Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA HEPATITIS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:

1. FRIDA
2. FIRLHY CHICILYA
3. IMEL
4. JHOSINE ANGELA PATALO
5. IMELDA ROSALINA
6. ILVANA GRACE
7. INGGRIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALA KESELAMATAN PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmatnya berua kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan
Keperawatan pada penderita Hepatitis.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KBM Semester 2
dengan Dosen pengampu Nova Beba, Ns., M. Kep. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah keperawatan dasar yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini

Akhirnya, penulis sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya. Dengan segala kerendahan hati,
saran dan kritik yang sangat konstruktif penulis harapkan dari pembaca guna meningkatkan
pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Palu,09 maret 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................
C. TUJUAN...................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................

KONSEP DASAR................................................................................................................
1. PENGERTIAN...................................................................................................
2. Etiologi Hepatitis ...............................................................................................
3. Patofisiologi Hepatitis........................................................................................
4. Manifestasi Klinik..............................................................................................
5. Penatalaksanaan ...............................................................................................
6. Pengkajian..........................................................................................................
..............................................................................................................................
7. Diagnosa Keperawatan......................................................................................
8. Intervensi Keperawatan....................................................................................
9. Implementasi......................................................................................................
10. . Evaluasi ............................................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

A. KESIMPULAN........................................................................................................
B. SARAN......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau
nekrosis pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin,
gangguan metabolik, maupun kelainan sistem antibodi. Infeksi yang disebabkan virus
merupakan penyebab paling banyak dari Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab
utama infeksi akut, yaitu virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Penyakit Hepatitis yang
disebabkan oleh virus, Hepatitis B menduduki tempat pertama dalam hal jumlah dan
penyebarannya yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).
Perawat merupakan salah satu kelompok yang beresiko tinggi untuk tertular
Hepatitis. Hal ini karena dalam pekerjaan sehari-hari memberikan perawatan atau
pertolongan terhadap pasien, perawat terlibat dalam tindakan pemasangan infus,
penggunaan jarum suntik yang ceroboh sehingga perawat tertusuk dalam menggunakan
jarum suntik. Dengan cairan tubuh pasien atau dengan darah dari pasien sehingga sangat
memungkinkan perawat tertular karena pekerjaan perawat yang selalu berhubungan
langsung dengan pasien. Maka perlu adanya penyebaran informasi yang lebih luas
mengenai cara penularan dan pencegahan khususnya penyakit Hepatitis B yang paling
berbahaya dikalangan perawat yaitu tentang penggunaan jarum suntik dan penanganan
darah pada pasien Hepatitis B (Munira, 2003).
World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk dunia terinfeksi
virus Hepatitis A, B, C, D dan E. Hasil data untuk Hepatitis A secara global didapatkan
sekitar 1,4 juta kasus pertahun. Hepatitis B berjumlah lebih dari 2 miliar penduduk dunia
terinfeksi virus Hepatitis B dan 400 juta orang diantaranya menjadi pengidap kronik pada
tahun 2000 (IDAI, 2012). Hepatitis C berjumlah sekitar 3% atau 170 juta orang (Depkes
RI, 2006). Hepatitis E dengan jumlah kasus 146 orang (Kemenkes RI, 2014). Dari semua
data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah terbanyak adalah penderita Hepatitis
B.
Sedangkan prevalensi infeksi Hepatitis B di Asia Pasifik cukup tinggi yaitu
melebihi 8% dan penularannya pada umumnya terjadi secara vertikal (pada periode
perinatal) dan horizontal (pada masa anak-anak). Diperkirakan lebih dari 350 juta
diantaranya menjadi kronik dan sekitar 75% karier Hepatitis B kronik berada di Asia
Pasifik. Pada daerah tertentu seperti Amerika bagian utara, Eropa bagian utara dan barat,
Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru, memiliki prevalensi HBsAg yang relatif
rendah (< 2%). Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat endemisitas tinggi
(WHO, 2014). Data Kemenkes RI tahun 2014 menunjukkan bahwa prevalensi Hepatitis
pada seluruh provinsi di Indonesia adalah Bengkulu terdapat 19 kasus, Sumatera Barat
terdapat 159 kasus, Kalimantan Timur terdapat 282 kasus. Selain pasien ternyata perawat
adalah kedua yang paling sering terinfeksi yaitu sekitar 41%, diikuti oleh dokter sekitar
31% (Askarian, et al., 2011).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang tersebut di atas, maka dapat di rumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana perilaku perawat dalam mencegah penularan penyakit Hepatitis?”

C. Tujuan
Tujuan Ini yaitu mengetahui perilaku perawat dalam mencegah penularan penyakit
Hepatitis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Hepatitis adalah Inflamasi akut Hepar. Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cidera
toksik, tetapi heptitis virus yang paling sering terlihat ( Alter et al, 1990)
Tipe utama dari hepatitis virus adalah ( Holinger, 1991):
1. Hepatitis A
 Ditularkan melelui praktik oral anal, makanan terkontaminasi,dan keram.
 Periode inkubasi kira-kira 2 -6 minggu, yang merupakan periode yang
paling menular.
 Profilaksis: globulin imun sebelum dan sesudah pemajanan memberikan
imunitas pasif selama 2-3 bulan.
2. Hepatitis B
 Ditularkan melalui darah dan produk darah melalui tranfusi terkontaminasi
dan kulit dan membran mukosa yang rusak memlaui jarum terkontaminasi,
koitus seksual, tato, kontak langusng dengan luka terbuka, atau memlalui
memegang alat dan bahan terkontaminasi.
 Periode inkubasi kira-kira 6minggu-6bulan.
 Individu dipertimbankan melular selama permukaan antigen tampak.
Status kanker atau hepatitis virus kronis(HBV) ada bila permukaan
antigen masih dapat terdektesi setelah 6 bulan.
 Profilaksis: vaksin HBV sebelum pemajanan memberikan imuntas aktif.
Untuk mempertahankan imunitas, vaksin harus diulang setelah 1 bulan, 6
bulan, dan 7 tahun. Pemberian imunoglobin hepatitis B( HBIG) memberi
imunitas pasif pada individu tanpa vaksin terpajan virus.
3. Hepatitis C
 Ditularkan melalui rute yang sama dengan HBV
 Periode inkubasi kira-kira 2 minggu- 6 bulan
 Profilaksis: Globuinimun sebelum dan setelah pemajanan memberikan
imuntas pasif untuk 2-3 bulan
 Diyakini penyebab dari hepatitis pascatransfusi.

2. Etiologi Hepatitis
Penyebab penyakit hepatitis B menurut susan smeltzer ( dalam gruner And
Suddrth,2015) yaitu:
 Penularan melalui cairan tubuh
Hepatitis dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus
hepatitis. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis
adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum
suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis
dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini. Ibu yang menderita
hepatitis B dan C juga dapat menularkan kepada bayinya melalui jalan
lahir.
 Konsumsi alkohol
Kerusakan pada hati oleh senyawa kimia, terutama alkohol. Konsumsi
alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen dan dapat
berkembang menjadi gagal hati atau sirosis.
 Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dan
menyebabkan hepatitis.

3. Patofisiologi Hepatitis
VHA memiliki masa inkubasi kurang lebih 4 minggu. Repikasi virus dominasi terjadi
pada hepatosit, meski VHA juga ditemukan pada empedu, fases, dan darah. Antigen
VHA dapat ditemukan pada fases pada 1-2 minggu sebelum dan 1 minggu setelah
awitan penyakit fase akut penyakit ditandai dengan peningkatan kadar
aminotransferase serum, ditemukan antibodi terhadap VHA (IgM anti- VHA), dan
munculnya gejala klinis( jaundice) Selama fase aktif, hepatosis yang terinfeksi
umumnya hanya mengalami perubahan morfologi yang minimal, hanya kurang dari
1% yang menjadi fulminant. Kadar IgM anti – VAH umumnya bertahan kurang dari 6
bulan, yang kemudian digantikan oleh IgG anti- VAH yang akan bertahan seumur
hidup.

4. Manifestasi Klinik
Tanda dan Gejala awal infeksi virus Hepatitis A sangat bervariasi dan bersifat tidak
spesifik. Demam, kelelahan,anoreksia (tidak nafsu makan) dan gangguan pencernaan
( mual, muntah, kembung) dapat ditemukan pada awal penyakit. Dalam waktu 1
minggu, beberapa penderita dapat mengalami gejala kuning disertai gatal ( ikterus),
buang air kecil berwarna seperti teh,dan tinjai berwarna pucat. Infeksi pada anak
berusia dibawah 5 tahun umumnya tidak memberikan gejala yang jelas dan hanya
10% yang akan memberikan gejala ikterus. Pada anak yang lebih tua dan dewasa,
gejala yang muncul biasanya lebih berat dan ikterus terjadi pada lebih dari 70%
penderita.
 Fase inkubasi
Fase inkubasi meruakan waktu antara masuknya virus dan gejala atau
ikterus. Fase ini berbeda beda lamanya untuk tiap virus hepatitis.panjang
vase ini tergantung pada dosis inokulum yag ditularkan dan jalur
penularan, makin besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi ini.
 Fase prodromal( pra ikterik)
Pada fase ini akan timbul keluhan keluhan pertama dan timbulnya gejala
ikterus. Gejalanya merupakan malaise umum, nyeri otot, nyeri sendi,
mudah lelah, gejala saluran nafas atas dan anoreksia.
 Fase ikterus
Fase ikterus muncl setelah 5-10 hari, tetapi dpat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi.
Setelah timbul ikterus jarang terjadi pemburukan gejala prodromal, justru
akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
 Fase konfalesen (penyembuhan)
Fase penyembuhan diawali dengan proses menghilangnya ikterus dan
keluhan lain., tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada.
Muncul perasaan sudah sehat dan kembali nafsu makan.

5. Penatalaksanaan.
Tidak ada obat-obatan khusus untuk mengatasi hepatitis virus. Tindakan
umumnya terhadap infeksi nosokomial, pekerjan perawatan kesehatan harus
selalu mengikuti kewaspadaan terdapat 4 darah dan cairan tubuh bila
memberikan perawatan pada pasien manapun.

6. Pengkajian
a. Dapatkan sumber pemajangan
b. Dapatkan informasi tentang kontak
c. Kaji terhadap manifestasi klinis. Manifestasi adalah sama untuk setiap
tipe hepatitis virus; namun dengan hepatitis A awitan gejala lebih tidak
jelas. Gejala terjadi pada 3 fase:
 Fase praikterik( periode dimana infektivitas paling besar)- mual, muntah,
diare, konstipasi,penurunan BB,malaise, sakit kepala, demam ringan,sakit
sendi dan ruang kulit.
 Fase ikterik- jaundis (temuan paling menonjol),urine gelap
berkabut(disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin), hepatomegali
dengan nyeri tekan, pembesaran nodus limfa, pruritus(akibat akumulasi
garam empedu pada kulit); gejala fase pra-ikterik berkurang sesuai
menonjolnya gejala.
 Fase pasca-ikterik-gejala seblumnya berkurang tetali kelelahan berlanjut;
empat bulan diperlakukan untuk pemulihan komplet.
d. Kaji perasaan tentang kondisi dan pemahaman tentang pemeriksan
diagnostik serta rencana tindakan.
e. Pemeriksaan diagnostik.
 Untuk hepatitis A- adanya antibody antihepatitis
A( imunoglobuli M) dalam serum
 Untuk hepatitis B- adanya antigen permukaan (HBSAg) dalam
serum; status kerier didiagnosa oleh adanya antibody inti
hepatiris B dalam serum.
 Pemeriksaan fugsi hepar seperti bilirubin serum dan urin,
alkalin, fosfatase, aspartatt, amino trasfarase (AST), alanin
amino trasfarase (ALTE) meningkat, menunjukan cedera
hepar.
 Biopsi hepar( bila hepatitis menetap selama lebih 6 bulan)
untuk membedakan antara aktif kronis dan aktif menetap.

Tidak ada tes khusus untuk Hepatitis C, non-A, non-B, dan hepatitis
delta karena ini tidak dapat terdeteksi antigen dan subtipe
antigeniknya.

Diagnosis Hepatitis Non-A atau Non-B dibuat bila tes serologi


adalah negatif untuk hepatiti B dan A serta penyebab
nonviral( penyalagunaan alkohol, obat-obatan, gagal jantung,
bakteria) tidak dapat dipastikan.

7. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman(nyeri) berhubungan dengan pembekakan hepar.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
c. Intoleransi aktifitas berubungan dengan penurunan kekuatan/ ketahanan tubuh.
d. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berubungan dengan gatal
sekunder dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
e. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
muntah.
f. Hipertermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder
terhadpa inflamasi hepar.

8. Intervensi Keperawatan

INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau : Untuk mengidentifikasi kemajuan atau
 Hasil pemeriksaan diagnostik(PT penyimpangan dari hasil yang diharapkan
dan PTT) dan enjim hepar serum.
 Berat badan setiap dua hari
 Hasil pemeriksan fungsi hepar
 Status umum (A pendiks F) setiap
8 jam
 Jumlah makanan yang dikonsumsi
setiap makan
2. Dorong untuk istirahat. Bantu Kelebihan aktivitas fisik meningkatkan
pada istirahat AKS sesuai laju metabolisme yang menempatkan
kebutuhan. Biarkan aktifitas tegangan pada fungsi hepar yang telah
progresif sesuai kebutuhan enjim buruk.
hepar.
3. Konsul Dokter bila ada obat yang Obat-obatan ini harus dihindari selama
diresepkan yang dipertimbangkan enzim hepar meningkat. Hepar yang
untuk pasien dengan disfungsi rusak tidak dapat melakukan fungsi
hepar. normalnya untuk metabolisme obat.
4. Berikan suplemen nutrisi yang Vitamin essensial untuk perbaikan
ditentukan seperti suplemen jaringan. Vitamin k, yang secara normal
vitamin multipel atau injeksi dismpan oleh hepar, essensial untuk
vitamin k. pembekuan normal. Perdarahan
mempredisposiskan pasien pada anemia,
yang menyebabkan kelelahan.
5. Berikan diet tinggi karohidrat dan Karbohidrat mempunyai efek hemat
rendah lemak.Rujuk pasien pada protein. Protein diet dapat ditingkatkan
ahli diet untuk bantuan bila kadar amonia serum tidak
perencanan makan.Bila masukan meningkat. Garam empedu, dihasilkan
makanan kurang sari 30%, oleh hepar, diperlukan untuk pencernaan
anjurkan suplemen makanan lemak. Ahli diet adalah spesalis nutrisi
seperti ensure atau sustacal. yang dapat membantu pasien
Jelaskan tujuan modifikasi diet. merencanakan menu untuk memenuhi
Tekanan tidak ada diet khusus kebutuhan nutrisi dalam memandang
untuk mengubah perjalanan penyakit saat ini.
penyakit. Modifikasi diet
menjamin masukan adekuat kalori
untuk memenuhi kebutuhan
energi tubuh dan menurunkan
katabolisme protein.
6. Ketidak seimbangan cairan dan
biokimia.
7. Berikan anti diare prn yang Untuk mengontrol diare. Diare tidak
ditentukan dan evaluasi dapat terkontrol dapat menyebabkan
keefektifan. kekurangan cairan dan elektrolit lanjut.

9. Implementasi
Implementasi adalah proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategis keperawatan (tindakan keperawatan) yaitu telah
direncanakan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan pencegahan penyakit. (Aziz Alimuml. 2009)

F. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara
menilai sejauh mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak.
(Aziz Alimul. 2009)

BAB 111
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hepatitis VIruS akut masih merupakan penyakit endemis di Indonesia. Hepatitis
akut yang bcrkcmbang menjadi kronis ialah hepatitis virus B dan C. Pada pengidap
hepatitis kronis perlu dilakukan tindakan-tindakan yang mencegah progresi ke arah
sirosis hati, bahkan kanker hati. Untuk itu diperlukan penatalaksanaan yang baik dan
terapi yang adekuat bagi mereka yang memerl ukannya. Sampai saat ini abat-abat yang
beredar di pasaran pill1 belum mampu mengatasi masalah hepatitis secara maksimaI.
KendaIa yang dihadapi antaranya banyak penderita yang berpenghasilan rendah, harga
obat-obatan mahal dan hasilnya belum tentu maksimaI. Dengan adanya pengetaI1Uan
yang berkembang, diadakan penelitian terhadap Jombang (Taraxacum officinale Weber
et Wiggers) Twnbuhan Asli Gbat Indonesia yang mempllnyai khasiat dapat mengurangi
kerusakkan akibat radikaI bebas karena sifatnya sebagai anti aksidan.
B. SARAN
Diharapkan agar masyarakat Indonesia memahami bahaaya dari penyakit hepatitis
terutama hepatitis A, B dan C karena dapat menjadi hepatitis kronis, dan kegllnaan Herba
Jambang (Taraxacum (dficinale Weber et Wiggers) sebagai abat alternatifllntllk
mengatasi hepatitis virus karena sifatnya sebagai anti oksidan.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..

BAB I .………………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN…………………………………………………………………….

D. LATAR BELAKANG…………………………………………………………
E. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………
F. TUJUAN…………………………………………………………………….....

BAB II…………………………………………………………………………………..

TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………
A. KONSEP DASAR…………………………………………………………………
11. PENGERTIAN…………………………………………………………………
12. Etiologi Hepatitis……………………………………………………………
13. Patofisiologi Hepatitis………………………………………………………
14. Manifestasi Klinik ………………………………………………………….
15. Penatalaksanaan ……………………………………………………………….
16. Pengkajian …………………………………………………………………...
17. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………..
18. Intervensi Keperawatan……………………………………………………
19. Implementasi…………………………………………………………………
20. . Evaluasi …………………………………………………………………….

BAB III

PENUTUP………………………………………………………………………………

C. KESIMPULAN………………………………………………………………….
D. SARAN…………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

Multazam, S., Cholissodin, I., & Adinugroho, S. (2020). Implementasi Metode Extreme
Learning Machine pada Klasifikasi Jenis Penyakit Hepatitis berdasarkan Faktor Gejala.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN , 2548 , 964X.
Simanjuntak, WF (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Hepatitis Dengan Masalah
Keperawatan Kebutuhan Gizi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Dengan Terapi Diet Yang
Tepat Di RSUD Pandan Tahun 2020.

Azhar, K., Pradono, J., & Sukoco, N. E. W. (2018). Hubungan Perilaku Cuci Tangan,
Pengelolaan Air Minum dan Rumah Sehat dengan Kejadian Hepatitis di Indonesia. Jurnal
41-
41-
Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGCInayah, Iin. 2004.
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan SistemPencernaan. Jakarta: Salemba
MedikaOswari, 2006.
Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya BaruMansjoer, Arief, Dkk. 2000.
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGCSmeltzer, Suzanne C. 2001.
Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2.Jakarta : EGC
Inayah, Iin. (2004). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan
Jakarta: Salemba Medika.
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta:Nuha Medika
Hidayat A. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Wikinson Judith. (2007). Buku Saku Diasagnosis Keperawatan Intervensi NICdan NOC 
 Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai