Anda di halaman 1dari 17

A.

Tinjauan Teori

1. Pengertian
Tidur adalah perasaan relaks secara mental, bebas dari kecemasan, dan tenang secara
Fisik. Tidur merupakan perubahan status kesadaran berulang-ulang pada periode tertentu,
Tidur memberikan waktu perbaikan dan penyembuhan system tubuh. Perawat membantu
klien mengembangkan perilaku kondusif untuk istirahat dan relaksasi (Saryono dan Widianti,
2011). Tidur merupakan berkurangnya keadaan individu terhadap persepsi dan reaksi
terhadap lingkungan. Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang memiliki ciri-ciri minimnya
aktifitas fisik, perubahan level kesadaran, perubahan proses fisiologis dalam tubuh, dan
berkurangnya respon individu terhadap rangsangan luar (Fundamental of Nursing, 2012).
Sedangkan pengertian tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi
dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali
dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam buku Haswita, 2017).
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar(Tarwoto, 2006). Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh
tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan,
Dasar, 2011).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya.
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal (Herdman, 2013).
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat
sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Saryono dan Widianti (2011), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhinya adalah:
a. Penyakit
Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur misalnya penyakit
yang disebabkan infeksi terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan
keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk
mengatasinya.
b. Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktifitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk
menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Dapat terlihat pada seseorang
yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka orang tersebut akan
lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
c. Stres Psikologi
Kondisi stress psikologi dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Seseorang yang memiliki masalah psikologi akan mengalami kegelisahan sehingga
sulit tidur.
d. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
menimbulkan gangguan tidur antara lain
1) membangunkan sesorang pada malam hari dan menyebakan kesulitan untuk
kembali tidurDiuretic: menyebabkan nokturia.
2) Anti depresan: menekan REM menurunkan total waktu REM
3) Kafein: meningkatkan saraf simpatis atau mencegah orang tidur
4) Beta Bloker: menimbulkan Insomnia, mimpi buruk
5) Narkotika: mensupensi REM meningkatkan kantuk siang hari
6) Alkohol: menggangu tidur REM
e. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya
triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian
sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur,
bahkan terkadang sulit untuk tidur.
f. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
terjadinya proses tidur.
g. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
h. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
i. Gaya Hidup
Seorang yang kerjanya bergeser dan sering kali berganti jam kerja harus
mengatur aktivitas untuk siap tertidur di saat yang tepat. Olahraga sedang biasanya
kondusif untuk tidur, tetapi olahraga berlebihan dapat memperlambat waktu tidur.
Kemampuan seseorang untuk relaks sebelum istirahat adalah factor terpenting yang
mempengaruhi kemampuan untuk tertidur.

3. Fungsi Dan Tujuan Tidur


Fungsi tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur dapat
digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi
stress pada paru, kardiovaskuler, endokrin dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur,
sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi selular yang penting. Secara umum
terdapat dua efek fisiologis dari tidur, yang pertama, efek dari system saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai
susunan saraf dan yang kedua yaitu pada efek struktur tubuh dengan memulihkan
kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan. (Haswita,
dkk, 2017).
4. Fisiologi Tidur
Siklus tidur terjadi secara alami dan dikontrol oleh pusat tidur yaitu medulla, tepatnya di
RAS (Recticular Activating System) dan BSR (Bulbar Synchronizing Region). RAS terdiri
dari neuron-neuron di medulla oblongata, pons dan midbrain. Pusat ini terlibat dalam
mempertahan status bangun dan mempermudah beberapa tahap tidur. Perubahan-perubahan
fisiologis dalam tubuh terjadi selama tidur. Ada dua teori tentang tidur :
Pasif: RAS di otak mengalami kelelahan sehingga menyebabkan tidak aktif.
Aktif: (Diterima sekarang) suatu bagian di otak yang menyebabkan tidur dihambat oleh
bagian lain.
RAS dan BSR adalah pikiran aktif kemudian menekan pusat otak secara bergantian. RAS
berhubungan dengan status jaga tubuh dan menerima sensory input (pendengaran,
penglihatan, penghidupan, nyeri dan perabaan). Rangsangan sensory mempertahankan
seseorang untuk bangun dan waspada. Selama tidur tubuh menerima sedikit rangsangan
dari korteks serebral (Haswita, dkk, 2017).
5. Irama Sirkardian
Irama siklus 24 jam siang-malam disebut irama sirkandian. Irama sirkandian
mempengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utama seperti suhu tubuh, denyut jantung,
tekanan darah, sekresi hormone, kemampuan sensorik dan suasana hati. Irama sirkardian
dipengaruhi cahaya, suku dan faktor eksternal (aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan).
Setiap individu memiliki jam bilogis sendiri. Kecemasan, kurang istirahat, mudah
tersinggung, dan gangguan penilaian merupakan sejala gangguan tidur. SAR merupakan sel
khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. Pengeluaran serotonin dari pons
dan otak bagian tengah menimbulkan rasa kantuk yang selanjutnya tidur. Terjaganya
scseorang bergantung dari keseimbangan impuls, reseptor sensori perifer dan sistem
limbik.
6. Tahapan tidur
Dua fase tidur normal: NREM (Pergerakan mata yang tidak cepat) dan REM
(pergerakan mata yang cepat).
a. Tahap 1 : NREM
Merupakan tingkatan paling dangkal dari tidur. Tahapan ini berakhir beberapa
menit sehingga orang mudah terbangun karena suara. Terjadi pengurangan aktivitas
fisiologis seperti pengurangan tanda-tanda vital dan metabolisme. Merasa telah
melamun setelah bangun.
b. Tahap 2: NREM
Merupakan tidur bersuara. Terjadi relaksasi sehingga bangun pun sulit. Tahap
ini berakhir 10-20 menit. Fungsi tubuh menjadi lambat.
c. Tahap 3: NREM
Menjadi tahap awal tidur yang dalam. Otot-otot menjadi relaks penuh sehingga
sulit untuk dibangunkan dan jarang bergerak. Tanda-tanda vital menurun namun
teratur. Berakhir 15-30 menit.
d. Tahap 4: NREM
Menjadi tahap tidur terdalam. Individu menjadi sulit dibangunkan. Jika kurang
tidur, individu akari rnenyeimbangkan porsi tidurnya pada tahap ini. Tanda-tanda
vital menurun secara bermakna. Pada tahap ini terjadi tidur sarnbil berjalan dan
enuresis. Berakhir 15-30 menit.
e. Tidur REM
Pada tahap ini individu akan mengalami mimpi. Respon pergerakan mata yang
cepat fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan tekanan darah.
Terjadi penurunan tonus otot skelet, sekresi lambung meningkat. Berakhir dalam
waktu 90 menit. Terjadi peningkatan tidur REM tiap siklus dalam waktu 20 menit.
7. Tanda Dan Gejala
a. Dewasa
1) Data Mayor: Kesulitan untuk tertiduratau tetap tidur
2) Data Minor
a) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
b) Perubahan mood
c) Agitas
d) Mengantuk sepanjang hari
b. Anak
1) Gangguan pada anak sering kalidihubungkan dengan ketakutan, enuresis, atau
respons tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk
mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.
2) Sering bangun saat malam hari
8. WOC

Obat dan Stress dan Lingkungan Latihan kelelahan


substransi Gaya hidup Emosional tidak nyaman

Rutinitas Sulit tidur


Menubah pola kecemasan Mengurangi
dan bekerja
tidur kenyamanan
tidur
Tegang/Frustasi
Kesulitan
Nutrisi dan menyesuaik Motivas
kalori an
perubahan Sering
jadwal tidur terbangun Keinginan
Ganguan menanti tidur
pencernaan

Gangguan
GAngguan proses tidur
Tidur Gangguan Tidur

penyakit

Tidak dapat tidur


Lemah dan Tidak dapat Perbaikan pola dalam periode panjang
letih tidur dengan tidur
kualitas baik
Butuh lebih
Deprivasi
banyak tidur
Kesiapan tidur
Akibat factor
Meningkatkan
internal
tidur
Akibat
factor Insomnia
eksternal

Gangguan
pola tidur
9. Gangguan Tidur
Menurut Haswita, dkk (2017), Gangguan tidur terdiri dari:
1. Insomnia
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.
Keadaan ini adalah keluhan tidur yang paling sering dapat bersifat sementara
maupun persisten. Periode singkat insomnia paling sering berhubungan dengan
kecemasan.
2. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Gangguan ini umumnya terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan
parasomnia anatara lain sering terjaga (mis: tidur berjalan, night terror), gangguan
transisi banguntidur (mis: mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM
(mis: mimpi buruk), dan lainnya (mis: bruksisme).
3. Hypersomnia
Hypersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan utama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti
kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan
metabolisme (mis: hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hypersomnia dapat
digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada
siang hari.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau
sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetic
system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur REM.
Alternative pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti amfetamin atau
metilpenidase hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramine
hidroklorida.
5. Apnea Saat Tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya napas secara
periodic pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok
dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan pada
siang hari, sakit kepala di pagi hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan
psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
10. Penatalksanaan
1. Terapi Nonfarmakologi Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat obatan
karena penggunaan obat-obatan bisa memberikan efek keterbatasan.
a. Terapi relaksasi
b. Terapi pemijatan
c. Pengaturan posisi
d. Menejemen lingkungan
e. Terapi music
f. Pengurangan kecemasan
g. Terapi farmakologi.

B. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur

1. Pengkajian
a) Identitas: Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan,status perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama: Keluhan yang dirasakan pasien saat ini , kemungkinan
ditemukan gangguantidur/istirahat , pusing-pusing/sakit kepala.
2) Riwayat penyakit sekarang: Riwayat penyakit sekarang merupakan
pengalaman klien saat ini yangmembentuk suatu kronologi dari terjadinya
etiologi hingga klien mengalamikeluhan yang dirasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu: Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM
atau penyakit –  penyakit lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas,
maupun arterosklerosis,tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasadigunakan oleh penderita
 Alergib
 Imunisasi
 Kebiasaan/Pola hidup
4) Riwayat penyakit keluarga: Riwayat keluarga merupakan penyekit yang
pernah dialami atau sedangdialami keluarga, baik penyakit yang sama
dengan keluhan klien atau punpenyakit lain. Dari genogram keluarga
biasanya terdapat salah satu anggotakeluarga yang menderita penyakit yang
sama.
c) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif, tanda-tanda
vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu2)
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
a. Kepala: Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan
kasar,penampilan, depigmentasi.
b. Muka/ Wajah: Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan?
penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap
dipipi Dan di bawah mata, Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar
hidung dan mulut.
c. Mata: Apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
d. Telinga: Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-
tandaadanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah
belakangtelinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen
telingaberkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang
berdenging,adakah gangguan pendengaran.
e. Hidung: Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah nyeri tekan?
Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
f. Mulut: Lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
g. Tenggorokan: Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tanda-
tanda infeksi faring, cairan eksudat?
h. Leher: Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid?
Adakahpembesaran vena jugularis?
i. Thorax: Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana
gerakpernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah
retraksiIntercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan?
Adakahsesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
j. Jantung: Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya?
Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
k. Abdomen:  Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada
abdomen? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah
tandameteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar?(
l. Kulit:  Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya?
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka,kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan
padakulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
m. Ekstremitas: Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak, penyebaran
masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya
gangren di ekstrimitas?
n. Genetalia: Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi?
Apakah ada kesulitan untuk berkemih?.
o. Data fokus yang perlu dikajia:
Pola tidur & istirahat: pada pasien degan gangguan kebutuhan istirahat
tidur pengkajian ditekankan pada kualitas dan kuantitas tidur meliputi
durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur.
Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium untuk mendiagnosis
seseorang mengalami gangguan atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan
melalui penilaian terhadap:
 Pola tidur penderita
 Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
 Tingkatan stres psikis
 Riwayat medis
 Aktivitas fisik.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan Pola Tidur yang di sebabkan oleh: kerusakan transport oksigen,
gangguan metabolism, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada
kaki, takut operasi dan lingkungan yang menggangu
3. Itervensi Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


