Anda di halaman 1dari 13

1.

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN POLA TIDUR

1.1 Konsep Dasar Pola Tidur


A. Pengertian
Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan
bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan
aktivitas sama sekali. Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami
seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang
cukup. Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat
kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan
respon terhadap stimulus eksternal.
Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek terhadap sistem
saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan
diantara berbagai susunan syaraf, kedua yaitu efek pada struktur tubuh dengan
memulihkan kesegaran dan berbagai organ dalam tubuh, mengingat terjadinya
penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut selama tidur.
Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
perubahan jumlah atau kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan
keadaan biologis atau kebutuhan emosi. Gangguan tidur bisa berupa insomnia,
narkolepsi, somnabolisme (tidur berjalan), enuresa (ngompol), dan delirium
(mengigau).
B. Etiologi/ Penyebab
1. Psikologis
a) Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan
b) Ansietas
c) Suhu tubuh
2. Lingkungan
a) Suhu, kelembaban yang berubah-ubah
b) Stimulasi yang berlebih
c) Kegaduhan
d) Pengobatan
3. Fisiologis
a) Demam
b) Hipertiodisme
c) Ulkus gastrik
d) Gangguan hati
e) Nafas pendek
f) Urgensi berkemih
g) Mual
h) Gangguan ketidaknymanan
C. Klasifikasi
1. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada
individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena factor
mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
2. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Beberapa turunan parasomnia antara lain sering terjaga
seperti tidur berjalan, gangguan transisi bangun tidur seperti mengigau,
parasomnia yng terkait dengan tidur REM seperti mimpi buruk.
3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan
terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi medis
tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau
karena gangguan metabolisme.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tidak bisa tertahankan yang
muncul secara tiba – tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai
“serangan tidur” atau sleep attack.
5. Apnea saat tidur
Apnea saat tidur adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik pada saat
tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras,
sering terjaga di malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan pada siang
hari, sakit kepala di pagi hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan
psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
6. Sleep walking
Sleep walking adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul
saat seseorang tidur atau perilaku tidak normal.
7. Sleep apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur dengan kesulitan bernafas. Ada dua jenis
sleep apnea, yaitu sentral dan obstruktif. Orang yang menderita hal ini
biasanya tidak sadar, walaupun setelah bangun.
8. Delayed sleep phase disorder
Orang dengan kondisi ini ditandai dengan kesulitan tidur pada malam hari,
sehingga mengalami kesulitan untuk bangun pagi. Kondisi ini dianggap
normal jika yang mengalaminya sesekali, tetapi jika mengalaminya hamper
setiap pagi maka perlu ada perhatian serius.
9. Somnabolisme
Somnabolisme adalah suatu keadaan perubahan kesadaran, fenomena tidur –
bangun, terjadi pada saat besamaan. Sewaktu tidur, penderita melakukan
aktivitas motorik yang biasa dilakukan seperti berjalan, berpakaian, atau
pergi ke kamar mandi, dan lain-lain. Akhir kegiatan tersebut kadang
penderita terjaga.
10. Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan
mulut. Amandel yang membengkak dapat menjadi factor yang turut
menyebabkan mendengkur.
11. Nightmare
Biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur. Dengan gejala tiba-tiba bangun
tengah malam, menangis dan ketakutan. Hal ini dikarenakan tidur yang
disertai dengan mimpi buruk.
D. Patofisiologi/ Pohon Masalah
Tidur merupakan hubungan mekanisme screablea yang secara bergantian
mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur
merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer endokrin
kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal. Pengaturan dan kontrol tidur
tergantung dari hubungan antara dua mekanisme cerebral yang secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun.
Recticular activating system (RAS) dibagian batang otak atas mempunyai sel-
sel khusus dalam mempertahankan kesadaran RAS memberikan stimulus
visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks
serebri yaitu emosi, proses, pikir.
Gangguan pola tidur dapat dipengaruhi oleh proses penuaan, ansietas, suhu
tubuh, faktor lingkungan (suhu, kelembaban yang berubah-ubah, stimulasi yang
berlebih, kegaduhan, pengobatan, faktor fisiologis (demam, hipertiodisme,
ulkus gastrik, gangguan hati, nafas pendek, urgensi berkemih, mual, gangguan
ketidaknyamanan). Hal tersebut membuat kerja RAS berlebihan menyebabkan
kewaspadaan berlebih dan akhirnya mengganggu pola tidur pasien.
Faktor Lingkungan Faktor Fisiologis Nyeri akut
Faktor psikologis
Cemas

