (self identity) (Sunaryo, 2004).
Dukungan sosial keluarga yang maksimal memperbaiki daya kontrol diri penderita dan
membantu mengurangi kecemasan (Black & Hawks, 2014). Pola pikir seperti ini dapat
memperburuk kondisi kesehatan dan menurunkan waktu untuk bertahan hidup pada penderita
kanker (Rasjidi, 2010). Menurut Hugoe (1977) dalam Friedman (2010) menyatakan bahwa
kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang masalah yang di alami anggota keluarga dapat
membuat keluarga tidak mampu memecahkan masalah secara maksimal. Dengan demikian,
dukungan keluarga dapat di tingkatkan dengan pemberian informasi dan pemaham yang cukup
bagi anggota keluarga sehingga keluarga mengerti cara menangani masalah dalam keluarga
(Friedman, 2010).
B.RUMUSAN MASALAH
D. Manfaat
1. Mahasiswa:
2. Pembaca:
Agar pembaca mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan ca mamae sesuai ilmu yang benar.
3. Institut:
A. DEFINISI
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening
ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di
tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006).
Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas
dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan
sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko
Prodjo, 1995).
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas
yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang
keras dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara
kedua payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata
sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan
jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan
di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak
terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi
2 ).
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya,
jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence
atau ekor payudara.
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-
masing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes
Anterior dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri
aksilaris dan beberapa arteri Interkostalis.
Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke
kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra
lateral, ke m. rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura
dan payudara kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)
B. ETIOLOGI
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan
bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit
meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.
C. PATOFISIOLOGI
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan
oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus,
radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan
lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
D. KLASIFIKASI
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding
thorax atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan
otot pektoralis.
2. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau
menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema
pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa
juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer.
Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak
dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
6. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar
limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis
kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang
rusuk.
F.PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi
dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
G.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi
biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,
pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.
H.PENATALAKSANAAN UMUM
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis
mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak
diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya
I ASUHAN KEPERAWATAN
1. Gangguan pola napas
2 Gangguan rasa nyaman: nyeri
3 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
4.Resiko infeksi
5. Gangguan body image
6. Ansietas
7. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. N DENGAN CA MAMAE META PARU DI
RUANG MAWAR 2 RS. KANKER DHARMAIS
A. PENGKAJIAN:
..........................................................................................................................................
......
..........................................................................................................................................
...... Keluhan Utama Saat dikaji : …sesak napas…………………………………….
Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan PQRST dari
keluhan
utama). ..ps datang ke rs dengan keluhan sesak napas dan tidak napsu makan sudah 2
hari,
pasien telah menjalani kemoterapi 1 mggu yg lalu. ...terdapat juga luka cancer di
payudara yg membuat pasien merasa rendah diri tidak semangat untuk makan dan
berobat.................................................................................................................................
..
kemoterapi
1 NUTRISI
BB :45kg…………….
…………45…………….150 …………45……………150
TB:150cm
Frekuensi makan …3x……………………. ……3x…………………
Jenis makanan
…bubur……………… ……bubur……………
bakso……. havermut……
Makanan yang disukai
………………………. ………………………
Makanan pantangan:
……kurang…………………. …kurang…………………
Nafsu makan
…ada……………………. ……ada…………………
NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT
2 ELIMINASI B
A B Frekuensi
……………………… ……………………….
Waktu
…anal…………………… …anal…………………….
BAK
tidak tidak
Frekuensi
……………………… ……………………….
Warna
Bau ……………………… ……………………….
Incontinensia
…8x…………………… ………10x……………….
Hematuria kuning
Infeksi
Cateter kuning khas
3 POLA ISTIRAHAT / TIDUR ……………………….. ………………………..
……………………….. ………………………..
Kegiatan dalam masak Tidak ada
KEPALA MATA
HIDUNG
BIBIR / MULUT
Bentuk :normal
Keluaran / sekret : tidak
Fungsi seksual :
( Untuk Pria )
Agama :islam
.ketidak berdayaan
DATA INTERPRETASI DATA DAN MASALAH
KEMUNGKINAN PENYEBAB
1. DS : os mengeluh sesak
Kanker payudara meta paru Pola naoas tidak efekti
DO: rr 24 x/mnt
td:100/70 nd:80 sh 36,8
2 l/mnt
2. DS:os mengatakan tidak Mual efek kemoterapi Defisit Nutrisi
napsu makan
DO:porsi makan tampak
habis ¼ porsi
DO:os tampak di
payudara kanan luka .
4.DS : ps mengatakan
lebih senang di rumah Ada luka payudara Keputusasaan b.d
penurunan kondisi
DO: suami mengatakan
fisiologis
ps tidak mau lagi jaga
toko
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Ruangan : mawar 2
Kolaborasi:
Pemberian
bronkhodilato
r
Setelah
dilakukan Managemen
Defisit Nutrisi
b.d faktor perawatan nutrisi
psikologis
2 x24 jam
Observasi
DS:os Setelah Supay
mengatakan Identifikasi
dilakukan a
tidak napsu Porsi indikasi
makan perawatan kebutu
DO:porsi makan pemberian
4x24jam han
makan tampak
yang di nutrisi
habis ¼ porsi nutrisi
habiskan parenteral
terpen
meningkat
Identifikasi uhi
status dan
kebutuhan
Status nutrisi
nutrisi
membaik
Terapeutik
Pasang akses
central jika
perlu
Kolaborasi
Pemberian
nutrisi
parenteral
jika per
Resiko infeksi
b.d
ketidakadekuata
n pertahanan
tubuh
primer:kerusaka Perawatan
n integritas
kulit. luka
Setelah
DS:os
dilakukan Observasi
mengatakan
ada luka di perawatan
payudara kanan Monitor
DO:os tampak selama 2 x
karakteristik
di payudara
kanan luka .
24jam
luka
Berbau tidak
sedap Setelah -Kebersiha Mence
Monitor
dilakukan gah
badan tanda2 infeksi
perawatan terjadi
meningkat
Terapeuti
selama nya
-Demam
3x24jam Lepaskan infeksi
menurun
balutan dan
Derajat infeksi -Cairan
berbau plester secara
menurun busuk
menurun perlahan
Bersihkan
dengan cairan
NS
Bersihkan
jaringan
nekroti
Berikan salep
yang sesuai
ke kulit
Pasang
balutan
sesuai jenis
luka
Edukasi
Ajarkan
prosedur
perawatan
luka secara
mandiri
Kolaborasi
Prosedur
debridement
Keputusasaan
b.d penurunan jika perlu
kondisi fisiologis
DS: ps
mengatakan
tidak napsu
makan
DO: ps lebih
banyak di rumah
Promosi
harapan
Tindakan
Identifikasi
harapan
pasien dan
keluarga
dalam
pencapaian
hidup
Latih
menyusun
tujuanyang
sesuai dengan
harapan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
AesculapiusHidayat, A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
keliat, B. (2001). Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC.