Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMAE DAN KONSEP DIRI

MENIK SRI HASTUTI


2014901034

PROGRAM NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker sangat menakutkan bagi penderita dan mempengaruhi kondisi psikologis karena
penderita harus berhadapan dengan masalah kesehatan dan stress emosional dalam hidupnya
(Pusat Data dan Informasi, 2015).

Kanker payudara adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Selain itu kanker payudara (carcinoma mamae) didefinisikan sebagai penyakit neoplasma yang
ganas yang berasal dari Parenchym

Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Setiap tahun lebih dari 250,000
kasus baru kanker payudara terdiagnosis di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat.
Tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta jiwa wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000
meninggal karenanya (Pharmaceuticals, 2010).

Di Indonesia kanker payudara menjadi lebih besar, karena lebih dari 70% penderita datang pada
stadium lanjut (Saryono & Roischa, 2009)

Kanker payudara menimbulkan berbagai macam gejala psikologis sebagai akibat perubahan
bentuk tubuh, ketidakpastian tentang masa depan, kekambuhan serta dampak pengobatan kanker
payudara.

Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri
berupa perubahan dalam citra tubuh, mempengaruhi identitas dan harga diri, menganggu peran.
Salah satunya termasuk kondisi kanker payudara yang menimbulkan berbagai perubahan dalam
proses kehidupan individu. Mereka cenderung menghadapi realita, menghindari menyangkal
berlebihan, tetap fleksibel, menerima dukungan, tetap berharap dan optimis serta mempunyai
semangat untuk hidup (Black & Hawks, 2014). Pada penderita yang kurang dukungan sosial
keluarga akan memiliki koping yang tidak efektif sehingga penderita akan mudah pesimis dan
merasa tidak ada harapan untuk hidup (Black & Hawks, 2014)

Sehingga membuat gangguan konsep diri pada pasien. Konsep diri merupakan representasi fisik
seorang individu yang terorganisasi dari persepsi dan pengalaman. Komponen konsep diri terdiri
dari citra tubuh, ideal diri, harga diri, identitas diri dan peran diri. Selye (1956) dalam Potter.

Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi,
intelektual, sosial dan spiritual. Termasuk didalammya adalah persepsi individu tentang sifat dan
potensi yang dimilkinya, interaksi individu dengan orang lain maupun lingkungannya, nilai-nilai
yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan, dan keinginannya.
Komponen dari konsep diri adalah gambaran diri (body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self
esteem), peran diri (self role), dan identitas diri (self identity) (Sunaryo, 2004).
Dukungan sosial keluarga yang maksimal memperbaiki daya kontrol diri penderita dan
membantu mengurangi kecemasan (Black & Hawks, 2014). Pola pikir seperti ini dapat
memperburuk kondisi kesehatan dan menurunkan waktu untuk bertahan hidup pada penderita
kanker (Rasjidi, 2010). Menurut Hugoe (1977) dalam Friedman (2010) menyatakan bahwa
kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang masalah yang di alami anggota keluarga dapat
membuat keluarga tidak mampu memecahkan masalah secara maksimal. Dengan demikian,
dukungan keluarga dapat di tingkatkan dengan pemberian informasi dan pemaham yang cukup
bagi anggota keluarga sehingga keluarga mengerti cara menangani masalah dalam keluarga
(Friedman, 2010).

B.RUMUSAN MASALAH

1. Agar mahasiswa mengerti definisi ca mamae dari berbagai pendapat?

2. Agar mahasiswa mengerti etiologi ca mamae ?

3.Agar mahasiswa mengerti patofisiologi ca mamae?

4. Agar mahasiswa mengerti klasifikasi ca mamae ?

5. Agar mahasiswa mengerti manifestasi klinik ca mamae?

6. Agar mahasiswa mengerti pemeriksaan fisik ca mamae?

7. Agar mahasiswa mengerti pemeriksaan penunjang pada ca mamae?

8. Agar mahasiswa mengerti penatalaksanaan umum ca mamae?

9. Agar mahasiswa mengerti asuhan keperawatan ca mamae

D. Manfaat

1. Mahasiswa:

Kita sebagai mahasiswa harus mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan

Ca mamae dalam mengembangkan ilmu yang sudah kita dapat.

2. Pembaca:

Agar pembaca mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan ca mamae sesuai ilmu yang benar.

3. Institut:

Untuk menambah refrensi tentang asuhan keperawatan pasien dengan ca mamae


BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening
ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di
tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006).
 Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas
dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan
sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko
Prodjo, 1995).
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas
yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang
keras dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara
kedua payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata
sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan
jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan
di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak
terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi
2 ).
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya,
jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence
atau ekor payudara.
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-
masing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes
Anterior dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri
aksilaris dan beberapa arteri Interkostalis.
Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke
kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra
lateral, ke m. rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura
dan payudara kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)

B. ETIOLOGI

Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti


(Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang
penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
•    Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan  bagi ca mammae
(Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
           Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
           Genetik
-        Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” 
autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
-        Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder,
Martin, 1997).
-        mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
           Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker
dan meningkatkan aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a.     Tinggi melebihi 170 cm
b.     Masa reproduksi yang relatif panjang.
c.      Faktor Genetik
d.     Ca Payudara yang terdahulu
e.     Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f.       Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan
bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit
meningkat.
g.     Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h.     Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
i.       Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.

C. PATOFISIOLOGI

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a.     Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan
oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus,
radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik  dalam sel atau bahan
lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
b.     Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker  mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena


kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada
beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae,
yaitu:
           Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia
muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak
membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker  mammae
pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai
peninmgkatan resiko Kanker  mammae dan resiko kanker  mammae lebih tinggi
pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
           Virus,  Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\
           Genetik
o    Kanker  mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic”  autosomal dominan.
o    Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17    
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
o    mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
            Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker
dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan
menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada
system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal.
Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker
butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa
yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan
yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum
dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada
kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan
melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di  kelenjer limfe menyebabkan
terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa
menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange).  Penyebaran
yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada
jaringan  paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan
panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif
lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat,
anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi
kanker.
PATHWAY

D. KLASIFIKASI

Klasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit.


Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat membantu
tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada,
memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik
dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup
rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling
banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang
mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya
metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan


2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>
a.  T1a : Tumor <>
b.  T1b :Tumor 0,5 – 1 cm
c.   T1c :Tumor 1 – 2 cm

5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding
thorax atau kulit :
a.  T4a : Melekat pada dinding dada
b.  T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c.   T4c : T4a dan T4b
d.  T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1.    Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2.    N0 : Tidak teraba kelenjar axila


3.    N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4.    N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain
atau melekat pada jaringan sekitarnya
5.    N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas jauh (M) :

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan


2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:

1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan
otot pektoralis.
2. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.

5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau
menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema
pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa
juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer.
Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak
dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh

6. Stadium IIIc

Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar
limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis
kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang
rusuk.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :

1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.


2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri
sendiri 50% dari waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri,
perlu tiduran lebih 50% dari waktu sadar.
5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri,
hanya tiduran saja.

E. MANIFESTASI KLINIK/ TANDA DAN GEJALA

Gejala  umum Ca mamae adalah :


           Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
           Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai
timbul pembengkakan
           Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
           Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
           Ada cairan yang keluar dari puting susu
           Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi
           Ada rasa sakit
           Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
           Ada pembengkakan didaerah lengan
           Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
           Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
           Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati,
serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
           Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
           Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
           Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

F.PEMERIKSAAN FISIK

a.     Kepala       : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b.     Rambut     : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c.      Mata          : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d.     Telinga      : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi
dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e.     Hidung      : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f.       Mulut        : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g.     Leher         : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h.     Dada         : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
i.       Hepar        : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j.       Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

