N DENGAN G3 P0 A0 +
KETUBAN PECAH DINI PARTURIENT ATERM 39 – 40 MINGGU
DI RUANG RAWAT INAP TOURMALINE RSU AVISENA CIMAHI
TAHUN 2021
Disusun Oleh :
TESA TIARA BASIRA
4121006
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia dan
Saya menyadari bahwa Asuhan Keprawatan ini jauh dari kata sempurna oleh
karena itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari
peran dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, semoga asuhan
Bandung,
November 2021
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
2.3 Etiologi.................................................................................... 4
2.4 Patway..................................................................................... 5
3.1 Pengkajian............................................................................... 10
iii
3.4 Intervensi Keperawatan........................................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian............................................................................... 31
4.2 Diagnosa.................................................................................. 32
4.3 Intervensi................................................................................. 34
4.5 Implementasi........................................................................... 35
4.6 Evaluasi................................................................................... 36
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................. 37
5.2 Saran........................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian
perinatal yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain
disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang
meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering
Ada 2 komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu : pertama, infeksi,
karena ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya
penyebab infeksi. Dengan tidak adanya selaput ketuban seperti pada KPD, flora
vagina yang normal ada bisa menjadi patogen yang akan membahayakan baik pada
ibu maupun pada janinnya. Oleh karena itu membutuhkan pengelolaan yang
atau prematuritas, karena KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan.
1
2
menurut World Health Organization, (WHO) kejadian KPD merupakan salah satu
masalah yang sering terjadi pada Ibu Hamil sementara di Indonesia kasus ini
sering di jumpai di berbagai RS baik pada kehamilan cukup bulan maupun kurang
KPD banyak di jumpai dengan tindakan SC dan Normal dengan kehamilan cukup
bulan..
TINJAUAN PUSTAKA
terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup
Sinclair, 2015).
2.3 Etiologi
4. Infeksi
5
2.4 PATWAY
Nyeri akut
Ansietas
2.5 Manifestasi klinik
KPD menurut Mansjoer (2014) antara lain :
1. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan,
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
1. USG
2. Pemeriksaan Laboratorium
3. Pemeriksaan DJJ
a. Konserfatif/ perawatan di RS
c. Jika usia kehamilan sudah 32 - 37 mg dan sudah inpartu, tidak ada infeksi
d. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali
gawat janin akibat kompresi tali pusat atau induksi. Takikardia dapat
mengindikasikan infeksiuteri.
2.8.1 Pegkajian
- data primer ( data yang di dapat dari pasien mengenai ,masalah yang di derita )
- data sekunder ( data yang di dapat dari kelurga pasien atau orang terdekat )
1. Pegkajian
- data primer ( data yang di dapat dari pasien mengenai ,masalah yang di derita )
- data sekunder ( data yang di dapat dari kelurga pasien atau orang terdekat )
intervensi keperawatan : O:
Identifikasi lokasi,
- tingkat nyeri menurun
karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil :
frekuensi, intensitas nyeri
verbal
T:
Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
E:
Jelaskan penyebab, periode,
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
K:
Kolaborasi pemberian analgetik,
Pencegahan infeksi
Setelah dilakukan intervensi
9
keperawatan : O:
T:
Kriteria Hasil : Batasi jumlah pengunjung
E:
infeksi
dengan benar
cairan
K:
jika perlu
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perepmuan
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SLTA
Alamat : Melong Asih
No Medrek : -
Dx Medis : Ketuban Pecan Dini
Ruang Rawat : Tourmaline
Tanggal Masuk : 22 November 2021
Tanggal Pengkajian : 23 November 2021
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 39 Tahun
Hub.Keluarga : Suami
Pekerjaan : Buruh
3. Alasan Masuk RS
Pada tanggal 22/11/2021 jam 09:40 WIB pasien datang ke IGD dengan
10
11
nyeri yang dirasakan pada pinggang dan menjalar ke ari-ari. Nyeri yang
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat melakukan pengkajian pada hari selasa 23 oktober 2021, Keluar
cairan ketuban yang keluar berwarna jernih, merembes ,Pasien juga
mengalami nyeri yang dirasakan pada pinggang dan menjalar ke ari-ari.
klien terpasang ivfd pada tangan sebelah kiri. Hasil pengkajian tanda-
tanda vital : Tekanan darah : 90/70 mmHg, Suhu : 36,5oC, Pernafasan :
20x/menit, Nadi : 94 x/menit, Spo2 : 98%.
Pengkajian denga PQRST :
P : kontraksi uterus
Q : seperti diremas-remas
R : Nyeri dirasakan dari pinggang sampai vagina
S : skala nyeri 7 (1-10) Berat
T : Nyeri berlangsung 1-2x/10 menit
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
d. Genogram
Keterangan:
= Laki-laki = Klien
= Perempuan x = Meninggal
e. Riwayat Kehamilan
Status Obsterikus : G3 P2 A0
UK : 39-40 Minggu
HPHT : 02/03/2021
Taksiran Persalinan : 05/12/2021
Kehamilan : Ke 3
f. Riwayat menstruasi
13
g. Riwayat Persalinan
4. Rencana Kontrasepsi
TD : 90/70 mmHg BB : 64 kG
S : 36,5oC TB : 155 cm
N : 94 x/Menit LILA : 23 Cm
R : 20x/Menit IMT : 27
b. Head to toe
1) Kepala
14
a) Rambut :
Berwarna hitam, lurus tampak bersih
Tidak ada rambut rontok
Tidak ada nyeri tekan
b) Mata
Simetris kiri dan kanan
Konjungvita tidak anemis
Tidak ada nyeri tekan
Tampak bersih
c) Telinga
Simetris kiri dan kanan
Pendengarah baik
Tampak bersih
Tidak ada nyeri tekan
d) Hidung
Simetris kiri dan kanan
Tampak bersih
Tidak ada nyeri tekan
e) Mulut dan gigi
Tidak ada karies
Tidak ada gigi berlubang
Tidak ada perdarahan pada gusi
Mukos bibir lembab
Lidah terlihat bersih
Gigi berwarna kekuningan
2) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
15
6) Genetalia
a) Perineum
16
c) Kecemasan
Pasien mengatakan tidak merasa cemas karena ada suami dan ibu
kandung yang menemani di RS
d) Data sosial ekonomi
18
Jenis Nilai
19
No Hari/
Tanggal DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. Selasa DS : Nyeri akut
23/11/2021 nyeri pada pinggang dan menjalar ke Peningkatan kontraksi &
ari-ari pembukaan serviks uteri
nyeri dirasakan hilang timbul
Merangsang stimulus nyeri
nyeri pada pinggang semakin lama semakin
meningkat Rasa mulas dan ingin mengejan
DO : Nyeri akut
Pasien tampak meringis
P : kontraksi uterus
Q : seperti diremas-remas
R : pinggang, ari-ari
S:5
T : 1-2x/10 menit
TD : 90/70 MmHg
N : 102 x/m
21
2. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer( Ketuban Pecah Dini)
22
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (SLKI) Intervensi keperawatan (SIKI)
1. Nyeri Akut b.d intensitas kontraksi Setelah dikakukan tindakan Observasi :
uterus keperawatan 3x24 jam diharapkan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
Tingkat nyeri menurun. frekuensi, intensitas nyeri
Kriteria Hasil : - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi factor penyebab nyeri
- Tampak meringis menurun - Monitor efek samping penggunaan
- Sikap protektif menurun analgetik
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis
(tarik nafas dalam, kompre hangat
atau dingin)
- Kontrok lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (suhu,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi pereda nyeri
23
Edukas :
- Jelaska tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cuci tangan dengan benar
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
24
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antibiotok
ataupun imusisasi (jika perlu)
25
Q : seperti diremas-remas
P:
Lanjutkan intervensi
27
P:
Intervensi dilanjutkan
28
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Nyeri akut rabu 04.00 Mengidentifikasi karakteristik S:
24.11.2021 pagi nyeri,durasi, dan kualitas nyeri -Pasien mengatakan nyeri pada
Mengidentifikasi skala nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri non verbal pinggang dan menjalar ke vagina tak
30
N : 113 x/m
-S : 36,7 0C
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Nyeri akut rabu 21.00 Mengidentifikasi karakteristik S:
24.11.2021 malam nyeri,durasi, dan kualitas nyeri -Pasien mengatakan nyeri berkurang
Mengidentifikasi skala nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri non verbal - pasien mengatakan sudah bias
Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Kolaborasi pemberian obat berjalan dan ke kamar mandi sendiri
32
antibiotic : O:
terpasang IVFD RL 20 Gtt
-Pasien tampak lebih baik
- Memberikan penyuluhan cara
meyusui dan phbs
-TD : 90/80 MmHg
N : 113 x/m
-S : 36,7 0C
- pasien diindikasikan pulang oleh dr
jam 22.00
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Peneliti akan membahas tentang laporan studi kasus asuhan keperawatan pada Ny.N
dengan ketuban pecah dini. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi. Adapun bahasan tiap bagian sebagai berikut :
4.1 Pengkajian
Pada pengkajian di temukan beberapa data yang ada pada kedua klien G2 P1 A0
dengan ketuban pecah dini umur 31 tahun, Berdasarkan dari pengkajian ny.n memiliki
keluhan yang sama yaitu pada Ny.N mengatakan hari terasa keluar cairan yang
berwarna jernih di vagina.
Sesuai teori Sunarti, 2017 menyatakan bahwa tanda dan gejala yang terjadi
adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau,
berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena uterus diproduksi
sampai kelahiran mendatang.
Sementara itu, demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah capat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi. Pada pengkajian data
nyeri di ungkap kandengan PQRST =Provokate /faktor pencetus timbulnya nyeri,
Q=Quality /kualitas nyeri yang diungkpkan oleh pasien, R=Region /lokasi dirasakan
nyeri, S=Saver/tingkat keparahan biasanya menggambarkan nyeri yang dirasakan
sebagai nyeri ringan, sedang, atau berat dan T=Timing /seberapa sering nyeri
dirasakan. Pengukuran skala nyeri dapat menggunakan alat ukur NRS (Numeric Rating
Scale).
Berdasarkan data yang didapat pada Ny.N ditemukan data P: nyeri dirasakan
ketika bergerak, Q: nyeri seperti diremas-remas, R: nyeri terasa di area pinggang, S:
skala nyeri 5, T: nyeri bertambah jika bergerak 1-2 x dalam 10 menit.
Menurut Andrian, 2020 proses persalinan normal berlangsung, ibu akan
mengejan dan mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan perineumnya akan
mengalami tekanan yang sangat kuat. Hal ini berisiko tinggi menyebabkan luka robekan
33
34
pada vagina dan perineum yang dapat menyebabkan perdarahan pascapersalinan. Oleh
karena itu, untuk memperbaiki bagian yang robek tersebut, dengan melakukan
penjahitan. Selain robekan alami akibat proses mengejan, jahitan pasca melahirkan
normal. Pada penelitian ini menggunakan format pengkajian Self Care Orem, data dari
Ny.N setelah dianalisis dapat memenuhi aspek dari Basic Conditioning Factors,
Universal Selfcare Requisites, Developmental Selfcare Requisites, Health Deviation
Selcare Requisites.
Pada Ny.N. berdasarkan kemampuan masuk dalam kategori partially
compensatory nursing systems dimana Ny.N diberikan perawatan diri secara sebagian
dan memberikan bantuan secara minimal, klien mengatakan beberapa aktivitas yang
dilakukan di bantu keluarga karena mengatakan keterbatasan bergerak jahitan perineum.
Pengkajian pada klien dengan ketuban pecah dini menurut penulis tanda dan
gejala yang di raasakan sudah sesuai dengan teori yang ada.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Hasil analisa data pada klien post partum dengan ketuban pecah dini dalam
penegakan diagnosa keperawatan yang ditegagakkan sesuai dengan Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia SDKI Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 indikator
penegakkan diagnosa keperawatan terdiri atas penyebab, tanda/gejala dan faktor risiko,
dimana terdapat kriteria mayor dan minor dalam menegakkan diagnosa. Kriteria mayor
adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-100% untuk validasi diagnosa.
Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala yang tidak harus ditemukan, namun
dapat mendukung penegakan diagnosis.
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, sedangkan penyebab dari diagnosa yang
diangkat adalah agen pencedera fisik /trauma, dan diagnosa resiko infeksi, Sedangkan
diagnose gangguan rasa nyaman, kesiapan persalinan, ansietas, defisit pengetahuan
diagnosa tersebut tidak muncul dikarenakan data mayor dam minor pada pasien tidak
mendukung.
Pada Ny.N diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, Data
Subjektif klien mengeluh nyeri pada pinggang dan menjalar ke ari-ari, Data Objektif
klien tampak meringis, klien tampak gelisah, diagnosa nyeri akut pada Ny.N terdapat
gejala/tanda mayor 80/100% untuk validasi diagnosis dan terdapat tanda minor:
tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan
diagnosa
Menurut asumsi saya pengelola kasus. Diagnosa keperawatan yang sesuai teori
pada Ny.N dengan ketuban pecah dini yaitu Resiko Infeksi dibuktikan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (Ketuban pecah sebelum waktunya). Saat
pengkajian pada kedua klien didapatkan data subjektif mengeluarkan cairan dari jalan
lahir dan nyeri. Resiko infeksi adalah berisiko mengalami peningkatan terserang
organisme patogenik. Faktor resiko salah satunya adalah ketuban pecah sebelum
waktunya, dan kondisi klinis terkait salah satunya ialah ketuban pecah sebelum
waktunya KPSW.
Menurut asumsi saya pengelola kasus penegakkan diagnosa sudah memenuhi
validasi penegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan teori dimana pada diagnosa
resiko infeksi tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala namun memiliki faktor resiko
berupa ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer.
4.3 Intervensi / Perencanaan
Tahap ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan, perencanaan tindakan
keperawatan pada Ny.N disusun setelah semua data yang terkumpul selesai dianalisis
dan diprioritaskan. Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan ini terdiri dari:
menegakkan diagnosa keperawatan, menentukan sasaran dan tujuan, menentukan
kriteria dan evaluasi, menyusun intervensi dan tindakan keperawatan.
36
Menurut saya pengelola kasus didapatkan data bahwa kriteria hasil yang sesuai
data dibuat tidak berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia SLKI, sedangkan
pada Intervensi ada beberapa yang sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia SIKI, berikut adalah intervensi menurut penulis yang sudah di sesuaikan
dengan SLKI & SIKI.
Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
pada Ny. N asumsi saya pengelola kasus mencantumkan tujuan L.08066 setelah
melakukan tindakan keperawatan dalam waktu yang telah ditentukan diharapkan nyeri
akut dapat teratasi dengan kriteria hasil : keluhan nyeri menurun, meringis menurun,
gelisah menurun dan TTV membaik, Intervensi Manajemen nyeri I.08238 yang telah
disusun oleh peneliti pada klien 1 dan klien 2 menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018): Meliputi Observasi (Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi,kualitas dan
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respons nyeri non verbal,
identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri), Teraupetik (Berikan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri), Edukasi (Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri), Kolaborasi (Kolaborasi pemberian
analgetik).
Diagnosa pada Ny.N yaitu, Resiko infeksi di buktikan dengan ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer (ketuban pecah sebelum waktunya) peneliti mencantumkan
tujuan L.14137 setelah melakukan tindakan keperawatan dalam waktu yang telah
ditentukan diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : tidak terjadi demam,
tidak ada bengkak, nyeri menurun.
Intervensi tindakan pencegahan infeksi yang telah disusun oleh peneliti pada
Ny.N menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018): Observasi (Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik), Teraupetik (cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien, batasi jumlah pengunjung), Edukasi (Jelaskan tanda dan
gejala infeksi, ajarkan cara mencuci tangan dengan benar) Kolaborasi (kolaborasi
pemberian imunisasi, jika perlu).
4.4 Implementasi Keperawatan
37
5.2 Saran
Diharapkan di kaji dan di teliti lebih lanjut lagi mengenai Ketuban pecah
dini pada ibu hamil karna pada tiap-tiap ibu hamil berbeda-beda .
39
DAFTAR PUSTAKA
Bobak et all. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Damayanti,
Ika Putri, dkk. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan KomprehensipPada Ibu
Bersalin Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish. Diponegoro, A. M.,
& Hastuti, S. B. (2012).
https://eresources.perpusnas.go.id:2116/10.1016/j.jpedp.2018.01.010