Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEUMONIA

PENGERTIAN
Bronchopneumoni merupakan salah satu jenis pneumonia yang memiliki pola penyebaran
berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi & meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002)
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing ( Ngastiyah,2005).
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli
ataudengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara
penyebaranlangsung melalui saluran pernafasan atau melalu i hematogen sampai ke
bronkus.(Riyadisujono&Sukarmin,2009).

KLASIFIKASI
Berikut merupakan klasifikasi pneumonia :
1.Community Acquired Pneunomia dimulai juga sebagai penyakit pernafasan umum &dapat
berkembang menjadi sebuah pneumonia. Pneumonia Streptococal ialahsuatu organisme
penyebab umum. Tipe pneumonia ini umumnya menimpa kalangananak-anak atau kalangan
orang lanjut usia
2.Hospital Acquired Pneumonia dikenal juga sebagai pneumonia nosokomial.
Organismeseperti ini ialah suatu aeruginisa pseudomonas. Klibseilla / aureus stapilococcus,
ialah bakteri umum penyebab hospital acquired pneumonia.
3.Lobar & Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi infeksi. Saat Ini ini
pneumonia diklasifikasikan berdasarkan organisme, bukan cuma menurut lokasianatominya.
4.Pneumonia viral, bakterial & fungi dikategorikan berdasarkan dari agen
penyebabnya,kultur sensifitas dilakukan untuk dapat mengidentifikasikan organisme
perusak.( Reeves,2001).

ETIOLOGI
  Umumnya individu yg terserang bronchopneumonia diakibatkan karena adanya
penurunanmekanisme pertahanan daya tahan tubuh terhadap virulensi organisme patogen.
Orang ygnormal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ
pernafasan ygterdiri atas : reflek glotis & batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yg
menggerakkankuman ke arah keluar dari organ, & sekresi humoral setempat.Timbulnya
bronchopneumonia biasanya disebabkan oleh virus, jamur, protozoa, bakteri,mikobakteri,
mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara lain:
1.Virus : Legionella pneumoniae.
2.Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans.
3.Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.
4.Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru.
5.Terjadi karena kongesti paru yang lama.

PATOFISIOLOGI
Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme (jamur, bakter,
virus)& sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (bensin, minyak tanah,
&sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran napas).
Awalnmyamikroorganisme dapat masuk melalui percikan ludah ( droplet) infasi ini dapat
masuk kesaluran pernapasan atas & menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh. Reaksi
inimenyebabkan peradangan, di mana ketika terjadi peradangan ini tubuh dapat
menyesuaikandiri maka timbulah gejala demam pada penderita. Reaksi peradangan ini
dapat menimbulkansecret. Semakin lama secret semakin menumpuk di bronkus maka aliran
bronkus menjadisemakin sempit & pasien dapat merasa sesak. Tidak Hanya terkumpul di
bronkus, lamakelamaan secret dapat sampai ke alveolus paru & mengganggu sistem
pertukaran gas di paru.Tidak Hanya menginfeksi saluran napas, bakteri ini dapat juga
menginfeksi saluran cernaketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora
normal dalam usus menjadiagen pathogen sehingga timbul masalah GI tract

MANIFESTASI KLINIS
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktusrespiratoris bagian atas
selama beberapa hari suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39-40 derajat celcius dan k
adangdisertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispenia pernafasan
cepatdan dangkal disertai pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan
mulut,kadang juga disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada
permulaan penyakit tapi setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produk
tif. Padastadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik tetapi dengan
adanyanafas dangkal dan cepat, pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan
mulutdapat diduga adanya pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung luas daerah
auskultasiyang terkena, pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi
mungkinhanya terdengar ronchi basah nyaring halus dan sedang. (Ngastiyah, 2005)
PATHWAY

hipovolemia

RISIKO
KETIDAKSEIMBAN
GAN ELEKTROLIT

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat menegakkan diagnose keperawatan dapat digunakan cara:
1.Pemeriksaan Laboratorium.
A.Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis ( meningkatnya
jumlah neutrofil) ( Sandra M,Nettina 2001: 684).
B.Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan untuk
pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk mendeteksi
ageninfeksius (Barbara C, Long, 1996 : 435).
C.Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa
(SandraM, Nettina, 2001 : 684
D.Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia.
E.Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigenmikroba
(Sandra M, Nettina 2001 : 684)
2.Pemeriksaan Radiologi.
a.Rontgenogram thoraks
Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokalatau
klebsiella. Infilrate multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus danhaemofilus
(Barbara C, Long, 1996 : 435).
b.Laringoskopi / bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh
benda padat (Sandra M, Nettina, 2001)

KOMPLIKASI
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
1.Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
yangmerupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang.
2.Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalm rongga pleura
yangterdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
3.Abses paru adalah pengumpulan pus dala jaringan paru yang meradang.
4.Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5.Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.(WhaleyWong, 2006)

PENATALAKSANAAN
1.Oksigen 1-2 liter per menit.
2.Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melaui
selangnasogastrik dengan feeding drip.
3.Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan betaagonis
untuk transport muskusilier.
4.Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit (Arief Mansjoer, 2000).

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan
napas,sekresi yang tertahan(SDKI, D.0001)
2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keseimbangan ventilasi-perfusi,
perubahan membran alveolus-kapiler (SDKI,D0003)
3.Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan berisiko mengalami perubahan
kadar serum elektrolit (SDKI, D.0037)
4.Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan (SDKI, D.0023)
5.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, kelemahan.(SDKI, D0056)
6.Hipertermia berhubungan dengan suhu tubuh meningkat di atas rentang normal (SDKI,

D.0130)

INTERVENSI KEPERAWATAN
1.Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan membersihkan
sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankanjalan napas tetap paten (SDKI,
D.0001)
Tujuan : jalan napas kembali paten (L.01001)
Kriteria hasil : setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam batuk efektif meningkat,
produksi sputum menurun, frekuensi napas membaik(L.01001)
Intervensi : * managemen jalan napas
Tindakan :
Observasi -monitor pola napas
-monitor sputum
Terapeutik-pertahankan kepatenan jalan napas dengan headtilt
-posisikan semi fowler atau fowler
-lakukan penghisapan lendir jika perlu
Edukasi –ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi pemberian ekspektoran jika perlu

2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keseimbangan ventilasi-perfusi,


perubahan membran alveolus-kapiler (SDKI,D0003)
Tujuan : pertukaran gas meningkat
Kriteria hasil : selama 3 x 24 jam dilakukan perawatan tingkat kesadaran meningkat,dispnea
menurun,pola napas membaik
Intervensi : *pemantauan respirasi
Tindakan :
Observasi -monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
-monitor pola napas
-monitor kemampuan batuk efektif
-monitor adanya produksi sputum
-monitor adanya sumbatan sumbatan jalan napas
Terapeutik-atur interval pemantauan respirasi sesuai sesuai kondisi pasien

3.Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan berisiko mengalami perubahan


kadar serum elektrolit (SDKI, D.0037)
Tujuan : keseimbangan elektrolit meningkat (L.03021)
Kriteria hasil : stlah dilakukan perawtan 3 x 24 jam serum natrium meningkat, serum kalium,
serum klorida,serumkalsium,serum magnesium,serum fosfor meningkat.
Intervensi : *pemantauan elektrolit
Tindakan :
Observasi -identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
-monitor kadar elektrolit serum
-monitor mual,muntah,dan diare
-monitor kehilangan cairan jika perlu

4.Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan (SDKI, D.0023)


Tujuan : status cairan membaik
Kriteria hasil : setelah dilakukan perawatan selama 3x 24 jam kekuatan nadi
meningkat,turgor kulit meningkat
Intervensi : *pemantauan cairan
Tindakan :
Observasi -monitor frekuensi dan kekuatan nadi
-monitor tekanan darah
-monitor elastisitas/turgor kulit
-monitor jumlah,warna dan berat jenis urin
5.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, kelemahan.(SDKI, D0056)
Tujuan : toleransi aktifitas meningkat
Kriteria hasil : setelah dilakukan perawatan selama 3x 24 jam, kemudahan dalam melakukan
aktifitas sehari-hari meningkat,kecepatan berjalan meningkat, jarak berjalan meningkat
Intervensi : *Managemen energi
Tindakan :
Observasi-monitor kelelahan fisik dan emosional
-monitor lokasi dan ketidaknyamananselama melakukan aktifitas
Terapeutik-anjurkan tirah baring
-anjurkan melakukan aktifita secara bertahap

6.Hipertermia berhubungan dengan suhu tubuh meningkat di atas rentang normal (SDKI,
D.0130)
Tujuan : thermoregulasi meningkat
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam menggigil
menurun,kulit merah menurun, suhu tubuh membaik.
Intervensi : *managemen hiperthermia
Tindakan :
Observasi -identifikasi penyebab hiperthermia
-monitor suhu tubuh
Terapeutik -sediakan lingkungan yang dingin
-longgarkan atau lepaskan pakaian
-berikan cairan oral
Kolaborasi –kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika perlu

Anda mungkin juga menyukai