G.PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.     Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b.     Test diagnostik lain:
           Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
           Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi
biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1.     Pemeriksaan payudara sendiri
2.     Pemeriksaan payudara secara klinis
3.     Pemeriksaan manografi
4.     Biopsi aspirasi
5.     True cut
6.     Biopsi terbuka
7.     USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,
pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

H.PENATALAKSANAAN UMUM

1.     Pembedahan
a.      Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
b.      Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis
mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak
diangkat.
c.      Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
d.      Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e.      Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
2.     Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.
3.     Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4.     Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya

I ASUHAN KEPERAWATAN
1. Gangguan pola napas
2    Gangguan rasa nyaman: nyeri
3 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
4.Resiko infeksi
5.    Gangguan body image
6.    Ansietas 
7.    Kurang pengetahuan tentang Kanker  mammae
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. N DENGAN CA MAMAE META PARU DI
RUANG MAWAR 2 RS. KANKER DHARMAIS

A. PENGKAJIAN:

I. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB

Nama Klien : Ny n…………………… Tanggal Masuk : 1/10/20


Umur : 50th…………………… Diagnosa Medis : CAMAMAE
mamae……………
Jenis Kelamin : wanita……… Sumber Informasi : ps dan
suami………………
Tanggal Pengkajian : 01/10/20
Alamat : Psr Minggu Jak Sel

Status Perkawinan :menikah…………………… Ruang ::mawar 2…


Agama :Islam………………… Keluarga dekat yang dapat-

segera dihubungi Suami......


Suku : Betawi Nama : Dodi
Pendidikan :SMA…… Pekerjaan : Pedagang
Pekerjaan : Pedagang Alamat : Psr Minggu Jak sel
……………….......
Telp : 0813181912340

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Alasan Masuk RS : sesak napas, lemas…,sesak napas…………………………………….

..........................................................................................................................................
......

..........................................................................................................................................
...... Keluhan Utama Saat dikaji : …sesak napas…………………………………….

Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan PQRST dari
keluhan

utama). ..ps datang ke rs dengan keluhan sesak napas dan tidak napsu makan sudah 2
hari,
pasien telah menjalani kemoterapi 1 mggu yg lalu. ...terdapat juga luka cancer di
payudara yg membuat pasien merasa rendah diri tidak semangat untuk makan dan
berobat.................................................................................................................................
..

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya

baik oleh sendiri maupun bantuan oleh orang


lain :
…hanya minum obat omeprazole dan ondancentron…

III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

Riwayat Imunisasi : tidak ingat…………

Riwayat Alergi : tidak ada……


Kebiasaan : membaca …………

Penyakit yang pernah diderita : …tidak ada…………………………………………

Pernah masuk di Rs tgl 23 sept menjalani

kemoterapi

Obat-obatan yang pernah digunakan : omz dan ondancentron

Riwayat Kecelakaan : tidak …ADA………………………………………………… Tindakan (

Operasi ) OPERASI BIOPSI ……………………………………………………

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Penyakit yang pernah


diderita :

Orang Tua : TIDAK ADA…………………………………….


Saudara kandung : tidak ada…………………………………….
Anggota keluarga lain : tidak ada…………………………………….
Penyakit yang sedang diderita Orang tua : tidak ada…………………………………….
Saudara kandung : tidak ada…………………………………….
Anggota keluarga lain : tidak ada…………………………………….
Riwayat penyakit genetic/keturunan/herediter : …tidak ada……
Genogram:
KEBUTUHAN DASAR / ADL
NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT

1 NUTRISI

BB :45kg…………….
…………45…………….150 …………45……………150
TB:150cm
Frekuensi makan …3x……………………. ……3x…………………

Jenis makanan
…bubur……………… ……bubur……………
bakso……. havermut……
Makanan yang disukai

………………………. ………………………

Makanan yang tidak disukai …pedas………………… …pedas……………………


udang…. udang

Makanan pantangan:

……kurang…………………. …kurang…………………

Nafsu makan
…ada……………………. ……ada…………………
NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT

2 ELIMINASI B
A B Frekuensi
……………………… ……………………….
Waktu

Penggunaan Pencahar ……1x…/hari…………… ……1x/hari………………


pagi… siang….
Warna
Konsistensi/Diare
…tidak…………………… ……tidak………………….
Kolostomi / ilieostomi
Darah / Lendir …kuning………………… …kuning……………………
tidak… tidak.

…anal…………………… …anal…………………….
BAK
tidak tidak
Frekuensi
……………………… ……………………….
Warna
Bau ……………………… ……………………….

Incontinensia
…8x…………………… ………10x……………….
Hematuria kuning
Infeksi
Cateter kuning khas
3 POLA ISTIRAHAT / TIDUR ……………………….. ………………………..

Waktu Tidur Lama 6jam………………….. 6jam………………………..


Tidur Kebiasaan tidur gelap

Kebiasaan saat tidur …gelap…………………….. ………………………..


doa doa
Kesulitan dalam tidur
……………………….. ………………………..

NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT

4 PERSONAL HYGIENE ……………………….. ………………………..

Mandi ……2x/hari……………… ………


3x/hr….. 1x/hari………………..2x/hr
Gosok gigi
Cuci rambut …1x/2hr…………………….. ………1x/2hr………………..
Ganti pakaian

5 POLA AKTIFITAS DAN ……………………….. ………………………..


LATIHAN

……………………….. ………………………..
Kegiatan dalam masak Tidak ada

pekerjaan Kegiatan ……………………….. ………………………..


waktu luang Olah raga/ baca Nonton tv

jenis ……………………….. ………………………..


Tidak tidak

Frekuensi latihan ………………………... ………………………..

Kesulitan/ keluhan dalam hal : ……………………….. ………………………..

- Pergerakan tubuh ……………………….. ………………………..


PEMERIKASAAN FISIK:

KEPALA MATA

Bentuk : simetris Ketajaman


Penglihatan : baik
Rambut Warna : hitam
Daya akomodasi : baik
Kualitas /distribusi : lebat
Reaksi Pupil : normal
Kondisi kulit Kepala : bersih
Midriasis/ miosis : baik
Bengkak/memar/ : tidak ada
Konjungtifa ; putih
Bentuk :bulat

HIDUNG

BIBIR / MULUT

Bentuk :normal
Keluaran / sekret : tidak

Lesi / lecet :tidak


Lecet /Lesi :tidak

Membran mukosa :baik


Concha nasal :ada

Warna bibir : baik


Septum :ada

Kelengkapan gigi / Penggunaan gigi palsu ;


Edema /polip :tidak
: gigi lengkap/tidak ada
Reaksi alergi :tidak
Caries: tidak
Fungsi penghindu : baik
Edema pada gusi : tidak
Epistaksis : tidak
Pembesaran tonsil : tidak
TELINGA/PENDENGARAN LEHER

Bentuk :normal Kulit : sawo matang

Lesi /Lecet : tidak ROM : normal

Keluaran ( cerumen/cairan) tidak Kelenjar Getah Bening :tidak ada


pembesaran
Fungsi Pendengaran :baik/normal
Kelenjar Tiroid : normal
- hasil test weber :normal
- Test Rine : normal Trachea : normal

- Test Swabach: …………


SIRKULASI
- Test bisik: ……………. PERNAPASAN

Distensi vena jugularis : kuat Suara Paru: normal

Suara jantung : normal Pola nafas : cepat

Suara jantung tambahan :tidak ada Bentuk dada : luka ca mamae


kanan
Nyeri dada : tidak ada
Sputum :tidak
Edema tidak
Nyeri dada : tidak
Clubbing tidak
Batuk /haemaptoe :tidak.
. Rasa pusing : sedikit
Pengembangan dada :…normal
Capileri Refile : <2dtk
Penggunaan otot pernapasan tambahan
Rasa kesemutan : tidak
Tidak ada
Perubahan frekuensi/ jumlah urine: tidak
Frekuensi : 24x/mnt
Varises : ....tidak
Irama pernapasan : cepat
Tanda cianosis : tidak
MUSKULOKETEL KULIT

Nyeri: tidak Warna:sawomatang

Pola latihan gerak ( ROM ) : baik Tugor : kurang

Tonus otot : kuat Texture : lembek

Deformitas /kelainan bentuk :tidak ada Lesi luka :ada


ABDOMEN
Postur / PENCERNAAN
: ..normal NEUROSENSORI

Bentuk:…simetris Tingkat kesadaran : alert

Bengkak / acites : tidak Nilai GCS : 15

Gambaran pembuluh vena /spider naepi: Koordinasi /tremor : tidak


tidak ada
Orientasi thdp wkt, tempat & orang : baik
Ada massa/tidak tidak
Pola tingkah laku : diem
Bising usus : 12x/mnt
Refleks : baik
Nyeri tekan : tidak
Kekuatan menggenggam : kuat
Pembesaran hati/limpe : tidak
Pergerakan ekstrenitas : lemah
Mual/ muntah : mual
Riwayat kejang / epilepsy / perkinson
Tanda murfhi : tidak ada
Tidak
Halitosis : tidak
Sakit kepala : ada
REPRODUKSI ENDOKRIN

( Untuk klien wanita ) Rasa haus:normal

Rasa lapar :normal


Kehamilan :. 2x.
Poli uri : normal
Buah dada : dada kanan terdapat luka

Ada massa/tidak : dada kanan Penurunan BB drastis : 1kg.


Perdarahan : tidak
Riwayat penyakit keluarga ( gula ):tidak
Keputihan tidak :

Usia menarche : 50th

Lamanya siklus mens : 10 hari

Periode menstruasi terakhir :3 bln yg lalu


Hasil PAP smear terakhir :

Fungsi seksual :

( Untuk Pria )

Pemakaian kontrasepsi ( Vasektomi ) ; ........


Pembesaran prostat : .................................. IMUNOLOGI
Impotensi : ...................................
Lesie : ....................................
Fungsi sexual : ...................................
Riwayat alergi:udang
TANDA VITAL PERKEMIHAN

Tekanan darah: 100/70 Kesulitan BAK: tidak

Pernapasan 24x/mnt Histenci: tidak

Nadi 78x/mnt Pembesaran blas :tidak

Irama Nadi teratur. Penggunaan diuretic tidak

Kekuatan nadi:kuat Perubahan frequensi/pola BAB:tidak


INTEGRITAS EGO/ PSIKOLOGIS Gejala (
Subjektif)

Faktor stress : luka payudara kanan

Cara menangani stress : doa

Masalah – masalah financial : tidak ada

Status hubungan :menikah

Faktor – factor budaya : betawi

Agama :islam

Kegiatan keagamaan sholat

Gaya hidup : suka makan fastfood

perubahan terakhir :lebih banyak di rumah daripada sebelum sakit

Perasaan – perasaan : ketidak berdayaan ;merasa malu dengan lukanya


Keputusasaan :suami

.ketidak berdayaan
DATA INTERPRETASI DATA DAN MASALAH
KEMUNGKINAN PENYEBAB

1. DS : os mengeluh sesak
Kanker payudara meta paru Pola naoas tidak efekti
DO: rr 24 x/mnt
td:100/70 nd:80 sh 36,8
2 l/mnt
2. DS:os mengatakan tidak Mual efek kemoterapi Defisit Nutrisi
napsu makan
DO:porsi makan tampak
habis ¼ porsi

3 DS:os mengatakan ada


luka di payudara kanan Pecahnya luka operasi Resiko infeksi

DO:os tampak di
payudara kanan luka .

