Dosen Pengampu :
Sri Widowati, M. Kep.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. Nur Alisa Tri Damayanti (202210420311114)
2. Reni Setyowati (202210420311183)
3. Naurah Salsabil Gunawan (202210420311189)
4. Ayu Permata Sari (202210420311191)
5. Moh. Amir Firdaus (202210420311209)
6. Nurul Septiani Wulan Sari (202210420311228)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul Transkultural dalam Keperawatan: Globalisasi & Perspektif Transkultural
dengan tepat waktu.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini maka kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Widowati,
M.Kep., selaku dosen pengampu Mata Kulaih Psikososial & Budaya Dalam
Keperawatan.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Dalam
penulisan makalah ini, kami mengalami banyak kesulitan maupun hambatan.
Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk
senantiasa memberi masukan, kritikan, dan saran guna kesempurnaan karya tulis
ini. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
interpersonal. Meskipun demikian, ada kekurangan deskripsi oleh perawat
tentang pengalaman dan pengetahuan mereka dalam berkomunikasi dan
merawat pasien dengan latar belakang budaya yang berbeda (Larsen et al.,
2021).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
maupun dalam praktik keperawatan. Menurut Leininger (2002)
Transkultural keperawatan adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya
pada belajar dan praktik keperawatan yang fokus memandang perbedaan
dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Harmoko dan Riyadi, 2016).
5
mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat
dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
2. Cultural
3. Diversity
4. Etnosentris
5. Ras
6
Perbedaan manusia didasarkan pada asal muasal manusia.
6. Cultural shock
7. Diskriminasi
8. Sterotyping
9. Assimilation
10. Perjudice
7
pula pada kebudayaan India yang sering menggunakan Delima (dadima punica
granatum) sebagai herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jika perawat dapat
berfikir secara kritis dan mampu beradaptasi pada perbedaan budaya transkultural
diberbagai negara, maka layanan keperawatan yang diberikan akan lebih
berkualitas.
Pada konsep keperawatan holistic, seorang perawat meyakini bahwa pasien
adalah pusat pengambil keputusan, meskipun perawat senantiasa mendampingi
pasien untuk mengambil keputusan tersebut. Perawat tidak dibenarkan
memaksakan kehendaknya kepada pasien, namun perawat dapat memberikan
alternative atau pilihan jawaban dari masalah yang dihadapi pasien guna membantu
pasien mengidentifikasi prioritas masalah yang dihadapinya.
8
pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien
dengan KK, kebiasaan rutin yang dilakukan oleh keluarga.
4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup
Posisi atau jabatan, bahasa yang digunakan, bahasa nonverbal yang
sering ditunjukkan klien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan
makan, pantang terhadap makanan tertentu yang terkait dengan
kondisi tubuh, sarana hiburan yang dimanfaatkan, persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.
5. Faktor politis dan legal
Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung,
jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran
untuk klien yang dirawat.
6. Faktor ekonomi
Pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, kebiasaan menabung dan
jumlah tabungan sebulan.
7. Faktor pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir, pelatihan yang pernah didapat, jenis
pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
3.2 Review Jurnal Kedua
Dari hasil penelitian (Vaughn et al., 2022) dengan judul Creating
inclusive learning envirunments for Chinese and American pediatric nursing
students , menjelaskan pengembangan dan implementasi proyek dan
mengevaluasi perspektif siswa tentang pengaruh simulasi terhadap
peningkatan kesadaran akan keragaman, kesetaraan, dan inklusi. Hasil dari
penelitian, siswa melaporkan simulasi virtual berdampak positif pada
pembelajaran mereka dan menikmati kesempatan untuk menavigasi melalui
scenario virtual secara kolaboratif sambil mendiskusikan persamaan dan
perbedaan budaya. Temuan menunjukkan bahwa simulasi transcultural
meningkatkan pengetahuan siswa tentang kompetensi budaya dan pemahaman
tentang konstruksi keragaman, kesetaraan, dan inklusi. Sementara ada bukti
yang luas tentang efektivitas simulasi dalam Pendidikan keperawatan, Ada
bukti penggunaan simulasi virtual untuk meningkatkan pengetahuan
mahasiswa keperawatan dengan menggungakan konsep diversity, equity, and
inclusion (DEI) serta kemampuan mahasiswa keperawatan untuk
meningkatkan kompetensi budaya (its ability to improve cultural
competence).Diperlukan evaluasi berbasis bukti dari simulasi virtual dan
kegiatan pembekalan reflektif yang dirancang untuk menggabungkan dan
mengeksplorasi konsep keragaman, kesetaraan, dan inklusi untuk membantu
siswa mengasimilasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kompeten
secara budaya untuk membimbing dan meningkatkan praktik masa depan
mereka. Peneliti menjelaskan pengembangan dan implementasi kegiatan
simulasi virtual transcultural dan mengevaluasi refleksi mahasiswa
keperawatan tentang bagaimana pengalaman simulasi ini meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan tentang DEI. Tujuan simulasi adalah untuk
melibatkan mahasiswa keperawatan secara virtual dalam krisis perawatan
kesehatan global kontemporer, membangun hubungan di antara mahasiswa
keperawatan untuk memungkinkan eksplorasi kesamaan budaya dan perbedaan
dalam asuhan keperawatan, mengembangkan pengetahuan mahasiswa
keperawatan terkait konstruksi DEI yang menjadi landasan kompetensi
budaya, memungkinkan perawat menemukan cara dimana cultural competence
11
(kompetensi budaya) dapat membentuk tindakan keperawatan praktik klinis
mereka di masa depan. Proyek simulasi adalah bagian dari kursus efektif empat
sesi yang ditawarkan selama empat minggu kepada mahasiswa keperawatan di
sekolah keperawatan Cina dan Amerika.
12
3.5 Review Jurnal Kelima
Keperawatan transkultural melibatkan pemahaman tentang budaya pasien,
termasuk keyakinan, nilai- nilai, praktik, dan norma- norma budaya mereka.
Prinsip ini menekankan pentingnya memahami latar belakang budaya pasien
untuk memberikan perawatan yang sesuai. Dapat menggunakan bahasa dan
metode komunikasi yang dapat dimengerti oleh pasien dan berbagai budaya.
Melibatkan adaptasi praktek keperawatan yang mencerminkan budaya pasien
dengan menyediakan makanan/ obat- obatan yang sesuai dengan kepercayaan/
diet pasien.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara
menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Aplikasi teori dalam keperawatan transkultural mengharapkan adanya
kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan budaya. Setiap budaya manusia
memiliki pengetahuan dan praktik keperawatan tradisional dan biasanya
pengetahuan dan praktik perawatan profesional, yang berbeda-beda secara
transkultural atau individual Nilai-nilai asuhan budaya, keyakinan, dan
praktik dipengaruhi oleh dan cenderung terikat dgn pandangan dunia,
bahasa, filosofi, agama (spiritualitas), kekerabatan, sosial, politik, hukum,
pendidikan, ekonomi, teknologi, riwayat etnis, dan lingkungan dari konteks
budaya. Perbedaan budaya memberikan pengaruh dalam pemberian asuhan
keperawatan yang menuntut pada kemungkinan variasi pendekatan
keperawatan dengan menghargai nilai budaya individu.
4.2 Saran
Diharapkan perawat memiliki pengetahuan dan praktik yang
berdasarkan budaya secara konsep maupun dalam praktik keperawatan.
Karena penting untuk setiap tenaga kesehatan profesional termasuk
perawat untuk mengetahui dan bertindak dengan perspektif global
bagaimana merawat pasien dengan berbagai macam latar belakang kultur
atau budaya yang berbeda dari berbagai tempat di dunia saat ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Vaughn, J., Lin, Y., Leonard, C., Yang, H., Mancuso, J., Blodgett, N. P., Brisson,
R., & Molloy, M. A. (2022). Creating Inclusive Learning Environments for
Chinese and American Pediatric Nursing Students. Clinical Simulation in
Nursing, 71, 19–25. https://doi.org/10.1016/j.ecns.2022.07.003
15