Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

HEPATITIS KRONIS DENGAN HEPATITIS VIRUS B DAN C

PENGAMPU : PROF. DR. DR. SUHARYO HADISAPUTRO, SP.PD-KPTI

Disusun Oleh :

 Supardi NIM.P133742082002
 Krissantus Adimas Deby NIM.P133742082004
 Dyah Tri Apriliasari NIM.P133742082006
 Agustina Retno Hapsari NIM.P133742082008
 Ainun Mutmainah NIM.P1337420820010
 Dita Nafira Hidayat NIM.P1337420820012
 Desy Rinawaty NIM.P1337420820015
 I Gede Panji Santika NIM.P1337420820017

MAGISTER TERAPAN KEPERAWATAN

PROGRAM PASCASARJANA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah Yang Maha


Kuasa karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hepatitis
Kronis dengan Hepatitis Virus B dan C” dengan tujuan untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari
kategori sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang
akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan


ucapan terima kasih yang sedalam - dalamnya kepada semua pihak yang sember
artikel maupun jurnalnya digunakan dalam penyusunan makalah ini. Semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 3 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTARISI.................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1

a. Latar Belakang................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah.............................................................................. 2

BAB 2 ANALISIS JURNAL........................................................................ 3

a. Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................... 3

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hepatitis merupakan penyakit yang telah menjadi masalah global, yang di


dapat dipengaruhi oleh kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti penggunaan
obat-obatan, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, bahkan tingkat ekonom
dan pendidikan juga menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini. penyakit
hepatitis ini penularannya relatif mudah sehingga menjadi masalah kesehatan
besar di masyarakat.

Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau nekrosis pada


jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksik gangguan
metabolik, maupun kelainan autoimun. Infeksi yang disebabkan oleh virus
merupakan penyebab tersering dan terbanyak dari hepatitis akut (Novitasari,
2019). Hepatitis diartikan sebagai peradangan yang terjadi pada hati pada
peradangan jangka panjang (kronis) dapat menyebabkan jaringan parut (fibrosis),
luka permanen (sirosis) dan karsinoma hepatoseluler (HCC). Faktor resiko
terbesar untuk infeksi HBV kronis yaitu penularan perinatal yang dapat dicegah
dengan persalinan dan vaksinasi 3 dosis, pemberian imunoglobulin hepatitis B
(HBIG) untuk bayi, dan pengobatan antivirus pada ibu dengan viral load tinggi.
penularan nya juga dapat bersifat horizontal di antara lain seksual, paparan darah
yang terkontaminasi, penggunaan narkoba suntikan yang juga merupakan sebagai
faktor risiko (Razavie, 2020).

Pada infeksi virus hepatitis C (HCV) kronis merupakan masalah kesehatan


masyarakat, dengan sekitar 71 juta orang terinfeksi di seluruh dunia (Jenewa,
2018). Virus hepatitis C merupakan virus yang ditularkan melalui darah yang
dimana mekanisme penularan yang paling umum melalui penggunaan obat
intravena, transfusi darah dan produk darah yang tidak diskrining atau sebagai
akibat dari kepatuhan yang buruk terhadap kewaspadaan universal di lingkungan
perawatan kesehatan. pada penularan virus hepatitis C diketahui juga dapat
ditularkan secara seksual dan dapat ditularkan secara vertikal dari ibu ke bayi,
namun cara penularan ini secara signifikan lebih jarang terjadi.

Secara global di tahun 2017 diperkirakan 257 juta orang hidup dengan
infeksi virus Hepatitis B kronik, dan 71 juta orang dengan infeksi virus Hepatitis
C. Empat belas juta orang di Eropa terinfeksi virus hepatitis B dan sembilan juta
orang terinfeksi virus hepatitis C, di Asia dari 346 juta penduduk di Asia,

iii
diketahui sebanyak 8%-10% terinfeksi virus Hepatitis B dan 50% disebabkan oleh
penularan virus dari ibu ke bayi. (Sari, Indriastuti, Asrul, & Elyasari, 2019)

Namun demikian epidemiologi pada virus hepatitis B dan C baru-baru ini


berubah kemungkinan sebagai konsekuensi dari pemahaman yang lebih baik
mengenai patofisiologi penyakit, perkembangan dalam prosedur diagnostik dan
intervensi perawatan kesehatan dan khususnya perbaikan sanitasi umum seperti
pengujian darah yang disumbakgan, pelatihan tenaga kesehatan, promosi
penggunaan kondom yang benar dan konsisten dan lain sebagainya, serta
pengenalan obat antivirus baru (Barenguer, Renau 2018).

Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh (Rumini, Umar Zain,


Razia suroyo 2018) yang berjudul “Faktor Resiko Hepatitis B pada pasien di
RSUD.Dr.Pirngadi medan” menyimpulkan bahwa vaksinasi merupakan suatu
tindakan yang sangat berpengaruh dan dapat mencegah penyakit hepatitis B,
sehingga program pemberian vaksin diharapkan mulai ditingkatkan agar dapat
mengendalikan kejadian hepatitis B.

Penelitian yang dilakukan (Sari, Indriastuti, Asrul, & Elyasari, 2019)


terdapat perbedaan pengetahuan pre dan post pendidikan kesehatan pada penghuni
lapas tentang risiko kejadian viral hepatitis. adanya peningkatan pada jumlah
kategori tinggi dari 45 orang (52,3%) menjadi 61 orang (70,9%), hal ini
menunjukkan bahwa terdapat 16 orang responden yang kategori pengetahuannya
meningkat, meningkatnya pengetahuan responden, dipengaruhi oleh
pendidikannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan


yang ingin kami bahas mengenai bagaimana asuhan keperawatan pada pasien
hepatitis kronis dengan hepatitis virus B dan C.

iv
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

BERDASARKAN ANALISA JURNAL

A. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian

Pasien terdiagnosis sirosis hepatis oleh karena infeksi virus hepatitis


C. Awal mulanya pasien mengeluhkan badan sakit dan nyeri perut, serta mata
kuning. Sementara itu, keluhan kencing seperti teh dan muntah darah
disangkal. Pasien juga sempat buang air besar berwarna hitam.Dari
pemeriksaan kepala didapatkan sklera ikterik dan tidak ada konjungtiva
anemis. Pada pemeriksaan ekstremitas pasien tidak didapatkan palmar
eritema,namun kedua ekstremitas inferior didapatkan edema. Pada
pemeriksaan genu D, didapatkan bengkak, panas (-), nyeri (-), dan kekuatan
motorik . Pada pemeriksaan manus S, didapatkan manus tidak dapat
menggenggam secara sempurna, dan tidak didapatkan nyeri pada saat squeeze
test ataupun penekanan pada ruas-ruas jari (Susanto et al., 2020)

Hepatitis B ditandai dengan nyeri perut kuadran kanan atas dan


anoreksia. Hepatitis B merupakan penyakit infeksi atau inflamasi pada
hepatosit yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB), suatu anggota famili
Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun
yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau
kanker hati sehingga menyebabkan penderita mengalami nyeri perut kuadran
kanan atas (Wijayanti, 2016) dalam(Novitasari, 2019)

Pengumpulan data dalam proses keperawatan dapat melalui beberapa


tahapan sebagai berikut :

1) Identitas pasien

Umumnya berisikan nama, nomor rekam medik, tempat tanggal lahir,


jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk RS, dan
diagnosa medis. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien
yang dihadapi adalah pasien yang dimaksud, selain itu identitas diperlukan
untuk data penelitian, asuransi, dan lain sebagainya
2) Riwayat Kesehatan

v
a. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat kesehatan dahulu bertujuan untuk
mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit
yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang. Obat-obat yang pernah
dikonsumsi seperti steroid, kontrasepsi, transfusi, kemoterapi, dan apabila
pasien pernah mengalami pemeriksaan maka harus dicatat dengan seksama
hasilnya
b. Riwayah penyakit sekarang: Riwayat perjalanan penyakit merupakan cerita
yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak
sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Biasanya pasien akan
mengalami nyeri pada daerah epigastrium, namun pada pasien dengan
penyebab varises esofagus biasanya tidak mengalami nyeri, mual, muntah
darah dengan warna yang gelap atau lebih terang dengan volume yang
banyak, biasanya dengan frekuensi sering dan tiba-tiba, BAB berdarah
dengan warna lebih gelap, pusing, sesak nafas, dan badan terasa lemah.
Pasien juga akan terlihat pucat, membrane mukosa kering dan pucat, turgor
kulit buruk, intake dan output cairan tidak seimbang.
c. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat kesehatan keluarga penting untuk
mencari kemungkinan penyakit herediter atau penyakit infeksi. Biasanya
pasien memiliki riwayat keluarga yang mengalami kelainan pada sistem
pencernaan, seperti kanker lambung, gastritis, atau penyakit penyerta yang
dapat memperburuk kondisi seperti penyakit darah dan penyakit pada hati
seperti hepatitis dan sirosis. Kemudian dikaji juga kebiasaan anggota keluarga
yang memicu penyakit ini seperti alkohol .
3) Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional
a. Nutrisi : mual, muntah, berat badan menurun
b. Sirkulasi : Bradikardia, ikterus pada sklera, kulit dan membran mukosa
c. Pola Aktivitas dan latihan : lemah pada badan
d. Nyeri dan kenyamanan : Nyeri sendi, nyeri perut
e. Eliminasi : Urine kuning gelap, feses tidak berwarna
f. Neurosensori : peka rangsang , cenderung tidur, alergi dan astelektasis
4) Pemeriksaaan fisik

Pada pasien dengan menderita Hepatitis dapat dilihat dari beberapa


aspek diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Keadaan umum : lemah


b. Pengukuran tanda- tanda vital : Biasanya terjadi penurunan tekanan
darah, peningkatan frekuensi pernafasan serta peningkatan suhu tubuh
akibat kekurangan cairan. Tanda-tanda vital perlu diperhatikan guna
menilai tanda-tanda syok dan anemia pada pasien sehingga apabila

vi
pasien sudah syok perlu diberikan pertolongan untuk mengatasi
syoknya
c. Keadaan Kulit : Kulit berwarna kuning
d. Mata : sklera ikterik dan tidak ada konjungtiva anemis
e. Keadaan bibir : bibir simetris, mukosa bibir kering dan pucat terkadang
sianosis
f. Dada : biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dinding dada,
terdapat spider nevi pada pasien sirosis hepatis
g. Abdomen : biasanya ada asites yang ditandai dengan distensi abdomen
serta umbilicus yang menonjol, adanya spider nevi dan venektasi di
sekitar abdomen
h. Fungsi gastrointestinal : Anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver
atau lien.
i. Ekstremitas : Pada pemeriksaan ekstremitas pasien tidak didapatkan
palmar eritema,namun kedua ekstremitas inferior didapatkan edema.
Pada pemeriksaan genu D, didapatkan bengkak, panas (-), nyeri (-), dan
kekuatan motorik 5. Pada pemeriksaan manus S, didapatkan manus
tidak dapat menggenggam secara sempurna, dan tidak didapatkan nyeri
pada saat squeeze test ataupun penekanan pada ruas-ruas jari
5) Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan yang diperlukan pada pasien hepatitis B menurut


Yulia (2020), sebagai berikut:

a. Pengukuran kadar HBV DNA dapat dilakukan dengan menggunakan


Polymerase Chain Reaction (PCR),
b. Pemeriksaan HBsAg
c. Pemeriksaan Antibodi Hepatitis B surface (Anti-HBs)
d. Pemeriksaan antibodi Hepatitis B envelope (Anti-HBe)
e. Pemeriksaan antibodi Hepatitis B core (Anti-HBc) berupa IgM anti
HBc

2. Diagnosa Keperawatan

a. Defisit nutrisi berhubungan dengan kegagalan masukan untuk


memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual, muntah

1) Ketidakmampuan menelan makanan


2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi makanan
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme

vii
5) Faktor ekonomi (misalnya : finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis (misalnya : stress, keengganan untuk makan) Gejala
dan Tanda Mayor
a) Subjektif : tidak tersedia
b) Objektif : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang normal

b. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi hepar


Definisi : suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.
Penyebab :
1) Terpapar lingkungan panas
2) Dehidrasi
3) Proses penyakit (misalnya infeksi, kanker)
4) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5) Peningkatan laju metabolisme
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan inkubator
Gejala dan Tanda Mayor :
a. Gejala subjektif : (tidak tersedia)
b. Objektif : suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan Tanda Minor :
a. Gejala subjektif : (tidak tersedia)
b. Objektif :
Kejang,kulit merah,takikardi,takipnea,kulit terasa hangat

c. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami


inflamasi hati

Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan


kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.

Penyebab :
1) Agen cedera kimiawi ( misalnya : terbakar, bahan kimia iritan)
2) Agen cedera fisiologis (misalnya : inflamasi, iskemia, neoplasma)
3) Agen cedera fisik (misalnya : abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat benda berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif : Mengeluh nyeri

viii
2) Objektif : Tampak meringis,bersikap protektif (misalnya waspada, posisi
menghindari nyeri, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur
Gejala dan tanda minor
1) Subjektif : (tidak tersedia)
2) Objektif : Tekanan darah meningkat,pola napas berubah, nafsu makan
berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendir,
diaforesis

3. Intervensi Keperawatan

1. Edukasi/Pendidikan Kesehatan tentang Hepatitis B

Pengetahuan pre pendidikan kesehatan pada penghuni Lapas tentang risiko


hepatitis yakni 45 orang (52,3%) pengetahuannya dalam kategori tinggi.
Pengetahuan post pendidikan kesehatan pada penghuni Lapas tentang risiko
kejadian hepatitis yakni 61 orang (70,9%) pengetahuannya dalam kategori
Tinggi. Ada perbedaan pengetahuan pre dan post pendidikan kesehatan pada
penghuni lapas tentang risiko kejadian viral hepatitis. (Sari, Indriastuti, Asrul,
& Elyasari, 2019)

2. Terapi Farmakologi

Hepatitis B dapat berhasil diobati dengan formulasi yang dijelaskan dalam


Ayurveda. Mereka terutama mengandung obat-obatan yang bekerja pada hati
dan membantu meningkatkan fungsi hati. Formulasi yang digunakan dalam
studi kasus ini membantu dalam memperbaiki gejala, menyebabkan
penurunan nilai uji fungsi hati dengan peningkatan USG dan fibroscan pasien
(Report, 2019)

Pengobatan pasien hepatitis B di Instalasi Rawat Inap RS Brayat Minulya


Surakarta pada tahun 2019 obat yang banyak digunakan meliputi obat saluran
cerna ranitidin sebanyak 13,14%, hepatoprotektor curcumin sebanyak
13,87%, obat sistem saraf pusat ondancetron sebanyak 22,63%, obat
analgesik paracetamol sebanyak 10,94%, obat sistem kardiovaskuler
furosemid dan spironolakton masing-masing sebanyak 1,46%, dan obat gizi
aminofusin hepar (Hartini et al., 2020)

ix
DAFTAR PUSTAKA

Hartini, Murtisiwi, L., Farmasi, P., Tinggi, S., & Kesehatan, I. (2020). Pola
Pengobatan Hepatitis B Pada Pasien Rawat Inap di RS Brayat Minulya
Surakarta Tahun 2019 Pattern Of Hepatitis B Treatment In Hospitalized
Patients in Brayat Minulya Surakarta Hospital In 2019. Indonesian
Journal On Medical Science, 7(2), 145–150.

Hayati, H. T., Murtisiwi, L., Tinggi, S., & Kesehatan, I. (2020). Gambaran
Pengetahuan Pasien Tentang Hepatitis Di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr . Soediran Mangun Sumarso Wonogiri Description Of Patient
Knowledge About Hepatitis In Regional General Hospital Dr . Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri. IJMS - Indonesia Journal On Medicinal
Science, 7(2), 151–155.

Razavi, Homie. "Global epidemiology of viral hepatitis." Gastroenterology


Clinics 49.2 (2020): 179-189

Report, C. (2019). Management of Hepatitis B ( Carrier stage ) through


Ayurved -A Case report Management of Hepatitis B ( Carrier stage )
through Ayurved – A Case report. February 2020, 8–11.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.29873.33128

Rumini dan Suroyo R B dan Zein U. (2009). HBsAg. Dictionary of


Rheumatology, 1(1), 78–78. https://doi.org/10.1007/978-3-211-79280-
3_427

Puchades Renau, Lorena, and Marina Berenguer. "Introduction to hepatitis C


virus infection: Overview and history of hepatitis C virus therapies."
Hemodialysis International 22 (2018): S8-S21.

Sari, H. P., Indriastuti, D., Asrul, M., & Elyasari. (2019). Perbedaan
Pengetahuan Pre Dan Post Pendidikan Kesehatan Pada Penghuni Lapas
Tentang Risiko Kejadian Viral Hepatitis Di Lapas Perempuan Kelas III.
Jurnal Keperawatan Volume 02 Nomor 03. P-ISSN 2407-4801, 9-16.

Susanto, J. P., Mustika, S., & Pratomo, B. (2020). Artritis pada Infeksi
Hepatitis C Kronis: Rheumatoid Like Arhtritis atau True Rheumatoid
Arthritis? Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 40.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.244

x
WHO. Hepatitis C. Geneva: Author, 2018. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs164/ en/ (accessed date:
March 3, 2021).

Yulia, D. (2020). Virus Hepatitis B Ditinjau dari Aspek Laboratorium. Jurnal


Kesehatan Andalas, 8(4), 247–254.
https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1108

xi

Anda mungkin juga menyukai