Anda di halaman 1dari 14

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker Payudara (Carcinoma mammae) merupakan salah satu kanker

yang sangat ditakuti oleh kaum wanita, setelah kanker serviks. Jadi, kanker

payudara itu pada prinsipnya adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar

kulit, saluran kelenjar, dan jaringan di sebelah luar rongga dada. Dimana,

payudara secara umum terdiri dari dua tipe jaringan, jaringan glandular

(kelenjar) dan jaringan stromal (penopang). Sel kanker payudara dapat

bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui

dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker (American Cancer

Society, 2016).

Organisasi kesehatan dunia ( WHO,2018 ) mengatakan terjadi 18,1

juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian di tahun 2018 berdasarkan jenis

kelamin kanker payudara menduduki peringkat pertama pada wanita dengan

jumlah 15% disusul dengan kanker paru 13,8% dan di urutan ketiga kanker

kolorektal 9,5% yang merupakan juga yang ketiga berturut-turut kanker

serviks menempati urutan keempat untuk kedua insiden (6,6%).

Kekhawatiran meningkatnya kanker paru-paru adalah penyebab

kematian utama kematian pria dan wanita di 28 negara. Tingkat insiden

tertinggi pada wanita di 28 negara. Tingkat insiden tertinggi pada wanita


2

terlihat di utara amerika,eropa utara dan eropa barat (terutama denmark dan

belanda).

Berdasarkan data Global terbaru beban kanker naik menjadi 18,1 juta

kasus baru dan 9,6 juta kematian.Satu dari dan 1 dari 6 wanita di seluruh

dunia menderita kanker selama masa hidup mereka,dan 1 dari 11 wanita mati

karena penyakit.Diseluruh dunia jumlah total orang yang hidup dalam 5 tahun

setelah terdiagnosis kanker,yang disebut prevalensi 5 tahun diperkirakan 43,8

juta ( WHO, 2018 ) .

Menurut Hasil Riset Ksehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi kanker di

indonesia meningkat.Pada tahun 2013 kejadian kanker ada di angka 1,4 per

1.000 penduduk lalu tahun 2018 angka naik menjadi 1,8 per 1.000

penduduk.Menteri Kesehatan Nilai Moeloek dalam perayaan Hari Kanker

Sedunia 2018 mengatakan bahwa hal ini harus jadi perhatian. Menurutnya 43

persen kasus kanker bisa dicegah bila saja orang-orang menerapkan gaya

hidup sehar dan rajin melakuka pemeriksaan dini.(RISKESDAS,2018).

Berdasarkan data dari World Health Organization (2014) angka

kejadian kanker di Indonesia yang paling tinggi dari semua kejadian kanker

pada wanita adalah kanker payudara yang mencapai 48.998 kasus. Pusat Data

dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2015) juga menyatakan bahwa,

penyakit kanker serviks dan kanker payudara merupakan penyakit kanker

dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013.


3

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau pada

tahun 2017di dapatkan data penderita Cancer Mamae pada beberapa kota

dengan jumlah populasi terbanyak di tanjung pinang 57 jiwa (1,97%) ,lingga

31 jiwa (8,40% ),batam 25 jiwa (0,59% ) , bintan 24 jiwa (1,20% ) , karimun

7 jiwa ( 0,70% ) , natuna 0 jiwa (0,00% ), anambas 0, jiwa ( 0,00% ).Dari data

tersebut batam menempati urutan ke 3 dari 7 kota.( Profil kepri ,2017 ).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Batam disimpulkan

bahwa angka kejadian tertinggi kanker payudara berdasarkan kunjungan

pasien rawat jalan dan rawat inap terdapat di Rumah Sakit RSUD Embung

Fatimah dengan jumlah kunjungan 1.143 dari bulan januari-desember dan

yang tertinggi ke dua terdapat di Rumah Sakit Awal Bross dengan jumlah

kunjungan 313 di bulan januari-desember.(Dinkes,2018).

