Disusun oleh:
Mufarikhatul Binti (1611026) Dina Fatikha (2112050)
Aniqtsalit Sulaula (1911011) Aprilia T (2112051)
Ayu Rahmawati (1911012) Binti Khorin (2112053)
Helvin Eka Charisa (1911023) Fransedo Dhiky (2112054)
Laurensius Edwin (1911027) Dwi Norawati (2112057)
M.Rayhan Syahdillah (1911028) Ivana Rosa (2112059)
Syafni Sukmana (1911033) Dwi Ngesti (2112061)
Zakia Fikriana (1911037) Nawang Ndari (2112063)
Hegar Bayu P (2112040) Wiwit A (2112064)
Danis Setiawan (2112042) Oktavia Eka (2312002)
Niken Ayu W (2112045) Devi Wahyu (2312003)
Arif Wicaksono (2112047) Risky Firdaus (2312005)
Ilus Fediastari (2112048)
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah – Nya, proposal mengenai “Terapi Modalitas
Pembuatan Kerajinan Tangan Stik Eskrim di UPT PSTW Blitar” ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
dan edukasi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini
bermanfaat. Namun, tidak dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk menjadikan makalah kami ini dapat kami leih
baik kedepannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Topik.........................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Konsep Lansia...........................................................................................3
2.1.1 Konsep Lansia...........................................................................................3
2.1.2 Ciri – Ciri Lansia.......................................................................................3
2.1.3 Karakteristik Lansia..................................................................................4
2.1.4 Klasifikasi Lansia......................................................................................4
2.1.5 Perubahan Terjadi pada Lansia.................................................................5
2.1 Konsep Terapi Modalitas..........................................................................6
2.2.1 Pengertian Terapi Modalitas.....................................................................6
2.2.2 Manfaat Terapi Modalitas Lansia..............................................................7
2.2.3 Klasifikasi Terapi Modalitas Lansia..........................................................7
2.3 Konsep Kerajinan Tangan.........................................................................8
BAB 3 METODE...................................................................................................10
3.1 Rencana Kegiatan....................................................................................10
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................14
4.1 Kesimpulan..............................................................................................14
4.2 Saran........................................................................................................14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Tahun
1998).
Sementa
ra
Organis
asi
Kesehat
an
Dunia
(WHO)
menggol
ongkan
lanjut
usia
menjadi
4 yaitu :
usia
pertenga
han
(middle
age) 45
– 59
tahun,
lanjut
usia
(elderly)
60 – 74
tahun,
lanjut
usia tua
(old) 75
– 90
3
tahun,
dan usia
sangat
tua (very
old)
diatas
90
tahun.
Bag
i
kebany
akan
orang
masa
tua itu
masa
yang
kurang
menyen
angkan:
Anggap
an
terhada
p lansia
adalah
bingun
g dan
tidak
peduli
terhada
p
lingkun
4
gan,
kesepia
n dan
tidak
bahagia
, pikun,
tidak
bermin
at
seksual
dan
tidak
berguna
bagi
masyar
akat.
Namun
kenyata
annya
tidak
semua
usia
lanjut
yang
mencap
ai
kemata
ngan
dan
produkt
ifitas
mental
5
dan
materi
pada
usia
lanjut.
Oleh
karna
itu
perawat
harus
dapat
memba
ngkitka
n
semang
at dan
kreasi
klien
lanjut
usia
dalam
memec
ahkan
masala
h dan
mengur
angi
rasa
putus
asa,
rendah
diri,
6
rasa
keterbat
asan
akibat
dari
ketidak
mampu
an fisik
dan
kelaina
n yang
diderita
nya.
Ber
dasarkan
hasil
pengkaji
an yang
telah
dilakuka
n di
UPT
PSTW
Blitar
pada
tanggal
27
Maret
2023
didapatk
an hasil
50%
7
lansia
memilik
i fungsi
kognitif
baik,
46%
lansia
memilik
i fungsi
intelektu
al utuh,
dan
lansia
yang
mandiri
(tidak
mengala
mi
ketergan
tungan)
sebanya
k 56%.
Maka
dari itu
kami
ingin
membua
t lansia
agar
lebih
produkti
f,
8
semata –
mata
tidak
hanya
menjadi
lansia
yang
mandiri
saja.
Sala
h satu
kegiatan
yang
dapat
dilakuka
n dalam
hal ini
adalah
terapi
modalita
s yang
merupak
an suatu
kegiatan
dalam
memberi
kan
asuhan
keperaw
atan baik
di
institusi
9
pelayana
n
maupun
di
masyara
kat yang
bermanf
aat bagi
kesehata
n lansia
dan
berdamp
ak
terapeuti
k.
Pencapia
n tujuan
terapi
modalita
s
tergantu
ng pada
keadan
kesehata
n klien
dan
tingkat
dukunga
n yang
tersedia.
Terapi
ini
10
merupak
an
kegiatan
yang
dilakuka
n untuk
mengisi
waktu
luang
bagi
lansia.
Terapi
yang
akan
diberika
n pada
lansia
yaitu
terapi
modalita
s
membua
t
kerajina
n tangan
stik es
krim.
1.2 Topik
Terapi Modalitas Pada lansia membuat
kerajinan tangan stik es krim
11
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
M
embant
u lansia
untuk
menge
mbang
kan
kemam
puan
berhub
ungan
dengan
orang
lain,
mening
katkan
produk
tifitas
lansia
dan
menge
mbang
kan
rasa
harga
diri.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan interaksi sosial dengan
orang lain.
b. Mengembangkan kreatifitas.
12
c. Hiburan atau kegiatan yang
menyenangkan.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
14
melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan
tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran
fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
2. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perilaku yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk.Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : Lansia yang tinggal
bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena
dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik
diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang
rendah.
2.1.3 Karakteristik Lansia
Karakteristik lansia menurut (Kemenkes.RI, 2017) yaitu :
1. Seseorang dikatakan lansia ketika telah mencapai usia 60 tahun keatas.
2. Status pernikahan Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015,
penduduk lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian besar
berstatus kawin (60 %) dan cerai mati (37 %). Adapun perinciannya
yaitu lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari
keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki – laki yang 13 berstatus
kawin ada 82,84 %. Hal ini disebabkan usia harapan hidup perempuan
lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki – laki,
sehingga presentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih
banyak dan lansia laki-laki yang bercerai umumnya kawin lagi.
3. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, kebutuhan biopsikososial dan spiritual, kondisi adaptif hingga
kondisi maladaptive.
4. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
2.1.4 Klasifikasi Lansia
Menurut WHO, lansia dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 – 59 tahun.
15
2. Lansia (edderly), yaitu kelompok usia 60 – 74 tahun
3. Lansia tua (old),yaitu kelompok usia 75 – 90 tahun
4. Lansia sangat tua (very old),yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.
2.1.5 Perubahan Terjadi pada Lansia
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degeneratif yang biasanya akan berdampak pada perubahan – perubahan pada
jiwa atau diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan,
sosial dan sexual (National & Pillars, 2020).
1. Perubahan fisik
Dimana banyak sistem tubuh kita yang mengalami perubahan seiring umur kita
seperti :
a. Sistem Indra, Sistem pendengaran : Prebiakusis (gangguan pada
pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan (daya), pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata – kata, 50% terjadi pada usia
diatas 60 tahun.
b. Sistem Intergumen : Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak
elastis kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi
tipis dan berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea
dan glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.
2. Perubahan Kognitif Banyak lansia mengalami perubahan kognitif, tidak hanya
lansia biasanya anak – anak muda juga pernah mengalaminya seperti :
Memory (Daya ingat, Ingatan).
3. Perubahan Psikososial Sebagian orang yang akan mengalami hal ini
dikarenakan berbagai masalah hidup ataupun yang kali ini dikarenakan umur
seperti :
a. Kesepian Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat
meninggal terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti
menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik
16
terutama pendengaran.
b. Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan : fobia, panik, gangguan cemas umum,
gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif, gangguan
– gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan
berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping
obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
c. Gangguan tidur juga dikenal sebagai penyebab morbilitas yang signifikan.
Ada beberapa dampak serius gangguan tidur pada lansia misalnya
mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan atensi dan memori, mood
depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan
penurunan kualitas hidup. Angka kematian, angka sakit jantung dan kanker
lebih tinggi pada seseorang yang lama tidurnya lebih dari 9 jam atau kurang
dari 6 jam per hari bila dibandingkan. dengan seseorang yang lama tidurnya
antara 7 – 8 jam per hari. Berdasarkan dugaan etiologinya, gangguan tidur
dibagi menjadi empat kelompok yaitu, gangguan tidur primer, gangguan
tidur akibat gangguan mental lain, gangguan tidur akibat kondisi medik
umum, dan gangguan tidur yang diinduksi oleh zat.
17
2.2.2 Manfaat Terapi Modalitas Lansia
Manfaat terapi aktifitas kelompok pada lansia (Mubarak, 2008) :
1. Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui dan dihargai eksistensinya
oleh anggota kelompok yang lain.
2. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta merubah
perilaku yang dekstruktif dan maladaptif.
3. Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain
untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
4. Mengisi waktu luang bagi lansia.
5. Meningkatkan kesehatan lansia.
6. Meningkatkan produktivitas lansia.
7. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia.
2.2.3 Klasifikasi Terapi Modalitas Lansia
1. Psikodarma
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia.
2. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
Terdiri atas 7 – 10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan,
bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk
terlaksananya terapi ini dibutuhkan leader, co – leader, dan fasilitator.
3. Terapi Musik
Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga meningkatkan kebersamaan,
gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu.
4. Terapi Berkebun
Bertujuan melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu luang.
5. Terapi dengan binatang
Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari – hari
sepinya dengan bermain bersama binatang.
6. Terapi Okupasi
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas
dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan.
18
7. Terapi Kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti mengadakan cerdas cermat,
mengisi TTS, dan lain – lain.
8. Liter review terapi/terapi rekreasi
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa
bosan, dan melihat pemandangan.
9. Terapi Keagamaan
Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan
meningkatkan rasa nyaman. Seperti mengadakan pengajian, kebaktian, dan lain
– lain.
10. Terapi Keluarga
Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan diindentifikasi
dan kontribusi dari masing-masing anggoa keluarga terhadap munculnya
masalah tersebut digali. Dengan demikian terlebih dahulu masing – masing
anggota keluarga mawas diri ; apa masalah yang terjadi di keluarga, apa
kontribusi masing – masing terhadap timbulnya masalah, untuk kemudian
mencari solusi untuk mempertahankan keutuhan keluarga dan meningkatkan
atau mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya.
11. Terapi Aroma
Terapi aroma berhubungan dengan inhalasi atau pemakaian minyak alami
yang diuapkan dari berbagai tanaman. Mereka yang menggunakan terapi
aroma mengatakan terapi aroma efektif dalam menurunkan stress, mencegah
penyakit tertentu baik fisik maupun psikologis.
19
memiliki keindahan sebagai tambahan agar menjadi mnarik
2. Fungsi hias
Kerajinan yang hanya mengutamakan keindahan tanpa memperhatikan guna dari
barang tersebut
Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat kerajinan tangan adalah
stik es krim dan botol bekas. Stik es krim sebenarnya terhitung barang bekas yang masih
bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan banyak jenis kerajinan tangan yang
unik dan menarik. Salah satu kerajinan tangan yang bisa dibuat dari bahan ini adalah
tempat penyimpanan. Tempat penyimpanan tersebut nantinya bisa untuk menyimpan
benda-benda kecil sehingga lebih mudah ditemukan jika akan digunakan. Selain dapat
membuat kerajinan tangan yang berguna, membuat kerajinan tangan ini juga dapat
mengurangi sampah botol plastik dan membuat lingkungan menjadi terhindar dari
sampah plastik.
20
BAB 3
METODE
21
Memberikan reinforcement terhadap keberhasilan peserta lainnya.
Membantu melakukan evaluasi hasil.
3) Observer
Mengamati dan mencatat respon klien.
Mencatat jalannya aktivitas terapi.
Mengikuti proses evaluasi.
4) Peserta
Mengikuti seluruh kegiatan.
Berperan aktif dalam kegiatan.
Mengikuti proses evaluasi.
b. Langkah – langkah kegiatan
1) Fase Orientasi
Waktu : 23 Agustus 2023
Salam terapeutik
Kontrak
- Waktu : 24 Agustus 2023
- Tempat : Halaman
- Topik : Terapi Modalitas Pada lansia membuat kerajinan tangan
stik eskrim
23
Fasilitator : Zakia, Ayu, Helvin, Syafni, Rayhan, Devy, Laurensius,
Danis, Ilus, Dina, Aprilia, Binti, Fransedo, Dwi Norawati, Dwi Ngesti,
Wiwit,
Observer : Ivana, Arif, Oktavia, Risky, Nawang
Peserta : Lansia yang tidak memiliki ketergantungan (mandiri)
Dokumentasi : Niken, Aniqtsalit
6. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Seluruh lansia yang mengikuti kegiatan di PSTW Blitar.
- Dapat mengikuti kegiatan dalam pembuatan kerajinan tangan
- Tempat alat dan media tersedia dalam perencanaan
- Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
b) Evaluasi proses
- Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
- Peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
- Peserta dapat hadir
c) Evaluasi kegiatan
- Peserta dapat melakukan tugas sesuai yang ditugaskan
24
BAB 4
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Adanya peningkatan jumlah penduduk usia lanjut tersebut menyebabkan
perlunya perhatian pada para lansia agar lansia tidak hanya berumur panjang
tetapi juga mendapatkan dan menikmati masa tuanya dengan bahagia serta
meningkatkan kualitas hidup mereka. Salah satunya yaitu bagi lansia
dapat dilakukan terapi modaltias berupa membuat suatu produk yang
bertujuan meningkatkan produktivitas, meningkatkan interaksi soasial lansia .
Selain itu, pembuatan suatu produk contohnya kerajinan tangan bertujuan agar
lansia mempraktekkan mandiri dan juga mengetahui bahwa botol bekas dan stik
es krim bisa menjadi barang yang dapat digunakan.
4.2Saran
Untuk lansia yang masih bisa melakukan kegiatan mandiri baik dapat
dipertahankan kegiatan ini dan mungkin juga bisa menambah produktivitas lansia
25