Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN GERONTIK PROSES MENUA

OLEH:

AGRIANTOMI AWUNG GANNA

NIM :21.3000.253

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA

BANJARMASIN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN STASE GERONTIK PROSES MENUA

Telah di setujui

Buntok, Desember 2022

Mengetahui,

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

( Ari Leloni Handayani, S.Kep.,Ns)

(Adytia Suparna,S.Kep.Ns)
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP TEORI MENUA


I.1. Definisi

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupanya, yaitu anak, dewasa, dan tua.

Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.(Padila 2013)

Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik

yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,

pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakkan lambat,

dan figure tubuh yang tidak proporsional (Padila, 2013).

Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmajo dan Dr. H. Hadi

Martono, 1994 mengatakan bahwa “ menua “ (menjadi proses tua) adalah suatu

proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri / mengganti diri dan fungsi normalnya mempertahankan struktur dan fungsi

normlnyasehingga tidak dapat betahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2012).

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-

tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin

rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan

kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan,

pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring

meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,

jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada

kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity

of daily living (Depkes RI, 2018).

I.2. BATASAN LANJUT USIA, TEORI MENUA DAN ETIOLOGI


a. Batasan Lanjut Usia
Klasifikasi lanjut usia (Nugroho, 2012)
a. Menurut World Health Organisation (WHO) batasan lanjut usia terbagi
menjadi empat tahapan yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun.
2) Lanjut usia (erderly) usia 60-74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun.
4) Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun
b. Menurut DEPKES RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia membagi lanjut usia menjadi
:
1) Kelompok menjelang lanjut usia (45-54 tahun). Keadaan ini
dikatakan sebagai masa virilitas
2) Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai masa presenium
3) Kelompok-kelompok usia lanjut (>65 tahun) yang dikatakan
sebagai masa senium
c. Maryam (2008) mengklasifikasikan lansia antara lain :
1) Pralansia (praselinis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
2) Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3) Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih / seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes
RI, 2013)
4) Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaaan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang atau jasa (Depkes RI, 2013)
5) Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2013)

b. Teori Menua

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi, teori
psikososial, teori lingkungan (Aspiani, 2014).
a. TeoriBiologi
Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses menua
merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa
hidup. Teori ini lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat structural sel/
organtubuh,termasukdidalamnyaadalahpengaruhagenpatologis.Fokusdariteori ini
adalah mencari determinan-determinan yang menghambat proses penurunan
fungsi organisme. Yang dalam konteks sistemik, dapat mempengaruhi/ memberi
dampak terhadap organ/ sistem tubuh lainnya dan berkembang sesuai dengan
peningkatan usiakronologis.
1) Teori “GenetikClock”
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam
genetik didalam nuclei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu
tertentudan jika jam ini sudah habis putarannya maka akan menyebabkan
berhentinya
prosesmitosis.Radiasidanzatkimiadapatmemperpendekumurmenurutteori ini
terjadi mutasi progresif pada DNA sel somatik akan menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan fungsional seltersebut.
2) Teorierror
Menurut teori ini proses menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai
macamkesalahansepanjangkehidupanmanusiaakibatkesalahantersebutakan
berakibatkesalahanmetabolismeyangdapatmengakibatkankerusakanseldan
fungsi sel secaraperlahan.
Sejalan dengan perkembangan umur sel tubuh, maka terjadi beberapa
perubahan alami pada sel pada DNA dan RNA, yang merupakan substansi
pembangun atau pembentuk sel baru. Peningkatan usia mempengaruhi
perubahan sel dimana sel-sel Nukleus menjadi lebih besar tetapi tidak diikuti
dengan peningkatan jumlah substansi DNA.

3) TeoriAutoimun
Pada teori ini penuaan dianggap disebabkan oleh adanya penurunan fungsi
sistem imun.Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada Limposit –T,
disamping perubahan juga terjadi pada Limposit –B. perubahan yang terjadi
meliputi penurunan sistem immune humoral, yang dapat menjadi faktor
predisposisi pada orang tua untuk : (a) menurunkan resistansi melawan
pertumbuhan tumor dan perkembanga kanker. (b) menurunkan kemampuan
untuk mengadakan inisiasi proses dan secara agresif memobilisasi pertahanan
tubuh terhadap pathogen. (c) meningkatkan produksi autoantingen, yang
berdampak pada semakin meningkatnya risiko terjadinya penyakit yang
berhubungan denganautoimmun.

4) Teori FreeRadical
Teori radikal bebas mengasumsikan bahwa proses menua terjadi
akibatkurang efektifnya fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh
adanya berbagai
radikalbebasdalamtubuh.Radikalbebasmerupakanzatyangterbentukdalam
tubuh manusia sehingga salah satu hasil kerja metabolisme tubuh. Walaupun
secara normal ia terbentuk dari proses metabolisme tubuh, tetapi ia dapat
tebentuk akibat : (1) prosesoksigenasi lingkungan seperti pengaruh polutan,
ozon, dan petisida. (2) reaksi akibat paparan dengan radiasi. (3) sebagai
reaksi berantai dengan molekul bebas lainnya. Penuaan dapat terjadi akibat
interaksi
darikomponenradikalbebasdalamtubuhmanusia.Radikalbebasdapatberupa :
superoksida (O2), radikal hidroksil,dan H2O2. Radikal bebas sangatmerusak
karena sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein,
danasam lemak tak jenuh.Makin tua umur makin banyak terbentuk radikal
bebas sehingga proses pengerusakan harus terjadi, kerusakan organel sel
makin banyak akhirnya selmati.

5) TeoriKolagen
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh rusak.

6) Wear TeoriBiologi
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan
kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.

b. TeoriPsikososial
1) Activity Theory (TeoriAktivitas)
Teori ini menyatakan bahwa seseorang individu harus mampu eksis dan aktif
dalam kehidupan sosial untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari
tua.Aktivitas dalam teori ini dipandang sebagai sesuatu yang vital untuk
mempertahankan rasa kepuasan pribadi dan kosie diri yang positif. Teori ini
berdasar pada asumsi bahwa : (1) aktif lebih baik daripada pasif. (2) gembira
lebih baik daripada tidak gembira. (3) orang tua merupakan orang yang baik
untuk mencapai sukses dan akan memilih alternatif pilihan aktif dan
bergembira. Penuaan mengakibatkan penurunan jumlah kegiatan secara
langsung.

2) Continuitas Theory (TeoriKontinuitas)


teori ini memandang bahwa kondisi tua merupakan kondisi yang selalu
terjadi dan secara berkesinambungan yang harus dihadapi oleh orang lanjut
usia.
Adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya suatu pola
perilaku yang meningkatkan stress.

3) DisanggementTheory
Putusnya hubungan dengan dunia luar seperti dengan masyarakat , hubungan
dengan individu lain.

4) Teori StratisfikasiUsia
Karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat proses
penuaan.

5) Teori KebutuhanManusia
Orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan tidak semua
orang mencapai kebutuhan yang sempurna.

6) JungTheory
Terdapat tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam perkembangan
kehidupan.

7) Course of Human LifeTheory


Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat maksimumnya.

8) Development Task Theory


Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan sesuai dengan
usianya.

c. TeoriLingkungan
1) Radiation Theory (TeoriRadiasi)
Setiapharimanusiaterpapardenganadanyaradiasibaikkarenasinarultraviolet
maupun dalam bentuk gelombang-gelombang mikro yang telahmenumbuk
tubuh tanpa terasa yang dapat mengakibatkan perubahan
susunan DNA dalam sel hidup atau bahkan rusak dan mati.

2) Stress Theory (TeoriStress)


Stress fisik maupun psikologi dapat mengakibatkan pengeluaran
neurotransmitter tertentu yang dapat mengakibatkan perfusi
jaringan menurun sehingga jaringan mengalami gangguan
metabolisme sel sehingga terjadi penurunan jumlah cairan
dalam sel dan penurunan eksisitas membrane sel.

3) Pollution Theory (TeoriPolusi)


Tercemarnya lingkungan dapat mengakibatkan tubuh
mengalami gangguan pada sistem psikoneuroimunologi yang
seterusnya mempercepat terjadinya proses menua dengan
perjalanan yang masih rumit untuk dipelajari.

4) Exposure Theory (TeoriPemaparan)


Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai kemampuan mirip
dengan sinar ultra yang lain mampu mempengaruhi susunan
DNA sehingga proses penuaan atau kematian sel bisa terjadi.

c. Etiologi
1) Perubahan hormonal pada proses menua
Aging (penuaan) dikaitkan dengan hilang atau berkurangnya
daya adaptasi, dari berbagai fungsi organ, dan perubahan yang
ritmis daru fungsi organ tubuh yang ada merupakan daya
adaptasi alamiah dari organisme tehadap berbagai perubahan
lingkungsn ( misalnya terhadap terang, gelap, cuaca maupun
perubahan kadar kesingan dan lain-lain
2) Faktor Genetik
a) Secara genetik, perempuan ditentukan oleh sepasang
kromosom X sedangkan laki-laki oleh satu kromosom X.
b) Kromosom X ini ternyata membawa unsur kehidupan
sehingga peremuan berumur lebih Panjang ketimbang laki-
laki
c) Disamping itu juga ditemukan gen khusus yang
bertanggung jawab mengaktualkan proses penuaan bagi
individu yang mengembangkan gen tersebut, cenderung
cepat menjadi tua (berusia 30-an, tampak seperti sudah
mencapai usia 80-an). Kelainan ini dikenal sebagai Sindrom
Werner.
3) Faktor lingkungan
a) Nutrisi : berlebihan atau kekurangan mengganggu
keseimbangan reaksi kekebalan
b) Stress yang dibedakan atas :
(1) Biologi : efek radikal bebas, obat-obatan, infeksi
(2) Psikososial tekanan kehidupan sehari-hari dalam
lingkungan rumah, pekerjaan ataupun masyarakat yang
tercemin dalam bentuk gaya hidup
(3) Fisik-radiasi, trauma mekanik, suhu/cuaca
4) Faktor Imunologi
Sistem imun secara tidak langsung dapat turut mempengaruhi
proses menua. Akibat kehadiran suatu penyakit atau disungsi
organ yang terkena penyakit, hal ini dapat memicu proses
menua.

I.3. MANIFESTASI KLINIS


Tanda dan gejala proses menua :
1) Kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala kemunduran
fisik :
a) Timbul garis-garis keriput diwajah
b) Penglihatan dan pendengaran memburuk
c) Mulut mulai mengendur
d) Rambut mulai beruban
e) Gerakan lambat dan mudah Lelah
2) Terjadi kemunduran kognitif :
a) Menjadi pelupa
b) Ingatan tidak berfungsi dengan baik
c) Skor yang dicapai dalam tes intelegensia menjadi lebih rendah
d) Tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide yang baru

I.4. PROSES MENUA SECARA ANATOMI FISIOLOGI


Menurut buku ajar asuhan keperawatan gerontik, aplikasi NANDA
NIC dan NOC (Aspiani, 2014), perubahan yang terjadi pada lansia
meliputi :
1) Perubahan Pada Fisik

a) Sel

Pada dasarnya sel bertumbuh semakin lama semakin tua

dan pada akhirnya sel-sel yang tua tersebut akan mengalami

kematian sel. Kematian sel tergantung pada masing- masing

jenis sel yang membentuk jaringan tubuh. Ciri-ciri sel yang

semakin menua adalah bentul sel mengecil, sintesis protein

biasanya berlangsung di dalam sel. Prosesnya semakin

melambat, badan golgi kemudian memecah, mitokondria

mengalami fragmentasi dan pada akhirnya sel akan mati

bahkan lambat laun akan menghilang akibat proses penyerapan

dalam jaringan tubuh (Tamher dan Noorkasiani, 2009).

b) Sistem Persyarafan

Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi

dan atrofi yang progresif pada serabut saraf lansia. Lansia

mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam


melakukan aktivitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan

penurunan persepsi sensori dan respon motorik pada susunan

saraf pusat dan penurunan reseptor proprioseptif. Keadaan ini

terjadi karena susunan saraf pusat pada lansia mangalami

perubahan morfologis dan biokimia, perubahan tersebut

menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Koordinasi

keseimbangan; kekuatan otot, reflek, perubahan postur dan

peningkatan waktu reaksi (Surini dan Utomo dalam Azizah,

2011).

c) Sistem Pendengaran

Sistem pendengaran lansia juga mengalami perubahan

yaitu: prebiakusis (gangguan pendengaran), hilangnya

kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama

terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang

tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia

diatas umur 65 tahun; membrane timpani menjadi atrofi

menyebabkan otosklerosis; terjadinya pengumpulan serumen

yang dapat mengeras karena meningkatnya keratin;

pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang

mengalami ketegangan jiwa atau stress (Nugroho, 2008).

d) Sistem Penglihatan

Sistem penglihatan pada lansia juga mengalami

penurunan seperti: sfingter pupil timbul sklerosis dan

hilangnya respon terhadap sinar; kornea lebih berbentuk sferis


(bola); lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi

katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan;

meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi

terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam

cahaya gelap; hilangnya daya akomodasi; menurunnya lapang

pandang, berkurang luas pandangannya; menurunnya daya

membedakan warna biru atau hijau pada skala (Nugroho,

2008).

e) Sistem Kardiovaskuler

Penurunan kekuatan kontraktil miokardium

menyebabkan penurunan curah jantung. Penurunan signifikan

jika lansia mengalami stres karena ansietas, kegembiraan,

penyakit atau aktivitas yang berat. Tubuh berusaha untuk

mengkompensasi penurunan curah jantung dengan

meningkatkan denyut jantung selama latihan. Akan tetapi,

setelah latihan fisik, memerlukan waktu yang lama untuk

mengembalikan denyut jantung lansia ke frekuensi semula.

Tekanan darah lansia seringkali meningkat. Hal ini disebabkan

akibat perubahan vaskular dan akumulasi plak sklerotik

sepanjang dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan

kakunya vascular secara menyeluruh. Nadi perifer dapat

dipalpasi tetapi sering kali lemah pada ekstremitas bawah.

Ekstremitas bawah dapat menjadi dingin, terutama pada

malam hari (Potter and Perry, 2005).


f) Sistem Pengaturan Temperature Tubuh

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja

sebagai suatu thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tetentu,

kemunduran terjadi sebagai factor yang mempengaruhinya.

Yang sering ditemui, antara lain: temperatur tubuh menurun

(hipotermia) secara fisiologi ± 35˚C ini akibat metabolisme

yang menurun dan keterbatasan refek mengigil dan tidak dapat

memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya

aktivitas otot (Nugroho, 2008).

g) Sistem Respirasi

Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru,

kapasitas total paru tetap, tetapi volume cadangan paru

bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang rugi paru,

udara mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot,

kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernafasan

terganggu dan kemampuan peregangan toraks berkurang.

Umur tidak berhubungan dengan perubahan otot diagfragma,

apabila terjadi perubahan otot diafragma, maka otot toraks

menjadi tidak seimbang dan menyebabkan terjadinya distorsi

dinding toraks selama respirasi berlangsung (Azizah, 2011).

h) Sistem Gastrointestinal

Penuaan menyebabkan peningkatan jumlah jaringan

lemak pada tubuh dan abdomen. Akibatnya, terjadi

peningkatan ukuran abdomen karena tonus dan penurunan


elastisitas otot menurun sehingga menyebabkan abdomen lebih

membuncit. Lansia mengalami intoleransi pada makanan

tertentu secara tiba-tiba. Penuruan peristaltik menyebabkan

lansia mengalami perlambatan penggosongan gaster dan

mungkin tidak mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah

besar. Penurunan peristaltik juga dapat mempengaruhi

penggosongan kolon yang mengakibatkan konstipasi (Potter

and Perry, 2005).

i) Sistem Genitourinaria

Sistem genitourinaria pada lansia juga mengalami

perubahan seperti: ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan

sisa metabolisme tubuh melalui urine darah yang masuk ke

ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang

disebut nefron (tepatnya di glomerulus) dan kemudian

mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal

menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya

kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat urin

menurun proteinuria (biasanya+1), BUN (blood Urea

Nitrogen) meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal

terhadap glukosa meningkat; vesika urinaria atau kandung

kemih yang mana otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya

menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang

air seni meningkat dan vesika urinarianya susah dikosongkan

pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya


retensi urin; pembesaran prostat ± 75% dialami oleh pria usia

diatas 65 tahun; atrofi vulva; vagina pada orang-orang yang

makin menua sexual intercourse cenderung menurun secara

bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan

menikmati berjalan terus sampai tua (Nugroho, 2008).

j) Sistem Endokrin

Sistem endokrin pada lansia juga mengalami perubahan

seperti: produksi dari hampir semua hormone menurun; fungsi

paratiroid dan sekresinya tidak berubah; pituitary pada

pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya

didalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH,

TSH, FSH, dan LH; menurunnya aktifitas tiroid, menurunnya

BMR (Basal Metabolic Rate), dan menurunnya daya

pertukaran zat; menurunnya produksi aldosteron; menurunnya

sekresi hormone kelamin misalnya progesteron, estrogen, dan

testosterone (Nugroho, 2008).

k) Sistem Kulit (Integumentary System)

Pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak

alastis, kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan

sehingga menjadi tipis dan berbecak. Kekeringan kulit

disebabkna atrofi grandula sebasea dan grandula sudoteria

sehingga timbul pigmen berwarna coklat pada kulit yang

dikenal dengan liver spot. Perubahan kulit lebih banyak


dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain angin dan

matahari, terutama sinar ultra violet (Azizah, 2011).

l) Sistem Musculoskeletal

Lansia yang berolahraga secara teratur tidak kehilangan

massa atau tonus otot dan tulang sebanyak lansia yang tidak

aktif berolahraga. Serat otot berkurang ukurannya dan

kekuatan otot berkurang sebanding penurunan massa otot.

Wanita pasca menoupause memiliki laju demineralisasi tulang

yang lebih besar daripada pria lansia. Wanita yang

mempertahankan masukan kalsium selama hidup dan masuk

pada tahap menopause mengalami demineralisasi tulang

kurang dari wanita yang tidak pernah melakukannya (Potter

and Potter, 2005).

2) Perubahan Psikososial

Menurut (Nugroho, 2008) nilai seseorang sering diukur

melalui produktivitasnya dan identitasnya dikaitkan dengan

peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami pensiun (purnatugas),

seseorang akan mengalami kehilangan, antara lain :

a) Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)

b) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/posisi yang cukup

tinggi, lengkap dengan semua fasilitas)

c) Kehilangan teman / kenalan atau relasi

d) Kehilangan pekerjaan / kegiatan

3) Perubahan Spiritual
a) Agama atau kepercayaan semakin terintegrasi dalam

kehidupan (Maslow, 1970 dalam Nugroho, 2008)

b) Lanjut usia makin teratur dalam kehidupan keagamaannya, hal

ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari

(Murray dan Zentner, 1970 dalam Nugroho, 2008).

c) Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah

universalizing, perkembangan yang di capai pada tingkat ini

adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh

cara mencintai dan keadilan (Folwer, 1978 dalam Nugroho,

2008).

4) Perubahan Mental

a) Menurut (Nugroho 2008), perubahan mental yaitu sebagai

berikut:

(1) Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan

dapat berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah

curiga, bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu.

(2) Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang

dikemukakan pada hampir setiap usia lanjut, yakni

keinginan berumur panjang, tenaganya dapat mungkin

dihemat.

(3) Mengharapkan tetap diberikan peranan dimasyarakat.

(4) Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap

berwibawa.
(5) Jika meninggalpun, mereka ingin meninggal secara

terhormat dan masuk surga.

b) Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Mental

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental menurut

(Nugroho 2008 ) adalah sebagai berikut :

(1) Perubahan fisik, khususnya pada organ perasa

(2) Kesehatan umum

(3) Tingkat pendidikan

(4) Ketururunan (hereditas)

(5) Lingkungan

I.5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan secara rutin pada lansia,
Meski tidak memiliki keluhan apapun, medical check up sebaiknya
tetap dilakukan. Berikut ini adalah rangkaian tes yang dilakukan
saat medical check up, terutama bagi lansia:
1) Tekanan darah
Lansia sebaiknya memeriksa tekanan darah setiap ada kesempatan,
bahkan jangan menunggu sampai setahun. Saat ini bahkan tersedia
alat praktis yang bisa digunakan untuk tes tekanan darah secara
mandiri di rumah. Apabila mengalami diabetes, penyakit jantung,
penyakit hati, atau penyakit lainnya dalam proses menua , wajib
memeriksakan tekanan darah secara rutin
2) DEXA Scan
Pindai DEXA Scan melalui rontgen atau sinar-X bermanfaat untuk
meninjau kepadatan tulang. Melalui pemeriksaan ini, dapat melihat
risiko patah tulang, osteoporosis, atau masalah lainnya yang
berkaitan dengan kesehatan tulang. Semakin bertambah usia,
jaringan tulang akan melemah dan tulang juga tidak menyerap
mineral dengan baik.
3) Berat badan
Naik atau turunnya berat badan secara drastis bisa menandakan
kondisi medis tertentu. Berat badan bertambah bisa berarti retensi
cairan (edema), penyakit ginjal, hati, atau jantung. Sementara itu,
berat badan turun dapat berarti infeksi atau kanker.
4) Pemeriksaan darah
Usahakan untuk selalu melakukan cek darah lengkap setiap tahun.
Mulai dari sel-sel darah, gula darah, kolesterol, kadar hormon,
hingga kadar elektrolit.
5) Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengecek aktivitas elektrik
jantung. Dari pemeriksaan inidapat memantau kesehatan jantung.
Sebaiknya pemeriksaan EKG dilakukan kira-kira 3 tahun sekali.
Namun, jika memiliki penyakit jantung atau keluhan berkaitan
dengan penyakit jantung, sebaiknya lebih sering lagi
memeriksakan diri.
6) Kolonskopi
Untuk mencegah gangguan pencernaan atau kanker usus, lakukan
pemeriksaan kolonoskopi. Sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan
kira-kira setiap 2 tahun sekali. Apabila saat ini kamu memiliki
masalah pencernaan, sebaiknya lakukan kolonoskopi.
7) Tes mata
Proses penuaan memengaruhi kesehatan mata. Salah satu keluhan
yang sering diadukan lansia adalah penglihatan berkurang atau
hilang. Penyebabnya kemungkinan mata plus, glaukoma, atau
katarak. Maka dari itu, sebisa  mungkin lakukan pemeriksaan mata
secara rutin jika kamu mengalami gejala tertentu.
8) Gula darah puasa

Skrining dan diagnosis diabetes melitus (DM), pemantauan terapi

DM, serta mendukung dalam kontrol DM2) Diagnosis dan


penanganan beberapa gangguan metabolik seperti asidosis, ketosis,

dehidrasi, dan koma diabetic

9) Kolesterol total

Mendeteksi gangguan metabolisme lemak, dan menentukan faktor

risiko penyakit jantung koroner.

10) Asam urat

Menunjang diagnosis gout.Pemeriksaan ini juga digunakan untuk

memantau pengobatan pasien asam urat, pasien kemoterapi.

11) Analisa urine

Mendiagnosis dan memantau kelainan ginjal/ saluran kemih

termasuk infeksi saluran kemih (ISK); dan mendeteksi penyakit

metabolik atau sistemik.

I.6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaansecaraumumbagilansia menurutMansjoer (2002)
adalah menurunkan berat badanbilaterdapat kelebihan (indeks masa
tubuh> 27),membatasialkohol,meningkatkan aktifitasfisik aerobik(30
–45 menit/hari), mempertahankan asupankalsium dan magnesiumyang
adekuat, mengurangi asupan natrium, mempertahankan
asupankaliumyang adekuat,danberhentimerokokdan mengurangi
asupan lemak jenuh dan kolesteroldalam makanan.
MenurutAnderson(2011) menjelaskanmengenai

pemakaianobatpadalanjutusia perludipikirkan kemungkinan

adanyagangguan absorbsi dalamalat

pencernaan,interaksiobat,efeksamping obat,dan

gangguanakumulasiobatterutama obat–obatanyang eksresinya

melaluiginjal.Melaksanakanterapianti hipertensiperlu penetapan


jadwal rutin harian minum obat,mencatatobat–obatanyang

diminumdan keefektifan mendiskusikan untuk tindak lebih lanjut.

Latihan aktivitas fisikyang dilakukan lansia pada umumnya


mengarah pada fungsiorganvitallansia sepertifungsisistempencernaan,
fungsisistempernafasandanfungsiorganlainya. Latihan fisik
yangdilakukan oleh lansiatidak boleh terlalu berat dan berlebihan.

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


II.1. PENGKAJIAN DAN RIWAYAT KEPERAWATAN
Pengkajiaan dan Riwayat keperawatan tersebut meliputi aspek :
1) Fisik
Wawancara :
a) Pandangan lanjut usia tentang Kesehatan
b) Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia
c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
d) Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglhatan, dan
pendengaran
e) Kebiasan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK
f) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lanjut usia
g) Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna
dirasakan
h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara Kesehatan dan
kebiasaan dalam minum obat
i) Masalah-masalah seksual yang sudah dirasakan
2) Psikologis
a) Bagaimana sikapnya dalam proses penuaan
b) Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
c) Apakah optimis dalam memandangan suatu kehidupan
d) Bagaiman mengatasi stress yang dialami
e) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
f) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
g) Apakah harapan saat ini dan akan dating
h) Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif : daya ingat, prose
pikir, alam perasaan, orientasi dan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah.
3) Sosial Ekonomi
a) Darimana sumber keungan lanjut usia
b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c) Dengan siapa dia tinggal
d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e) Bagaiman pandangan lanjut usia terhadap lingkungan
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di
luar rumah
g) Siapa saja yang bisa mengunjungi
h) Seberapa besar ketergantungan
i) Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginanya dengan
fasilitas yang ada
4) Spiritual
a) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan
keyakinan
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam
kegiatan keagamaan, misalnya pengkajian dan penyantunan
anak yatim atau fakir miskin
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah
dengan berdoa
d) Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal
5) Riwayat Keperawatan
a) Aktivitas dan Istirahat
Gejala : Mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut
danberdebar. Mengeluh sulit tidur (keringat malam hari).

Tanda: Takikardia, perubahan tekanan darah, pingsan karena


kerja, takpineu, dispneu.

b) Sirkulasi
Gejala: Menyatakan memiliki riwayat demam reumatik
hipertensi, kongenital: kerusakan arteial septal, trauma dada,
riwayat murmur jantung dan palpitasi, serak, hemoptisisi,
batuk dengan/tanpa sputum, riwayat anemia, riwayat shock
hipovolema.
Tanda: Getaran sistolik pada apek, bunyi jantung; S1 keras,
pembukaan yang keras, takikardia. Irama tidak teratur; fibrilasi
arterial.
c) Integritas Ego
Tanda: Menunjukan kecemasan; gelisah, pucat, berkeringat,
gemetar. Takut akan kematian, keinginan mengakhiri hidup,
merasa tidak berguna, kepribadian neurotik.
d) Makanan / Cairan
Gejala: Mengeluh terjadi perubahan berat badan, sering
penggunaan diuretik.
Tanda: Edema umum, hepatomegali dan asistes, pernafasan
payah dan bising terdengar krakela dan mengi.
e) Neurosensoris
Gejala: Mengeluh kesemutan, pusing
Tanda: Kelemahan
f) Pernafasan
Gejala: Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal.
Tanda: Takipneu, bunyi nafas; krekels, mengi, sputum
berwarna bercak darah, gelisah.

II.2. PEMERIKSAAN FISIK : DATA FOKUS


1) Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh
2) Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu : Haed
to toe dan sistem tubuh :
a) Rambut
(1) Keadaan kesuburan rambut
(2) Keadaan rambut yang mudah rontok
(3) Keadaan rambut yang kusam
(4) Keadaan tekstur

b) Kepala
(1) Botak/alopesia
(2) Ketombe
(3) Berkutu
(4) Adakah Eritema
(5) Kebersihan
c) Mata
(1) Apakah sklera ikterik
(2) Apakah kunjungtiva pucat
(3) Kebersihan mata
(4) Apakah gatal/mata merah
d) Hidung
(1) Adakah pilek
(2) Adakah elergi
(3) Adakah pendarahan
(4) Adakah perubahan penciuman
(5) Kebersihan hidung
(6) Bagaimana membran mukosa
(7) Adakah septum deviasi
e) Mulut
(1) Keadaan mukosa mulut
(2) Kelembapannya
(3) Adakah lesi
(4) Kebersihan
f) Gigi
(1) Adakah karang gigi
(2) Adakah karies
(3) Kelengkapan gigi
(4) Pertumbuhan
(5) Kebersihan

g) Telinga
(1) Adakah kotoran
(2) Adakah lesi
(3) Bagaimana bentuk telinga
(4) Adakah infeksi
h) Kulit
(1) Kebersihan
(2) Adakah lesi
(3) Keadaan turgor
(4) Warna kulit
(5) Suhu
(6) Teksturnya
(7) Pertumbuhan bulu
i) Kuku tangan dan kaki
(1) Bentuknya bagaimana
(2) Warnanya
(3) Adakah lesi
(4) Pertumbuhannya
j) Genetalia
(1) Kebersihan
(2) Pertumbuhan rambut pubis
(3) Keadaan kulit
(4) Keadaan lubang uretra
(5) Keadaan skrotum, testis pada pria
(6) Cairan yang dikeluarkan
k) Tubuh secara umum
(1) Kebarsihan dan kondisi kulit
(2) Keadaan postur tubuh

II.3. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1) Pemeriksaan Tekanan darah
2) Pemeriksaan DEXA Scan
3) Pemeriksaan darah Lengkap : HB,BUN,Glukosa
4) Pemeriksaan EKG
5) Pemeriksaan Kolonskopi.
6) Pemeriksaan mata
7) Kalsium serum

8) Kalium serum

9) Kolesterol dan trygliserid

10) Urin analisa

11) Foto dada

12) CT Scan

2.4 DIAGNOSAKEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1) Fisik atau Biologis
a) Diagnosa 1 :Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d Faktor biologis.
(1) Definisi :
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik.
(2) Batasan karakteristik :
(a) Kram abdomen
(b) Nyeri abdomen
(c) Menghindari makanan
(d) Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
(e) Kerapuhan kapiler
(f) Diare
(g) Kehilangan rambut berlebihan
(h) Bising usus hiperaktif
(i) Kurang makanan
(j) Kurang minat pada makanan
(k) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
(l) Tonus otot menurun
(m)Mengeluh gangguan sensasi rasa
(n) Cepat Kenyan setelah makan
(o) Sariawan
(p) Kelemahan otot pengunyah
(q) Kelemahan otot untuk menelan

(3) Faktor yang berhubungan :


(a) Faktor biologis
(b) Faktor ekonomi
(c) Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
(d) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
(e) Faktor psikologis

b) Diagnosa 2 : Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan


muskuloskoletal dan neoromuskular
(1) Definisi :
Keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh ata satu atau
lebih.
(2) Batasan karakteristik :
(a) Penurunan waktu reaksi
(b) Kesulitan membolak balik posisi
(c) Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan
(d) Dispnea setelah beraktivitas
(e) Perubahan cara berjalan
(f) Gerakan bergetar
(g) Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan
motorik halus
(h) Keterbatasan rentang pergerakan sendi
(i) Tremor akibat pergerakan
(j) Ketidakstabilan potur
(k) Pergerakan lambat
(l) Pergerakan tidak terkoordinasi
(3) Faktor yang berhubungan :
(a) Intoleransi aktivitas
(b) Perubahan metabolisme seluler
(c) Ansietas
(d) Indeks masa tubuh diatas perentil ke 75 sesuai usia
(e) Gangguan kognitif
(f) Konstraktur
(g) Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia
(h) Fisik tidak bugar
(i) Penurunan ketahanan tubuh
(j) Penurunan kendali otot
(k) Penurunan masa otot
(l) Malnutrisi
(m)Gangguan muskuloskeletal
(n) Gangguan neuromuscular, nyeri
(o) Agens obat
(p) Penurunan kekuatan otot
(q) Kurang pengetahuan tentang aktivitas fisik
(r) Keadaan mood depresif
(s) Keterlambatan perkembangan
(t) Ketidaknyamanan
(u) Kurang dukungan lingkungan
(v) Program opembatasan gerak
(w) Gaya hidup menoton
(x) Gangguan sensori peseptual
2) Psikologis Sosial
a) Daignosa 1 : Isolasi sosial b/d gangguan penampilan fisik
(1) Definisi :
Kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat
didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai
pernyataan negatif atau mengancam.
(2) Batasan karakteristik :
Objektif :
(a) Tidak ada dukungan orang yang dianggap penting
(b) Perilaku yang tidak sesuai dengan perkembangan
(c) Afek tumpul
(d) Dipenuhi dengan pikiran sendiri
(e) Sakit, Tindakan tidak berarti
(f) Tidak komunikatif, menarik diri
(g) Menunjukan prilaku tidak dapat diterima oleh
kelompok kultural yang dominan
Subjektif :
(a) Minat yang tidak sesuia dengan perkembangan
(b) Mengalami perasaan berbeda dari orang lain
(c) Tidak percaya diri saat behadapan dengan public
(d) Mengungkapkan perasaan kesendirian yang didorong
oleh orang lain
(e) Mengungkapkan perasaan penolakan
(3) Faktor yang berhubungan
(a) Perubahan status mental
(b) Gangguan penampilan fisik
(c) Gangguan kondisi kesehatan
(d) Minat/ketertarikan yang imatur
(e) Ketidakmampaun menjalani hidup yang memuaskan
(f) Sumber personal yang tidak adekuat
(g) Perilaku social yang tidak diterima
(h) Nilai sosila yang tidak diterima

b) Diagnosa 2 : Harga diri rendah situasional b/d perubahan


perkembangan
(1) Definisi :
Perkembangan persepsi nrgative tentang harga diri sebagai
proses terhadap situasi saat ini yaitu proses menua.
(2) Batasan karakteristik :
(a) Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
peristiwa
(b) Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
situasi
(c) Perilaku bimbang
(d) Perilaku tidak asertif
(e) Secara verbal melaporkan tantangan situasional saat ini
tehadap harga diri
(f) Ekspresi ketidakberdayaan
(g) Ekspresi ketidakbergunaan
(h) Verbalisasi meniadakan diri
(3) Faktor yang berhubungan :
(a) Perilaku tidak selaras dengan nilai
(b) Perubahan perkembangan
(c) Gangguan citra tubuh
(d) Gangguan fungsional
(e) Kurang penghargaan
(f) Kehilangan
(g) Penolakan
(h) Perubahan peran sosial

3) Spiritual
a) Daignosa 1 :Distress spiritual b/d perubahan hidup, kematian
atau sekarat diri atau orang lain, cemas, mengasingkan diri,
kesendirian atau pengasingan social, kurang sosiokultural.
(1) Definisi :
Gangguan kemampuan untuk mengalami dan
mengintegrasikan makna dan tujuan hidup melalui
hubungan dengan diri, orang lain, seni, music, literatur,
alam, dan kekuatan yang lebih besar daripada diri sendiri.
(2) Batasan karakteristik
Hubungan dengan diri sendiri :
(a) Mengungkapkan kurang dapat menerima (kurang
pasrah)
(b) Mengungkapkan kurang motivasi
(c) Mengungkapkan kurang dapat memenfaatkan diri
sendiri
Hubungan dengan orang lain :
(a) Mengungkapkan rasa terasing
(b) Menolak interaksi dengan orang yang dainggap
penting
(c) Menolak interaksi dengan pemimpin spiritual

Hubungan dengan seni, literatur, music, alam :

(a) Tidak berminat terhadap alam


(b) Tidak berminat membaca literatur spiritual
(c) Ketidakmampuan mengungkapkan kondisi
kreativitas sebelumnya misalnya menulis ,
menyanyi

Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari pada


dirinya sendiri :

(a) Mengungkap kemarahan tehadap kekuatan yan


lebih besar dari dirinya
(b) Mengngkapkan telah diabaikan
(c) Mengungkapkan ketidakberdayaan

(3) Faktor yang berhubungan


(a) Menjelang ajal, Ansietas
(b) Sakit kronis, Kematian
(c) Perubahan hidup, Kesepian
(d) Nyeri
(e) Keterasingan diri
(f) Keterasingan social
(g) Gangguan sosiokultural

2.5 PERENCANAAN
a. Fisik atau Biologis
1) Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d tidak mampu dalam memasukkan, memasukan,
mencerna, mengabsorbsi makanan karena Faktor bilogis.
a) Tujuan dan kriteria hasil : NOC (Status Nutrisi)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X24 jam
klien diharapkan mampu:
(1) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
(2) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
(3) Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dan
menelan
(4) Tidak terjadi penurunan berat badab berarti
b) Intervensi dan Rasional : NIC
Nutrition Mangement :
(1) Kaji adanya alergi makanan
Rasional : Mengetahui apakah klien ada memiliki alergi
terhadap makanan
(2) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan jumlah
nutrisi yang dibutuhkan
Rasional : Mengetahui kemampuan klien dalam
mencerna serta mengabsorbsi makanan
(3) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake maknan
dengan makan sedikit tapi sering
Rasional : Agar jumlah nutrisis didalam tubuh dapat
terpenuhi
(4) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Rasional : Agar klien mengetahu pentingnya terpenuhi
nutrisi didalam tubuh
(5) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Rasional : Dengan mengetahui jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan oleh klien, klien dapat dia anjurkan
untuk memantau makanan.

2) Diagnosa 2 : Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan


muskuloskoletal dan neoromuskular
a) Tujuan dan kriteria hasil : NOC
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X24 jam
klien diharapkan mampu:
(1) Klien meningkat dalam aktivitas fisik
(2) Mengerti tujuan dan peningkatan mobilitas
(3) Memperagakan penggunaan alat
(4) Bantu untuk mobilisasi (walker)
b) Intervensi dan Rasional : NIC
(1) Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
Rasional : Mengetahu kemampuan klien dalam
mobilisasi mandiri
(2) Monitor vital sign sebelum/sesudah Latihan dan lihat
respon pasien saat latiha
Rasional : Dengan mengetahui vital sign klien maka
dapat mengetahui apakah ada peningkatan TTV klien
saat/sebelum Latihan
(3) Dampingi dan bantu klien saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs klien
Rasional : Agar kebutuhan ADLs klien dapat terpenuhi
(4) Ajarkan klien bagaimana merubah posisi serta berikan
alat bantu berjalan atau tongkat jika klien
membutuhkan
Rasional : Agar klien dapat mobilisasi dengan
maksimal tanpa bantuan
(5) Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana
ambulasi sesuai dengan kebutuhan
Rasional : Agar dapat menentukan terafi yang sesuai
terhadap klien
b. Psikologis Sosial
1) Daignosa 1 : Isolasi sosial b/d gangguan penampilan fisik
a) Tujuan dan kriteria hasil : NOC
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X24 jam
klien diharapkan mampu:
(1) Meningkatkan hubungan yang efektif dalam perilaku
pribadi, interaksi social dengan orang, kelompok atau
organisasi
(2) Penyesuain yang tepat terhadap tekanan emosi sebagai
respon terhadap keadaan tertentu
(3) Tingkat persepsi positif tentang status Kesehatan dan
status hisup individu
b) Intervensi dan Rasional : NIC
Socialization enhachement :
(1) Dukung hubungan dengan orang lain yang
mempunyai minat yang sama
Rasional : Agar klien dapat mengemukakan minat dan
tujuan terhadap orang lain
(2) Dorong melakukan aktivitas social dan komunitas
Rasional : Aagar klien dapat melakukan aktivitas
yang psitif Bersama kelompok
(3) Fasilitasi dukungan kepada klien oleh keluarga, teman
dan komunitas
Rasional : Dukungan keluarga dan orang sekitar
sangat penting pada saat proses penuaan
(4) Membantu klien mengembangkan atau meningkatkan
keterampilan social interpersonal
Rasional : Agar kliendapat merasa berarti dalam hari-
hari proses penuaan
2) Diagnosa 2 : Harga diri rendah situasional b/d perubahan
perkembangan
a) Tujuan dan kriteria hasil : NOC
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X24
jam klien diharapkan mampu:
(1) Mwnunjukan penilain pribadi tentang harga diri
(2) Mengungkapkan penerimaan diri
(3) Kimunikasi terbuka
(4) Mengatakan optimism tentang masa depan
b) Intervensi dan Rasional : NIC
Self Esteem Enchancement
(1) Kaji alasa-alasan untuk mengkritik atau
menyalahkan diri sendiri
Rasional : mengetahui penyebab dari klien
mengkritik diri
(2) Monitor frekuensi komunikasi verbal klien yang
negative
Rasional : mengetahui apa saja yang dikatan klien
tentang dirinya yang negative
(3) Dorong pasien mengidenfikasi kekuatan dirinya
Rasional : Agar klien mengetahui keampuan dirina
(4) Ajarkan keterampilan perilaku positif melalui
bermain peran, model peran, dan diskusi
Rasonal : Agar klien dapat menerima secara
perlahan perubahan perkembangan terhadap dirinya
(5) Kolaborasi dengan sumber-sumber lain seperti
petugas dinas sosialm perawat spesialis dan layanan
keagamaan
Rasional : Mempermudah klien agar menerima
perubahan dan proses penuaan.
c. Spiritual
1) Daignosa 1 :Distress spiritual b/d perubahan hidup, kematian
atau sekarat diri atau orang lain, cemas, mengasingkan diri,
kesendirian atau pengasingan social, kurang sosiokultural.
a) Tujuan dan Kriteria hasil : NOC: pengaharapan (hope)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X24 jam
klien secara luas diharapkan mampu:
(1) Mengekspresikan orientasi masa depan yang positif
(2) Mengekspresikan arti kehidupan
(3) Mengekspresikan rasa optimis
(4) Mengekspresikan perasaan untuk mengontrol diri
sendiri
(5) Mengekspresikan kepercayaan
(6) Mengekspresikan rasa percaya pada diri sendiri dan
orang lain
b) Intervensi dan Rasioannl : NIC
Penanaman Hrapan (hope instillation)
(1) Kaji klien atau keluarga untuk mengidentifikasi area
pengharapan dalam hidup
Rasional : Mengetahui pengharapan klien dalam hidup
dan proses penuaan
(2) Melibatkan klien secara aktif dalam perawatan diri
Rasional : Agar klien mampu bekerja sama selama
perawatan
(3) Mengajarkan keluarga tentang aspek positif
pengharapan
Rasional : Aagar keluarga mengerti penting aspek
positif terhadap klien
(4) Memberikan kesempatan klien atau keluarga terlibat
dalam support group.
Rasional : Agar klien dan keluarga dapat saling bekerja
sama
(5) Mengembangkan mekanisme peran koping klien
Rasional : Agar klien dapat mengontrol koping dengan
baik
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik.Jakarta : Trans

Info Media.

Anderson, A.(2011). Caring Holistically Older Adult.British : Medicus Media.

Bandiyah, Siti.(2009).Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Darmojo, dkk.(2006). Geriatri Ilmu Usia Lanjut.FKUI:Jakarta.

Depkes RI. (2018). Lansia.


Mansjoer, A dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:

Media Aesculapius

Maryam, R. Siti, dkk.(2012). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:

Salemba Medika.

NANDA.(2015-2019). Nursing Diagnoses: Definition and Classification

20152019. Philadelphia: NANDA International.

Nugroho, Wahyudi.(2008).Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Nugroho, Wahyudi.(2012).Keperawatan Gerontik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta:

EGC.

Padila.(2013). Keperawatan Gerontik.Yogyakarta. Nuha Medika.

Stanley, Mickey.(2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed 2. Jakarta: EGC.

Sudirman, S. (2011). Psikologi Lanjut Usia. Yogyakarta : Unirversitas Gajah

Mada.

Tamher dan Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

WHO. (2015). Populasi Lansia dan Usia harapan Hidup di dunia.


WHO. (2016). Klasifikasi usia lansia di dunia.

Anda mungkin juga menyukai