TINJAUAN PUSTAKA
sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan
11
12
telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nogroho,
2012).
secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua
berpendapat lain sebab lanjut usia bukan suatu penyakit, melainkan suatu
masa atau tahap hidup manusia yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan
berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah
miosis. Hal ini ditujukan oleh hasil penelitian, dari teori itu
tersebut.
2. Teori Error
3. Teori Autoimun
pada lanjut usia. Dalam hal lain sistem imun tubuh sendiri
usia.
5. Teori Kolagen
1. Activity Theory
pribadi dan citra diri yang positif. Teori ini berdasar pada
2. Continitas Theory
3. Dissaggement Theory
yang sempurna.
6. Jung Theory
tingkat maksimum.
2. Stress Theory
(Aspiani, 2014).
Sampai saat ini belum ada kesepakatan batas umur lanjut usia
atau belum maka kita merujuk dari berbagai pendapat di bawah ini.
19
yaitu:
tahun ).
tahun 1998 adalah 60 tahun. Depkes di kutip dari azis (1994) lebih
dari 70 tahun.
lingkungan.
a. Sel :
b. Sistem Persarafan:
2. Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang
setiap harinya)
stress
7. Defisit memori
c. Sistem Pendengaran:
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
diatas 65 tahun.
22
keratin
berputar)
d. Sistem Penglihatan:
menghilang
e. Sistem Kardiovaskuler:
dikurang umur).
perdarahan.
antara lain :
2. Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan dan dapat
g. Sistem Pernafasan:
berkurang.
terganggu.
h. Sistem Pencernaan
3. Esophagus melebar.
karbohidrat).
darah berkurang.
26
i. System reproduksi
Wanita:
4. Atrofi vulva.
Pria:
secara berangsur-angsur.
kemampuan seksual.
prostat.
27
j. Sistem Genitourinaria
1. Ginjal
melalui urin darah yang masuk keginjal disaring oleh satuan (unit)
klirens kreatinin menurun secara linier sejak usia 30 tahun (cox jr,
et. al, 1985). Jumlah darah yang difiltrasi oleh ginjal berkurang.
2. Vesika Urinaria
3. Pembesaran Prostat
4. Atrofi Vulva
seksual masih ada. Tidak ada Batasan umur tertentu kapan fungsi
k. Sistem Endokrin
zat menurun.
testosterone menurun.
l. Sistem Integument
epidermis).
noda cokelat.
vaskularisasi.
m. Sistem Musculoskeletal
dan aus.
5. Kifosis.
berkurang).
Bidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat berupa
sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak
bila memiliki sesuatu, yang perlu di mengerti adalah sikap umum yang
dan ingin tetap berwibawa, dan meninggal secara terhormat dan masuk
ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan
a. Kenangan (memori)
macam, yaitu:
1. Depresi mental
2. Gangguan pendengaran
3. Bronchitis kronis
6. Anemia
7. Demensia
8. Gangguan penglihatan
9. Ansietas/ kecemasan
a. Immobility (Imobilisasi)
insabilitas dan jatuh pada lansia. Faktor tersebut dibagi menjadi dua
bagian yaitu faktor intrinsik (faktor resiko yang ada pada pasien) dan
tidak licin.
pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh, pasien menjadi
d. Impaction (Konstipasi)
sulit atau isi usus menjadi tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras
dan kering dan pada keadaan yang berat dapat terjadi penyumbatan
cair atau padat yang merupakan masalah social dan higienis. Definisi
melalui anus.
f. Isolation (Depresi)
g. Impotence (Impotensi)
lansia seperti atrofi thymus, begitu juga pada barrier infeksi pertama
pada tubuh seperti kulit dan mukosa yang menipis, refleks batuk dan
bersin yang melemah. Hal yang sama terjadi pada respon imun
i. Infection (Infeksi)
terjadi akibat beberapa hal yaitu: adanya penyakit kronik yang cukup
infeksi secara dini. Ciri utama pada semua tanda penyakit infeksi
j. Inanition (Malnutrisi)
pasien.
dilaporkan oleh lansia yaitu sulit untuk masuk kedalam proses tidur,
tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, jika terbangun sulit untuk
tidur kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
Agar bisa tidur hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai
minuman berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah jam
makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau kurang,
39
ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari interaksi obat-obat
pada kelompok usia 70 tahun dan 39% pada kelompok usia 85 tahun.
menggunakan obat terlalu lama, mulai dari dosis yang rendah, naikkan
lengkap atau feses yang sangat keras dan kering (Wilkinson, 2006).
jumlahnya tinja tidak cukup serta berbentuk keras dan kering (Oenzil,
konsistensi tinja dan frekuensi berhajat ini dikatakan akut jika lamanya
terjadi antara 1-4 minggu, sedangkan dikatakan kronik jika lamanya lebih
aktifitas, asupan cairan yang tidak adekuat dan abnormalitas usus (Paath &
upaya mengejan saat defekasi adalah suatu tanda yang terkait dengan
konstipasi. Pola defekasi normal adalah 2-3 hari sekali tanpa adanya
kesulitan, nyeri, atau perdarahan. Pengeluaran feses yang kering dan keras
lambat dari feses. Dua atau lebih dari keluhan ini terjadi paling
a. Mengejan keras
2.2.3 Etiologi
2005):
defekasi.
peristaltik.
kalsium atau aluminium, obat- obatan antiparkinson dan zat besi. Zat
besi mempunyai efek menciutkan dan kerja yang lebih secara lokal
sebagian orang.
43
diverticulitis.
hipokalemia.
melalui kerja epinefrin dan system saraf simpatis. Stress juga dapat
iritasi colon). Gejala berkaitan dengan konstipasi jenis ini adalah kram
2.2.4 Patofisiologis
yang menyertakan kerja otot- otot polos dan serat lintang, persarafan
sentral dan perifer, koordinasi dari sistem refleks, kesadaran yang baik dan
terlibat pada proses BAB normal. Dorongan untuk defekasi secara normal
dirangsang oleh distensi rectal melalui empat tahap kerja, antara lain
refleks kontraksi dari sfingter anus eksterna dan kontraksi otot dasar pelvis
Kontraksi ini akan menaikkan tekanan dalam perut, relaksasi sfingter dan
45
merupakan keluhan yang banyak pada usia lanjut, motilitas kolon tidak
konstipasi.
reseptor opiate endogen di usus. Hal ini dibuktikan dengan efek konstipasi
untuk mengeluarkan feses yang kecil dan keras sehingga upaya mengejan
lebih keras dan lebih lama. Hal ini dapat berakibat penekanan pada saraf
Sensasi dan tonus dari rectum tidak banyak berubah pada usia
a. Diskesia Rektum
relaksasi dari sfingter eksterna dan interna. Pada colok dubur pasien
b. Dissinergi pelvis
mengejan.
untuk setiap orang berdasarkan pola makan, hormon, gaya hidup dan
bentuk usus besar. Meskipun begitu ada beberapa tanda dan gejala umum
a. Perut terasa begah, penuh, dan terasa kaku karena tumpukan tinja. Jika
tinja sudah tertumpuk sekitar satu minggu atau lebih, perut penderita
b. Tinja menjadi lebih keras, panas, dan berwarna lebih gelap, dan
c. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-
e. Begian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit
daripada biasanya. Jika ada kram perut, penderita akan kesulitan atau
fungsi usus besar. Pemeriksaan dimulai pada rongga mulut meliputi gigi
geligi, luka pada selaput lender mulut atau tumor yang dapat mengganggu
(Mardalena, 2018).
diusus besar, adanya tumor atau pelebaran batang nadi. Pada pemeriksaan
bisa mengganggu proses buang air besar. Pemeriksaan colok dubur dapat
faktor resiko konstipasi seperti gula darah, kadar hormone tiroid, elektrolit
,anemia akibat adanya keluar darah dari dubur. Anoskopi dianjurkan untuk
tumor. Foto polos perut harus dikerjakan pada penderita konstipasi untuk
keluarnya darah dari dubur atau riwayat keluarga dengan kanker usus
mengeras sekeras batu di poros usus, usus besar, dan pangkal usus besar.
retensi urin bahkan gagal ginjal serta hilangnya kendali otot lingkar dubur,
2.2.7 Penatalaksanaan
a. Pengobatan Non-Farmakologi
asupan cairan.
3. Olahraga
seperti jalan kaki atau lari-lari kecil. Pilih jenis olahraga sesuai
b. Pengobatan Farmakologi
air.
kolon.
2.2.8 Pencegahan
b. Minum air putih sebanyak 1,5 sampai 2 liter (kira-kira 8 gelas) sehari
c. Olahraga, seperti jalan kaki dan jogging minimal 10-15 menit untuk
sayuran
dengan temuan objektif tes fisiologi, yang meliputi waktu transit kolon
electromyography (EMG).
perut; lamanya di toilet untuk buang air besar; jenis bantuan yang
konstipasi. CSS terdiri dari delapan item. Total skor dapat berkisar dari 0
konstipasi.
55
Serat makanan juga diartikan sebagai sisa yang tertinggal didalam kolon
serat adalah nutrisi non-gizi yang tidak dapat dicerna oleh enzim-
digolongkan menjadi dua yaitu serat yang dapat larut dalam air dan serat
tidak dapat larut dalam air. Serat larut air adalah pectin, gum, mukilase,
glukan, dan algal. Serat tidak larut adalah selulosa, hemiselulosa, dan
tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia karena tidak ada enzim yang
2019).
serta uji klinis selama 40 tahun menyebutkan, seseorang perlu 25-29 gram
57
serat per hari untuk hasil kesehatan yang optimal. Jumlah serat asupan serat
serat per hari untuk pria dewasa. Untuk mereka yang telah berusia 50 tahun
disarankan 21 gram khusus wanita dan 30 gram bagi pria. Kemudian, wanita
seperti kedelai, buncis. Sementara itu mucilage atau serat yang terletak
dan biji-bijian.
namun larut dalam air panas. Sifatnya tidak dapat dicerna, serat
kurun waktu yang singkat. Hal ini berakibat pada semakin lamanya
akan lebih lama di usus halus. Berarti akan semakin banyak kesempatan
sel-sel dinding usus untuk menyerap zat gizi penting yang dibutuhkan
bersifat racun atau toksik bagi tubuh. Beberapa makanan sumber serat
59
larut adalah wortel, agar-agar, pisang, rumput laut, apel, jeruk, kacang
Serat tak larut tidak dapat dicerna dan juga tidak larut dalam air
panas. Serat makanan tak larut ini banyak gunanya ketika makanan ada
didalam kolon. Kapasitas yang luar biasa dimiliki dalam meyerap dan
membentuk gumpalan lebih besar dan semakin besar, lalu dengan cepat
menjadi lancar.
cairan empedu.
60
et al., 2019).
a. Sayuran
b. Buah-buahan
c. Seralia
d. Kacang-kacangan
kacang lainnya.
61
Sayuran dan buah adalah salah satu sumber serat terbaik dengan kandungan
paling bagus dapat ditemukan pada roti gandum. Namun, serat dapat
et al., 2019).
a. Sayuran daun
air.
b. Sayuran bunga
c. Sayuran buah
f. Sayuran akar
(Fe), kalsium (Ca), fosfor (P), mangan (Mn), dan seng/zinc (Zn)
berikut:
a. Buah segar
b. Buah kalengan
rapat.
c. Buah kering
d. Buah selai
buahbuahan 300-400 gram per orang per hari bagi anak balita dan
orang per hari. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa sekitar dua-
perkiraan ukuran porsi, seperti ukuran: kecil, medium, besar, dan sebagainya.
Modifikasi tipe ini dapat dilakukan untuk mengetahui asupan energy dan zat
gizi spesifik. Kuisioner SQ-FFQ ini harus memuat bahan makanan sumber
yang sering dikonsumsi oleh contoh selama satu minggu terakhir. Metode ini
minggu berapa kali pasien mengkonsumsi sayuran, nasi, buah, dan lain-lain .
b. Gunakan 3 ukuran porsi, yaitu kecil, sedang, besar. Isikan ukuran porsi
1 kali/hari=1
3 kali/hari=3
konsumsi perhari.
record.
kebiasaan makan.
pada kuisioner.
c. Hanya dapat untuk menilai zat gizi tertentu, tidak digunakan untuk
pernapasan, otak dan sistem saraf, sistem metabolisme dan hormon, sistem
tersebut memicu berbagai masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia,
68
kesulitan dalam pengeluaran sisa pencernaan, karena volume feses terlalu kecil
sehingga penderita jarang buang air besar. Kondisi ini akan memperlama waktu
Konstipasi dapat diketahui dari beberapa gejala yang umum terjadi pada
penderitanya, meliputi perut terasa penuh, konsistensi feses lebih keras dari
biasanya, feses susah dikeluarkan pada saat BAB atau mengejan secara
berlebihan saat BAB, dan tidak BAB selama 2 hari atau lebih. Konstipasi
umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan serat dan cairan, serta aktivitas
untuk mengkonsumsi makanan bertekstur keras seperti buah dan sayur yang
merupakan sumber serat makanan. Penurunan rasa haus pada lansia juga
otomatis akan menurunkan asupan cairan harian. Fisik lansia yang melemah
sebagai akibat dari proses penuaan yang terjadi pada seseorang menyebabkan
keterbatasan lansia dalam beraktivitas. Selain itu, konstipasi pada lansia juga
sering disebabkan karena adanya penyakit atau gangguan pada usus besar dan
Lanjut usia
Perubahan fungsi
sistem organ
Sistem
gastrointestinal
- Kehilangan gigi
- Motilitas usus besar Faktor-faktor yang menyebabkan
menurun konstipasi:
- Fungsi abrosbsi
melemah - Kebiasaan defekasi yang tidak
teratur
- Kurangnya asupan serat
- Asupan cairang yang kurang
Skema 2.1
Kerangka Konseptual asupan serat dengan kejadian konstipasi
(Aspiani, 2014), (Potter and Perry, 2005)
70
1.5 Hipotesa
masalah di atas.
Tahun 2020.