4.DS : ps mengatakan
lebih senang di rumah Ada luka payudara Keputusasaan b.d
penurunan kondisi
DO: suami mengatakan
fisiologis
ps tidak mau lagi jaga
toko
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Ruangan : mawar 2

Dx. Medis : ca mamae meta paru

Nama klien :ny. n

Tangg Diagnosa kep Tujuan Kriteria hasil Rencana Rasional


al &Data Tindakan/
Penunjang
( I
Setelah Setelah Managemen
dilakukan dilakukan jalan napas
1 Pola napas Untuk
tidak efektif b.d perawatan slm perawatan
/ hambatan Observasi: memb
upaya napas 3 x 24 jam 1x24 jam
1 ebaska
Monitor pola
0 DS : os Pola napas - Ventila n jln
mengeluh napas
sesak membaik si napas
DO: rr 24 Teraupetik:
semeni
x/mnt
td:100/70 t pertahankan
nd:80 sh
mening kepatenan jln
36,8
02 4l/mnt kat napas dengan
- Kapasit headtilt dan
as vital chin-lift
mening
posisikan
kat semi fowler
atau fowler
- Dispne
Edukasi
a
menur Ajarkan
un tehnik batuk
efektip

Kolaborasi:

Pemberian
bronkhodilato
r

Setelah
dilakukan Managemen
Defisit Nutrisi
b.d faktor perawatan nutrisi
psikologis
2 x24 jam
Observasi
DS:os Setelah Supay
mengatakan Identifikasi
dilakukan a
tidak napsu Porsi indikasi
makan perawatan kebutu
DO:porsi makan pemberian
4x24jam han
makan tampak
yang di nutrisi
habis ¼ porsi nutrisi
habiskan parenteral
terpen
meningkat
Identifikasi uhi
status dan
kebutuhan
Status nutrisi
nutrisi
membaik
Terapeutik

Pasang akses
central jika
perlu

Kolaborasi

Pemberian
nutrisi
parenteral
jika per
Resiko infeksi
b.d
ketidakadekuata
n pertahanan
tubuh
primer:kerusaka Perawatan
n integritas
kulit. luka
Setelah
DS:os
dilakukan Observasi
mengatakan
ada luka di perawatan
payudara kanan Monitor
DO:os tampak selama 2 x
karakteristik
di payudara
kanan luka .
24jam
luka
Berbau tidak
sedap Setelah -Kebersiha Mence
Monitor
dilakukan gah
badan tanda2 infeksi
perawatan terjadi
meningkat
Terapeuti
selama nya
-Demam
3x24jam Lepaskan infeksi
menurun
balutan dan
Derajat infeksi -Cairan
berbau plester secara
menurun busuk
menurun perlahan

Bersihkan
dengan cairan
NS

Bersihkan
jaringan
nekroti

Berikan salep
yang sesuai
ke kulit

Pasang
balutan
sesuai jenis
luka

Edukasi

Ajarkan
prosedur
perawatan
luka secara
mandiri

Kolaborasi

Prosedur
debridement
Keputusasaan
b.d penurunan jika perlu
kondisi fisiologis

DS: ps
mengatakan
tidak napsu
makan
DO: ps lebih
banyak di rumah

Promosi
harapan

Tindakan

Identifikasi
harapan
pasien dan
keluarga
dalam
pencapaian
hidup
Latih
menyusun
tujuanyang
sesuai dengan
harapan

Stelah Latih cara Untuk


Setelah
dilakukan dilakukan mengembang menin

perawatan perawatan kan spiritual gkatka


2x24jam
selama 3x24 diri n
-Selera
jam harapan makan keperc
meningkat
membaik/meni ayaan
-Inisiatif
ngkat diri ps
cukup
meningkat

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
AesculapiusHidayat, A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
keliat, B. (2001). Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai