Tinjauan Teori
1. Pengertian
Tidur adalah perasaan relaks secara mental, bebas dari kecemasan, dan tenang secara
Fisik. Tidur merupakan perubahan status kesadaran berulang-ulang pada periode tertentu,
Tidur memberikan waktu perbaikan dan penyembuhan system tubuh. Perawat membantu
klien mengembangkan perilaku kondusif untuk istirahat dan relaksasi (Saryono dan Widianti,
2011). Tidur merupakan berkurangnya keadaan individu terhadap persepsi dan reaksi
terhadap lingkungan. Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang memiliki ciri-ciri minimnya
aktifitas fisik, perubahan level kesadaran, perubahan proses fisiologis dalam tubuh, dan
berkurangnya respon individu terhadap rangsangan luar (Fundamental of Nursing, 2012).
Sedangkan pengertian tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi
dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali
dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam buku Haswita, 2017).
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar(Tarwoto, 2006). Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh
tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan,
Dasar, 2011).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya.
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal (Herdman, 2013).
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat
sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Saryono dan Widianti (2011), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhinya adalah:
a. Penyakit
Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur misalnya penyakit
yang disebabkan infeksi terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan
keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk
mengatasinya.
b. Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktifitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk
menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Dapat terlihat pada seseorang
yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka orang tersebut akan
lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
c. Stres Psikologi
Kondisi stress psikologi dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Seseorang yang memiliki masalah psikologi akan mengalami kegelisahan sehingga
sulit tidur.
d. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
menimbulkan gangguan tidur antara lain
1) membangunkan sesorang pada malam hari dan menyebakan kesulitan untuk
kembali tidurDiuretic: menyebabkan nokturia.
2) Anti depresan: menekan REM menurunkan total waktu REM
3) Kafein: meningkatkan saraf simpatis atau mencegah orang tidur
4) Beta Bloker: menimbulkan Insomnia, mimpi buruk
5) Narkotika: mensupensi REM meningkatkan kantuk siang hari
6) Alkohol: menggangu tidur REM
e. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya
triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian
sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur,
bahkan terkadang sulit untuk tidur.
f. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
terjadinya proses tidur.
g. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
h. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
i. Gaya Hidup
Seorang yang kerjanya bergeser dan sering kali berganti jam kerja harus
mengatur aktivitas untuk siap tertidur di saat yang tepat. Olahraga sedang biasanya
kondusif untuk tidur, tetapi olahraga berlebihan dapat memperlambat waktu tidur.
Kemampuan seseorang untuk relaks sebelum istirahat adalah factor terpenting yang
mempengaruhi kemampuan untuk tertidur.
Gangguan
GAngguan proses tidur
Tidur Gangguan Tidur
penyakit
Gangguan
pola tidur
9. Gangguan Tidur
Menurut Haswita, dkk (2017), Gangguan tidur terdiri dari:
1. Insomnia
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.
Keadaan ini adalah keluhan tidur yang paling sering dapat bersifat sementara
maupun persisten. Periode singkat insomnia paling sering berhubungan dengan
kecemasan.
2. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Gangguan ini umumnya terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan
parasomnia anatara lain sering terjaga (mis: tidur berjalan, night terror), gangguan
transisi banguntidur (mis: mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM
(mis: mimpi buruk), dan lainnya (mis: bruksisme).
3. Hypersomnia
Hypersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan utama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti
kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan
metabolisme (mis: hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hypersomnia dapat
digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada
siang hari.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau
sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetic
system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur REM.
Alternative pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti amfetamin atau
metilpenidase hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramine
hidroklorida.
5. Apnea Saat Tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya napas secara
periodic pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok
dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan pada
siang hari, sakit kepala di pagi hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan
psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
10. Penatalksanaan
1. Terapi Nonfarmakologi Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat obatan
karena penggunaan obat-obatan bisa memberikan efek keterbatasan.
a. Terapi relaksasi
b. Terapi pemijatan
c. Pengaturan posisi
d. Menejemen lingkungan
e. Terapi music
f. Pengurangan kecemasan
g. Terapi farmakologi.
1. Pengkajian
a) Identitas: Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan,status perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama: Keluhan yang dirasakan pasien saat ini , kemungkinan
ditemukan gangguantidur/istirahat , pusing-pusing/sakit kepala.
2) Riwayat penyakit sekarang: Riwayat penyakit sekarang merupakan
pengalaman klien saat ini yangmembentuk suatu kronologi dari terjadinya
etiologi hingga klien mengalamikeluhan yang dirasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu: Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM
atau penyakit – penyakit lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas,
maupun arterosklerosis,tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasadigunakan oleh penderita
Alergib
Imunisasi
Kebiasaan/Pola hidup
4) Riwayat penyakit keluarga: Riwayat keluarga merupakan penyekit yang
pernah dialami atau sedangdialami keluarga, baik penyakit yang sama
dengan keluhan klien atau punpenyakit lain. Dari genogram keluarga
biasanya terdapat salah satu anggotakeluarga yang menderita penyakit yang
sama.
c) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif, tanda-tanda
vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu2)
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
a. Kepala: Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan
kasar,penampilan, depigmentasi.
b. Muka/ Wajah: Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan?
penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap
dipipi Dan di bawah mata, Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar
hidung dan mulut.
c. Mata: Apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
d. Telinga: Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-
tandaadanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah
belakangtelinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen
telingaberkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang
berdenging,adakah gangguan pendengaran.
e. Hidung: Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah nyeri tekan?
Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
f. Mulut: Lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
g. Tenggorokan: Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tanda-
tanda infeksi faring, cairan eksudat?
h. Leher: Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid?
Adakahpembesaran vena jugularis?
i. Thorax: Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana
gerakpernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah
retraksiIntercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan?
Adakahsesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
j. Jantung: Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya?
Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
k. Abdomen: Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada
abdomen? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah
tandameteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar?(
l. Kulit: Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya?
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka,kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan
padakulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
m. Ekstremitas: Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak, penyebaran
masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya
gangren di ekstrimitas?
n. Genetalia: Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi?
Apakah ada kesulitan untuk berkemih?.
o. Data fokus yang perlu dikajia:
Pola tidur & istirahat: pada pasien degan gangguan kebutuhan istirahat
tidur pengkajian ditekankan pada kualitas dan kuantitas tidur meliputi
durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur.
Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium untuk mendiagnosis
seseorang mengalami gangguan atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan
melalui penilaian terhadap:
Pola tidur penderita
Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
Tingkatan stres psikis
Riwayat medis
Aktivitas fisik.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan Pola Tidur yang di sebabkan oleh: kerusakan transport oksigen,
gangguan metabolism, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada
kaki, takut operasi dan lingkungan yang menggangu
3. Itervensi Keperawatan
NIM : 213111038
Clinical Instruktur :
Tanggal
: 2 November 2021 Jam : 09.30 Wita
Pengkajian
Sumber data Pasien NO. RM : 077242
Identitas Pasien
Alamat : TDM 2
Keluhan Utama : Pasien mengatakan susah tidur, nyeri pada pinggang dan gusi
bengkak
: Pasien mengatakan ia datang untuk melakukan control di poli
Riwayat penyakit dalam. Saat dikaji pasien mengatakan sulit tidur pada
Kesehatan saat malam hari karena sering terbangun, sakit pada pinggang sudah 3
ini hari dan nyeri bertambah pada saat beraktivitas berat, nyeri seperti
tertusuk.
Riwayat Sakit dan Kesehatan
Nadi: 73 x/ mnt
Suhu: 36,0 0C
Pernapasan: 18 x/ mnt
Kepala : rambut dan kulit kepala tampak bersih, tidak ada luka dan benjolan di kepala,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada massa dan tidak ada keluhan
nyeri menelan.
Pemeriksaan Fisik
Terapi:
1. Amlodipin 10 mg
2. Candesartan 8 mg
3. Bisoprolol 2,5 mg
4. Natrium diklonenat 50 mg
5. Alprazolam 0.5 mg
6. Ultavita 1 x 1
7. Atorvastatin 20 mg
ANALISA DATA
1. Gangguan pola tidur b. d Nyeri yang ditandai dengan sulit tidur pada malam hari karena
sering terbangun, sakit pada pinggang sudah 3 hari dan nyeri bertambah pada saat
beraktivitas berat, nyeri seperti tertusuk, skala nyeri: 3. Tekanan darah: 171/89, Nadi: 73 x/
mnt, Suhu: 36,0 0C, Pernapasan: 18 x/ mnt.
Intervensi Keperawatan
Tgl/
Jam