A. Definisi Lansia
Lansia adalah suatu keadaan yang selalu terjadi pada kehidupan manusia.
Menua adalah proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu tetapi dimulai sejak ada permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
hal yang alamiah yang berarti seseorang sudah melalui tiga tahapan yaitu: anak,
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik
yang ditandai kulit mengendur, rambut memutih, gigi ompong, pendengaran
menurun, penglihatan memburuk, mengalami gerakan melambat, dan figur tubuh
yang tidak proporsional (Nugroho, 2016).
Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi
Martono (1994) mengatakan bahwa menua atau menjadi tua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia secara
perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat
mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lanjut usia, termasuk kehidupan
seksualnya (Nugroho, 2016).
Menurut WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur
60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang
kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalan dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Nugroho,
2016).
m) Sistem Genitourinaria
Ginjal mengecil gdan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal
menurun hingga 50%, fungsi tubulus berkurang (berakibat pada
penurunan kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine, berat
jenis urine menurun, proteinuria biasanya +1), blood urea nitrogen
(BUN) meningkat hingga 21mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat. Otot-otot kandung kemih (vesica urinaria)melemah,
kapasitasnya menurun hingga 200ml dan menyebabkan frekuensi buang
air kecil meningkat, kandung kemih sulit dikosongan sehingga
meningkatkan retensi urine. Pria dengan usia 65 tahun ke atas sebagaian
besar mengalami pembesaran prostat hingga ±75% dari besar
normalnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
3-3 tahun
• Mulai mengatakan apa yang dia sukai dan yang tidak disukai
• Memiliki inisiatif
12-20 tahun
20-40 tahun
• Menutup mata
• Penurunan afek
• Penurunan verbalisasi
• Kurang inisiatif
• Pasif
Objektif
Subjektif
• Kebingungan gender
• Ketidakefektifan koping
• Gangguan hubungan
• Merasa koping
• Merasa aneh
• Perilaku bimbang
• Pasif
• Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
• Perilaku bimbang
• Ekspresi ketidakberdayaan
• Ekspresi ketifakbergunaan
Menerima kekuatan
Gangguan
proses
keluarga
Hubungan
keluarga
ambifalen
Ketidakmampuan
koping keluarga
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes MMPI
Minnesota Multiphasic Personality Inventoiy (MMPI) ialah tes
kepribadian yang paling banyak digunakan secara luas dalam penelitian dan
penilaian dalam psikologi yang memakai skala klinis. Skala klinis
merupakan skala dengan penilaian objektif, yaitu bagaimana orang lain
menilai individu tersebut. Struktur MMPI yang terdiri dari 567 pertanyaan
yang dijawab benar atau salah membutuhkan sekitar 60- 90 menit untuk
diselesaikan. MMPI penting karena dapat digunakan untuk membedakan
orang yang normal dengan orang yang ada kemungkinan ketidaknormalan
dalam kepribadiannya. MMPI sampai saat ini masih sangat dipercaya,
terutama di Indonesia sebagai alat resmi diagnosa gangguan jiwa oleh
psikiater.
2. Electro Encephalography (EEG)
Electro Encephalography (EEG) merupakan pemeriksaan syaraf otak
dengan merekam gelombang gelombang otak. EEG adalah pemeriksaan
penunjang yang sangat diperlukan di bagian syaraf untuk menentukan
adanya kelainan gelombang gelombang di otak secara fungsional.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya :
a. Pasien yang mengalami kejang atau yang diduga mengalami kejang.
b. Mengevaluasi efek serebral dari berbagai penyakit sistemik (misalnya
keadaan ensefalopati metabolik karena diabetes, gagal ginjal).
c. Melakukan studi untuk mengetahui gangguan tidur ( sleep disorder )
atau narkolepsi.
d. Membantu menegakkan diagnosa koma.
e. Melokalisir perubahan potensial listrik otak yang disebabkan trauma,
tumor, gangguan pembuluh darah (vaskular) dan penyakit
degeneratif.
f. Membantu mencari berbagai gangguan serebral yang dapat
menyebabkan nyeri kepala, gangguan perilaku dan kemunduran
intelektual.
3. CT (Computed Tomography)
CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang
sangat tinggi.Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi
perdarahan intra cranial, lesi yang memenuhi rongga otak (space
occupying lesions/ SOL), edema serebral dan adanya perubahan struktur
otak.
E. Penatalaksanaan Medis
Pemberian terapi medis pada kasus gangguan psikososial juga tidak
digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan
antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok
pengambilan kembali neurotransmitter norepineprin dan serotonin,
meningkatkan konsentrasinya pada sinapsis dan mengoreksi defisit yang
diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis. Hal ini sesuai dengan
masalah neurotransmitter yang dihadapi oleh klien dengan harga diri rendah
yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin, norepineprin.
Terdapat banyak jenis antidepresan, salah satunya obat jenis Tricyclic
Anti Depresan (TCA) : Amitriptiline, Imipramine, desipramine, notriptilin,
sesuai dengan fungsi dari obatnya yaitu untuk meningkatkan reuptake
seorotonin dan norepinefrin sehingga meningkatkan motivasi klien dan sesuai
dengan indikasinya yaitu pengobatan yang diberikan pada klien dengan
depresi tetapi juga mengalami skizofrenia sehingga mempunyai efek
pengobatan yang saling meningkatkan.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian psikologis
a. Status emosional
b. Konsep diri
c. Cara komunikasi
d. Pola interaksi
1) Pendidikan terakhir
3) Pekerjaan klien
4) Status keuangan
b. Hubungan sosial
“Bagaimana perasaan Anda tentang diri diri sendiri atau tidak mencapai apa yang
Anda?” seseorang harapkan juga
“Apakah Anda pikir Anda telah mampu menimbulkan stres konsep diri.
menjadi (seorang ibu, anak perempuan,
seorang istri, seorang suami, seorang
ayah, anak laki - laki)dalam keluarga
Anda dengan cara yang Anda
inginkan?”
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakmampuan Koping Keluarga
a. Definisi
Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti)
yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk
beradptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
b. Batasan Karakteristik
• Merasa diabaikan
• Tidak toleran
• Perilaku menolak
• Perilaku bermusuhan
• Perilaku individualistik
• Penyakit Alzheimer
• AIDS
• Kanker
• Penyalahgunaan zat
• Krisis keluarga
Subjektif
• Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang
netral
• Biofisik, kognitif
• Penyakit, cedera
• Pembedahan, trauma
• Terapi penyakit
• Kebingungan gender
• Ketidakefektifan koping
• Gangguan hubungan
• Merasa koping
• Merasa aneh
• Indoktrinasi pemujaan
• Diskontinuitas budaya
• Diskriminasi
• Kondisi manik
• Prasangka
• Krisis situasional
• Tahap perkembangan
• Tahap pertumbuhan
• Indoktrinasi pemujaan
• Diskontinuitas budaya
• Diskriminasi
• Kondisi manik
• Prasangka
• Krisis situasional
• Tahap perkembangan
• Tahap pertumbuhan
sendiri
• Perilaku bimbang
• Pasif
• Gaangguan psikiatrik
• Kegagalan berulang
• Peristiwa traumatic
• Situasi traumatic
• Perilaku bimbang
• Ekspresi ketidakberdayaan
• Ekspresi ketifakbergunaan
• Perubahan perkembangan
• Kegagalan
• Gangguan fungsional
• Kurang penghargaan
• Kehilangan
• Penolakan
• Perubahan perkembangan
• Gangguan fungsi
• Riwayat ditinggalkan
• Riwayat penganiayaan
• Riwayat pengabaian
• Kurang pengenalan
• Kehilangan
• Penyakit fisik
• Penolakan
• Menerima keterbatasan
Menerima kekuatan
EGC
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nuiul Chayatin. 2008. Buku. Ajar Kebutuhan
EGC
Hidayat, A.Aziz Alimun 2002. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Jakarta : EGC
Herdman, Heather. 2012. Nanda International Diagnosis Keperawatan 2012
Jakarta : EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan