TRANSCULTURAL NURSING
OLEH :
KELOMPOK 2
Yang telah bersedia membantu Kami dalam menyelesaikan laporan penelitian Kami ini.
Dan Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
Kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini
di waktu yang akan datang.
penyusun
DAFTAR ISI
c. Wujud Budaya
1) Gagasan : adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran
warga masyarakat.
2) Aktivitas (tindakan): adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut
dengan sistem sosial.
3) Artefak (karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
1. Teknologi
a) Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai,
serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan.
b) Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan
masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau
dalam memproduksi hasil-hasil kesenian
2. Sistem Kekerabatan
a) Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga
yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan
3. Bahasa
a) Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia
untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan,
ataupun gerakan (bahasa isyarat)
4. Kesenian
a) Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari
ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga.
5. Keyakinan
a) keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini,
yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya.
6. Sistem Ilmu dan Pengetahuan
a) Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan.
b) Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan
berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris
(trial and error).
Pekerjaan masyarakat Sade ini mayoritas bertani, seperti padi dan sayur mayur.
Kalau padi, tadah hujan dan hanya sekali tanam dalam setahun. “Cuma air dari hujan.
Irigasi gak ada sama sekali. Sudah diupayakan tapi sulit.” Untuk tambahan pendapatan
itulah, hampir semua warga menjadi perajin tenunan. Untuk benang tenun, warga
membuat sendiri dengan memintal kapas. Tak hanya membuat benang sendiri,
pewarnaan mereka juga menggunakan warna-warna alami dengan memanfaatkan
tumbuhan atau tanaman sekitar.
Kawin culik
Perkampungan Sade ini berjumlah 700 jiwa, dengan satu rumpun keluarga. Dalam
sistem perkawinan Suku Sasak, dikenal dengan kawin lari atau kawin culik.
“Maksudnya, gak perlu dilamar. Yang penting si cowok sama gadis saling suka. Ambil
diem-diem, lalu bawa kabur, lari.”
Sang gadis lalu disembunyikan di rumah orang yang tak diketahui oleh orangtuanya.
“Soalnya kalau ketahuan bakal diambil lagi.”
Setelah itu, sang lelaki mengutarakan keinginan menikah kepada orangtua sang gadis.
Proses terakhir, disebut nyongkolan, berupa iringan pengantin pria dan perempuan
kembali ke rumah orangtua mempelai perempuan.
Nanti, pasangan baru itu akan menempati rumah sementara atau bale kodong. “Bale itu
rumah, kodong itu kecil. Artinya rumah kecil. Bali kodong ini rumah sementara waktu
sebelum bisa membuat rumah lebih besar. Mereka akan menggunakan untuk bulan
madu.”
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu
Kegiatan observasi di Desa Sade dengan beralamat di dusun Pujut, Lombok Tengah
dilakukan pada tanggal 3 Febuari 2018, dari pukul 10:00-12:00 WITA.
B. Hasil Observasi
1. Pengkajian
a. Faktor Teknologi
Warga di desa Sade masih kurang pengetahuan mengenai kesehatan, seperti cara
hidup sehat, penyakit dan pelayanan di puskesmas atau di rumah sakit. Sehingga
orang yang sakit jika ingin berobat ke puskesmat atau rumah sakit harus
ditemani oleh orang yang bisa membaca dan menulis.
b. Faktor Agama dan Falsafah Hidup
Semua warga di desa sade beragama islam. Sebelum memeluk islam, nenek
moyang mereka memeluk agama hindu dan anemisme sehingga kepercayaan
nenek moyang mereka masih diwarisi kepada keturunannya.
Kepercayaan berupa mengepel dengan kotorang sapi segar masih dilakukan
padahal dapat menimbulkan penyakit.
c. Faktor Sosial dan Keterikatan Keluarga
Rasa peduli terhadap sesama dan gotong royong masih erat di desa sade. Seperti
contoh, adik dari narasumber yang kami wawancara mengalami sakit dan warga
mengumpulkan dana seikhlasnya untuk membantu keluarganya.
Pernikahan di desa sade masih banyak dilakukan sesama sepupu misan dengan
cara kawil lari atau kawin culik.
d. Nilai- nilai Budaya dan Gaya Hidup
Budaya nikah muda masih sangat kental di desa sade. Rasa malu akibat
dikatakan perawan tua jika belum menikah pada umur 16 atau 17 tahun tahun
adalah salah satu faktor pencetus masalah ini.
Kepercayaan dukun dapat mengobati penyakit dengan cara dibacakan air,
sembeq, dan lain- lain masih sangat di percaya di desa sade. Jika tidak bisa
sembuh oleh dukun baru berobat ke pelayanan kesehatan.
e. Faktor Kebijakan dan Peraturan Yang Berlaku
Budaya jika laki- laki dan perempuan bergoncengan dan dilihat oleh keluarga
dari laki-laki atau perempuan akan dinikahkan juga mencetuskan masalah nikah
muda.
Semua perempuan yang berada di desa sade semuanya memiliki pendidikan
yang rendah akibat dari peraturan yang melarang perempuan untuk keluar dari
desanya dan ibu- ibu disana masih berpikir premitif mengenai perempuan ujung-
ujungnya akan di dapur.
f. Faktor Ekonomi
Rata- rata mata pencarian warga disana adalah sebagai petani yang bercocok
tanam menanam padi hanya satu kali dalam setahun dan membuat kerajinan
berupa hiasan. Ibu rumah tangga dan anak perempuan mereka semuanya
menenun kain khas sasak yaitu kain songket dan dijual kepada pengunjung yang
berkunjung ke desanya. Bagi pemuda di desa sade sebagian besar pergi
merantau untuk mencari pekerjaan.
g. Faktor Pendidikan
Semua warga di desa sade memiliki tingkat pendidikan hanya sampai SMP dan
jarang yang melanjutkan sampai SMA dan Perguruan Tinggi karna terkendala
ekonomi dan kebijakan yang berlaku bagi perempuannya.
Pelayanan kesehatan seperti puskesmas hanya berkunjung datang ke desanya
hanya untuk melakukan imunisasi saja dan tidak pernah melakukan kegiatan
seperti penyuluhan ke desa sade.
A. KESIMPULAN
Perpindahan penduduk menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan
budayanya dan sesuai dengan teori-teori yang dipelajari dalam ilmu keperawatan,
banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu tersebut. Termasuk salah satunya teori
yang mendasari bagaimana sikap perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan.
Salah satu teori yang di aplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah teori Leininger
tentang “transcultural nursing”.
Teori tersebut didefinisikan sebagai area yang luas alam keperawatan yang
fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan
menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaandan pola
tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistik body of knowledge
untuk kultur yang universal dalam keperawatan yang di dalamnya terdapat ukuran dari
totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur,
pandangan dunia, nilai kultural, ekspresi bahasa,dan etnik serta sistem profesional.
B. SARAN
a. Penulis
Mohon sekiranya untuk dikoreksi jika ada kesalahan dan ketidaksepahaman
pada malakah mengenai Transcultural Nursing yang telah ditulis. Agar kami
penulis bisa memaksimalkan kembali dan meningkatkan penulisan.
b. Pembaca
Dengan adanya makalah ini diharap pembaca dapat memahami penjelasan di
dalamnya sehingga dapat diterapkan guna memaksimalkan pemahaman mengenai
Transcultural Nursing.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, Annisa.(2017) Preservasi Rumah Adat Desa Sade Rembitan Lombok sebagai
Upaya Konservasi. Jurnal Arsitektur Bangunan & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni
2017 : 79-84
Giger J.N & Davidhizar R.E (2004).Transcultural Nursing Assasement and Intervention,
Fourth Edition, Mosby
Lampiran