Anda di halaman 1dari 7

Laporan Pendahuluan Stroke

I. Konsep Lansia
A. Definisi Lansia

Lansia adalah suatu keadaan yang selalu terjadi pada kehidupan manusia.
Menua adalah proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu
tetapi dimulai sejak ada permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan hal yang
alamiah yang berarti seseorang sudah melalui tiga tahapan yaitu: anak, dewasa, dan
tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia
tua berarti mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang ditandai kulit
mengendur, rambut memutih, gigi ompong, pendengaran menurun, penglihatan
memburuk, mengalami gerakan melambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional
[ CITATION Nug161 \l 1057 ].

Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi
Martono (1994) mengatakan bahwa menua atau menjadi tua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia secara perlahan
mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat mempengaruhi
kemandirian dan kesehatan lanjut usia, termasuk kehidupan seksualnya [ CITATION
Nug161 \l 1057 ].

Menurut WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang


Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60
tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalan dan
luar tubuh yang berakhir dengan kematian [ CITATION Nug161 \l 1057 ].
B. Batasan-batasan Usia Lanjut

a. Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam Padila (2013):
1) Usia Pertengahan (middle age) usia 45 sampai 59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) usia 60 sampai 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) usia 75 sampai 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun
b. Menurut Bee (1996) dalam Padila (2013):
1) Masa dewasa muda (usia 18 sampai 25 tahun)
2) Masa dewasa awal (usia 26 sampai 40 tahun)
3) Masa dewasa tengah (usia 41 sampai 65 tahun)
4) Masa dewasa lanjut (usia 66 sampai 75 tahun)
5) Masa dewasa sangat lanjut (usia diatas 75 tahun)
c. Menurut Setyonegoro, dalam Padila (2013):
1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20 sampai 25 tahun
2) Usia dewasa penuh (meddle years) atau maturitas usia 25 sampai 60/65 tahun
3) Lanjut usia (geriatric age) usia diatas 65/70 tahun, terbagi atas:
4) Young old (usia 70 sampai 75 tahun)
5) Old (usia 75 sampai 80 tahun)
6) Very old (usia diatas 80 tahun)
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun keatas, dalam Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1
Ayat 2. Menurut Undang-Undang tersebut diatas lanjut usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun keatas baik pria maupun wanita [ CITATION Pad131 \l 1057 ].
C. Teori Proses Lansia
Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang proses lansiayang
tidak seragam. Proses lansia bersifat individual dimana proses menua pada setiap orang
terjadi dengan usia yang berbeda, setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan atau life style
yang berbeda, dan tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses
menua. Adakalanya seseorang belum tergolong tua (masih muda) tetapi telah
menunjukkan kekurangan yang mencolok. Adapula orang yang tergolong lanjut usia
penampilannya masih sehat, bugar, badan tegap, akan tetapi meskipun demikian harus
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering dialami oleh lanjut usia. Misalnya
hipertensi, diabetes mellitus, rematik, asam urat, dimensia sinilis, dan sakit ginjal
[ CITATION Pad131 \l 1057 ].

Teori-teori tentang penuaan sudah banyak ang dikemukakan, namun tidak semuanya
bisa diterima. Teori-teori itu dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu yang
termasuk kelompok teori biologis dan teori psikososial [ CITATION Pad131 \l 1057 ].

a. Teori Biologis:
Teori yang merupakan teori biologis adalah sebagai berikut:
1) Teori Jam Genetik
Menurut Hay Ick (1965) dalam Padila (2013), secara genetik sudah terprogram
bahwa material di dalam inti sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetis terkait
dengan frekuensi mitosis. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa spesies-
spesies tertentu memiliki harapan hidup (life span) yang tertentu pula. Manusia yang
memiliki rentang kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel-selnya diperkirakan
hanya mampu membelah sekitar 50 kali, sesudah itu mengalami deteriorasi.
2) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas merusak membrane sel yang menyebabkan kerusakan dan
kemunduran secara fisik [ CITATION Pad131 \l 1057 ].
3) Teori immunologi
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak dapat tahan terhadap zat tersebut sehingga
jaringan tubuh menjadi lemah. Sistem imun menjadi kurang efektif dalam
mempertahankan diri, regulasi dan responsibilitas [ CITATION Pad131 \l 1057 ].
4) Teori cross-linkage (rantai silang)
Kolagen yang merupakan unsur penusun tulang diantara susunan molecular, lama
kelamaan akan meningkat kekakuannya (tidak elastis). Hal ini disebabkan oleh
karena sel-sel yang sudah tua dan reaksi kimianya menyebabkan jaringan yang
sangat kuat [ CITATION Pad131 \l 1057 ].
b. Teori Psikososial
1) Teori Integritas Ego
Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dicapai dalam tiap
tahap perkembangan. Tugas perkembangan terakhir merefleksikan kehidupan
seseorang dan pencapaiannya. Hasil akhir dari penyelesaian konflik antara integritas
ego dan keputusasaan adalah kebebasan [ CITATION Pad131 \l 1057 ].
2) Teori Stabilitas Personal
Kepribadian seseorang terbentuk pada masa kanak-kanak dan tetap bertahan secara
stabil. Perubahan yang radikal pada usia tua bisa jadi mengindikasikan penyakit otak
[ CITATION Pad131 \l 1057 ].
c. Teori Sosiokultural
1) Teori Pembebasan
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang berangsur-angsur
mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya, atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. Hal ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, sehingga
sering terjadi kehilangan ganda meliputi kehilangan peran, hambatan kontak sosial,
dan berkurangna komitmen [ CITATION Pad131 \l 1057 ].
2) Teori Aktifitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana seorang
usia lanjut merasakan kepuasan dalam beraktifitas dan mempertahankan aktififtas
tersebut selama mungkin. Adapun kualitas aktifitas tersebut lebih penting
dibandingkan kuantitas aktifitas yang dilakukan [ CITATION Pad131 \l 1057 ].
D. Faktor Yang Mempengaruhi Penuaan
Efendi (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan adalah:

a. Herediter atau keturunan genetic


Setiap orang mempunyai ciri dan kemampuan yang diturunkan oleh percampuran
sifat kedua orangtuanya. Faktor genetik juga mempengaruhi proses penuaan
seseorang.
b. Nutrisi atau makanan
Setiap seseorang mempunyai kebiasaan makan tertentu yang berkembang sejak
masa mudanya, proses penuaan juga dipengaruhi oleh nutrisi yang di konsumsi
seseorang sejak kecil hingga ia menjelang lansia. Semakin baikkebiasaan makan
seseorang berarti semakin baik pula tercukupinya kebutuhan nutrisi orang tersebut
dan hal ini akan membantu memperlambat proses penuaan.
c. Status kesehatan/ penyakit
Status kesehatan seseorang juga berpengaruh pada proses penuaan, orang yang
mempunyai riwayat kesehatan yang kurang baik mempunyai resiko mengalami
proses penuaan yang lebih cepat dan beresiko mengalami penyakit-penyakit
degenerative pada masa tuanya, missal hipertensi,diabetes, dan penyakit jantung.
d. Pengalaman hidup/gaya hidup
Setiap orang mempunyai gaya hidup tertentu yang dibentukdan dilakukan
sepanjang masa hidupnya. Gaya hidup yang kurang baik pada masa muda akan
berakibat buruk pada masa tuanya. Missal, gaya hidup merokok, akan beresiko
menderita penyakit jantung dan paru-paru pada masa tuanya.
e. Lingkungan
Setiap orang dipeengaruhi oleh lingkungan hidupnya orang yang hidup di kota
besar kemungkinan besar terpajan oleh polusi dibandingkan
orang yang hidup di desa, di daerah pegunungan.
f. Stress
Setiap orang mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah dan
mengendalikan emosinya. Tingkat stress yang tinggi berpengaruh pada masa tua
seseorang.
E. Perubahan Sistem Tubuh Lansia

Menurut Effendi (2009), perubahan sistem tubuh lansia dan penjelasannya antara lain:

a) Sel
Pada lansia jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar.
Cairan tubuh dan cairan intraseluler akan berkurang. Proporsi protein di otak, otot
ginjal darah dan hati juga ikut berkurang. Jumlah sel otak akan menurun,
mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak menjadi atrofi.
b) Sistem persyarafan
Rata-rata berkurang neocortical sebesar 1 per detik, hubungan persyarafan cepat
menurun, lambat dalam merespon baik dari gerakan maupun jarak waktu,
khususnya dengan stress, mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang
sensitif terhadap sentuhan.
c) Sistem pendengaran
Gangguan pada pendengaran (prebiakusis), membran timpani mengalami atrofi,
terjadi pengumpulan dan pergeseran serum karena peningkatan keratin,
pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau
stress.
d) Sistem penglihatan
Sclerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih
berbentuk seperti bola (sferis), lensa lebih suram (keruh) dapat menyebabkan
katarak, meningkatnya ambang pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap
kegagalan menjadi lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap,
hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang dan menurunnya daya
untuk membedakan antara warna biru dengan hijau pada skala pemeriksaan.
e) Sistem kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahunsesudah berumur
20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. Kehilangan
elastisitas pembulu darah, kurangnya efektifitas pembulu darah perifer untuk
oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi, tekanan darah meningkat diakibatkan
oleh meningkatnya resistensi dari pembulu darah perifer.
f) Sistem pengaturan suhu tubuh
Suhu tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis ±35ºC, hal ini diakibatkan oleh
metabolisme yang menurun, keterbatasan reflex menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak, sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
g) Sistem pernapasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunya aktivitas
dari silia, paru-paru kehilangan elektisitas sehingga kapasitas residu meningkat,
menarik napas lebih barat, kapasitas pernapasan maksimum menurun dan
kedalaman bernapas menurun ukuran alveoli melebar dan normal dan jumlah
berkurang, oksigen pada arteri menurun menjadi 75mmHg, kemampuan untuk
batuk berkurang dan penurunan otot pernapasan.
h) Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecapan mengalami penurunan,esophagus melebar,
sensitivitas akan rasa lapar menurun, produksi asam lambung dan waktu
pengosongan lambung menurun, peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi,
fungsi absorbs menurun, hati (liver) semakin mengecil dan menurunya tempat
penyimpanan, serta berkurangnya suplai aliran darah.
i) Perubahan psikososial
Perubahan psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami pension.
Berikut ini adalah hal-hal yang akan terjadi pada masa pensiun.
1) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan (income) berkurang
2) Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dan segala fasilitasnya.
3) Kehilangan teman atau relasi
4) Kehilangan pekerjaan atau kegiatan
5) Merasakan atau kesadaran kematian (sense of awareness of mortality)
j) Sistem endokrin
Menurunnya produksi ACTH, TSH ,FSH, dan LH, atifitas tiroid, basal metabolic
rate (BMR), daya pertukaran gas, produksi aldosterone, serta sekresi hormone
kelamin seperti progesterone, dan testosteron.
k) Sistem integumen
Kulit menjadi keriput akibat kehilangan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik,
menurunya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun, kulit
kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan
telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat menurunya cairan dan
vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh,
kuku kaki tumbuh secara berlebihan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang
jumlahnya dan fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
l) Sistem musculoskeletal
Faktor-faktor yang mempengaruhi mental adalah perubahan fisik, kesehatan
umum, ingat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan, tingkat kecerdasan
(intellegence question-IQ), dan kenangan (memory).
m) Sistem Genitourinaria

Ginjal mengecil gdan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun hingga
50%, fungsi tubulus berkurang (berakibat pada penurunan kemampuan ginjal untuk
mengonsentrasikan urine, berat jenis urine menurun, proteinuria biasanya +1),
blood urea nitrogen (BUN) meningkat hingga 21mg%, nilai ambang ginjal
terhadap glukosa meningkat. Otot-otot kandung kemih (vesica urinaria)melemah,
kapasitasnya menurun hingga 200ml dan menyebabkan frekuensi buang air kecil
meningkat, kandung kemih sulit dikosongan sehingga meningkatkan retensi urine.
Pria dengan usia 65 tahun ke atas sebagaian besar mengalami pembesaran prostat
hingga ±75% dari besar normalnya.

Anda mungkin juga menyukai