Merangsang sistem limbik Merangsang sensori perifer Merangsang kortek Gangguan


(pengatur sistem emosi) untuk meningkatkan serebral untuk eliminasi
untuk meningkatkan pengeluaran serotonin meningkatkan urin
pengeluaran katekolamin pengeluaran seroton
Hipertermi

Merangsang Sistem Aktivasi


Retikuler (SAR) untuk
menurunkan pengeluaran
serotonin

Bangun 3 kali atau lebih dimalam


Gangguan hari, insomnia, ketidakpuasan tidur,
Pola Tidur total waktu tidur kurang, kebiasaan
buruk saat tidur dan keluhan verbal
lainnya.
E. Tanda dan Gejala
1. Ketidakpuasan Tidur
2. Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur
3. Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik
4. Tidak dapat tidur (insomnia)
5. Total waktu tidur kurang dari usia yang normal
6. Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur (mengorok, berhenti nafas,
menggerakan anggota keluarga)
7. Bangun 3 kali atau lebih di malam hari
F. Pemeriksaan Penunjang/ Diagnostik
Menentukan secara pasti gangguan tidur adalah pemeriksaan
polisomnografi. Polisomnografi adalah alat uji diagnostik untuk mengevaluasi
gangguan tidur. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG),
elektromiogram (EMG), dan elektro-ukologram (EOG) sekaligus. Dengan alat
ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan
tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di
malam hari.
G. Penatalaksanaan
1. Terapi Nonfarmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena
penggunaan obat-obatan bisa memberikan efek keterbatasan.
2. Terapi relaksasi
3. Terapi pemijatan
4. Pengaturan posisi
5. Menejemen lingkungan
6. Terapi musik
7. Pengurangan kecemasan
8. Terapi farmakologi
2. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN POLA TIDUR

2.1 Pengkajian
A. Identitas pasien
Identitas pasien meliputi : nama, tempat tinggal, jenis kelamin,tempat tanggal
lahir, tanggal masuk rumah sakit, umur, asal suku bangsa, pendidikan, pekerjaan.
B. Keluhan utama :
Pasien diare sehingga mengalami nyeri perut, sulit tidur, dan keterbatasan dalam
bergerak.
C. Riwayat penyakit dahulu : -
D. Riwayat Keperawatan : -
E. Pola Kesehatan Fungsional
1. Pemeliharaan Kesehatan
2. Nutrisi Metabolik
3. Eliminasi
4. Pola Persepsi Kognitif
5. Pola Istirahat
1. Pola tidur (jam berapa berangkat tidur, bangun tidur, lamanya tidur)
2. Kebiasaan menjelang tidur (buang air kecil, membaca buku, dll)
3. Gangguan tidur yang sering dialami dan cara mengatasinya
4. Kebiasaan tidur siang
5. Lingkungan tidur (bising, gelap, dingin, dll)
6. Status emosi dan mental
7. Manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan
istirahat dan tidur, yaitu:
1) Penampilan wajah (area gelap disekitar mata, bengkak pada kelopak
mata, konjungtiva kemerahan, mata terlihat cekung, dll)
2) Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan tidur (mudah
tersinggung, sering menguap, kurang )
3) Kelelahan (tampak lelah, letih, lesu, dll)
8. Konsep Diri
9. Pola Peran dan Hubungan
10. Pola Reproduksi
11. Pola Pertahanan Diri dan Koping
12. Keyakinan dan Nilai
13. Pemeriksaan Fisik (Kesadaran umum, Berat badan, Tekanan darah,
Nadi, Suhu, RR) dan antropometri
2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi)
ditandai dengan mengeluh nyeri, gelisah, dan sulit tidur.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restraint fisik ditandai dengan mengeluh
tidak puas tidur
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan nyeri saat
bergerak, merasa cemas saat bergerak, fisik lemah dan gerakan terbatas.
2.3 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri akut b.d Setelah Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
agen pencedera dilakukan Observasi Observasi
fisiologis (mis. tindakan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
inflamasi) d.d keperawatan lokasi, kebutuhan
mengeluh selama 1x24 jam karakteristik, intervensi dan
nyeri, gelisah, tingkat nyeri durasi, perkembangan
dan sulit tidur. menurun, frekuensi, atau resiko
dengan kriteria kualitas dan komplikasi
hasil : intensitas nyeri 2. Mengetahui
- Keluhan 2. Identifikasi derajat nyeri
nyeri skala nyeri untuk kebutuhan
menurun 3. Identifikasi pemberian
- Gelisah faktor yang analgesik yang
menurun memperberat tepat
- Kesulitan dan 3. Agar pasien
tidur memperingan menghindari
menurun nyeri faktor yang
- Pola tidur 4. Identifikasi memperberat
membaik pengaruh nyeri nyeri
pada kualitas 4. Mempertahankan
hidup rasa nyaman
pada pasien
Terapeutik Terapeutik
1. Berikan teknik 1. Agar nyeri yang
nonfamakologis dirasakan pasien
untuk berkurang
mengurangi 2. Mengalihkan rasa
rasa nyeri (mis. nyeri yang
TENS, dirasakan pasien
hipnosis, 3. Agar nyeri yang
akupresur, dirasakan pasien
terapi musik, teratasi dengan
biofeedback, tepat
terapi pijat,
aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
2. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
3. Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan 1. Membantu
penyebab, mengurangi
periode, dan faktor pemicu
pemicu nyeri munculnya nyeri
2. Jelaskan 2. Pasien mampu
strategi mengontrol nyeri
meredakan secara mandiri
nyeri
3. Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
4. Ajarkan teknik
nonfamakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi 1. Mengurangi
pemberian nyeri pada pasien
analgetik, jika
perlu
2. Gangguan pola Setelah Dukungan Tidur Dukungan Tidur
tidur b.d dilakukan Observasi Observasi
restraint fisik tindakan 1. Identifikasi pola 1. Mendata masalah
d.d mengeluh keperawatan aktivitas dan yang dialami
tidak puas tidur selama 1x 24 tidur pasien
pola tidur 2. Identifikasi 2. Mengetahui
membaik, faktor pemenuhan
dengan kriteria pengganggu kebutuhan pasien
hasil : tidur (fisik dan 3. Mengetahui hal-
- Keluhan atau psikologis) hal pengganggu
tidak puas 3. Identifikasi pola tidur
tidur makanan dan
menurun minuman yang
mengganggu
tidur (mis. kopi,
teh, alkohol,
makan
mendekati
waktu tidur,
minum banyak
air sebelum
tidur)
Terapeutik Terapeutik
1. Modifikasi 1. Memberikan rasa
lingkungan nyaman pada
(mis. pasien
pencahayaan, 2. Agar pasien
kebisingan, berisitirahat
suhu, matras, dengan cukup
dan tempat 3. Menjaga kualitas
tidur) tidur pasien tetap
2. Batasi tidur baik
siang, jika perlu 4. Agar pasien
3. Tetapkan mampu rileks
jadwal tidur dan merasa lebih
rutin santai
4. Lakukan
prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan
(mis. pijat,
pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan 1. Pasien dan
pentingnya keluarga tahu
tidur cukup pentingnya
selama sakit istirahat yang
2. Anjurkan cukup
menepati 2. Membiasakan
kebiasaan waktu tidur rutin
waktu tidur 3. Menghindari
3. Anjurkan terjadinya
menghindari gangguan
makanan/minu kualitas tidur
man yang 4. Menunjang
menganggu penyembuhan
tidur pasien dengan
4. Ajarkan baik
relaksasi otot
autogenik atau
cara
nonfarmakologi
lainnya

3. Gangguan Setelah Dukungan Dukungan


mobilitas fisik dilakukan Mobilisasi Mobilisasi
b.d nyeri d.d tindakan Observasi Observasi
nyeri saat keperawatan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
bergerak, selama 1x24 jam adanya nyeri kondisi pasien
merasa cemas mobilitas fisik atau keluhan 2. Menentukan
saat bergerak, meningkat, fisik lainnya batas gerakan
fisik lemah dan dengan kriteria 2. Identifikasi yang akan
gerakan hasil : toleransi fisik dilakukan
terbatas. - Nyeri melakukan 3. Mengetahui
menurun pergerakan perkembangan
- Kecemasan 3. Monitor kondisi pasien
menurun umum selama
- Gerakan melakukan
terbatas mobilisasi
menurun Terapeutik Terapeutik
- Kelemahan 1. Fasilitasi 1. Membantu
fisik aktivitas pasien dala
menurun mobilisasi melakukan
dengan alat gerakan
bantu (mis. 2. Memudahkan
pagar tempat pasien dalam
tidur) bergerak
2. Fasilitasi
melakukan
pergerakan, jika
perlu
3. Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan tujuan 1. Pasien dan
dan prosedur keluarga
mobilisasi mengetahui
2. Anjurkan tujuan dan
melakukan prosedur
mobilisasi dini mobilisasi
3. Ajarkan 2. Pasien dapat
mobilisasi melakukan
sederhana yang mobilisasi secara
harus dilakukan mandiri
(mis. duduk di
tempat tidur,
duduk disisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi)s
Daftar Pustaka

PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
https://dokumen.tips/download/link/lp-gangguan-pola-tidur
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/495/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai