Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

N DENGAN G3 P0 A0 +
KETUBAN PECAH DINI PARTURIENT ATERM 39 – 40 MINGGU
DI RUANG RAWAT INAP TOURMALINE RSU AVISENA CIMAHI
TAHUN 2021

Disusun Oleh :
TESA TIARA BASIRA
4121006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia dan

limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Ny.R

Dengan G3p2a0 + KPD Parturient Aterm 39 – 40 Minggu di RSU AVISENA

Saya menyadari bahwa Asuhan Keprawatan ini jauh dari kata sempurna oleh

karena itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari

berbagai pihak.Selama proses pembuatan asuhan keperawatan tidak terlepas dari

peran dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

membimbing dalam menyelesaikan asuhan keperawatan ini .

Asuhan keperawatan ini diajukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Tugas

Stase Maternitas Program Profesi Ners di Institut kesehatan Rajawali Bandung.

Selama Penyusunan asuhan keperawatan ini, saya banyak mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, semoga asuhan

keperawata ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Bandung,
November 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian.................................................................... 2

1.3 Manfaat Penelitian.................................................................. 2

BAB II TINJAU PUSTAKA

2.1 Pengertian KPD....................................................................... 3

2.2 Anatomi dan Fisiologi............................................................. 4

2.3 Etiologi.................................................................................... 4

2.4 Patway..................................................................................... 5

2.5 Manifestasi Klinis................................................................... 6

2.6 Pemeriksaan Diagnostik.......................................................... 6

2.7 Penatalaksanaan Medis........................................................... 6

2.8 Proses Keperawatan................................................................ 7

BABIII ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian............................................................................... 10

3.2 Analisa Data............................................................................ 20

3.3 Diagnosa Keperawatan............................................................ 21

iii
3.4 Intervensi Keperawatan........................................................... 22

3.5 Implementasi keperawatan ..................................................... 24

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian............................................................................... 31

4.2 Diagnosa.................................................................................. 32

4.3 Intervensi................................................................................. 34

4.5 Implementasi........................................................................... 35

4.6 Evaluasi................................................................................... 36

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan............................................................................. 37

5.2 Saran........................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah yang masih kontroversial

dalam kebidanan.KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat

menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian

perinatal yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain

disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang

meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering

dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif.

(Hayati & Laili 2017)

Ada 2 komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu : pertama, infeksi,

karena ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya

penyebab infeksi. Dengan tidak adanya selaput ketuban seperti pada KPD, flora

vagina yang normal ada bisa menjadi patogen yang akan membahayakan baik pada

ibu maupun pada janinnya. Oleh karena itu membutuhkan pengelolaan yang

agresif seperti diinduksi untuk mempercepat persalinan dengan maksud untuk

mengurangi kemungkinan resiko terjadinya infeksi ; kedua, adalah kurang bulan

atau prematuritas, karena KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan.

( Juliatmi & Handayani 2015)

1
2

menurut World Health Organization, (WHO) kejadian KPD merupakan salah satu

masalah yang sering terjadi pada Ibu Hamil sementara di Indonesia kasus ini

sering di jumpai di berbagai RS baik pada kehamilan cukup bulan maupun kurang

bulan (Wahyuningsih & septiyanigtyas 2018)

Hasil Survey yang didapatkan di RSU AVISENA Ruang Tormalin kasus

KPD banyak di jumpai dengan tindakan SC dan Normal dengan kehamilan cukup

bulan..

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada ibu


melahirkan dengan indikasi KPD.
1.2.2 Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu mengetahui tanda – tanda persalinan dengan KPD.


2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada ibu partus dengan
KPD.
3. Mahasiwa mampu menegakan diagnosa pada ibu partus dengan KPD.
4. Mahasiswa mampu menegakan intervensi dan implementasi pada ibu
partus dengan KPD.
5. Mahasiwa mampu melakukan evalusi tindakan keperawatan pada ibu
ibu partus dengan KPD.
1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Manfaat teoritis


Makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami
tentang asuhan keperawatan maternita pada ibu partus dengan KPD.
1.3.2 Manfaat praktis
a. Manfaat bagi perawat
Dapat memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan maternita yang
tepat pada kasus ibu partus dengan KPD.
3

b. Manfaat bagi pasien Dapat meminimalkan resiko partus dengan KPD


sehingga mengurangi lamarawat di rumah sakit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Ketuban Pecah Dini

Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup

waktu atau kurang waktu(Cunningham, McDonald, Gant, 2014). Ketuban

Pecah Dini adalah rupturnya membran ketuban sebelum persalinan

berlangsung (Manuaba, 2013). Ketuban pecah dinyatakan dini jika terjadi

sebelum usia kehamilan 37 minggu. Suatu proses infeksi dan peradangan

dimulai di ruangan yang berada diantara amnion korion (Constance

Sinclair, 2015).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ketuban

pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya

melahirkan.Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh

sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia

kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi

lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.


4

2.2 Anatomi dan Fisiologi

Anatomi terdiri dari Panggul velvis ligamen sefiks ilium dan

pubis Fisologi Ketuban pecah dalam persalinan secara umum

disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang.Selaput

ketuban pecah karena padadaerah tertentu terjadi perubahan biokimia

yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh

selaput ketuban rapuh.

Mendekati waktu persalinan, keseimbangan antara MMP dan


TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitik dari matriks ektraseluler dan
membrane janin.Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat menjelang
persalinan.Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda.Pada
trimester ketiga, selaput ketuban mudah pecah.Melemahnya kekuatan
selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi
rahim dan gerakan janin.Pada trimester terakhir, terjadi perubahan
biokimia pada selaput ketuban.Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm
merupakan hal fisiologis

2.3 Etiologi

1. Seviks (leher lahim ) yang pendek

2. Kerusakan selaput ketuban

3. Gemalli ( kehamilan kembar )

4. Infeksi
5

2.4 PATWAY

Inkompetensi serviks Penyakit infeksi gemalli

Dilatasi berlebih serviks Proses biomekanik bakteri Ketegangan uterus berlebih


mengeluarkan enzim

Selaput ketuban menonjol dan


mudah pecah Selaput ketuban Serviks tidak bisa menahan
tekanan intrauteri
KETUBAN PECAH DINI

His yang berulang


Air ketuban terlalu
banyak keluar Klien tidak mengetahui Tidak adanya pelindung
penyebab dan akibat dunia luar dengan daerah
KPD
Peningkatan kontraksi
Distoksia (partus kontraksi dan
kering) Mudahnya mikroorganisme pembukan serviks u
MK : Defisit
masuk ke asenden

MK : Resiko Infeksi Mengiritasi


Laserasi jalan lahir
nervus

Kecemasan pada ibu Merangsang


terhadap keselamtan stimulus nyeri
janin dan dirinya

Nyeri akut
Ansietas
2.5 Manifestasi klinik
KPD menurut Mansjoer (2014) antara lain :

1. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan,

sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.

2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi

3. Janin mudah diraba

4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering

2.6 Pemeriksaan dignostik

1. USG

2. Pemeriksaan Laboratorium

3. Pemeriksaan DJJ

2.7 Penatalaksanaan medis

a. Konserfatif/ perawatan di RS

b. Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu:

1. Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin

2. Ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250mg per oral 3x

perhari selama 7 hari.

c. Jika usia kehamilan sudah 32 - 37 mg dan sudah inpartu, tidak ada infeksi

maka berikan tokolitik ,dexametason, dan induksi setelah 24 jam

d. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali

didahului kondisi ibu yang menggigill

e. Lakukan pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum

persalinan adalah tindakan yang adekuat sepanjang DJJ dalam batas


normal. Pemantauan DJJ ketat dengan alat pemantau janin elektronik

secara kontinu dilakukan selama induksi oksitosin untuk melihat tanda

gawat janin akibat kompresi tali pusat atau induksi. Takikardia dapat

mengindikasikan infeksiuteri.

f. Hindari pemeriksaan dalam yang tidak perlu.

2.8 Proses Keperawatan

2.8.1 Pegkajian

- data primer ( data yang di dapat dari pasien mengenai ,masalah yang di derita )

- data sekunder ( data yang di dapat dari kelurga pasien atau orang terdekat )

- data lainya ( catatan medis, riwayat penyakit )

2.8.2 Proses Keperawatan

1. Pegkajian

- data primer ( data yang di dapat dari pasien mengenai ,masalah yang di derita )

- data sekunder ( data yang di dapat dari kelurga pasien atau orang terdekat )

- data lainya ( catatan medis, riwayat penyakit )

2.8.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b/d intensitas kontrasi uterus

2. Resiko infeksi b/d ketuban pecah dini


8

No SDKI SLKI SIKI


1 Setelah dilakukan Manajemen Nyeri

intervensi keperawatan : O:
 Identifikasi lokasi,
- tingkat nyeri menurun
karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil :
frekuensi, intensitas nyeri

 Keluhan nyeri menurun  Identifikasi skala nyeri

TTV membaik  Identifikasi respons nyeri non

verbal

T:
 Berikan teknik non

farmakologis untuk

mengurangi nyeri

 Fasilitasi istirahat dan tidur

 Kontrol lingkungan yang

memperberat rasa nyeri

E:
 Jelaskan penyebab, periode,

dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi

meredakan nyeri

 Ajarkan teknik farmakologis

untuk mengurangi rasa nyeri

K:
Kolaborasi pemberian analgetik,
Pencegahan infeksi
Setelah dilakukan intervensi
9

keperawatan : O:

- tidak ada muncul tanda  Monitor tanda dan gejala

dan gejala infeksi infeksi lokal dan sistemik

T:
Kriteria Hasil :  Batasi jumlah pengunjung

Klien bebas dari tanda dan  Cuci tangan sebelum dan


gejala infeksi
sesudah kontak dengan pasien

dan lingkungan pasien

 Pertahankan teknik aseptic

pada pasien beresiko tinggi

E:

 Jelaskan tanda dan gejala

infeksi

 Ajarkan cara mencuci tangan

dengan benar

 Anjurkan meningkatkan asupan

cairan

K:

 Kolaborasi pemberian imunisasi,

jika perlu
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE PADA PASIEN NY.N


DENGAN G3 P0 A0 PARTURIENT ATERM + 39 – 40 MINGGU
DI RSU AVISENA
TAHUN 2021

3.1 PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. N
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perepmuan
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SLTA
Alamat : Melong Asih
No Medrek : -
Dx Medis : Ketuban Pecan Dini
Ruang Rawat : Tourmaline
Tanggal Masuk : 22 November 2021
Tanggal Pengkajian : 23 November 2021
2. Penanggung Jawab

Nama : Tn.A
Umur : 39 Tahun
Hub.Keluarga : Suami
Pekerjaan : Buruh

3. Alasan Masuk RS

Pada tanggal 22/11/2021 jam 09:40 WIB pasien datang ke IGD dengan

10
11

keluhan Keluar cairan ketuban yang keluar berwarna jernih, merembes

dari kemaluan dan membasahi 1 kain panjang. Pasien juga mengalami

nyeri yang dirasakan pada pinggang dan menjalar ke ari-ari. Nyeri yang

dirasakan semakin meningkat sehingga pasien di bawa ke RSU

AVISENA oleh suami.

Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat melakukan pengkajian pada hari selasa 23 oktober 2021, Keluar
cairan ketuban yang keluar berwarna jernih, merembes ,Pasien juga
mengalami nyeri yang dirasakan pada pinggang dan menjalar ke ari-ari.
klien terpasang ivfd pada tangan sebelah kiri. Hasil pengkajian tanda-
tanda vital : Tekanan darah : 90/70 mmHg, Suhu : 36,5oC, Pernafasan :
20x/menit, Nadi : 94 x/menit, Spo2 : 98%.
Pengkajian denga PQRST :
P : kontraksi uterus
Q : seperti diremas-remas
R : Nyeri dirasakan dari pinggang sampai vagina
S : skala nyeri 7 (1-10) Berat
T : Nyeri berlangsung 1-2x/10 menit
b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, asma, TBC,

ginjal, hipertensi dan Dm.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


12

Keluarga klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit menular


ataupun penyakit turunan seperti : DM, Jantung, Asma, Ginjal, penyakit
kejiwaan atau penyakit lainya

d. Genogram

Keterangan:

= Laki-laki = Klien

= Perempuan x = Meninggal

= Tinggal serumah = garis

e. Riwayat Kehamilan
Status Obsterikus : G3 P2 A0
UK : 39-40 Minggu
HPHT : 02/03/2021
Taksiran Persalinan : 05/12/2021
Kehamilan : Ke 3

f. Riwayat menstruasi
13

Pasien mengatakan Menarche pada usia 16 Tahun, siklus haid 28 hari


tidak teratur, lama haid 6-7 hari , keluhan atau masalah saat haid tidak ada

g. Riwayat Persalinan

No Tgl/tahun Penolong Jenis Jenis BB/PB Keadaan


Persalinan Persalinan Persalinan Kelamin anak
sekarang
1. - Bidan normal Perempuan - Hidup

2 - Bidan normal perempuan - Hidup

4. Rencana Kontrasepsi

Klien mengatakan tidak tahu tentang kontrasepsi, namun setelah dijelaskan


apa itu kontrasepsi, macam-macam dari kontrasepsi dan apa keuntungan dari
kontrasepsi. Klien merencanakan kontrasepsi yang digunakan adalah PIL.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :
GCS : E: 4, V: 5, M: 6 (15)
Tingkat Kesadaran : Composmetis
Tanda-tandaa Vital :

TD : 90/70 mmHg BB : 64 kG
S : 36,5oC TB : 155 cm
N : 94 x/Menit LILA : 23 Cm
R : 20x/Menit IMT : 27

b. Head to toe
1) Kepala
14

a) Rambut :
Berwarna hitam, lurus tampak bersih
Tidak ada rambut rontok
Tidak ada nyeri tekan
b) Mata
Simetris kiri dan kanan
Konjungvita tidak anemis
Tidak ada nyeri tekan
Tampak bersih
c) Telinga
Simetris kiri dan kanan
Pendengarah baik
Tampak bersih
Tidak ada nyeri tekan
d) Hidung
Simetris kiri dan kanan
Tampak bersih
Tidak ada nyeri tekan
e) Mulut dan gigi
Tidak ada karies
Tidak ada gigi berlubang
Tidak ada perdarahan pada gusi
Mukos bibir lembab
Lidah terlihat bersih
Gigi berwarna kekuningan

2) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
15

Tidak ada nyeri tekan


Tidak ada luka
Tidak ada nyeri nelan
3) Thorak
a) Payudara
Simetris kiri dan kanan
Tampak bersih
Areola hiperpikemntasi
Tidak ada nyeri tekan
Puting susu menonjol
b) Paru-paru
Setelah dilakukan pemeriksaan Simetris kiri dan kanan, ictus
cordis tidak teraba, Tidak ada nyeri tekan, Sonor dikedua lapang
paru, Suara nafas vesikuler
c) Jantung
Setelah dilakukan pemeriksaan tidak terjadi pembesaran jantung,
tidak ada suara tambahan
4) Abdomen
Setelah dilalkukan pemeriksaan bising usus normal 26x/m, tinggi
fundus 32 cm
5) Ekstremitas
Atas : terpasang infus ditangan kiri, simetris kiri dan kanan
Bawah : simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada kedua kaki,
kaki suli digerakan
5 5
5 5

6) Genetalia
a) Perineum
16

Perineum klien tampak bersih, utuh, terlihat bekas jahitan jahitan ,


Reeda Signs :
Redness (kemerahan) : Tidak ada
Edema (bengkak) : Tidak ada
Eechymosis (air ketuban ) : Ada
Discharge (pengeluaran darah luka) : Tidak ada
Approximatio (perekatan/jahitan) : ada
Terpasang kateter
7) Intregument
Kulit berwarna putih, tdiak ada hlosma gravidarum, turgor kulit
bagus, Tidak ada edema,
Pola aktivitas sehari-hari

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT


1. Nutrisi
Makan - Nasi+Lauk+Say - Nasi+Lauk+Sayur
- Menu ur - 1/2 Porsi
- Porsi - 1 Porsi - Tidak Ada
- Makanan - Tidak Ada - Tidak Ada
kesukaan - Tidak ada
- Pantangan
2. Minum
- Jumlah - 6-8 Gelas - 5-6 Gelas
- Minuman - Air dan susu - Tidak ada
kesukaan - Tidak ada - Tidak ada
- Pantangan
3. Eliminasi
BAB
- Frekuensi - 2 kali sehari - 2 kali sehari
- Warna - Khas - Khas
- Bau - Khas - Khas
- Konsistensi - Lembek - Lembek
- Kesulitan - Tidak ada - Tidak ada
BAK
- Frekuensi - 7-8 kali sehari - 7-8kali sehari
- Warna - Kuning keruh - Kuning keruh
- Bau - Pesing - Pesing
- Konsistensi - Cair - Cair
- Kesulitan - Tidak ada - Tidak ada
4. Istirahat Tidur
17

- Waktu tidur - 22:00 WIB - 24:00 WIB


- Lama tidur - 6-7 Jam - 5-6 Jam
- Kesulitan tidur - Tidak ada - Tidak ada
5. Personal hygiene
- Mandi - 2 kali sehari - 1 kali sehari
- Cuci rambut - 1 kali 3 hari - Belum dilakukan
- Gosok gigi - 2 kali sehari - 1 kali sehari
- Potong kuku - 1 kali seminggu - Belum dilakukan

6. Pemenuhan kebutuhan seksual


Klien mengatakan kebutuhan seksual terpenuhi, dengan sang suami
Riwayat alergi
Klien tidak ada riwayat alergri
7. Data psikosoial
a) Konsep diri
1) Peran
Pasien mengakui dirinya adalah sebagai istri dan ibu atau orang tua
bagi suami dan 2 anaknya
2) Identitas diri
Pasien mengenali siapa dirinya
3) Harga diri
Ibu dan suami pasien mengatakan pasien menghargai dirinya
sendiri dan selalu mempunyai harapan terhadap hidupnya
4) Body image
Pasien menggambarkan dirinya sebagai orang yang ceria dan
penyayang
b) Status pasien
Pasien mengatakan bahagia dengan kehamilanya yang ke 3

c) Kecemasan
Pasien mengatakan tidak merasa cemas karena ada suami dan ibu
kandung yang menemani di RS
d) Data sosial ekonomi
18

Klien merupakan seorang ibu rmah tangga 2 anak suaminya bekerja


sebagai buruh, Sumber kebutuhan sehari-hari hanya didapat dari hasil
kerja suaminya dengan pendapatan perbulan < Rp.2000.000. Klien
menggunakan BPJS selama perawatan di RS.
8. Data spiritual
Klien mengatakan beragama islam dan selalu mengerjakan sholat 5
waktu. Ketika masih sehat klien selalu berdoa dan meminta kepada yang
maha kuasa agar diberi kelancaran dalam proses persalinannya, ia dan
bayinya dalam keadaan sehat.
9. Pengetahuan tentang
a. Perawatan bayi
Klien mengatakan bahwa ini adalah kehamilan anak ke-tiga
Klien sudah tahu dan memahami bagaimana cara merawat,
memandikan, membedong dan menggendong bayinta tersebut klien
mengatakan telah berpengalaman dengan merawat kedua putrinya
b. ASIekslusif dan teknik menyusui
Klien mengatakan sudah tahu cara teknik menyusui bayi, karena telah
berpengalaman
c. Perawatan payudara
Klien mengataka sudah paham bagaimana cara membersihkan puting
susu sebelum dan sesudah menyusui bayinya.
Seperti :
1) Lakukan kompres hangat pada payudara
2) Lakukan pemijatan pada payudara
3) Susui si kecil tanpa menggunakan formula
4) Bersihkan ujung payudara secara teratur

10. Pemeriksaan penunjang


Tindakan : Swab antigen
Tanggal : 22/11/2021

Jenis Nilai
19

Pemeriksaan Hasil Satuan Metode Normal


Swab Antigen Negatif Kali Rapid Negatif
Tindakan : Darah rutin (Rawat Jalan)
Tanggal : 22/11/2021

Jenis Hasil Nilai rujukan Analisis


pemeriksaan
HGB 12,7 g/dL ( p 13.0 – 16.0 Normal
( w 12.0 – 14.0 )
RBC 4,59 106/µL ( p 4.5 – 5.5) Normal
( w 4.0 – 5.0 )
HCT 36,6 % ( p 40.0 – 50.0) Normal
( w 36.0 – 43.0 )
3
WBC 14,30 10 /µL ( 5.0 – 10.0 ) Leukositosis
PLT 280 103/ µL ( 150 – 400 ) Normal
APTT 33,7 sec ( 28 – 42 ) Sec Normal
HbSAg - - Nonreaktif

USG : Janin hidup tunggal intrauterine, aktivitas gerak janin


baik, gravid 39- 40 minggu
Rontgen : Normal
EKG : Synus Rythm
11. Terapi Obat
a. RL 500 cc 2:1 20 t pm
b. Keterolac 1 ml injek 2 ampul/hari
c. Omreprazole 1x40 Mg
d. Ceftriaxone 40mg/5cc 1x2.
20

3.2 Analisis Data


Nama : Ny.N Ruangan : Tormaline
Umur : 31 Th No Medrek :-

No Hari/
Tanggal DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. Selasa DS : Nyeri akut
23/11/2021  nyeri pada pinggang dan menjalar ke Peningkatan kontraksi &
ari-ari pembukaan serviks uteri
 nyeri dirasakan hilang timbul
Merangsang stimulus nyeri
 nyeri pada pinggang semakin lama semakin
meningkat Rasa mulas dan ingin mengejan
DO : Nyeri akut
 Pasien tampak meringis
 P : kontraksi uterus
Q : seperti diremas-remas
R : pinggang, ari-ari
S:5
T : 1-2x/10 menit
 TD : 90/70 MmHg
N : 102 x/m
21

2 Selasa Air ketuban bsnysk kelur Resiko infeksi


23/11/2021 DS :
Ketegangan uterus yang
 Mengeluh keluar air ketuban dari kemaluan berlebihan
sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit
 air yang keluar berwarna jernih, merembes Serviks tidak bisa menahan tekanan
dari kemaluan dan membasahi 1 kain intrauteri
panjang
DO :
 KU : sedang
 Air ketuban keluar seperti air
 Pemeriksaan VT : Pembukaan 1-2 cm
 Ttv : td: 90/70 N : 102 R : 20
Spo2: 98 % SB : 36

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut b/d Agen pecedra fisik

2. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer( Ketuban Pecah Dini)
22

3.4 Intervensi Keperawatan


Nama : Ny.N Ruangan : Tormaline
Umur : 31 Th No Medrek :-

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (SLKI) Intervensi keperawatan (SIKI)
1. Nyeri Akut b.d intensitas kontraksi Setelah dikakukan tindakan Observasi :
uterus keperawatan 3x24 jam diharapkan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
Tingkat nyeri menurun. frekuensi, intensitas nyeri
Kriteria Hasil : - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi factor penyebab nyeri
- Tampak meringis menurun - Monitor efek samping penggunaan
- Sikap protektif menurun analgetik

Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis
(tarik nafas dalam, kompre hangat
atau dingin)
- Kontrok lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (suhu,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur

Edukasi :
- Jelaskan penyebab dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi pereda nyeri
23

- Anjurkan monitor nyeri secara


mandiri
- Anjurkan teknik nonfarkamkologis
untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik
(jika perlu)
2. Resiko infeksi b/d Ketuban pecah dini Setelah melakukan tindakan Observasi :
keperawatan 3x 8 jam diharapkan - Monitor tanda dan gejala infeksi
Tingkat infeksi menurun. lokal dan sistemik
Kriteria Hasil :
- Kebersihan tangan meningkat (5) Teurapetik :
- Kebersihan badan meningkat (5 - Batasi jumlah pengunjung
- Nyeri menurun (5) - Berikan perawatan kulit pada area
edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada
pasein beresiko tinggi

Edukas :
- Jelaska tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cuci tangan dengan benar
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
24

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antibiotok
ataupun imusisasi (jika perlu)
25

3.5 Implementasi Keperawatan


Nama : Ny.N Ruangan : Tormaline
Umur : 31 Th No Medrek :-

Diagnose Hari/tgl Jam Implementasi Evaluasi

Nyeri akut Selasa 21.00  Mengidentifikasi karakteristik S:


23.11.2021 nyeri,durasi, dan kualitas nyeri -Pasien mengatakan nyeri pada pinggang dan
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri non menjalar ke vagina
verbal -Pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang
 Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam timbul
 Kolaborasi pemberian obat -Pasien mengatakan nyeri pada pinggang
antibiotic : Ceftriaxone IV 2x1 gr
semakin lama semakin meningkat
terpasang IVFD RL 20 Gtt
O:

-Pasien tampak meringis


- pembukaan 4
- Pemeriksaan dalam Kepala belum masuk PAP
- djj : 138
-P : kontraksi uterus
26

Q : seperti diremas-remas

R : pinggang sampai ke vagina


S:5
T : 1-2x/10 menit
-TD : 125/92 MmHg
N : 102 x/m
-S : 36,7 0C
A:
Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
27

Resiko infeksi Selasa 22.:00  Memonitor tanda dan gejala infeksi S:


23.11.2021 lokal dan sistemik - Pasien mengatakan masih keluar air dari
 Membatasi jumlah pengunjung kemaluan tetapi tidak sebanyak sebelum masuk RS
 Mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan O:
lingkungan pasien - KU : sedang
 Mempertahankan teknik aseptic - Djj 138
pada pasien - Tidak adanya tanda-tanda infeksi
 kolaborasi dalam pemberian - Ttv : TD 90/70 n 102 x/m
antibiotic : Ceftriaxone 2x1 gr R : 20x/m Spo2 :98
terpasang IVFD RL 20 Gtt
A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan
28

Diagnosa Hari/tgl Jam Implementasi Evaluasi


29

Resiko infeksi Rabu 03 :00  Memonitor tanda dan gejala infeksi S:


pagi Pengeluaran air berkurang
24.11.2021 lokal dan sistemik
O:
 Membatasi jumlah pengunjung - KU : sedang
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah - Pada pemeriksaan dalam
kontak dengan pasien dan lingkungan Kepala masuk PAP
pasien - pembukaan 6
 Mempertahankan teknik aseptic pada - djj 138
pasien - Persiapan lahiram di bantu bida dan
 kolaborasi dalam pemberian perawat yag bertugas
antibiotic : Ceftriaxone IV 2x1 gr - Ttv : TD 90/80 n 112 x/m
R : 20x/m Spo2 :98
A:

Masalah teratasi

P:

Intervensi dihentikan
Nyeri akut rabu 04.00  Mengidentifikasi karakteristik S:
24.11.2021 pagi nyeri,durasi, dan kualitas nyeri -Pasien mengatakan nyeri pada
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri non verbal pinggang dan menjalar ke vagina tak
30

 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam


tertahankan
 Kolaborasi pemberian obat
antibiotic : Ceftriaxone 2x1 gr - pasien mengatakan mules
terpasang IVFD RL 20 Gtt O:

-Pasien tampak meringis


-pembukaan 9
pemeriksaan dalam kepala masuk
PAP
- Kepala teraba
- djj 138
- lahiran dibatu bidan dan perawat
dengan 1x10”10
-P : kontraksi uterus
Q : seperti diremas-remas

R : pinggang sampai ke vagina


S:6
T : 1-2x/10 “20 menit
-TD : 90/80 MmHg
31

N : 113 x/m
-S : 36,7 0C

04:20 bayi lahir spontan ,letak


kepala,langsung menangis jenis
kelamin perempuan BB : 3215 PB :
53 , Jam 04:25 plasenta

lahir tidak ada penambahan jalan


lahir

A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
Nyeri akut rabu 21.00  Mengidentifikasi karakteristik S:
24.11.2021 malam nyeri,durasi, dan kualitas nyeri -Pasien mengatakan nyeri berkurang
 Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri non verbal - pasien mengatakan sudah bias
 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
 Kolaborasi pemberian obat berjalan dan ke kamar mandi sendiri
32

antibiotic : O:
terpasang IVFD RL 20 Gtt
-Pasien tampak lebih baik
- Memberikan penyuluhan cara
meyusui dan phbs
-TD : 90/80 MmHg
N : 113 x/m
-S : 36,7 0C
- pasien diindikasikan pulang oleh dr
jam 22.00

A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Peneliti akan membahas tentang laporan studi kasus asuhan keperawatan pada Ny.N
dengan ketuban pecah dini. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi. Adapun bahasan tiap bagian sebagai berikut :
4.1 Pengkajian
Pada pengkajian di temukan beberapa data yang ada pada kedua klien G2 P1 A0
dengan ketuban pecah dini umur 31 tahun, Berdasarkan dari pengkajian ny.n memiliki
keluhan yang sama yaitu pada Ny.N mengatakan hari terasa keluar cairan yang
berwarna jernih di vagina.
Sesuai teori Sunarti, 2017 menyatakan bahwa tanda dan gejala yang terjadi
adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau,
berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena uterus diproduksi
sampai kelahiran mendatang.
Sementara itu, demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah capat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi. Pada pengkajian data
nyeri di ungkap kandengan PQRST =Provokate /faktor pencetus timbulnya nyeri,
Q=Quality /kualitas nyeri yang diungkpkan oleh pasien, R=Region /lokasi dirasakan
nyeri, S=Saver/tingkat keparahan biasanya menggambarkan nyeri yang dirasakan
sebagai nyeri ringan, sedang, atau berat dan T=Timing /seberapa sering nyeri
dirasakan. Pengukuran skala nyeri dapat menggunakan alat ukur NRS (Numeric Rating
Scale).
Berdasarkan data yang didapat pada Ny.N ditemukan data P: nyeri dirasakan
ketika bergerak, Q: nyeri seperti diremas-remas, R: nyeri terasa di area pinggang, S:
skala nyeri 5, T: nyeri bertambah jika bergerak 1-2 x dalam 10 menit.
Menurut Andrian, 2020 proses persalinan normal berlangsung, ibu akan
mengejan dan mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan perineumnya akan
mengalami tekanan yang sangat kuat. Hal ini berisiko tinggi menyebabkan luka robekan

33
34

pada vagina dan perineum yang dapat menyebabkan perdarahan pascapersalinan. Oleh
karena itu, untuk memperbaiki bagian yang robek tersebut, dengan melakukan
penjahitan. Selain robekan alami akibat proses mengejan, jahitan pasca melahirkan
normal. Pada penelitian ini menggunakan format pengkajian Self Care Orem, data dari
Ny.N setelah dianalisis dapat memenuhi aspek dari Basic Conditioning Factors,
Universal Selfcare Requisites, Developmental Selfcare Requisites, Health Deviation
Selcare Requisites.
Pada Ny.N. berdasarkan kemampuan masuk dalam kategori partially
compensatory nursing systems dimana Ny.N diberikan perawatan diri secara sebagian
dan memberikan bantuan secara minimal, klien mengatakan beberapa aktivitas yang
dilakukan di bantu keluarga karena mengatakan keterbatasan bergerak jahitan perineum.
Pengkajian pada klien dengan ketuban pecah dini menurut penulis tanda dan
gejala yang di raasakan sudah sesuai dengan teori yang ada.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Hasil analisa data pada klien post partum dengan ketuban pecah dini dalam
penegakan diagnosa keperawatan yang ditegagakkan sesuai dengan Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia SDKI Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 indikator
penegakkan diagnosa keperawatan terdiri atas penyebab, tanda/gejala dan faktor risiko,
dimana terdapat kriteria mayor dan minor dalam menegakkan diagnosa. Kriteria mayor
adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-100% untuk validasi diagnosa.
Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala yang tidak harus ditemukan, namun
dapat mendukung penegakan diagnosis.

Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan yang telah dilakukan peneliti dapat


menegakkan diagnose keperawatan pada post partum dengan ketuban pecah dini
menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) diagnosa keperawatan yang muncul pada
Ny.N yaitu nyeri akut D.0077, resiko infeksi D.0142
Hasil analisa data pengkajian diagnosa keperawatan yang sesuai teori pada klien
post partum dengan ketuban pecah dini yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik, Berdasarkan teori diagnosa yang diangkat penyebab dari nyeri akut
35

berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, sedangkan penyebab dari diagnosa yang
diangkat adalah agen pencedera fisik /trauma, dan diagnosa resiko infeksi, Sedangkan
diagnose gangguan rasa nyaman, kesiapan persalinan, ansietas, defisit pengetahuan
diagnosa tersebut tidak muncul dikarenakan data mayor dam minor pada pasien tidak
mendukung.
Pada Ny.N diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, Data
Subjektif klien mengeluh nyeri pada pinggang dan menjalar ke ari-ari, Data Objektif
klien tampak meringis, klien tampak gelisah, diagnosa nyeri akut pada Ny.N terdapat
gejala/tanda mayor 80/100% untuk validasi diagnosis dan terdapat tanda minor:
tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan
diagnosa
Menurut asumsi saya pengelola kasus. Diagnosa keperawatan yang sesuai teori
pada Ny.N dengan ketuban pecah dini yaitu Resiko Infeksi dibuktikan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (Ketuban pecah sebelum waktunya). Saat
pengkajian pada kedua klien didapatkan data subjektif mengeluarkan cairan dari jalan
lahir dan nyeri. Resiko infeksi adalah berisiko mengalami peningkatan terserang
organisme patogenik. Faktor resiko salah satunya adalah ketuban pecah sebelum
waktunya, dan kondisi klinis terkait salah satunya ialah ketuban pecah sebelum
waktunya KPSW.
Menurut asumsi saya pengelola kasus penegakkan diagnosa sudah memenuhi
validasi penegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan teori dimana pada diagnosa
resiko infeksi tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala namun memiliki faktor resiko
berupa ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer.
4.3 Intervensi / Perencanaan
Tahap ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan, perencanaan tindakan
keperawatan pada Ny.N disusun setelah semua data yang terkumpul selesai dianalisis
dan diprioritaskan. Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan ini terdiri dari:
menegakkan diagnosa keperawatan, menentukan sasaran dan tujuan, menentukan
kriteria dan evaluasi, menyusun intervensi dan tindakan keperawatan.
36

Menurut saya pengelola kasus didapatkan data bahwa kriteria hasil yang sesuai
data dibuat tidak berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia SLKI, sedangkan
pada Intervensi ada beberapa yang sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia SIKI, berikut adalah intervensi menurut penulis yang sudah di sesuaikan
dengan SLKI & SIKI.
Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
pada Ny. N asumsi saya pengelola kasus mencantumkan tujuan L.08066 setelah
melakukan tindakan keperawatan dalam waktu yang telah ditentukan diharapkan nyeri
akut dapat teratasi dengan kriteria hasil : keluhan nyeri menurun, meringis menurun,
gelisah menurun dan TTV membaik, Intervensi Manajemen nyeri I.08238 yang telah
disusun oleh peneliti pada klien 1 dan klien 2 menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018): Meliputi Observasi (Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi,kualitas dan
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respons nyeri non verbal,
identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri), Teraupetik (Berikan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri), Edukasi (Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri), Kolaborasi (Kolaborasi pemberian
analgetik).
Diagnosa pada Ny.N yaitu, Resiko infeksi di buktikan dengan ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer (ketuban pecah sebelum waktunya) peneliti mencantumkan
tujuan L.14137 setelah melakukan tindakan keperawatan dalam waktu yang telah
ditentukan diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : tidak terjadi demam,
tidak ada bengkak, nyeri menurun.
Intervensi tindakan pencegahan infeksi yang telah disusun oleh peneliti pada
Ny.N menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018): Observasi (Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik), Teraupetik (cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien, batasi jumlah pengunjung), Edukasi (Jelaskan tanda dan
gejala infeksi, ajarkan cara mencuci tangan dengan benar) Kolaborasi (kolaborasi
pemberian imunisasi, jika perlu).
4.4 Implementasi Keperawatan
37

Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dan rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. OIeh karena itu, jika intenvensi
keperawatan yang telah dibuat dalam perencanaan dilaksanakan atau diaplikasikan pada
pasien, maka tindakan tersebut disebut implementasi keperawatan. Setiadi dalam
Februanti, 2019.
Tahap implementasi di mulai setelah rencana tindakan di susun dan di tujukan
pada rencana strategi untuk membantu mencapai tujuan yang di harapkan. Oleh sebab
itu, rencana tindakan yang spesifik di laksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan. Tujuan dari implementasi adalah membantu dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Setiadi dalam
Februanti, 2019.
Implementasi yang dilakukan pada Ny. N dibagi dalam empat komponen yaitu
tindakan observasi, tindakan terapeutik, tindakan edukasi, dan tindakan kolaborasi.
Implementasi yang dilakukan peneliti disesuaikan dengan perencanaan yang telah
disusun Implementasi pada Ny.N dilakukan oleh peneliti dari tanggal 23 November
2021 hingga 24 November 2021. Implementasi pada Ny.N dilakukan sesuai dengan
intervensi yang di buat dan di sesuaikan dengan masalah keperawatan yang di temukan
pada klien. Berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat dan disusun
oleh peneliti untuk mengatasi masalah pertama yaitu nyeri akut terhadap Ny.N tindakan
dilakukan sesuai perencanaan, Tindakan yang dilakukan yaitu Identifikasi lokasi,
karateristik, durasi, frekuensi,kualitas dan intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri,
identifikasi respons nyeri non verbal, identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri, Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri,
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri menurut (Titi Astuti,
2019) mengatakan kondisi nyeri yang timbul pasca persalinan memungkinkan para ibu
cenderung memilih cara yang paling gampang dan cepat dalam menghilangkan nyeri
dengan metode non farmakologi dapat meningkatkan kepuasaan selama pasca
persalinan. Relaksasi, tekhnik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, terapi panas
dingin, musik, aromaterapi merupakan beberapa tekhnik non farmakologi yang dapat
38

meningkatkan kenyamanan pasca persalinan,tindakan selanjutnya kolaborasi pemberian


analgetik.
Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah resiko
infeksi pada Ny.N sesuai dengan intervensi yaitu monitor tanda dan gejala infeksi lokal
dan sistemik, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien, batasi jumlah pengunjung, Jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan cara
mencuci tangan dengan benar, kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu.
4.5 Evaluasi Keperwatan
Menurut Setiadi, 2019 tahapan penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya.
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti Ny.N, pada post partum dengan
ketuban pecah dini terdapat dua masalah keperawatan yang ditegakkan, dua masalah
keperawatan yang teratasi yaitu nyeri akut, dan resiko infeksi. Pada diagnosa nyeri akut,
masalah dapat teratasi ditandai dengan nyeri berkurang, klien tampak rileks, tanda- tanda
vital normal, pasien menyatakan nyaman setelah nyeri berkurang dan sikap protektif
klien berkurang. Pada diagnosa resiko infeksi, masalah dapat teratasi ditandai dengan
klien tidak ada mengalami tanda tanda infeksi, pasien mengatakan paham bagaiama cara
membasuh vulva dengan benar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. N diruangan

Tormalin RSU AVISENA didapatkan Kesimpulan

1. Mahasiswa mengetahui tanda – tanda persalinan dengan KPD.


2. Mahasiswa melakukan pengkajian pada ibu partus dengan KPD.
3. Mahasiwa menegakan diagnosa pada ibu partus dengan KPD.
4. Mahasiswa menegakan intervensi dan implementasi pada ibu partus
dengan KPD.
5. Mahasiwa melakukan evalusi tindakan keperawatan pada ibu ibu partus
dengan KPD.

5.2 Saran

Diharapkan di kaji dan di teliti lebih lanjut lagi mengenai Ketuban pecah

dini pada ibu hamil karna pada tiap-tiap ibu hamil berbeda-beda .

39
DAFTAR PUSTAKA

Antonius. 2007. Perawatan Ketuban Pecah Dini. Jakarta : Muha Medika

Asrining,Surasmi., Handayani, Siti., Kusuma,Nur,.(2015), Perawatan Bayi

Risiko Tinggi. Jakarta : EGC

Bobak et all. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Damayanti,
Ika Putri, dkk. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan KomprehensipPada Ibu
Bersalin Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish. Diponegoro, A. M.,
& Hastuti, S. B. (2012).
https://eresources.perpusnas.go.id:2116/10.1016/j.jpedp.2018.01.010

Manuaba, I.B.G.(2015).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif.(2014).Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I.Jakarta : Media
Aesculapius
Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Editor Sujono Riyadi.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Prasanthi. 2013. Mobiditas dan Mortalitas Perinatal Kasus Ketuban Pecah Dini.
http://www.nikita/konsultasiibu/hamil.2009.php.

Anda mungkin juga menyukai