F. Pemeriksaan Penunjang
MenurutWijaya & Putri (2013), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah
sebagai berikut:
1. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secaraspesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti
aneurisma atau malformasi vaskular.
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada carespiratoriratean
lumbal menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid atau perdarahan
pada intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukkanadanya proses
inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpaipada perdarahan
yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanyawarna likuor masih
normal (xantokrom) sewaktu hari-hari pertama.
3. CT scan.
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisihenatoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinyasecara
pasti.Hasilpemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal,kadang
pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
4. MRI
MRI (Magnetic Imaging Resonance) menggunakan gelombangmagnetik untuk
menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahanotak.Hasilpemeriksaan
biasanya didapatkan area yang mengalami lesi daninfark akibat dari
hemoragik.
5. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistemkarotis).
6. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dandampakdari
jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan Farmakologi
a) Vasodilator meningkatkan aliran darah serebri (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat di
buktikan.
b) Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin
intra arterial.
c) Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena trombosit
memainkan peran sangat penting dalam pembentukan trombusdan
embolisasi. Antiagregasi trombosis seperti aspirin digunakan untuk
menghambat reaksi pelepasan agregasi trombosis yang terjadi
sesudah ulserasi alteroma.
d) Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau
memberatnya trombosis atau embolisasidari tempat lain dalam
sistem kardiovaskuler.
2. Pengobatan nonfarmakologi
a) Mengajarkan cara latihan ROM, dengan tujuan untuk menjaga atau
memelihjara kekuatan otot dan mobilitas persendian.
b) Penyuluhan ini ditujukan untuk peningkatan pengetahuan klien
tentang penyakit stroke sehingga klien secara sadar menghindarifaktor
– faktor pencetus, menggunakan obat secara benar, dan berkonsultasi
pada tim kesehatan.
c) Rehabilitasi MenurutAzhwar, Achdiat, Arizalrehabilitasi pasien juga
diajarkan untuk melakukan penyesuaian dan mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dapat dihadapi. Upaya rehabilitasi tersebut
dilakukan secara terpadu oleh suatu tim yang mencakup staf
perawat, ahli fisioterapi,ahli terapi wicara, dan dokter spesialis
rehabilitasi. Keberhasilan rehabilitasi bergantung pada besarnya
kerusakan jaringan otak, kecakapn tim rehabilitasi, kerja sama
dengan keluarga pasien, dan kecepatan penangan stroke. Adapun
tujuan rehabilitasi adalah agar pasien dapat melepaskan
ketergantungan pada orang lain dalam kehidupannya sehari-hari.
d) Mengajarkan keluarga cara memodifikasi lingkungan seperti
memasang pegangan di dinding serta menjaga lantai supaya tidak
licin guna mencegah terjadinya resiko jatuh.
3. Pengobatan Tradisional
Menurut Adib (2009) obat tradisional yang bisa digunakan untuk
mengobati stroke antara lain :
a) Daun dewa (gynura segatum)
Efek farmakologi: sebagai antikoagulan, mencairkan bekuan darah,
melancarkan sirkulasi darah dan membersihkan racun.Bagian
yang dipakai adalah daun dan umbinya. Dosis yang dianjurkan
yaitu 15-30 gram daun segar dan 6 – 10 gram umbinya.
b) Mengkudu (morinda citrifolia)
Khasiat : menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan
kolesterol dan kadar gula darah tinggi. Khasiat tersebut dapat
mencegah risiko terkena penyakit stroke. Dosis 2 – 3 buah yang
matang.
c) Pemberian diit pada pasien stroke
Menurut Bustan (2007) diit yang diberikan pada pasien stroke
yaitu dengan diit yang rendah garam, rendah kolesterol dan
rendah kalori.
4. Komplikasi
Menurut Arif Mutaqqin (2011) komplikasi strokedapat dikelompokkan
berdasarkan:
a) Dalam hal imobilisasi : infeksi pernafasan, nyeri tekan, konstipasi, dan
tromboflebitis
b) Dalam hal paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas, dan terjatuh
c) Dalam hal kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala Hidrosefalus