Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN


PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

A. Masalah keperawatan
Pasien dengan gangguan istirahat tidur karena tidak bisa memenuhi kebutuhan tidur
sebagaimana mestinya yang sesui dengan umur pasien.

B. Pengertian
1. Pengertian Istirahat dan Tidur
a) Pengertian Istirahat

Istirahat berarti suatu keadaan rilaks secara mental, bebas dari kecemasan
dan tenang secara fisik (Perry & Potter, 2005). Istirahat tidak hanya dalam keadaan
tidak beraktifitas saja akan tetapi istirahat juga membutuhkan ketenangan.Kata
istirahat berarti menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu
keadaan untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan
menjengkelkan.

Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat


beristirahat, diantaranya yaitu :
1) Merasa segala sesuatu berjalan normal.
2) Merasa diterima.
3) Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung.
4) Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan.
5) Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna.
6) Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila
membutuhkannya.
b) Pengertian Tidur

Tidur adalah suatu perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode
tertentu dan keadaan ini terjadi secara berulang-ulang. Dengan tidur yang cukup,
tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Namun, tanpa mendapat tidur yang
cukup kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi
dalam aktivitas harian akan menurun. (Perry & Potter, 2005).

Seorang ahli menyebutkan bahwa tidur merupakan kondisi tidak sadar


dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai
(Guyton, 1986). Tidur dipicu oleh sekelompok kompleks hormon yang aktif dalam
utama, dan yang merespon isyarat dari tubuh sendiri dan lingkungan. Sekitar 80
persen dari tidur tanpa mimpi, dan dikenal sebagai gerakan mata non-cepat
(NREM) tidur.

2. Gangguan Pola Tidur


a) Pengertian gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau


berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahat
yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang
diingininya (Lynda Juall, 2006, hal 456).

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu
dari ketiga masalah berikut : insomnia, gerakan atau sensasi abnormal di kala tidur
atau ketika terjaga di tengah malam ; atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang
hari (Naylor dan Aldrich, 1994) (Potter dan Perry 2005, Fundamental Keperawatan
Volume 2, hal 1480).

Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami


gangguan dan perubahan waktu tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan
mengganggu aktivitas sehari- hari ( tarwoto & wartonah edisi 3. Hal 106 ).

Perubahan pola tidur adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau
mempunyai resiko mengalami perubahan dalam jumlah dan kualitas pola tidur
yang menyebabkan ketidaknyamanan (Carpenito, Lynda Juall Edisi 6 Hal. 909)

Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal ( diagnosa keperawatan, nanda . Hal 300 ).

Menurut Marron ( 1945 – 1967 ) kebanyakan orang dapat berisitirahat


ketika:

1) Merasa segala suatu dapat diatasi


2) Merasa diterima
3) Mengetahui apa yang terjadi
4) Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan
5) Memiliki kepuasaan dengan aktifitas yang dilakukannya
6) Mengetahui akan dapat pertolongan bila diperlukan

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur


Istirahat tidur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan istirahat tidur, antara lain :

a) Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dapat tidur


dengan nyenyak.Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan
istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga tidak dapat
tidur dengan nyenyak.Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan
tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi terutama infeksi
limpa.Infeksi limpa berkaitan denga keletihan sehingga penderitanya
membutuhkan banyak tidur untuk mengatasinya.Banyak juga keadaan sakit
yang membuat penderitanya kesulitan tidur atau bahkan tidak bisa tidur.
Misalnya pada klien dengan gangguan pada sistem pernapasan.Dalam
kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirahat
dan tidur.

b) Lingkungan

Keadaan lingkungan yang nyaman dan aman bagi seseorang dapat


mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungna yang tidak aman
dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan
sehingga mempengaruhi proses tidur.

c) Stress psikologis

Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan dan


kekhawatiran karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang
(Carpenito, 2000).Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada
frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan
meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan
mengurangi tahap IV NREM dan REM.

d) Obat-obatan

Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
memengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang dapat
menyebabkan insomnia, antidepresan yang dapat menekan REM, kafein yang
dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk
tidur, golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan
golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.

e) Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur.


Konsumsi protein yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan
mempercepat proses terjadinya tidur karena dihasilkan tripofan. Tripofan
merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dapat membantu
kemudahan dalam tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang
dapat juga memengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur

f) Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk


tidur, sehingga dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan
untuk tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

3. Fisiologi tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system batang otak,
yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR).
RAS di bagian atas batanf otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, member stimulus visual,
pendengaran, nyeri dan sensori raba, serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar,
RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serotonin
dari BSR. (Tarwoto Wartonah,2003). Berikut mekanisme tidur menurut teori
beberapa ahli :
a) Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.
b) Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa
ngantuk. Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.
c) Para ahli neuriofisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan
rasa ngantuk.
d) Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan
rasa ngantuk instink/naluri.

4. Jenis-jenis Tidur
Dalam proses tahapan ada dua jenis tidur, yaitu NREM dan REM.
a) NREM (Nonrapid Eye Movement)
Masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-
kira 80 menit selama siklus tidur.
b) REM (Rapid Eye Movement)
Tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur
berakhir.

5. Tahapan-tahapan tidur
a) Tahapan NREM (Non Rapied Eye Movement)
Merupakan tahap tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek
karena gelombang atak tidak atau lambat dari gelombang-gelombang dan pada
orang yang sadar atau tidak tidur. Ada 4 tahap NREM yaitu :
1) NREM Tahap 1
- Tingkat transisi
- Merespon cahaya
- Berlangsung beberapa menit
- Mudah bangun dengan rangsangan

2) NREM Tahap 2
- Periode suara tidur
- Nilai relaksasi otot
- Berlangsung 10-20 menit
- Fungsi tubuh berlangsung lambat
- Dapat dibangunkan dengn mudah

3) NREM Tahap 3
- Menjadi tahap awal tidur yang dalam
- Otot-otot menjadi relaks penuh sehingga dibangunkan
- Jarang bergerak
- Tanda-tanda vital menurun namun teratur.
- Berakhir 15-30 menit

4) NREM Tahap 4
- Menjadi tahap tidur terdalam
- Individu menjadi sulit dibangunkan
- Jika kurang tidur individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya pada
tahap ini.
- Tanda-tanda vital menurun secara bermakna.

b) Tahap tidur REM (Rapied Eye Movement)


Merupakan tidur dalam keadan atau kondisi aktif atau tidur paradoksial,
tahapan tidur REM :
1) Lebih sulit dibangunkan daripada tidur NREM
2) Dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya.
3) Jika terbangun pada tahap ini akan terjadi mimpi
4) Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, berperan
dalam belajar, memori dan adaptasi.

6. Jenis-jenis gangguan tidur


 Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk
memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya, bahkan seseorang yang
terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami
insomnia (Japardi, 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk
mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia
bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang
menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan,
tetapi kualitasnya berkurang. Jenis insomnia yaitu :
1) Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat
memulai tidur.
2) Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat
mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.
3) Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur
lagi.

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu


rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak
menunjang untuk tidur.

 Narkolepsi
Merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit
mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering
mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba, dapat di katakan pula bahwa
narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat
tertidur pada setiap saat di mana serangan mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat
kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat
dikendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi
pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang
berputar-putar atau berada di tepi jurang.
 Somnabulisme (tidur berjalan)
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup
adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu,
duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk
tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi, 2002).
Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya
cidera.
 Enuresis (ngompol)
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi
pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara
pasti belum jelas, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan Enuresis
seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.

 Nocturia
Merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun pada malam
hari untuk buang air kecil.
 Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung
dan mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor
yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran
nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar
bila di lewati udara pernafasan.
 Delirium / Mengigau
 Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse).
 Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu.
 Nightmares dan Night terrors (mimpi buruk)
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau
lebih, setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak,
pucat dan ketakutan.

C. Gejala dan Tanda


 Gejala dan Tanda ( Data Mayor dan Minor) menurut Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (2016)
a. Gangguan Pola tidur
1. Gejala dan Tanda Mayor
 Mengeluh sulit tidur
 Mengeluh sering terjaga
 Mengeluh tidak puas tidur
 Mengeluh pola tidur berubah
 Mengeluh istirahat tidak cukup
2. Gejala dan Tanda Minor
 Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
b. Kesiapan Peningkatan Tidur
1) Gejala dan Tanda Mayor
 Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan tidur
 Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur
2) Gejala dan Tanda Minor
 Tidak menggunakan obat tidur

D. Pohon masalah

 HIPNOTIK
 DIURETIK
 VENTILASI  ANTIDEPRESAN & STIMULAN
 SUARA  ALKOHOL
 TEMPAT TIDUR  KAFEIN
 TINGKAT  PENYEKAT-BETA
CAHAYA  BENZODIAZEPIN
 NARKOTIKA (MORFIN/ DEMORAL)

OBAT-OBATAN DAN
LINGKUNGAN
SUBSTANSI

LATIHAN
STRES GANGGUAN POLA TIDUR FISIK
EMOSIONAL

KELELAHAN
 CEMAS
 TEGANG
 FRUSTASI ASUPAN
MAKAN DAN
KALORI

POLA TIDUR YANG BIASA DAN


MENGANTUK YANG BERLEBIHAN  ALERGI
PADA SIANG HARI ( EDS)
MAKANAN
 KEHILANGAN/
KENAIKAN
 AKTIVITAS MALAM BERAT BADAN
 LEMBUR  DIET
SEMIPUASA
GAYA HIDUP

PENYAKIT FISIK
RUTINITAS HARIAN
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Riwayat Penyakit dan Keluhan
 Keluhan utama :
Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan
pelayanan seperti :
- Apa yang dirasakan klien
- Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
- Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
- Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien
 Riwayat penyakit sekarang :
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yangdirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsunglama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak
mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
 Riwayat diit
 Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan
dapatmencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan yang salah
dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi ini perlu dikaji :
- Penurunan berat badan yang drastis
- Selera makan yang menurun
- Pola makan dan minum sehari-hari
- Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu
fungsi pencernaan
 Riwayat Tidur :
Data yang perlu dikaji seperti deskripsi masalah tidur klien, pola
tidur biasa, perubahan tidur terakhir, rutinitas menjelang tidur dan lingkungan
tidur, penggunaan obat tidur, pola asupan diet, gejala yang dialami selama
terbangun, penyakit fisik yang terjadi secara bersamaan, status emosional dan
mental saat ini.
 Status Sosial Ekonomi
Kaji status sosial ekonomi klien dengan menghindarkan pertanyaan yang
mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih di
fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan dan juga
menyimpulkan bersama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan
penafsiran.
 Riwayat kesehatan keluarga :
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya hubungan
dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.

2. Pemeriksaan Fisik
 Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien.
 Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu dan konjungtiva merah.
 Perilaku: kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak
stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri,
bingung dan kurang koordinasi

F. Penatalaksanaan medis
Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
1) Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat karena penggunaan obat
dapat memberikan efek ketergantungan. Adapun cara yang dapat dilakukan antara lain
:
 Terapi Relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
 Terapi Tidur yang Bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai
dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang
dibuat nyaman untuk tidur.
 Terapi Pengaturan Tidur
Terapi ini di tujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan
waktu tidurnya.
 Terapi Psikologi/Psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau
dokter psikiatri.
 Mengubah Gaya Hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok
danalkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi
ketempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.

2) Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan
sepertiketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter
yangkompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur
antaralain :
 Golongan obat hipnotik
 Golongan obat antidepresan
 Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
 Golongan obat antihistamin.
Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang
telahdisebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat dibantu
dengan pemakaian masker oksigen (Continuous Positive Airway Pressure) atau
tindakan pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas pernapasan. Pada
Restless Leg Syndrome kita harus mencari penyakit dasarnya untuk dapat
memperoleh terapi yang adekuat.

G. Pengkajian keperawatan
- Minta klien menjelaskan sifat masalah tidur
- Minta klien menjelaskan pola tidur (jam berapa berangkat tidur, bangun tidur,
lamanya tidur)
- Kebiasaan menjelang tidur (buang air kecil, membaca buku, dll)
- Gangguan tidur yang sering dialami dan cara mengatasinya
- Kebiasaan Tidur siang
- Observasi lingkungan Tidur ( bising, gelap, dingin, dll)
- Status emosi dan mental
- Penampilan wajah (area gelap disekitar mata, bengkak pada kelopak mata,
konjungtiva kemerahan, mata terlihat cekung, dll).
- Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan tidur (mudah tersinggung,
sering menguap, kurang konsentrasi, dll)
- Kelelahan (tampak lelah, letih, lesu, dll)

Analisa (pengelompokan data)

a) DS
 Klien mengaku tidak bisa beristirahat dengan baik dan selalu mengantuk
 Klien mengeluh sulit tidur dan jika tertidur terbangun lagi beberapa jam
kemudian
b) DO
 Wajah klien tampak pucat

 Klien tampak lemas


 Klien tampak bingung
 Klien sesak nafas
Hal yang perlu dikaji :
1) Intensitas waktu tidur, metode ini mudah dinilai dan terpercaya untuk
memberikan informasi tentang proses dan kecepatan tidur pasien.
2) Kualitas pola tidur, perawat perlu mencatat kata-kata pasien untuk
menggunakan pasien untuk menggambarkan pola tidurnya.

H. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pola tidur
2. Kesiapan Meningkatkan Tidur
I. Intervensi keperawatan

N Tujuan & kriteria


Diagnosa intervensi rasional
o hasil
1 Gangguan Setelah 1. Jelaskan pentingnya tidur yang 1. Pemberian informasi
pola tidur dilakukan asuhan cukup selama kehamilan , yang tepat dapat
keperawatan penyakit tekanan psikososial , dan memotivasi klien agar
selama... x 24 lain-lain. berusaha
jam diharapkan 2. Monitor / catat pola tidur pasien memperbaikikualitas
px tidak dan jumlah jam tidur tidurnya.
terganggu saat 3. Monitor pola tidur pasien , dan 2. Memonitor waktu dan
tidur dengan catat kondisis fisik ( misalnya pola tidur klien dapat
kriteria hasil : apnea tidur , sumbatan jalan membantu perawat
NOC Label : nafas, nyer/ketidaknyamanan. mengetahui apakah klien
Sleep Dan frekuensi buang air kecil) mengalami gangguan
1.Waktu tidur dan atau psikologis (misalnya, tidur atau tidak.
normal ketakutan atau kecemasan ) 3. Untuk mengetahui
2.Kualitas tidur keadaan yang mengganggu tidur. adanya keadaan yang
normal 4. Sesuaikan lingkungan ( misalnya, mengganggu tidur
cahaya , kebisingan , suhu, kasur pasien
dan tempat tidur), untuk 4. Lingkungan yang
meningkatkan tidur. nyaman membantu
5. Bantu untuk menghilangkan tubuh menjadi relaks
situasi stress sebelum tidur sehingga dapat
6. Anjurkan pasien untuk mempermudah tidur.
menghindari makanan sebelum 5. Agar pasien nyaman
tidur dan minum yang untuk tidur
mengganggu tidur. 6.Beberapa jenis
7. Ajarkan pasien bagaimana makanan dan minuman
melakukan relaksasi otot bisa membuat klien sulit
autogenic atau bentuk non- tidur sehingga harus di
farmakologi lainnya untuk hindari di konsumsi
memancing tidur sebelum tidur
8. Mulai/terapkan langkah-langkah 7. Agar pasien mudah
kenyamanan seperti pijat , tidur
pemberian posisi, dan sentuhan 8. Pijatan , posisi yang
afektif. tepat dan sentuan afektif
dapat membantu klien
lebih relaks sehingga
membantu klien untuk
tidur.
2 Kesiapan Setelah 1. Jelaskan pentingnya tidur yang
Meningkat dilakukan asuhan cukup selama kehamilan , 1. Pemberian informasi
kan Tidur keperawatan penyakit tekanan psikososial , dan yang tepat dapat
selama...x 24 jam lain-lain. memotivasi klien agar
diharapkan 2. Monitor / catat pola tidur pasien berusaha
pasien dapat dan jumlah jam tidur memperbaikikualitas
meningkatkan 3. Monitor pola tidur pasien , dan tidurnya.
tidur dengan catat kondisis fisik ( misalnya 2. Memonitor waktu dan
kriteria hasil : apnea tidur , sumbatan jalan pola tidur klien dapat
1.Jumlah nafas, nyer/ketidaknyamanan. membantu perawat
istirahat cukup. Dan frekuensi buang air kecil) mengetahui apakah klien
2. Pola istirahat dan atau psikologis (misalnya, mengalami gangguan
teratur ketakutan atau kecemasan ) tidur atau tidak.
3. Kualitas tidur keadaan yang mengganggu tidur. 3. Untuk mengetahui
baik 4. Sesuaikan lingkungan ( misalnya, adanya keadaan yang
cahaya , kebisingan , suhu, kasur mengganggu tidur
dan tempat tidur), untuk pasien
meningkatkan tidur. 4. Lingkungan yang
5. Bantu untuk menghilangkan nyaman membantu
situasi stress sebelum tidur tubuh menjadi relaks
6. Anjurkan pasien untuk sehingga dapat
menghindari makanan sebelum mempermudah tidur.
tidur dan minum yang 5. Agar pasien nyaman
mengganggu tidur. untuk tidur
7. Ajarkan pasien bagaimana 6.Beberapa jenis
melakukan relaksasi otot makanan dan minuman
autogenic atau bentuk non- bisa membuat klien sulit
farmakologi lainnya untuk tidur sehingga harus di
memancing tidur hindari di konsumsi
8. Mulai/terapkan langkah-langkah sebelum tidur
kenyamanan seperti pijat , 7. Agar pasien mudah
pemberian posisi, dan sentuhan tidur
afektif. 8. Pijatan , posisi yang
tepat dan sentuan afektif
dapat membantu klien
lebih relaks sehingga
membantu klien untuk
tidur.

J. Referensi
Alimul H, A.Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Salemba Medika
Doengos.E.Maryln,dkk. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Lippincott dan Williams&Wilkins. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Lynda
Juall Carpenito-Moyet Edisi 13. Jakarta: EGC
Nanda Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan NANDA 2015-2017. Jakarta :
EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta :Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Wilkinson, Juidith M dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan
NANDA Nic Noc Edisi 9. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai