NIM : 21101039
NIP/NIK. NIK/NIP
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu.
Secara umum,istirahat adalah suatu keadaan tenang,rileks, tanpa tekanan
emosional dan bebas dariperasaan gelisah. Dalam arti lain istirahat bukan
berarti tidak melakukan aktivittas samasekali. Terkadang, berjalan-jalan
ditaman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan, pengertian tidur merupakan suatu kedaan tidak sadarkan diri
dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang
dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup
(Haswita,2017).
1.2 Etiologi
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas
dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh
jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya adalah (Haswita,2017) :
a. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit
yang mengharuskan untuk istirahat dan tidur, misalnya penyakit yang
disebabkan infeksi (infeksi limpa) akan membutuhkan lebih banyak
waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit
menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
b. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivitas tinggi memerlukan lebih banyak tidur untuk
menjaga keseimbangan energy yang telah dikeluarkan. Maka orang
tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang
lambatnya (NREM) diperpendek.
e. Stress psikologis
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan sarafsimpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minuman
alkohol dapat mengakibatkan insomniadan lekas marah.
g. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses
tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur,
karena adanya triptofan yang merupakan asam aminodari protein yang
dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga
mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
h. Obat-obatan
Obat jugadapat mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi proses tidur, yaitu diuretic, antidepresan, kafein,
beta-bloker, narkotika..
1.3 Siklus Tidur
Secara normal pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode
sebelum tidur, selama orang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap
berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10-30 menit,
tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tidur, akan berlangsung
satu jam atau lebih, tahapan tidur dibagi dalam beberapa tahap antara lain :
1. Tidur Non Rapid Eye Movement ( NREM)
a. Tahap I tidur NREM
1) Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur
2) Tahap berakhir beberapa menit
3) Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolism
4) Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti
suara. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun
b. Tahap II NREM
1) Tahap II merupakan periode tidur bersuara
2) Tahap berakhir beberapa menit
3) Untuk terbangun masih relative mudah
4) Tahap berakhir 10 hingga 20 menit
5) Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban
c. Tahap III NREM
1) Tahap III merupakan tahap awal dari tidur yang dalam
2) Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
3) Otot-otot dalam keadaan santai penuh
4) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur
5) Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
d. Tahap IV NREM
1) Tahap IV merupakan tahap tidur terdalam
2) Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur
3) Jika terjadi kurang tidur, maka orang tidur akan menghabiskan
porsi malam yang seimbang pada tahap ini
4) Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama
jam terjaga
5) Tahap berakhir kurang lebih 15 sampai 30 menit
6) Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi
2. Rapid Eye Movement (REM)
a. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM.
b. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.Tahap ini
biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur Hal ini dicirikan
oleh respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung
dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah.
c. Terjadi tonus otot skelet penurunan
d. Peningkatan sekresi lambung
e. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur
Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus rata-rata 20 menit
1.4 Faktor yang mempengaruhi
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada
yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami
gangguan. Seseorang bisa tidur maupun tidak dipengaruln oleh beberapa
faktor, diantaranya sebagai berikut (Asmadi, 2008):
a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dia dapat
tidur dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka
kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik
sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya, pada klien yang
menderita gangguan pada sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang
sesak napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirabat dan tidur.
b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang
untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang
dapat tidur dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising,
dan gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur.
c. Stres psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi
tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan
nonepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan
mengurangi tahap IV NREM dan REM. sedang pada anak di Ruang Anak
Rumah Sakit Baptis Kediri dan 62% anak mengalami gangguan pola tidur
pada anak usia prasekolah.
d. Diet
Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu,
daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.
Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan
mengganggu tidur.
e. Gaya hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan
tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada
kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih
pendek.
f. Obat-obatan
Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek
menyebabkan ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya,
obat golongan amfetamin akan menurunkan tidur REM.
1.5 Pathway
Lingkungan yang
Stres emosional Konsumsi obat-obatan/zat
tidak adekuat
tegang
Penurunan tidur Zat diuretik kafein
REM
Sering
Nokturia atau Mencegah
terbangun
Sering terjaga Euneuresis tidur
selama siklus
nokturnal
Kekacauan
Penurunan keletihan keluarnya
kuantitas dan neurotransmitter
kualitas tidur serotonin dan
kortisol
Deprivasi tidur
Gangguan pola
tidur
Diagnosa
Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Asuhan Dukungan tidur (1.05174)
berhubungan dengan Keperawatan 1 x 24 jam Tindakan :
hambatan diharapkan Defisit Perawatan O :
lingkungan(D.0055) Diri dapat teratasi dengan Identifikasi pola
kriteria hasil : aktivitas dan tidur
Pola tidur (L.05045) Identifikasi faktor
Indikator SA ST pengganggu tidur
Keluhan sulit Modifikasi lingkungan,
tidur batasi waktu tidur siang
Keluhan sering T:
terjaga Fasilitasi
Keluhan Pola menghilangkan stress
Tidur Berubah sebelum tidur
Keluhan Tetapkan jadwal tidur
Istirahat tidak rutin
Cukup Lakukan prosedur
Ket : untuk meningkatkan
1. Menurun kenyamanan
2. Cukupmenurun E:
3. Sedang
Jelaskan pentingnya
4. Cukupmeningkat
tidur cukup selama
5. Meningkat
sakit
Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara non
farmakologi lainnya
Niken.2019.PolaTiduryangBurukdapatMempengaruhiTerjadinyaHipertensi.Inst
ituteilmukesehatanStradaKediri.
PPNI,T.P.
(2018).StandarIntervensiKeperawatanIndonesia.JakartaSelatan:DewanPe
ngurusPusat PPNI.
PPNI,T.P.
(2019).StandarLuaranKeperawatanIndonesia.JakartaSelatan:DewanPen
gurusPusatPPNI.
PPNI,T.P.
(2017).StandarDiagnosisKeperawatanIndonesia.JakartaSelatan:Dewan
PengurusPusat PPNI.