A. Masalah keperawatan
Pasien dengan gangguan istirahat tidur karena tidak bisa memenuhi kebutuhan tidur
sebagaimana mestinya yang sesui dengan umur pasien.
B. Pengertian
1. Pengertian Istirahat dan Tidur
a) Pengertian Istirahat
Istirahat berarti suatu keadaan rilaks secara mental, bebas dari kecemasan
dan tenang secara fisik (Perry & Potter, 2005). Istirahat tidak hanya dalam keadaan
tidak beraktifitas saja akan tetapi istirahat juga membutuhkan ketenangan.Kata
istirahat berarti menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu
keadaan untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan
menjengkelkan.
Tidur adalah suatu perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode
tertentu dan keadaan ini terjadi secara berulang-ulang. Dengan tidur yang cukup,
tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Namun, tanpa mendapat tidur yang
cukup kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi
dalam aktivitas harian akan menurun. (Perry & Potter, 2005).
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu
dari ketiga masalah berikut : insomnia, gerakan atau sensasi abnormal di kala tidur
atau ketika terjaga di tengah malam ; atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang
hari (Naylor dan Aldrich, 1994) (Potter dan Perry 2005, Fundamental Keperawatan
Volume 2, hal 1480).
Perubahan pola tidur adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau
mempunyai resiko mengalami perubahan dalam jumlah dan kualitas pola tidur
yang menyebabkan ketidaknyamanan (Carpenito, Lynda Juall Edisi 6 Hal. 909)
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal ( diagnosa keperawatan, nanda . Hal 300 ).
a) Status kesehatan
b) Lingkungan
c) Stress psikologis
d) Obat-obatan
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
memengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang dapat
menyebabkan insomnia, antidepresan yang dapat menekan REM, kafein yang
dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk
tidur, golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan
golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
e) Nutrisi
f) Motivasi
3. Fisiologi tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system batang otak,
yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR).
RAS di bagian atas batanf otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, member stimulus visual,
pendengaran, nyeri dan sensori raba, serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar,
RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serotonin
dari BSR. (Tarwoto Wartonah,2003). Berikut mekanisme tidur menurut teori
beberapa ahli :
a) Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.
b) Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa
ngantuk. Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.
c) Para ahli neuriofisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan
rasa ngantuk.
d) Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan
rasa ngantuk instink/naluri.
4. Jenis-jenis Tidur
Dalam proses tahapan ada dua jenis tidur, yaitu NREM dan REM.
a) NREM (Nonrapid Eye Movement)
Masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-
kira 80 menit selama siklus tidur.
b) REM (Rapid Eye Movement)
Tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur
berakhir.
5. Tahapan-tahapan tidur
a) Tahapan NREM (Non Rapied Eye Movement)
Merupakan tahap tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek
karena gelombang atak tidak atau lambat dari gelombang-gelombang dan pada
orang yang sadar atau tidak tidur. Ada 4 tahap NREM yaitu :
1) NREM Tahap 1
- Tingkat transisi
- Merespon cahaya
- Berlangsung beberapa menit
- Mudah bangun dengan rangsangan
2) NREM Tahap 2
- Periode suara tidur
- Nilai relaksasi otot
- Berlangsung 10-20 menit
- Fungsi tubuh berlangsung lambat
- Dapat dibangunkan dengn mudah
3) NREM Tahap 3
- Menjadi tahap awal tidur yang dalam
- Otot-otot menjadi relaks penuh sehingga dibangunkan
- Jarang bergerak
- Tanda-tanda vital menurun namun teratur.
- Berakhir 15-30 menit
4) NREM Tahap 4
- Menjadi tahap tidur terdalam
- Individu menjadi sulit dibangunkan
- Jika kurang tidur individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya pada
tahap ini.
- Tanda-tanda vital menurun secara bermakna.
Narkolepsi
Merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit
mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering
mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba, dapat di katakan pula bahwa
narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat
tertidur pada setiap saat di mana serangan mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat
kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat
dikendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi
pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang
berputar-putar atau berada di tepi jurang.
Somnabulisme (tidur berjalan)
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup
adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu,
duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk
tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi, 2002).
Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya
cidera.
Enuresis (ngompol)
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi
pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara
pasti belum jelas, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan Enuresis
seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
Nocturia
Merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun pada malam
hari untuk buang air kecil.
Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung
dan mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor
yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran
nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar
bila di lewati udara pernafasan.
Delirium / Mengigau
Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse).
Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu.
Nightmares dan Night terrors (mimpi buruk)
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau
lebih, setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak,
pucat dan ketakutan.
D. Pohon masalah
HIPNOTIK
DIURETIK
VENTILASI ANTIDEPRESAN & STIMULAN
SUARA ALKOHOL
TEMPAT TIDUR KAFEIN
TINGKAT PENYEKAT-BETA
CAHAYA BENZODIAZEPIN
NARKOTIKA (MORFIN/ DEMORAL)
OBAT-OBATAN DAN
LINGKUNGAN
SUBSTANSI
LATIHAN
STRES GANGGUAN POLA TIDUR FISIK
EMOSIONAL
KELELAHAN
CEMAS
TEGANG
FRUSTASI ASUPAN
MAKAN DAN
KALORI
PENYAKIT FISIK
RUTINITAS HARIAN
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Riwayat Penyakit dan Keluhan
Keluhan utama :
Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan
pelayanan seperti :
- Apa yang dirasakan klien
- Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
- Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
- Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien
Riwayat penyakit sekarang :
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yangdirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsunglama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak
mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
Riwayat diit
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan
dapatmencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan yang salah
dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi ini perlu dikaji :
- Penurunan berat badan yang drastis
- Selera makan yang menurun
- Pola makan dan minum sehari-hari
- Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu
fungsi pencernaan
Riwayat Tidur :
Data yang perlu dikaji seperti deskripsi masalah tidur klien, pola
tidur biasa, perubahan tidur terakhir, rutinitas menjelang tidur dan lingkungan
tidur, penggunaan obat tidur, pola asupan diet, gejala yang dialami selama
terbangun, penyakit fisik yang terjadi secara bersamaan, status emosional dan
mental saat ini.
Status Sosial Ekonomi
Kaji status sosial ekonomi klien dengan menghindarkan pertanyaan yang
mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih di
fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan dan juga
menyimpulkan bersama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan
penafsiran.
Riwayat kesehatan keluarga :
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya hubungan
dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.
2. Pemeriksaan Fisik
Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien.
Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu dan konjungtiva merah.
Perilaku: kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak
stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri,
bingung dan kurang koordinasi
F. Penatalaksanaan medis
Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
1) Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat karena penggunaan obat
dapat memberikan efek ketergantungan. Adapun cara yang dapat dilakukan antara lain
:
Terapi Relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
Terapi Tidur yang Bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai
dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang
dibuat nyaman untuk tidur.
Terapi Pengaturan Tidur
Terapi ini di tujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan
waktu tidurnya.
Terapi Psikologi/Psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau
dokter psikiatri.
Mengubah Gaya Hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok
danalkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi
ketempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
2) Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan
sepertiketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter
yangkompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur
antaralain :
Golongan obat hipnotik
Golongan obat antidepresan
Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
Golongan obat antihistamin.
Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang
telahdisebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat dibantu
dengan pemakaian masker oksigen (Continuous Positive Airway Pressure) atau
tindakan pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas pernapasan. Pada
Restless Leg Syndrome kita harus mencari penyakit dasarnya untuk dapat
memperoleh terapi yang adekuat.
G. Pengkajian keperawatan
- Minta klien menjelaskan sifat masalah tidur
- Minta klien menjelaskan pola tidur (jam berapa berangkat tidur, bangun tidur,
lamanya tidur)
- Kebiasaan menjelang tidur (buang air kecil, membaca buku, dll)
- Gangguan tidur yang sering dialami dan cara mengatasinya
- Kebiasaan Tidur siang
- Observasi lingkungan Tidur ( bising, gelap, dingin, dll)
- Status emosi dan mental
- Penampilan wajah (area gelap disekitar mata, bengkak pada kelopak mata,
konjungtiva kemerahan, mata terlihat cekung, dll).
- Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan tidur (mudah tersinggung,
sering menguap, kurang konsentrasi, dll)
- Kelelahan (tampak lelah, letih, lesu, dll)
a) DS
Klien mengaku tidak bisa beristirahat dengan baik dan selalu mengantuk
Klien mengeluh sulit tidur dan jika tertidur terbangun lagi beberapa jam
kemudian
b) DO
Wajah klien tampak pucat
H. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pola tidur
2. Kesiapan Meningkatkan Tidur
I. Intervensi keperawatan
J. Referensi
Alimul H, A.Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Salemba Medika
Doengos.E.Maryln,dkk. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Lippincott dan Williams&Wilkins. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Lynda
Juall Carpenito-Moyet Edisi 13. Jakarta: EGC
Nanda Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan NANDA 2015-2017. Jakarta :
EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta :Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Wilkinson, Juidith M dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan
NANDA Nic Noc Edisi 9. Jakarta : EGC