1. Gangguan pola tidur SLKI SIKI:
Definisi: gangguan Kualitas 1. Pola Tidur Dukung Tidur
dan kuantitas waktu tidur Kriteria Hasil: 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
akibat faktor eksternal.  Keluhan sulit tidur 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
Gejala dan tanda Mayor:  Keluhan sering terjaga 3. Identifikasi makanan dan minuman
 Mengeluh sulit tidur  Keluhan pola tidur yang menghambat tidur
 Mengeluh sering berubah 4. Identifikasi obat tidur yang di
terjaga  Keluhan tidak puas tidur konsumsi
 Mengeluh tidak puas  Keluhan istirahat tidak 5. Modifikasi lingkungan
tidur cukup 6. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
 Mengeluh pola tidur 2. Status kenyamanan 7. Tetapkan jadwal tidur rutin
berubah  Keluhan tidak nyaman 8. Jelaskan pentingnya tidur cukup
 Mengeluh istirahat selama sakit
 Gelisah
tidak cukup 9. Anjurkan menghindari makan atau
 Kebisingan
Gejala dan tanda Minor: minuman yang menggangu tidur
 Keluhan sulit tidur
 Mengeluh kemampuan 10. Ajarkan relaksasi otot autogerik atau
 Pola eliinas cara nonfarmakologi lainnya.
aktivitas menurun  Pola hidup
Penyebab: Manajemen Nyeri
 Pola tidur 1. Identifikasi lokasi, frekuensi dan
 Hambatan lingkungan 3. Tingkat Keletihan durasi nyeri
 Kurang control tidur  Verbalisasi kepulihan 2. Identifikasi sekala nyeri
 Kurang privasi energy tenaga 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
 Restrain fisik  Kemapuan melakukan 4. Berikan teknik nonfarmakologi
 Ketiadaan teman tidur aktivitas rutin untuk mengurangi rasa nyeri
 Tidak familiar dengan  Otivasi 5. Control lingkungan yang
peralatan tidur  Verbalisasi lelah memperberat rasa nyeri
Kondisi Klinis Terkait:  Lesu 6. Fasilitasi istirahat dan tidur
 Nyeri/kolik  Gangguan konsentrasi 7. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
 Hipertiroidisme  Pusing 8. Kolaborasi pemberin analgetik
 Kecemasan  Sakit tenggorokan 9. Anjurkan menggunakan analgetik
 Penyakit paru obstruksi  Gelisah secara tepat
 Kehamilan  Frekuensi napas Manajemen Lingkungan
 Periode pasca partum  Selera makan 1. Identifikasi keamanan dan
 Kondisi pasca operasi  Pola napas kenyamanan lingkungan
 Pola istirahat 2. Atur suhu lingkungan yang sesuai
3. Sediakan tempat tidur dan
lingkungan yang bersih dan aman
4. Hindari paparan lansung dengan
cahaya matahari atau cahaya yang
tidak perlu
5. Jelaskan cara membuat lingkungan
rumah yang aman
Terapi Aktivitas
1. Identifikasi deficit tingkst aktivits
2. Identivikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan
3. Identivikasi makna aktivitas rutin
4. Fasilitasi aktivitas fisik rutin
5. Jelaskan metode aktivitas fisik
sehari-hari, jika perlu
6. Libatkan kelurga dalam aktivitas

11. Implementasi keperawatan


Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu kepada rencana tindakan atau
intervensi yang telah ditetapkan atau di buat.
12. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi, atau teratasi sebagian dengan mengacu kepada kriteria evaluasi.
Nama mahasiswa : Maria Ervin Hartina Muu

NIM : 213111038

Clinical Instruktur :

Ruangan : Poli Penyakit Dalam

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DI POLI PENYAKIT DALAM

Tanggal
: 2 November 2021 Jam : 09.30 Wita
Pengkajian
Sumber data Pasien NO. RM : 077242

Tanggal MRS : 2 November 2021 Dx. Medis : Hipertensi

Identitas Pasien

Nama : Ny. K. J Pekerjaan :IRT

Tanggal Lahir : 5 Mei 1965 Pendidikan ibu : SD


Identitas

Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Katholik

Umur : 56 Tahun Suku/bangsa : Manggarai

Alamat : TDM 2

Keluhan Utama : Pasien mengatakan susah tidur, nyeri pada pinggang dan gusi
bengkak
: Pasien mengatakan ia datang untuk melakukan control di poli
Riwayat penyakit dalam. Saat dikaji pasien mengatakan sulit tidur pada
Kesehatan saat malam hari karena sering terbangun, sakit pada pinggang sudah 3
ini hari dan nyeri bertambah pada saat beraktivitas berat, nyeri seperti
tertusuk.
Riwayat Sakit dan Kesehatan

Riwayat Kesehatan sebelumnya: Pasien mengatakan memiliki penyakit hipertensi.

Riwayat Kesehatan Keluarga: Pasien mengatakan orangtuanya tidak ada yang


menderita penyakit hipertensi.

Tekanan darah: 171/89


Tanda-tanda vital

Nadi: 73 x/ mnt

Suhu: 36,0 0C

Pernapasan: 18 x/ mnt

Kepala : rambut dan kulit kepala tampak bersih, tidak ada luka dan benjolan di kepala,

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada massa dan tidak ada keluhan
nyeri menelan.
Pemeriksaan Fisik

Thorax : tidak merasakan nyeri pada daerah dada

Abdomen : tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen,

Ekstremitas : pergerakan kaki dan tangan tidak terbatas

Data fokus yang dikaji:


1. Pola tidur & istirahat: Pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari, sering
terbangun.
Pemeriksaan Penunjang Kolesterol : 276 mg/dL

Terapi:

1. Amlodipin 10 mg
2. Candesartan 8 mg
3. Bisoprolol 2,5 mg
4. Natrium diklonenat 50 mg
5. Alprazolam 0.5 mg
6. Ultavita 1 x 1
7. Atorvastatin 20 mg

ANALISA DATA

Data Penyebab Masalah Keperawatan

Data subjektif: Pasien mengatakan Nyeri Gangguan pola tidur


sulit tidur pada malam hari karena
sering terbangun, sakit pada pinggang
sudah 3 hari dan nyeri bertambah pada
saat beraktivitas berat, nyeri seperti
tertusuk.

Data objektif : Skala nyeri : 3


Tekanan darah: 171/89
Nadi: 73 x/ mnt
Suhu: 36,0 0C
Pernapasan: 18 x/ mnt
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pola tidur b. d Nyeri yang ditandai dengan sulit tidur pada malam hari karena
sering terbangun, sakit pada pinggang sudah 3 hari dan nyeri bertambah pada saat
beraktivitas berat, nyeri seperti tertusuk, skala nyeri: 3. Tekanan darah: 171/89, Nadi: 73 x/
mnt, Suhu: 36,0 0C, Pernapasan: 18 x/ mnt.
Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

Gangguan pola tidur b. Goal : Selama dalam perawatan Pola SIKI:


d Nyeri yang ditandai tidur pasien membaik Dukung Tidur
1. Identifikasi pola aktivitas dan
dengan sulit tidur pada Objektif : dalam 1 x 24 jam nyeri
tidur
malam hari karena yang dirasakan pasien berkurang 2. Identifikasi faktor pengganggu
sering terbangun, sakit Kriteria Hasil SLKI: tidur
3. Batasi waktu tidur siang
pada pinggang sudah 3 1. Pola Tidur
 Keluhan sulit tidur menurun 4. Anjurkan menghindari makan
hari dan nyeri atau minuman yang menggangu tidur
 Keluhan sering terjaga
bertambah pada saat 5. Ajarkan relaksasi otot autogerik
menurun
atau cara nonfarmakologi lainnya.
beraktivitas berat,  Keluhan pola tidur berubah
6. Ciptakan lingkungan yan aman
nyeri seperti tertusuk, menurun
dan nyaman sebelum tidur
 Keluhan istirahat tidak cukup
skala nyeri: 3. Manajemen Nyeri
menurun
Tekanan darah: 7. Identifikasi lokasi, frekuesi dan
durasi nyeri
171/89, Nadi: 73 x/ 8. Berikan teknik nonfarmakologi
mnt, Suhu: 36,0 0C, untuk mengurangi rasa nyeri
Pernapasan: 18 x/ mnt 9. Kolaborasi pemberin analgetik
Implementasi Dan Evaluasi

Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi Paraf

Tgl/

Jam

Gangguan pola 10.30 1. Mengkaji pola S : Pasien mengatakan


tidur b. d Nyeri aktivitas dan tidur paham dengan apa yang
yang ditandai pasien dijelaskan
sulit tidur pada 2. Mengkaji faktor
malam hari pengganggu tidur O:
karena sering 3. Menganjurkan pasien TD: 171/89
terbangun, untuk mengurangi
sakit pada waktu tidur siang Nadi: 73 x/menit
pinggang sudah 4. Menganjurkan pasien
Suhu: 36,0 C
3 hari dan nyeri menghindari makan
bertambah atau minuman yang Pernapasan: 18 x/menit
pada saat menggangu tidur
beraktivitas 5. Mengajarkan teknik A : Masalah keperawatan
berat, nyeri relaksasi otot autogerik gangguan pola tidur belum
seperti atau cara Teratasi
tertusuk, skala nonfarmakologi
P : Intervensi dilanjutkan
nyeri: 3. lainnya.
oleh keluarga di rumah
Tekanan darah: 6. Menciptakan
171/89, Nadi: lingkungan yang aman
73 x/ mnt, dan nyaman sebelum
Suhu: 36,0 0C, tidur
Pernapasan: 18 7. Mengkaji lokasi,
x/ mnt frekuesi dan durasi
nyeri
8. Mengajarkan teknik
relaksasi dan distraksi
pada pasien
9. Berkolaborasi

Anda mungkin juga menyukai