Anda di halaman 1dari 16

KONSEP TEORI KEPERAWATAN TRANSKULTURAL DALAM PEMBPERAWATAN

YANG PEKA BUDAYA KEPADA PASIEN:GLOBALISASI DAN PRESPEKTIF


TRANSKULTURAL

KELOMPOK V:
1.Junianti Banne Toding(P2012020)
2.Hasbi Rumonin(P2012019)
3.Marsya Carmenita Pattiasina(P2011022)
4.Mina Orno Rumahlewang(P2012023)
5. Syella Tasane(P2012031)
6.Yulian Melly Elle(P2012034)
7.Amelia Pensa Eiromkuy(P2012041)
8.Arjuna Husin(P2012042)
9.Beltasar Boger(P2012043)

YAYASAN BANGUN PRIMA PERSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON
S1 ILMU KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Teori
Keperawatan Transkultural Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan yang Peka Budaya
Kepada Pasien;Globalisasi dan Prespektif Transkultural”.

Adapun makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Psikososial & Budaya Dalam
Keperawatan agar dapat menunjang proses belajar . Kami mengakui bahwa penulisan makalah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat di perlukan untuk
membangun dan memberikan kami sebuah masukan untuk dapat menjadi yang lebih baik lagi di
hari esok.

Semoga makalah yang kami buat dengan sederhana ini dapat berguna bagi para pembaca
sekalian.

Ambon,15 Januari 2022

Kelompok V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................

A. Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan..............................


B. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural..............................................
C. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya....................................................................................
D. Instrumen Pengkajian Budaya.......................................................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus ditantang oleh perubahan-perubahan yang
ada, baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi lingkungan, perawat selalu dipertemukan dengan globalisasi.
Sebuah globalisasi sangat memengaruhi perubahan dunia, khususnya di bidang kesehatan. Terjadinya
perpindahan penduduk menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya. Semakin
banyak terjadi perpindahan penduduk, semakin beragam pula budaya di suatu negara. Tuntutan itulah yang
memaksa perawat agar dapat melakukan asuhan keperawatan yang bersifat fleksibel di lingkungan yang tepat.
Perkembangan masyarakat menuntut adanya peningkatan kebutuhan masyarakat, khususnya
akan pelayanan kesehatan termasuk tuntutan asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin
besar. Dinamika globalisasi yang terjadi menyebabkan perpindahan penduduk baik antar daerah
maupun antar negara (migrasi) dimungkinkan dapat terjadi dan mampu menimbulkan pergeseran
terhadap tuntutan asuhan keperawatan. Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki
keragaman budaya yang sangat kaya menyebabkan ada beberapa kebiasaan kultur yang
terpengaruh dalam kehidupan sehari-hari khususnya bidang kesehatan.
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, yang dapat
dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Perkembangan teori
keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu metha theory, grand theory, midle
range theory dan practice theory. Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory
adalah Transcultural Nursing Theory (Pratiwi, 2011). Teori yang berasal dari disiplin ilmu
antropologi yang kemudian dikembangkan dalam konteks keperawatan. Konsep keperawatan
didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam
masyarakat.

B.RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana keperawatan transkultural dan globalisasi dalam pelayanan kesehatan ?
2.Bagaimana konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transkultural ?
3.Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan budaya ?
4.Bagaimana instrumen pengkajian budaya ?
C.TUJUAN PENULISAN
1.Memahami keperawatan transkultural dan globalisasi dalam pelayanan kesehatan.
2.Mengetahui konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transkultural.
3.Mengetahui pengkajian asuhan keperawatan budaya.
4.Mengetahui instrumen pengkajian budaya.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan.


Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan
cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat. (koentjoroningrat, 1986). Budaya dapat
didefinisikan sebagai sifat nonfisik, seperti nilai, keyakinan, sikap dan kebiasaan yang dibagi
bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
(Spector, 2000). Budaya juga menentukan persepsi tentang kesehatan, bagaimana informasi
perawatan kesehatan diterima, bagaimana hak dan perlindungan dilaksanakan, apa yang
dianggap sebagai masalah kesehatan dan bagaimana gejala serta kekhawatiran mengenai masalah
kesehatan diungkapkan, siapa yang harus memberikan pengobatan dan bagaiman, serta jenis
pengobatan apa yang harus dilakukan (Kozier, 2010).
Wujud-wujud kebudayaan antara lain :
1. Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan
2. Kompleks aktivitas atau tindakan
3. Benda-benda hasil karya manusia
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang dapat dikembangkan
dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan.Teori transkultural dari keperawatan berasal dari
disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan
konteks atau konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan
nilai-nilai cultural yang melekat dalam masyarakat.
Keperawatan transkultural didefinisikan oleh Leininger (2002) sebagai penelitian perbandingan
budaya untuk memahami persamaan (budaya universal) dan perbedaan (budaya tertentu) di
antara kelompok manusia. Tujuan keperawatan transkultural adalah bentuk pelayanan yang sama
secara budaya atau pelayanan yang sesuai pada nilai kehidupan individu dan arti yang
sebenarnya. Mengetahui nilai-nilai pelayanan budaya klien, arti, kepercayaan, dan praktiknya
sebagai hubungan antara perawat dan pelayanan kesehatan mewajibkan perawat untuk menerima
aturan pelajar atau teman sekerja dengan klien dan keluarganya dalam bentuk karakteristik arti
dan keuntungan dalam pelayanan (Leininger, 2002).
Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya dan nilai-nilai dalam
penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu
kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya.
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan pada perilaku
individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau
sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya.
Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan
menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkan kebudayaan
spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring adalah
esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku
caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring merupakan
fenomena universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur satu tempat
dengan tempat lainnya.
Pelayanan kompeten secara budaya adalah kemampuan perawat menghilangkan perbedaan
dalam pelayanan, bekerja sama dengan budaya yang berbeda, serta membuat klien dan
keluarganya mencapai pelayan yang penuh arti dan suportif. Contohnya, perawat yang
mengetahui tentang kebudayaan kliennya, maka perawat memerlukan dukungan dalam
menyesuaikan keadaan klien. Klien juga membutuhkan informasi, perundingan, dan permintaan.
Kompetensi budaya adalah proses perkembangan kesadaran budaya, pengetahuan, keterampilan,
pertemuan, dan keinginan. Perawat harus bisa mengintrospeksi tentang latar belakang dirinya.
Perawat juga harus memiliki pengetahuan yang merupakan perbandingan antar kelompok.
Keterampilan budaya termasuk pengkajian social maupun budaya yang mempengaruhi
pengobatan dan perawatan klien. Pertemuan sebagai mediapembelajaran. Keinginan sebagai
motivasi dan komitmen pelayanan.
Konflik budaya juga dapat muncul dalam proses keperawatan. Konflik budaya yang muncul
dapat berupa etnosentrisme, pemikiran bahwa cara hidup yang dianut lebih baik dibandingkan
dengan budaya lain. Hal ini menyebabkan adanya pilihan untuk mengabaikan budaya dan
menggunakan nilai-nilai dan gaya hidup mereka sebagai petunjuk dalam berhubungan dengan
klien dan menafsirkan tingkah laku mereka.
Globalisasi menyebabkan tuntutan asuhan keperawatan semakin besar. Perpindahan penduduk
dan pergeseran tuntutan keperawatan dapat terjadi. Perawat yang tidak mampu menyesuaikan
asuhan keperawatan terhadap kondisi yang ada akan menyebabkan penurunan kualitas pada
pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan dibutuhkannnya peningkatan
terhadap profesi keperawatan. Peningkatan pengetahuan, koordinasi antar profesi atau tenaga
kerja kesehatan lain sangat diperlukan. Perawat harus lebih aktif dalam menghadapi globalisasi
terutama dalam pelayanan kesehatan.
B.Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural.
Konsep dalam transcultural nursing adalah :
a.Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta memberi
petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.

b.Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang dipertahankan
pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan

c.Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan


Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan

d.Etnosentris
Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki individu
menganggap budayanya adalah yang terbaik

e.Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut cirri-
ciri dan kebiasaan yang lazim

f.Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia. Jenis
ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.

g.Etnografi: Ilmu budaya


Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan
kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap individu.

h. Care
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku pada individu,
keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhikebutuhan baik actual maupun
potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia

i.Caring
Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu,
keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan
kondisi kehidupan manusia
j.Culture care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi digunakan untuk
membimbing, mendukung atau member kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk
mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang bertahan hidup dalam keterbatasan dan
mencapai kematian dengan damai

k.Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan nilai karena
percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari kelompok lain.

Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang, keyakinan, nilai-nilai,
konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya, terhadap 4 konsep
sentral keperawatan yaitu :
1).Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-norma
yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan pilihan. Menurut Leininger
(1984) manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2).Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisikehidupannya, terletak
pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam
konteks budaya yang digunakan untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang
dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang
samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew
and Boyle, 1995)
3).Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana
klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial
dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti
daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo
yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial
adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau
kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus
mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik
adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa
bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4).Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktikkeperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan
keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya
dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

C.Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya


Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem perawatan yang
dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan keperawatan.Tindakan
keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan keperawatan yaitu:

 Cara I : Mempertahankan budaya


Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
 Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu
klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka
ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
 Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.

Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan
dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Geisser
(1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan
asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien ( Giger and
Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise Model” yaitu:
1.Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji: Persepsi sehat
sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan,
alasan klien memilih pengobatan alternative dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.

2.Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )


Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk mendapatkan kebenaran
diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawat adalah: agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.

3.Faktos sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors )


Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama panggilan, umur dan
tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga
dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

4.Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang
di anggap baik atau buruk. Norma – norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu di kaji pada factor ini adalah posisi
dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan,
makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, perseosi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari dan kebiasaan membersihkan diri.

5.Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995 ). Yang
perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang
dirawat.

6.Faktor ekonomi (economical factors


Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat
diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga.
7.Faktor pendidikan ( educational factors )
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur formal
tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh
bukti- bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya
yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sedikitnya sehingga tidak terulang kembali.

 Prinsip-prinsip pengkajian budaya:


 Jangan menggunakan asumsi.
 Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang pelit,orang Jawa
halus.
 Menerima dan memahami metode komunikasi.
 Menghargai perbedaan individual.
 Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien.
 Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi

D.Instrumen Pengkajian Budaya


Sejalan berjalannya waktu,Transkultural in Nursing mengalami perkembangan oleh beberapa
ahli, diantaranya:
a. Sunrise model (Leininger)
Yang terdiri dari komponen:
1)Faktor teknbologi (Technological Factors)
 Persepsi sehat-sakit
 Kebiassaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
 Alasan mencari bantuan/pertolongan medis
 Alasan memilih pengobatan alternative
 Persepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam mengatasi masalah kesehatan
2)Faktor agama atau falsafah hidup (Religious & Philosophical factors)
 Agama yang dianut
 Status pernikahan
 Cara pandang terhadap penyebab penyakit
 Cara pengobatan / kebiasaan agama yang positif terhadap kesehatan
3) Faktor sosial dan keterikatan kelluarga (Kinship & Social Factors)
 Nama lengkap & nama panggilan
 Umur & tempat lahir,jenis kelamin
 Status,tipe keluarga,hubungan klien dengan keluarga
 Pengambilan keputusan dalam keluarga
4)Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and lifeways)
 Posisi / jabatan yang dipegang dalam keluarga dan komunitas
 Bahasa yang digunakan
 Kebiasaan yang berhubungan dengan makanan & pola makan
 Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan diri dan aktifitas sehari-hari
5)Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political & legal Factors)
Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya,meliputi:
 Peraturan dan kebijakan jam berkunjung
 Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
 Cara pembayaran
6)Faktor ekonomi (Economical Factors)
 Pekerjaan
 Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
 Sumber biaya pengobatan
 Sumber lain ; penggantian dari kantor,asuransi dll.
 Patungan antar anggota keluarga
7)Faktor Pendidikan (Educational Factors)
 Tingkat pendidikan klien
 Jenis pendidikan
 Tingkat kemampuan untuk belajar secara aktif
 Pengetahuan tentang sehat-sakit

b. Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar


Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari suatu kebudayaan,pengkajian
keperawatan transkultural model ini meliputi:
1)Komunikasi (Communication)
Bahasa yang digunakan,intonasi dan kualitas suara,pengucapan (pronounciation),penggunaan
bahasa non verbal,penggunaan ‘diam’.
2)Space (ruang gerak)
Tingkat rasa nyaman,hubungan kedekatan dengan orang lain,persepsi tentang ruang gerak dan
pergerakan tubuh.
3) Orientasi social (social orientastion)
Budaya,etnisitas,tempat,peran dan fungsi keluarga,pekerjaan,waktu luang,persahabatan dan
kegiatan social keagamaan.
4) Waktu (time)
Penggunaan waktu,definisi dan pengukuran waktu,waktu untuk bekerja dan menjalin hubungan
social,orientasi waktu saat ini,masa lalu dan yang akan datang.
5) Kontrol lingkungan (environmental control)
Nilai-nilai budaya,definisi tentang sehat-sakit,budaya yang berkaitan dengan sehat-sakit.
6) Variasi biologis (Biological variation)
Struktur tubuh,warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya seperti; eksistensi enzim dan
genetic,penyakit yang spesifik pada populasi terntentu,kerentanan terhadap penyakit
tertentu,kecenderungan pola makan dan karakteristikpsikologis,koping dan dukungan social.

c.Keperawatan transkultural model Andrew & Boyle


Komponen-komponenya meliputi:
1)Identitas budaya
2)Ethnohistory
3)Nilai-nilai budaya
4)Hubungan kekeluargaan
5)Kepercayaan agama dan spiritual
6)Kode etik dan moral
7)Pendidikan
8)Politik
9)Status ekonomi dan social
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Keperawatan transkultural merupakan suatu tindakan pelayanan kesehatan yang berfokus kepada
analisis dan perbandingan tentang perbedaan budaya.
Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan
menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkan kebudayaan
spesifik dalam asuhan keperawatan.
Konflik budaya juga dapat muncul dalam proses keperawatan. Konflik budaya yang muncul
dapat berupa etnosentrisme, pemikiran bahwa cara hidup yang dianut lebih baik dibandingkan
dengan budaya lain. Hal ini menyebabkan adanya pilihan untuk mengabaikan budaya dan
menggunakan nilai-nilai dan gaya hidup mereka sebagai petunjuk dalam berhubungan dengan
klien dan menafsirkan tingkah laku mereka.
Globalisasi menyebabkan tuntutan asuhan keperawatan semakin besar. Perpindahan penduduk
dan pergeseran tuntutan keperawatan dapat terjadi. Perawat yang tidak mampu menyesuaikan
asuhan keperawatan terhadap kondisi yang ada akan menyebabkan penurunan kualitas pada
pelayanan keperawatan.

B.Saran
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca baik di masa yang
sekarang maupun masa yang akan datang. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam makalah ini, karena penulis pun masih dalam tahap pembelajaran. Penulis
memohon kritik dan saran kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://note-nurse.blogspot.com/2015/09/transkultural-dalam-asuhan-keperawatan.html
https://www.academia.edu/35260561/
TRANSKULTURAL_NURSING_KEPERAWATAN_LINTAS_BUDAYA
file:///C:/Users/ASUS%20E402Y/Downloads/Documents/BAB%20II_7.pdf
Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed,
Philadelphia, JB Lippincot Company

Giger. J.J & Davidhizar. R.E, (1995), Transcultural Nursing : Assessment and
Intervention, 2nd Ed, Missouri , Mosby Year Book Inc

Anda mungkin juga menyukai