OLEH
ARNA SULISTIANA
P1337420820003
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MAGISTER TERAPAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................................................... 2
2.1 Konsep Keperawatan Transkultural .............................................................................................. 2
2.2 Paradigma Keperawatan Transkultural Leininger ........................................................................ 3
2.3 Proses Keperawatan Transkultural................................................................................................ 4
2.4 Penelitian Terkait Teori Transkultural pada Budaya Papua ......................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 11
3.1 Pengkajian ................................................................................................................................... 11
3.2 Diagnosa ..................................................................................................................................... 13
3.3 Intervensi..................................................................................................................................... 13
3.4 Evaluasi ....................................................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 15
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16
i
KATA PENGANTAR
19 September 2020
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
1
2
2
3
4
5
terbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991)
menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai
landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and
Boyle, 1995).
a. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger
and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang
ada pada ”Sunrise Model” yaitu :
1) Faktor Teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau
mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan.
2) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat
realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat
kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas
kehidupannya sendiri.
3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap,
nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status,
tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan
klien dengan kepala keluarga.
4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya
adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada
penganut budaya terkait.
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku.
Kebijakan dan peraturan yang berlaku merupakan segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas
budaya berhubungan dengan kehadiran negara melalui peraturan
perundangan yang menjadi dasar pelaksanaan pelayanan.
6) Faktor ekonomi (economical factors)
6
7
8
9
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian Transcultural Nursing didasari pada 7 komponen yang terdapat
pada “Sunrise Model”, yaitu:
a. Faktor Teknologi (Technologi "actors) Kelengkapan sangat berpengaruh dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Fasilitas juga menentukan beban kerja
seorang petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Ketersediaan Fasilitas dan sarana kesehatan menjadi salah satu faktor yang
dapat mendorong atau memotifasi masyarakat untuk melakukan upaya
pengobatan. Namun lain halnya dengan masyarakat Nduga, mereka belum
merasakan teknologi yang Canggih karena dalam kehidupan sehari-hari mereka
masih mengandalkan alam.
b. Faktor Agama dan Falsafah Hidup (Religious and Philosophical Factors)
Keagamaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat di Papua dan dalam hal kerukunan antar umat beragama di sana
dapat dijadikan contoh bagi daerah lain, mayoritas penduduknya beraga
Kristen. Mereka memainkan peran penting dalam membantu masyarakat, baik
melalui sekolah misionaris, balai pengobatan maupun pendidikan langsung
dalam bidang pertanian, pengajaran bahasa Indonesia maupun pengetahuan
praktis lainnya
c. Faktor Sosial dan Keterikatan Keluarga ( Kinship and Social Factors)
Umumnya masyarakat Papua hidup dalam sistem kekerabatan dengan
menganut garis keturunan ayah (patrilinea). Budaya setempat berasal dari
Melanesia. Masyarakat penduduk asli Papua cenderung menggunakan bahasa
daerah yang sangat dipengaruhi oleh alam laut, hutan dan pegunungan.
d. Nilai-nilai Budaya dan Gaya Hidup (Cultural value and & Life Ways)
Masyarakat Nduga Papua memiliki gaya hidup yang unik yaitu mereka
membangun rumah bernama honai dimana rumah tersebut tidak di perbolehkan
memiliki ventilasi khususnya untuk honai perempuan. Ukuran rumah honai
11
12
rata- rata 5-7 meter persegi dengan tinggi 2,5 meter. Mengakibatkan kuman-
kuman berkembang biak dengan cepat karena tidak adanya ventilasi yang
memadai. Rumah honai dalam satu bangunan digunakan untuk tempat
beristirahat (tidur), bangunan lainnya untuk tempat makan bersama, dan
bangunan ketiga untuk kandang ternak babi. Babi hidup bersama dengan
manusia di dalam rumah dan diperlakukan sebagai bagian dari keluarga. Babi
menjadi lambang kemakmuran dan prestise bagi masyarakat Nduga.
Kabupaten Nduga sangat luas dengan jumlah 32 distrik dan 248 kampung.
Akses yang ditempuh cukup sulit dan masih terisolir, menyebbkan fasilitas
kesehatan di kabupaten Nduga sangatlah minim. Dalam satu kabupaten hanya
ada satu rumah sakit tipe D dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Sehingga
dalam pengobatan, masyarakat Ndago masih mengandalkan ramuan yang di
racik sendiri.
e. Faktor Kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political and Legal Factors)
Masyarakat Papua tepatnya di Kabupaten Ndago memiliki tradisi terkait rumah
honai yang mereka huni. Rumah honai tersebut tidak hanya digunakan untuk
tempat tinggal mereka namun rumah honai selain sebagai tempat tinggal juga
mempunyai fungsi lainnya seperti tempat penyimpanan alat-alat perang dan
berburu, juga sebagai tempat melatih anak lelaki agar bisa menjadi orang yang
kuat waktu dewasanya nanti dan berguna bagi sukunya.
f. Faktor ekonomi ( Economical Factors)
Pendapatan merupakan salah satu faktor yang memberikan konstribusi
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Tingkat pendapatan masyarakat
Papua, apabila dirata-ratakan sampai ditingkatan terbawah hingga ke wilayah
pedesaan, pedalaman maupun perkampungan masuk pada kategori yang sangat
rendah menyebabkan tidak meratanya akses kesehatan yang juga masih sangat
jarang ada di Kabupaten Ndago Papua. Menghidupan sehari-hari masyarakat
Nduga diperoleh dari hasil perladangan, perburuan, dan pemeliharaan babi.
Mata pencaharian masyarakat Nduga adalah petani ubi, peternak babi, dan
keladi. Babi digunakan antara lain untuk maskawin dan pembayaran denda
atau karena sebab perang.
13
dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan. Dalam kasus ini kami membuat
secara ringkas intervensi keperawatan yang dikemas dalam planning of action
yang menjadi ciri khas dalam pemberian intervensi keperawatan komunitas.
Dalam planning of action tersebut kami mengambil intervensi keperawatan
transkultural yaitu merubah budaya masyarakat saat budaya rumah honai
bertentangan dengan kesehatan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
a. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan
yang difokuskan kepada individu dan atau kelompok untuk mempertahankan,
meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya.
b. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempetimbangkan
aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual. Dalam keperawatan transkultural ini bisa
di ambil kesimpulan bahwa perawat tidak bisa memaksakan intervensi tanpa
mempertimbangkan aspek budaya yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
16