Anda di halaman 1dari 8

8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK KLAYAN DENGAN


DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS

A Konsep Dasar Proses Menua


1. Pengertian
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2000).
Menua (menjadi tua) adalah suatu yang mengubah seseorang dewasa
sehat menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya sebgaian besar cadangan
sistem fisiologi dan meningkatnya kerentangan terhadap berbagai penyakit dan
kematian. Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan fisiologi yang
tidak hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun juga pada terhadap
dan tanggapannya pada kehidupan sehari-sehari. (Aru W Sudoyo 2006)
2. Batasan – Batasan Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi :
a. Usia Lanjut (elderly) antara 60 – 74 tahun.
b. usia tua (old) antara 75 – 89 tahun.
c. Usia sangat lanjut (very old) di atas 90 tahun.

Menurut Departemen Kesehatan RI membagi lanjut usia menjadi sebagai


berikut :
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun),keadaan ini dikatakan sebagai
masa virilitas.
b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai masa presenium.
c. Kelompok usia lanjut (> 65 tahun) yang dikatakan sebagai masa senium.

3. Teori – Teori Proses menua


a. Teori – teori Biologi
1) Teori genetik clock
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya
program jam genetik di dalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka
waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka akan
menyebabkan berhentinya proses mitosis, hal ini di tunjukkan oleh hasil
penelitian Haiflick (1980), dari teori itu dinyatakan adanya hubungan
antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies mutasi
somatik.
9

2) Teori error
Menurut teori ini proses menua diakibatkan oleh menumpuknya
berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia akibat
kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat
mengakibatkan kerusakan sel dan fungsisel secara perlahan.
Sejalan dengan perkembangan umur sel tubuh, maka terjadi
beberapa perubahan alami pada sel pada DNA dan RNA, yang merupakan
substansi pembangun atau pembentuk el baru. Peningkatan usia
mempengeruhi perubahan sel dimana sel-sel nukleus menjadi lebih besar
tetapi tidak diikuti dengan peningkatan jumlah substansi DNA.
3) Teori Autoimun
Pada teori ini, penuaan dianggap disebabkan oleh adanya penurunan
fungsi sistem imun. Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada
limposit-T, disamping perubahan juga terjadi pada limposit-B. Perubahan
yang terjadi meliputi penurunan sistem imun humoral, yang dapat
menjadi faktor predisposisi pada orang tua untuk : (a) menurunkan
resistansi melawan pertumbuhan tumor dan perkembangan kanker (b)
menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan secara
agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap patogen (c)
menignkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin
meningkatnya resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan
autoimun.
4) Teori Free Radical
Teori radikal bebas mengansumsikan bahwa proses menua terjadi
akibat kurang efektifnya fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh
adanyaberbagai radikal bebas dalam tubuh.Yang disebut radikal bebas
disiniadalah molekul yangmemiliki tingkat afinitas yang tinggi,
merupakan molekul, fragmen molekul atau atom dengan elektron yang
bebas tidak berpasangan. Radikal bebas merupakan zat yang terbentuk
dalam tubuh manusia sebagai salah satu hasil kerja metabolisme tubuh.
Walaupun secara normal ia terbentuk dari proses metabolisme tubuh,
tetapi ia dapat terbentuk akibat : (1) proses oksigenasi lingkungan seperti
pengaruh polutan, ozon dan pestisida. (2) reaksi akibat paparan dengan
radiasi (3) sebagai reaksi berantai dengan molekul bebas lainnya.
5) Teori Kolagen
Kelebihan usaha dan stres mengakibatkan sel tubuh rusak.
6) Wear Teori Biologi
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan
kecepatan kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel.
10

b. Teori kejiwaan sosial


1) Aktivitas atau kegiatan (Activity Theory).
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial untuk
menyampai kesuksesan di hari tua (Havigust dan Albrech, 1963, dikutip
oleh Reny Yuli A, 2014. Aktivitas dalam teori ini dipandang sebagai
sesuatu yang vital untuk mempertahankan rasa kepuasan pribadi dan
konsep diri yang positif. Teori ini berdasarkan asumsi bahwa : 1) aktif
lebih baik daripada pasif ; 2) gembira lebih baik daripada tidak gembira ;
3) orang tua yang baik itu adalah orang yang mencapai sukses dan akan
memilih alternatif pilihan aktif dan bergembira.
2) Continuitas Theory (Teori Kontinuitas)
Teori ini memandang bahwa kondisi tua merupakan kondisi yang
selalu terjadi dan secara berkesinambungan yang harus dihadapi oleh
orang lanjut usia. Adanya suatu kepribadian lanjut yang menyebabkan
adanya suatu pola perilaku yang meningkatkan stres
3) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.
Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini
menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut
usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
4) Dissanggement Theory
Putusnya hubungan dengan dunia luar seperti dengan masyarakat ,
hubungan dengan individu lain.
5) Teori Statisfikasi Usia
Karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat
proses penuaan.
6) Teori Kebutuhan Manusia
Orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan
tidak semua orang mencapai kebutuhan yang sempurna.
7) Jung Theory
Terdapat tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
perkembangan kehidupan.
8) Course of Human Life Theory
Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat
maksimumnya.
9) Development Task Theory
Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan sesuai
dengan usianya.
11

c. Environment Theory (Teori Lingkungan)


1) Radiation Theory (Teori Radiasi)
Setiap hari manusia terpapar dengan adanya radiasi baik karena
sinar ultraviolet maupun dalam bentuk gelombang-gelombang mikro
yang telah menumbuk tubuh tanpa terasa yang dapat mengakibatkan
perubahan susunan DNA dalam sel hidup atau bahkan rusak dan mati.
2) Stres Theory (Teori Stres)
Stres fisik maupun psikologi dapat mengakibatkan pengeluaran
neurotransmeter tertentu yang dapat mengakibatkan perfusi jaringan
menurun sehingga jaringan mengalami kekurangan oksigen dan
mengalami gangguan metabolisme sel sehingga terjadi penurunan jumlah
cairan dalam sel dan penurunan eksisitas membran sel.
3) Pollutin Theory (Teori Polusi)
Tercemarnya lingkungan dapat menakibatkan tubuh mengalami
gangguan pada sistem psikoneuroimmunologi yang seterusnya
mempercepat terjadinya proses menua dengan perjalanan yang masih
rumit untuk dipelajari.
4) Exposure Theory (Teori Pemaparan)
Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai kemampuan mirip
dengan sinar ultra yang lain mampu mempengaruhi susunan DNA
sehingga proses penuaan atau kematian sel bisa terjadi.

4. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lanjut usia


a. Perubahan-Perubahan Fisikologis yang Terjadi pada Usia Lanjut
Perubahan fisikologis yang terjadi pada usia lanjut (Nugroho, 2000) :
1) Sel
a) Lebih sedikit jumlahnya.
b) Lebih besar ukurannya.
c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler.
d) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah,
dan hati.
e) Jumlah sel otak menurun.
f) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.
2) Sistem Persarafan
a) Berat otak menurun 10-20%, setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya.
b) Lamban dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stress.
12

c) Mengecilnya saraf panca indera.


d) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf
pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e) Kurang sensitif terhadap sentuhan.
3) Sistem Pendengaran
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan
(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-
kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
b) Membrana timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin.
d) Pendengaran bertambah menurun pada usia lanjut yang mengalami
ketegangan jiwa atau stress.
4) Sistem Penglihatan
a) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
d) Meningkatnya ambang, pengamanan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapangan pandangan berkurang luas pandangannya.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5) Sistem Kardiovaskuler
a) Elastisitas dinding aorta menurun.
b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur
ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer, sistolis normal ± 170 mmHg. Diastolis
normal ± 90 mmHg.
13

6) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh


Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi
berbagai faktor yang mempengaruhinya, yang sering ditemui antara lain :
a) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik ± 35º C ini
mengakibatkan metabolisme yang menurun.
b) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
7) Sistem Respirasi
a) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku .
b) Menurunnya aktivitas dari silia.
c) Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan
kedalaman bernafas menurun.
d) Alveoli ukurannya melebar dari biasanya dan jumlahnya berkurang.
e) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
f) CO2 pada arteri tidak berganti.
g) Kemampuan untuk batuk berkurang.
h) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernafasan akan
menurun seiring dengan pertambahan usia.
Menurut Darmojo dan Martono (2006), Sistem respirasi sudah
mencapai kematangan pertumbuhan pada usia 20-25 tahun, setelah
itu mulai menurun fungsinya. Elastisitas paru menurun, kekakuan
dinding dada meningkat, kekuatan otot dada menurun. Semua itu
berakibat menurunnya rasio ventilasi-perfusi dibagian paru yang tak
bebas dan pelebaran gradient alveolar arteri untuk oksigen.
Disamping itu, terjadi penurunan gerak silia di dinding sistem
respirasi, penurunan refleks batuk dan refleks fisiologi lain, yang
menyebabkan peningkatan kemungkinan terjadinya infeksi akut pada
saluran nafas bawah.
8) Sistem Gastrointestinal
a) Kehilangan gigi.
b) Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput
lendir, atrofi indera pengecap (± 80%) .
c) Esofagus melebar.
d) Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
e) Peristaltik melemah dan biasanya timbul konstipasi.
f) Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu).
14

g) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,


berkurangnya aliran darah.
Proses degeneratif pada saluran pencernaan dimana saluran cerna
mengalami perubahan mulai dari rongga mulut sampai anus. Perubahan
tersebut antara lain lambung mengecil, sehingga lekas penuh. Selain itu
beberapa organ juga menjadi lebih kecil. Perubahan faali rongga mulut
ditandai dengan menurunnya daya kunyah, daya cerna dan daya kecap
akibat kurangnya gigi, pengeluaran ludah, dan jonjot pada lidah yang
berisi ujung syaraf rasa kecap (manis, asin dan pahit). Dengan
berkurangnya daya kecap, makanan terasa tidak enak, yang menyebabkan
usia lanjut makan hanya sedikit. Makanan terasa kurang manis atau
kurang asin dan sering diantisipasi dengan menambahkan gula pada
makanan (berbahaya bagi lansia penderita diabetes) atau menambahkan
garam (berbahaya bagi penderita hipertensi).
Kekurangan zat seng merupakan penyebab menurunnya daya
kecap lidah. Kekurangan zat seng juga menyebabkan luka sukar sembuh
(Suparto, 2000).
9) Sistem Genitourinaria
a) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui
urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan terkecil dari
ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian
mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50%, fungsi tubulus akibatnya kemampuan mengkonsentrasi
urin berkurang.
b) Vesika urinaria (kandung kemih)
Otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml
menyebabkan frekuensi B.A.K meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria sehingga mengakibatkan retensi urine.
c) Pembesaran prostat ±75% dialami oleh pria usia diatas 65 tahun.
d) Atrofi vulva.
10) Sistem Endokrin
a) Produksi dari hampir semua hormon menurun.
b) Fungsi paratiroid dan seksresinya tidak berubah.
c) Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR + Basal Metabolic
Rate, dan menurunnya daya pertukaran zat.
d) Menurunnya produksi aldosteron.
e) Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron,
estrogen, dan testosteron.
15

11) Sistem Kulit (Integumentary System)


a) Pada umumnya kulit menjadi kering dan bersisik dengan
kecenderungan penipisan. Terpapar matahari merangsang
kecenderungan menjadi keriput.
b) Mudah sakit dan penyembuhannya lama
c) Kehilangan elastisitas, jaringan adiposa (jaringan ikat berlemak) dan
air. Hal ini merusak dasar kulit, yang menyebabkan munculnya
kantong-kantong dan keriput. Tarikan gravitasi yang bertahun-tahun
cenderung membuat kelopak mata menurun. Kulit didaerah leher
mengalami pengerutan, sehingga disebut cincin usia lanjut. Kelenjar
sebasea pada kulit menjadi kurang aktif.
d) Berwarna lebih kekuningan dan kurang merah jambu.
e) Tampak tarikan regangan di daerah yang bertulang seperti dahi, dagu
dan hidung.
12) Sistem Muskuloskeletal (Musculosceletal System)
a) Tulang kehilangan denisty (cairan) dan makin rapuh.
b) Kifosis, Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
c) Persendian membesar dan menjadi kaku.
d) Tendon mengkerut dan mengalami skelerosis.
b. Perubahan – perubahan psikososial
1) Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun maka
ia akan mengalamai kehilangan – kehilangan, antara lain :
a) Kehilangan finansial (income berkurang).
b) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya).
c) Kehilangan teman / kenalan atau relasi.
d) Kehilangan pekerjaan / kegiatan.
2) Merasakan atau sadar akan kematian (Sense of awareness of mortality).
3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit.
4) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (Economic deprivation).
Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya
biaya pengobatan.
5) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
6) Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.
7) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
8) Kehilangan hubungan dengan teman – teman dan family.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.

Anda mungkin juga menyukai