Dari data batam Cancer Mamae termasuk 10 penyakit terbesar di

batam terutama di poli onkologi rawat jalan RSUD Embung Fatimah pada

tahun 2018 jumlah neoplasma ganas payudara 263 dengan persentasi

(38,17%) di bandingkan malignanthodgkin’s limfoma sebanyak 18 dengan

persentase (2,61%). Adapun jumlah pasien rawat inap di RSUD Embung

Fatimah Kota Batam yang terdiagnosa kanker ganas payudara tahun 2018

berjumlah 674 dari bulan januari-desember (Profil Kesehatan Kota

Batam,2018,).
4

Tanda dan gejala yang terdapat pada cancer mamae yaitu keluar

cairan yang abnormal dari putting susu ( biasanya berdarah atau bewarna

kuning sampai hijau ,mungkin juga bernanah ) dan terdapat perubahan pada

warna atau tekstur kulit pada payudara , puting susu maupun areola , dan

terjadinya nyeri payudara atau pembengkakan salah satu

payudara.(Suryo,2009). Tanda dan gejala yang dapat diamati atau dirasakan

oleh orang yang terkena penyakit kanker payudaranya antara lain adanya

semacam benjolan yang tumbuh pada payudara, yang lama kelamaan bisa

menimbulkan rasa nyeri dan mendenyut denyut (Savitri, Astrid, dkk, 2015).

Pasien dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi memiliki

efek samping dari pemberian kemoterapi maupun beban penyakit kanker

sering kali menyebabkan kerontokan rambut, mual dan muntah, mulut

kering,sariawan, sakit tenggorokan, diare, pansitopenia, alergi, efek pada

organ seksual, saraf dan otot, masalah kulit, kelelahan (fatigue) dan konstipasi

(Dicky Firmana, 2017). gangguan pada semua sistem dalam tubuh manusia

serta masalah psikologis yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya fatigue

pada pasien kanker. Fatigue merupakan gejala yang sering muncul pada

pasien kanker yang menjalani kemoterapi, karena fatigue mengakibatkan

gangguan pada semua sistem dalam tubuh manusia serta masalah psikologis

yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya fatigue pada pasien kanker.

(Ulfa Husnul Fata,2015).


5

Fatigue adalah suatu perasaan lelah yang meliputi fisik, mental dan

emosional, digambarkan sebagai perasaan yang tidak berdaya atau kurang

energi untuk melakukan sesuatu hal yang kita inginkan atau kita butuhkan .

Fatigue pada pasien cancer (cancer related fatigue) merupakan gejala dan

tanda yang sangat umum terjadi pada pasien cancer,dan berbeda dengan

fatigue yang dialami oleh individu yang sehat dalam kehidupan sehari-hari .

Pada individu normal, fatigue akan hilang dengan istirahat dan tidur yang

cukup, sedangkan fatigue pada pasien cancer tidak. (American Cancer Society

(2014).

Menurut American Cancer Society (2015) factor-faktor yang

berkontribusi dan ikut memperberat timbulnya fatigue pada klian cancer

adalah cancer itu sendiri,pengobatan cancer, anemia,nyeri,stress

emosional,gangguan tidur,obat-obatan tertentu (anti depresan,obat tidur)

komplikasi dengan penyakit lain status nutrisi yang buru,kurangnya

olahraga,alkohol dan obat-obatan rekreasional.

Kelelahan (fatigue) adalah salah satu gejala yang sering ditemui pada

pasien kanker. Kelelahan ini juga merupakan suatu keluhan yang telah

ditetapkan sebagai perasaan yang menetap. Kelelahan sulit untuk

didefinisikan, namun secara luas dapat dipahami sebagai suatu perasaan

subjektif seseorang akan kelemahan,kehilangan energi atau adanya beban diri

sehingga mudah lelah.Kejadian kelelahan yang dialami pasien kanker ini

sangatlah bervariasi dari hasil penelitian berbagai negara, dengan adanya


6

laporan mulai dari 60% hingga 90% pasien kanker merasakan kelelahan

(Carson & Lasker-Hertz, 2002).

Keadaan ini didukung pula oleh Park et al (2015) dalam penelitiannya

di Korea Selatan, yang menjelaskan bahwa kelelahan merupakan gejala yang

mengganggu pasien kanker, dan gejala ini memiliki dampak signifikan

terhadap kualitas hidup, karena mengarah ke prognosis buruk, bahkan dalam

perjalanan setelah pengobatan. Dalam sebuah survei di Spanyol, ditemukan

bahwa 76% dari pengalaman pasien, mereka mengalami kelelahan setidaknya

beberapa hari setiap bulan selama kemoterapi, 30% merasakan kelelahan

setiap hari, 91% mengalami kelelahan sehingga membuat mereka tidak bisa

menjalani kehidupan normal, dan 88% kelelahan menyebabkan perubahan

dalam rutinitas mereka dalam kegiatan sehari-hari, pasien kanker

menganggap bahwa kelelahan yang dirasakannya lebih berat dibandingkan

dengan kelelahan yang dirasakan oleh orang yang sehat pada umumnya dan

dengan beristirahat pun kelelahan tersebut tidak bisa hilang (Baró et al, 2009).

Sementara di Indonesia, penelitian Effendy et al (2015) melaporkan

bahwa sekitar 67% pasien kanker mengalami kelelahan.Yeo et al (2012)

menyatakan kelelahan merupakan gejala yang sering dianggap lebih

mengganggu, daripada nyeri yang dirasakan pasien kanker. Sindrom

kelelahan pada pasien kanker umumnya digambarkan sebagai "cancer related

fatigue" (CRF) oleh ahli onkologi di seluruh dunia (Horneber et al, 2012).
7

Faktor yang menunjukkan kebermaknaan pada penderita kanker yang

mengalami fatigue adalah kualitas tidur (Hidayat,2006) Tidur merupakan

aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat,saraf perifer, endokrin,

kardiovaskular, respirasi,dan musculoskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat

diidentifikasikan atau direkam dengan elektroensefalogram (EEG) untuk

aktifitas listrik otak,pengukuran tonus otot dengan mengguakan

elektromiogram (EMG) dan elektrookulogram (EOG) untuk mengukur

pergerakan mata (Tarwoto dkk,2015).

Kualitas tidur adalah kemampuan individu untuk tetap tertidur dan

ungtuk mendapatkan jumlah tidur yang tepat.Kualitas tidur yang baik akan

ditandai dengan tidur yang tenang, merasa segar pada pagi harridan merasa

semangat untuk melakukan aktifitas. Pengukuran kualitas tidur dapat

menggunakan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) (Agustin,2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur status kesehatan penyakit,

lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulant dan alkohol,

diet atau nutrisi, merokok, medikasi, dan motivasi. (Wahit Iqbal Mubarak,

dkk, 2015).

Hasil studi lain yang menggambarkan penyebab yang memengaruhi

kualitas tidur pasien kanker payudara antara lain: (1) rasa sakit akibat

prosedur pembedahan (Rute et al., 2014). (2) rasa terbakat akibat radioterapi

yang terjadi pada 85% dari 73 pasien yang diteliti menyebabkan mereka harus

terbangun sebanyak 15 kali (Dhruva et al., 2012). (3) 67% dari 252
8

mengalami kualitas tidur buruk akibat kelelahan, nyeri dan stres psikologis

(Romito et al., 2014).

Pasien dengan stadium dini hanya memerlukan terapi pembedahan,

namun bila stadium sudah lanjut diperlukan terapi lainnya seperti radioterapi,

kemoterapi atau kombinasi terapi tersebut. yang berdampak langsung pada

kondisi fisik dan psikologis pasien, termasuk kualitas tidurnya. kondisi

tersebut didapatkan data bahwa kebutuhan istirahat pasien terganggu dan

kualitas tidurnya dinyatakan buruk (Akman et al, 2015).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso Tri

Nugroho dkk,(2017) hasil penelitian hubungan kualitas tidur dengan fatigue

pada pasien cancer mamae tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan

yang bermakna antara kualitas tidur dengan kejadian fatigue pada penderita

Ca Mamae dengan p value= 0,004.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Husnul Fata (2015) hasil

penelitian Analisis faktor yang berhubungan dengan fatigue pada pasien

kanker yang menjalani kemoterapi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan (p value 0,05) antara kadar Hb, mual

muntah, nyeri, tingkat aktivitas, depresi, dan kualitas tidur dengan fatigue.

Penelitian ini menunjukkan bahwa 72,6% responden adalah perempuan

dengan rerata usia 45,54 tahun, rerata kadar Hb 10,881 gr/dl, 38,9% kasus Ca

Mammae, 69,5% termasuk stadium lanjut, 30,5% mendapat kemoterapi FAC,

29,5% menjalani kemoterapi lebih dari siklus 4, 55,8% fatigue ringan, 55,8%
9

kategori nyeri sedang-berat, 82,1% kualitas tidur buruk, dan 38,9% termasuk

katagori aktif minimal.

Perawat berperan dalam perbaikan kualitas tidur dari pasien ca

mamae, perawat dapat mengatasi kualitas tidur dan mengatasi gangguan tidur

antara lain dengan membuat jadwal tidur dengan membiasakan tidur

awal,menciptakan lingkungan yang nyaman dengan pencahayaan yang

baik,suasana yang kondusif,dan pengaturan posisi yang nyaman,kemudian

manajemen nutrisi sebelum tidur,melakukan aktifitas sebelum

tidur,mendengarkan musik (Noerma dan Elis, 2012 dalam Hera, 2014).

Berdasarkan latar belakang tersebut,peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “ Hubungan Kualitas Tidur dan Fatigue pada pasien

Cancer Mamae”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka timbul rumusan masalah adalah

“Adakah Hubungan Kualitas Tidur Dan Fatigue Pada pasien Cancer Mamae

Di RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2019?”


10

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Kualitas Tidur Pada Pasien Cancer

Mamae Di RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui Kualitas Tidur Pada Pasien Cancer Mamae Di

RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2019.

b) Untuk mengetahui Fatigue Pada Paien Cancer Mamae Di RSUD

Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2019.

c) Untuk mengetahui Hubungan Kualitas Tidur Dan Fatigue Pada

Pasien Cancer Mamae Di Rumah Sakit x Kota Batam Tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

penegembangan teori dan ilmu pengetahuan khususnya di bidang

Keperawatan Medikal Bedah mengenai Kualitas Tidur Dan Fatigue

Pada Pasien Cancer Mamae.


11

1.4.2 Manfaat Praktik

1.4.2.1 Untuk Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk

menambah wawasan tentang Kualitas Tidur dan Fatigue

pada pasien Cancer Mamae.

1.4.2.2 Untuk Pelayanan Kesehatan

Hasil Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk

tempat penelitian (Pelayanan Kesehatan) dan Petugas

Kesehatan khususnya perawat dapat lebih baik lagi

melakukan Asuhan Keperawatan dalam upaya mencegah

dampak dari Kualitas Tidur dan Fatigue pada pasien

Cancer Mamae.

1.4.2.3 Untuk penelitian yang akan datang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar dalam

pengembangan penelitian lain dengan ruang lingkup yang

sama.
12

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

NO. Judul Karya Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian


Ilmiah
1. Kualitas Tidur Variabel bebas: Penelitian dengan Diantara beberapa
Dan Fatigue Kualitas tidur . menggunakan faktor, faktor
Pada Klien pendekatan cross kualitas tidur yang
Cancer, Santoso Varabel terikat: sectional dengan cara menunjukkan
Fatigue membagikan
Tri Nugroho adanya hubungan
kuosioner, terdiri dari
dkk,2017. kuosioner untuk yang bermakna
mengetahui dengan kejadian
karakteristik fatigue pada
responden, kuosioner penderita Ca
untuk mengetahui Mamae (p= 0,004)
stadium cancer, The
Hospital Anxiety and
Depression Scale
(HADS) digunakan
untuk menilai
kecemasan dan depresi
klien dengan penyakit
fisik kronik, Pittsburgh
Sleep Quality Index
(PSQI) digunakan
untuk mengukur
kualitas tidur klien,
status nutrisi diukur
dengan Index Masa
Tubuh, nyeri diukur
dengan menggunakan
skala nyeri, kuesioner
tentang dukungan
keluarga dan Fatigue
Assesment Scale
digunakan untuk
mengukur tingkat
fatigue.
13

2. Analisis faktor Varibel bebas: Metode dalam Hasil penelitian ini


yang Fatigue penelitian ini menunjukkan
berhubungan menggunakan analisis bahwa terdapat
dengan fatigue Variabel terikat: korelasi dengan cross hubungan yang
kadar Hb, mual sectional, dengan
pada pasien signifikan (p value
muntah, nyeri, jumlah sampel
kanker yang tingkat aktivitas, sebanyak 95. Metode 0,05) antara kadar
menjalani depresi, dan pengambilan sampel Hb, mual muntah,
kemoterapi di kualitas tidur dengan menggunakan nyeri, tingkat
Rumah Sakit teknik concecituve aktivitas, depresi,
Kanker samping. dan kualitas tidur
Dharmais dengan fatigue.
Jakarta =
Analysis factors
related fatigue
in cancer
patients
undergoing
chemotherapy in
Dharmais
Cancer Hospital
Jakarta Ulfa
Husnul Fata,.

1.6 Sistematika Penulisan

Proposal ini terdiri dari tiga BAB, yaitu BAB 1 (satu), BAB II (dua)

dan BAB III (tiga).

1.6.1 BAB I pendahuluan : Pada bab ini diuraiakan latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian yang terdiri dari

tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penelitian, keaslian

penelitian dan sistematika penulisan.

1.6.2 BAB II tinjauan pustaka : Pada bab II diuraikan tinjauan teoritis

yang mendukung penelitian meliputi konsep dasar Cancer Mamae,

Kualitas Tidur dan Fatigue, kerangka konseptual dan hipotesis

penelitian.
14

1.6.3 BAB III metodologi penelitan : Pada bab ini diuraiakan jenis dan

rancangan penelitian, kerangka konsep, populasi, lokasi dan waktu

penelitian, kerangka konsep penelitian, pengumpulan data,

pengolahan dan analisis data, definisi operasional, etika penelitian

dan keterbatasan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai