Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SHARING JURNAL

Preparing a Culturally Competent Nursing Workforce

Disusun oleh Regular 1 Kelompok 4 :

Dian Febiola Christian ( 175070200111027 )

Putri Arofa ( 175070201111015 )

Ulil Aflah ( 175070201111011 )

Anggun Ramadhani Roslin ( 175070207111003 )

Wahyu Indah Windarti ( 175070200111007 )

Sherina Alfiani Safana ( 175070200111013 )

Aini Nurazizah ( 175070207111007 )

Novrizqa Annisa Abipradani ( 175070207111005 )

Agustinus Lorenza Krisyanto T ( 175070200111031 )

Dosen :
Ns. Ridhoyanti Hidayah, S.Kep., M.Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Makalah Sharing Jurnal Preparing a Culturally Competent Nursing
Workforce”. Dan juga tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Para
Dosen yang telah memberikan materi sehingga kami mampu menulis makalah
ini.

Harapan kami semoga makalah yang telah dibuat dapat memberikan


pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Dikarenakan keterbatasan
pengetahuan,kami yakin makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnkan
makalah ini. Dengan harapan kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Malang, 04 Desember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Culture Care, Ethnonursing, dan Nursing Education...........3
2.2 Pengaruh Culture Care, Ethnonursing, dan Nursing Education pada
Asuhan Keperawatan.............................................................................3
2.3 Perbandingan Asuhan Keperawatan Menerapkan Culture Care,
Ethnonursing, dan Nursing Education dengan Tidak Menerapkan.......4
2.4 Hasil Penelitian Dalam Jurnal................................................................7
2.5 Aplikasi Hasil Penelitian.......................................................................9
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................11
3.2 Kelebihan dan Kekurangan...................................................................11
3.3 Masukan terhadap Jurnal......................................................................12
3.4 Masukan terhadap Perawat...................................................................12
3.5 Masukan terhadap Masyarakat..............................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini dimana perkembangan masyarakat meningkat begitu
pula dengan kebutuhan masyarakat yang meningkat juga. Termasuk
kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Tenaga proffesional
keperawatan merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak didalam
pelayanan kesehatan dan yang paling sering bertemu dengan klien. Oleh
karena itu seorang perawat harus dapat memberikan asuhan keperawatan yang
proffesional dan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
Dalam menjalankan tugas sebagai perawat ditantang dengan perubahan-
perubahan yang terjadi baik dari lingkungan maupun dari klien. Perawat harus
siap dalam menghadapi globalisasi yang terus berkembang termasuk
pelayanan kesehatan. Perpindahan penduduk menuntut terjadinya perubahan
budaya sehingga perawat harus dapat menyesuaikan dengan budaya klien agar
dapat memberikan asuhan keperawatan yang fleksibel dan berkualitas.
Perawat harus peka terhadap perbedaan-perbedaan seperti bahasa , norma
kontak mata , isu gender , kontak menyentuh secara fisik, praktek makanan ,
dan masalah lainnya.
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan yang kuat, salah satu teori
dalam keperawatan yang diungkapkan oleh Leininger yaitu Transcultural
Nursing. Transcultural nursing adalah ilmu dan kiat yang humanis yang
difokuskan pada perilaku individu atau kelompok serta proses untuk
mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara
fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya.
Untuk itu diharapkan perawat dapat menjadi tenaga kesehatan yang
proffesional dan kompeten secara budaya agar mampu memenuhi kebutuhan
klien dan keluarga dengan budaya yang berbeda-beda terhadap asuhan
keperawatan dan kesehatan serta dapat membantu dalam mengambil
keputusan selama pemberian asuhan keperawatan pada klien dan keluarga
melalui pengkajian gaya hidup, keyakinan tentang kesehatan dan praktik
kesehatan klien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian culture care, ethnonursing, dan nursing education ?
2. Apa pengaruh dari culture care, ethnonursing, dan nursing education
terhadap asuhan keperawatan ?
3. Apa perbedaan asuhan keperawatan dengan culture care, ethnonursing,
dan nursing education dengan asuhan keperawatan biasa ?
4. Apa hasil penelitian dalam jurnal ?
5. Bagaimana pengaplikasian hasil penelitian pada setting pelayanan di
Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menciptakan perawat yang berkompeten dalam berbudaya


2. Menjadi rasa urgensi untuk mempersiapkan perawat yang dapat
memenuhi kebutuhan kesehatan dari populasi yang beragam
3. Mempersiapkan perawat yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
individu yang beragam, keluarga, dan komunitas sesuai dengan latar
budaya
4. Membantu perawat secara efektif merawat pasien dari berbagai latar
belakang budaya

1.4 Manfaat
1. Menjelaskan dan memberi informasi tentang transcultural nursing
sehingga dapat menciptakan tenaga proffesional keperawatan yang
berkompeten secara budaya melalui definisi yang dijabarkan, konsep-
konsep yang ada serta hal yang terjadi yang berhubungan dengan
transkultural nursing.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Culture Care, Ethnonursing, dan Nursing Education

Culture care dalam keperawatan memiliki arti asuhan keperawatan yang


berbasis budaya dalamnya. Sebagai perawat kita tidak hanya memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien tetapi juga menerapkan caring. Perilaku caring
perawat ini berhubungan dengan budaya pasien, yaitu lingkungan sekitar maupun
kepercayaan.

Teori culture care menegaskan bahwa keperawatan adalah esensi


perawatan yang dominan, mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan orang lain
dalam konteks lingkungan mereka. Dari perspektif antropologis, Leininger
menemukan bahwa perawatan sangat tertanam dalam pandangan dunia
masyarakat, struktur sosial, dan nilai, sehingga menjadikannya fenomena yang
sulit dipahami yang menantang untuk dipelajari.

Perawat yang profesional juga memerlukan akses terhadap pengetahuan


asuhan keperawatan beragam budaya untuk memandu praktik klinis, pengajaran,
kerja kurikuler, konsultasi, penelitian, dan administrasi mereka. Dengan
menggunakan konstruksi budaya dari antropologi dan perawatan dari
keperawatan, Leininger menciptakan teori penelitian perawatan budaya dan
metode penelitian ethnonursing untuk memajukan perspektif global dalam ilmu
keperawatan dan untuk membangun bidang keperawatan transkultural. Tujuan
metode penelitian etnonursing adalah untuk menemukan, menggambarkan, dan
menganalisis secara sistematis ungkapan perawatan, pola, dan praktik orang
dalam konteks lingkungan naturalistik mereka.

2.2 Pengaruh Culture Care, Ethnonursing, dan Nursing Education pada Asuhan
Keperawatan

Baik Ethnonursing maupun transkultural nursing mempunyai pengaruh positif


dalam asuhan keperawatan,yaitu memudahkan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien dengan memperhatikan dan menghargai latar budaya
dari klien dengan 3 prinsip asuhan keperawatan,yaitu :
1. Culture care preservation / maintenance :
Yaitu prinsip memfasilitasi atau mempertahankan fenomena budaya untuk
membantu klien dalam meningkatkan tingkat kesehatan.
2. Culture Care Accomodation / negotiation :
Yaitu prinsip memfasilitasi,memodifikasi atau menegosiasi budaya klien
agar sesuai dengan pemberian perawatan untuk meningkatkan kesehatan
klien.
3. Culture Care Restructuring :
Yaitu prinsip merombak,mengubah pola budaya klien guna meningkatkan
kesehatan klien. Dalam prinsip ini,budaya yang perlu diubah karena
budaya tersebut dapat membahayakan dan semakin memperburuk kondisi
klien.

2.3 Perbandingan Asuhan Keperawatan Menerapkan Culture Care, Ethnonursing,


dan Nursing Education dengan Tidak Menerapkan

PERBEDAAN
Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan
Biasa Berbasis Transcultural Berbasis Ethnonursing
Nursing
Kegiatan keperawatan yang Kegiatan keperawatan Kegiatan keperawatan
diberikan langsung pada yang diberikan langsung yang diberikan langsung
pasien sebagai bagian dari pada pasien yang pada pasien, dimana
pelayanan kesehatan berkaitan dengan asuhan perawat mengerti/merasa
berdasarkan kebutuhan sehat-sakit, yang dan tahu tentang kultur
pasien untuk mengatasi memperhatikan pasien melalui
masalah yang dialami keyakinan, dan nilai- pemaparan pengalaman
pasien yang dilandasi kode nilai pasien. langsung dengan
etik dan etika keperawatan, memperhatikan
dalam lingkup dan keyakinan dan juga
wewenang serta tanggung sistem nilai pasien.
jawab keperawatan.
Hanya memperhatikan Selain memperhatikan Selain memperhatikan
kondisi maupun kebutuhan kebutuhan dasar manusia kebutuhan dasar manusia
pasien secara umum seperti secara umum, juga secara umum, juga
oskigen, cairan, dan nutrisi memperhatikan budaya, memperhatikan budaya,
tanpa memperhatikan aspek nilai budaya, perbedaan nilai budaya,
cultural atau kebudayaan budaya yang dapat kepercayaan, perbedaan
pasien. berikan dalam asuhan budaya yang dapat
keperawatan, berikan dalam asuhan
Ethnosentris, etnis, ras, keperawatan,
ilmu budaya, care, Ethnosentris, etnis, ras,
caring, culture care, ilmu budaya, care,
culture imposition, dan caring, culture care,
aspek lain dari pasien. culture imposition, dan
aspek lain dari pasien.
Tahapan pengkajian Tahapan pengkajiannya Merupakan bagian dari
membutuhkan data yang memperhatikan 3 prinsip Transcultural Nusing
akurat dan lengkap. asuhan keperawatan:
- Mempetahankan
Budaya
- Negosiasi Budaya
- Restrukturisasi Budaya
Tahap diagnosa terdiri dari Tahap diagnosa diambil
masalah, penyebab yang berdasarkan respon klien
bersifat aktual maupun sesuai latar belakang
potensial yang budayanya yang dapat
kemungkinan besar dapat dicegah, diubah atau
terjadi dan dapat dikurangi melalui
ditanggulangi oleh perawat, intervensi keperawatan,
dengan kriteria: diagnosa yang sering
diteakkan terdiri dari:

- Diagnosa 1. Gangguan komunikasi


dihubungkan verbal berhubungan
dengan penyebab dengan perbedaan kultur,
kesenjangan dan 2. Gangguann interaksi
pemenuhan sosial berhubungan
kebutuhan pasien dengan sosiokultural
- Diagnosa keperawatan 3. Ketidakpatuhan dalam
dibuat sesuai dengan pengobatan berhubungan
wewenang perawat. dengan sistem nilai yang
diyakini
Tahap perencanaannya Tahap perecanaannya
disusun berdasarkan dilakukan dengan
prioritas asuhan memilih strategi yang
keperawatan, tujuan asuhan tepat dan sesuai dengan
keperawatan dan rencana latar belakang budaya
tindakan. klien.
Tahap implementasi Tahap implementasinya
dimulai dengan rencana merupakan tahap
yang telah dibentuk dan melaksanakan tindakan
ditujukan pada nursing yang sesuai dengan latar
order untuk membantu belakang budaya klien,
klien mencapai tujuan yang dengan pedoman yaitu
diharapkan, terdiri dari apakan perawat akan
tahap persiapan dan mempertahankan budaya
intervensi. yang dimiliki klien,
mengakomodasi budaya
klien, atau merubah
budaya klien bila
bertentangan dengan
kesehatan.

Tahap evaluasi dilakukan Tahap evaluasi dilakukan


secara periodik untuk terhadap keberhasilan
menilai perkembangan pasien dalam
pasien. mempertahankan
budaya, mengurangi
budaya, ataupun
beradaptasi dengan
budaya baru yang sangat
bertentang dengan
budaya yang dimiliki
klien, dengan tujuan
dapat diketahui asuhan
keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang
budaya klien.

2.4 Hasil Penelitian Dalam Jurnal

Tema Universal dan Pola Beragam


Tema 1  Mengajarkan perawatan yang
Mengajar perawatan yang kompeten kompeten secara budaya
secara budaya yang kompleks. membutuhkan pemahaman
tentang berbagai aspek rahasia
dan eksplisit budaya
 Fakultas diajarkan perawatan
yang kompeten secara budaya di
dalam kelas, online, dan dalam
konteks klinis.
 Pola beragam: beberapa fakultas
mengajarkan budaya perawatan
yang kompeten menggunakan
kerangka kerja
Tema 2  Setiap orang memiliki dimensi
Fakultas tertanam dalam nilai-nilai spiritual.
spiritual, kepercayaan dan  Pola beragam: beberapa fakultas
Praktek menjelaskan spiritualitas terbuka
sementara yang lain menyatakan
spiritualitas mereka berdasarkan
keyakinan agama mereka
Tema 3  Menghormati siswa
Fakultas memberikan perawatan  Menghormati budaya multi-
generik dan profesional untuk dimensi siswa
mahasiswa keperawatan  Fakultas generik (keluarga) dan
untuk mempromosikan kompetensi profesional (mentoring dan
budaya mereka dan keberhasilan. modeling) perawatan
Tema 4  Kepemimpinan
Care penting untuk kesehatan dan  Menghormati
untuk mengajarkan perawatan yang  Peduli timbal balik
kompeten secara budaya  Self-care

Pada Tema satu, mahasiswa menjelaskanbahwa budaya bukan sekedar ras


dan keimanan saja, tetapi merupakan identitas mereka, dengan demikian, peawat
harus menjadi detektif dan mencari tahu budaya klien dan mendukung untuk
mendapatkan kesehatan yang terbaik. Perawatan berbasis buaya juga sangat
penting diajarkan dalam kurikulum untuk menunjamg kemampuan perawat.
Kerangka kerja juga sangat penting diajarkan dalamkurikulum agar tidak lagi
berpedoman kepada pengalaman. Pada Tema dua, Semua fakultas, salah satu
peserta menggambarkan dirinya sebagai “Universalis” sementara yang lain
bekeyakinan pada “kemanusiaan dan kebaikan.” Satu mengidentifikasi diri
“Kristen” sementara yang lain beranggapan bahwa imannya adalah “bagian
integral dari identitas diri.”
Pada tema tiga, sangat penting menghormati dan menghargai persamaan
dan perbedaan, dan menunjukkan sikap pengakuan. Fakultas juga diakui
keragaman etnik yang antara populasi siswa mereka. Beberapa dijelaskan
keragaman sementara yang lain dari kelompok etnik yang tertentu. Peserta
menekankan kebutuhan untuk mengakui tidak hanya latar belakang etnis siswa
tetapi juga faktor budaya tambahan seperti usia, jenis kelamin, dan status sosial
ekonomi. Pada tema empat, Respect digambarkan sebagai nilai dasar penting
untuk lingkungan kerja yang sehat. Fakultas menyatakan bahwa menghargai
perbedaan fakultas memberikan kontribusi untuk eratnya kolegial, dan model
tempat kerja yang kompeten secara budaya bagi siswa.

2.5 Aplikasi Hasil Penelitian

Aplikasi hasil penelitian disini berupa upaya mempersiapkan tenaga keperawatan


yang kompeten secara budaya. Pelayanan kesehatan yang berbasis budaya
memang sangat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien saat berada di rumah
sakit. Transkultural nursing disini sangat menekankan bahwa peran perawat itu
penting dalam memahami budaya pasien. Pemahaman yang benar pada diri
perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun
masyarakat dapat mencegah culture shock atau culture imposition. Maka dari itu,
dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus memperhatikan tiga
prinsip asuhan keperawatan, yaitu :

1. Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu,


memfasilitasi, atau memperhatikan fenomena budaya guna membantu
individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang
diinginkan. Misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
2. Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu,
memfasilitasi, atau memperhatikan fenomena budaya yang ada, yang
merefleksikan budaya untuk beradaptasi, bernegoisasi, atau
mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atau
klien. Misalnya klien sedang hamil mempunyai pantangan makan
makanan yang berbau amis, maka hindari makan ikan, maka ikan
dapat diganti denmenjadi tidak merokokgan sumber protein hewani
yang lain.
3. Culture care repattering/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi
atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi
kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik. Misalnya
perawat berupaya untuk merestrukturisasi gaya hidup seorang klien
yang biasanya merokok menjadi tidak merokok, dengan catatan pola
rencana hidup yang dipilih lebih menguntungakn dan sesuai dengan
keyakinan yag dianut oleh agama klien.

Menerapkan perawatan yang kompeten terhadap budaya memerlukan


pengetahuan yang spesifik, keterampilan, dan sikap, serta kemampuan untuk
menjembatani gap budaya dalam caring, meskipun bekerja dengan perbedaan
budaya. Seorang perawat dikatakan kompeten dalam budaya apabila memiliki :

a. Cultural awareness, dimana seorang perawat dapat memahami diri


secara mendalam, dan juga dapat mengenali bias serta prasangka-
prasangka maupun asumsi tentang orang lain.
b. Cultural knowledge, yaitu pengetahuan tentang nilai-nilai,
kepercayaan, kesehatan, praktek keperawatan, wordview, dan ekologi
biocultural.
c. Cultural skill, meliputi pengkajian sosial budaya, faktor-faktor biofisik
yang mempengaruhi pengobatan dan perawatan pasien.
d. Cultural desire, yaitu sebagai seorang perawat memiliki motivasi dan
komitmen untuk merawat klien, menggerakkan individu untuk belajar
dari yang lain.
e. Cultural care-nursing, dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Culturally sensitive, yaitu perawat mempunyai pengetahuan dasar
dan sikap terhadap kesehatan tradisional.
2. Culturally appropriate, yaitu perawat menggunakan pengetahuan
yang mendasar yang sesuai terhadap pasien.
3. Culturally competence, merupakan proses mendapatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap menjamin pemberian
pelayanan

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Menyiapkan tenaga keperawatan yang kompeten secara budaya adalah
suatu hal yang sangat penting dan harus dimulai sejak calon tenaga
keperawatan itu masih dalam masa pendidikan.
2. Meskipun sudah banyak usaha untuk mencapai tujuan tersebut dan
perkembangan dari usaha-usaha tersebut menghasilkan hasil yang
signifikan, tetap ada rasa urgensi untuk mempersiapkan perawat yang
dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dari populasi yang beragam.
3. Langkah-langkah seperti inilah yang dapat membuat tenaga keperawatan
menjadi lebih maju dan baik dari waktu ke waktu karena terdapat beragam
budaya di Indonesia.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
Culture care sangat dibutuhkan untuk Tidak dijelaskan lebih spesifik
meningkatkan trust dalam tentang kompetensi perawat dalam
berkomunikasi dengan klien culture
Banyaknya urbanisasi menjadikan Tidak menunjukkan secara jelas
asuhan keperawatan berbasis budaya bagaimana keadaan keperawatan
penting yang ada saat ini
Ilmu yang sangat berguna bagi Menggunakan bahasa yang sulit
seorang perawat pemula dimengerti oleh masyarakat pada
umumnya

3.3 Masukan untuk Jurnal


1. Diharapkan lebih menjelaskan secara spesifik tentang kompetensi perawat
dalam kebudayaan.
2. Menjelaskan secara signifikan dengan bagaimana tenaga keperawatan
yang ada pada saat ini.
3. Penjelasan hasil penelitian diharapkan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti dan dipahami dengan baik oleh pembaca.
3.4 Masukan untuk Perawat
1. Diharapkan lebih banyak lagi belajar tentang budaya karena Indonesia
sendiri memiliki kekayan budaya yang beragam sehingga sebagai perawat
harus siap menghadapi klien dengan budaya manapun
2. Lebih banyak melakukan riset soal budaya yang tentunya berkaitan dengan
asuhan keperawatan
3. Menghormati budaya apapun yang dimiliki klien maupun keluarga klien
3.5 Masukan untuk Masyarakat
1. Mencoba untuk mengerti jika seorang perawat juga memiliki budayanya
sendiri, sehingga dapat saling menghormati antara budaya satu sama
lainnya
2. Bersabar karena seorang perawat juga berusaha untuk menyesuaikan
dengan budaya yang dimiliki klien demi kebaikan klien

DAFTAR PUSTAKA

Audria, Utin Swari . 2015 . Makalah Transkultural Nursing . Page : 5 -17 .


https://www.academia.edu/18687478/ASKEP_TRANSKULTURAL_NURSING . Diakses
pada 2 Desember 2017
McFarland, Mixer, Wehbe-Alamah, and Burk . 2012 . Ethnonursing: A Qualitative
Research Method for Studying Culturally Competent Care Across Disciplines . Page 261-
262 . International Journal of Qualitative Methods .

Anda mungkin juga menyukai