Anda di halaman 1dari 14

COVER

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

“Penyakit Hepatitis”

OLEH :

KELOMPOK 6

NINING ASTIKA 1A120198

ASRI WAHYUNI J1A120277

NOFI SOFIANA J1A120332

ELIS FEBRINA J1A120143

ANNISA MIFTAHUL JANNAH J1A120271

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
berkat Rahmat- Nya yang diberikan kepada kami sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang “Penyakit Hepatitis”.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya.

Kendari, November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Makalah............................................................................................. 6

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 7

2.1 Pengertian Hepatitis ...................................................................................... 7

2.2 Jenis-Jenis Hepatitis ...................................................................................... 8

2.3 Tanda dan Gejala Hepatitis ........................................................................... 9

2.4 Pencegahan Penyakit Hepatitis ................................................................... 10

2.5 Pengobatan Penyakit Hepatitis .................................................................... 11

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 13

3.2 Saran ............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

3
BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hepatitis telah menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh
pola makan, kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat, penggunaan obat-
obatan, bahkan tingkat ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa
penyebab dari penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan
berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal,
antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan, alkohol,
maupun parasit. Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang
mendapatkan perhatian serius di Indonesia, terlebih dengan jumlah
penduduk yang besar serta kompleksitas yang terkait.
Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya
inflamasi atau nekrosis pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh
infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun kelainan sistem
antibodi. Infeksi yang disebabkan virus merupakan penyebab paling banyak
dari Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut,
yaitu virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Penyakit Hepatitis yang disebabkan
oleh virus, Hepatitis B menduduki tempat pertama dalam hal jumlah dan
penyebarannya yang di akibatkan oleh virus.
World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk dunia
terinfeksi virus Hepatitis A, B, C, D dan E. Hasil data untuk Hepatitis A
secara global didapatkan sekitar 1,4 juta kasus pertahun. Hepatitis B
berjumlah lebih dari 2 miliar penduduk dunia terinfeksi virus Hepatitis B
dan 400 juta orang diantaranya menjadi pengidap kronik pada tahun 2000
(IDAI, 2012). Hepatitis C berjumlah sekitar 3% atau 170 juta orang (Depkes

4
RI, 2006). Hepatitis E dengan jumlah kasus 146 orang (Kemenkes RI,
2014). Dari semua data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah
terbanyak adalah penderita Hepatitis B.
Sedangkan prevalensi infeksi Hepatitis B di Asia Pasifik cukup
tinggi yaitu melebihi 8% dan penularannya pada umumnya terjadi secara
vertikal (pada periode perinatal) dan horizontal (pada masa anak-anak).
Diperkirakan lebih dari 350 juta diantaranya menjadi kronik dan sekitar
75% karier Hepatitis B kronik berada di Asia Pasifik. Pada daerah tertentu
seperti Amerika bagian utara, Eropa bagian utara dan barat, Amerika
Selatan, Australia dan Selandia Baru, memiliki prevalensi HBsAg yang
relatif rendah (< 2%). Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
endemisitas tinggi (WHO, 2014). Data Kemenkes RI tahun 2014
menunjukkan bahwa prevalensi Hepatitis pada seluruh provinsi di Indonesia
adalah Bengkulu terdapat 19 kasus, Sumatera Barat terdapat 159 kasus,
Kalimantan Timur terdapat 282 kasus. Selain pasien ternyata perawat
adalah kedua yang paling sering terinfeksi yaitu sekitar 41%, diikuti oleh
dokter sekitar 31%.
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI
tahun 2015 penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di
dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dari Hepatitis A, B, C, D dan E.
Hepatitis A dan E, sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan
secara fekal oral dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup bersih
dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik. Sedangkan Hepatitis
B, C dan D (jarang) ditularkan secara parenteral, dapat menjadi kronis dan
menimbulkan cirrhosis dan lalu kanker hati. Virus Hepatitis B telah
menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia, sekitar 240 juta orang
diantaranya menjadi pengidap Hepatitis B kronik, sedangkan untuk
penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan sebesar 170 juta orang. Terdapat
1,2 % penduduk di Indonesia mengidap penyakit hepatitis dan kondisi ini
meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2007 yaitu sekitar 0,6 %.

5
Peradangan hepatitis B yang kronis dapat menimbulkan jaringan
parut dalam hati, yang mengakibatkan sirosis dengan disfungsi selular,
hipertensi porta, karsinoma hepatoseluler, dan anemia aplastik (Jeffrey &
Scott, 2012; Black & Hawks, 2014).
Perawat yang berperan memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan infeksi HBV akut dan kronis harus diperhatikan adalah
penyakit yang ditularkan melalui darah yang dapat ditularkan selama
hubungan seksual atau 2 pada saat melahirkan. Profilaksis sangat
disarankan, anggota keluarga harus diperiksa untuk infeksi HBV.
Pengukuran pencegahan terbaik adalah vaksinasi (Pyrsopoulos, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan hepatitis?
2. Apa saja jenis-jenis hepatitis
3. Bagaimana tanda dan gejala hepatitis
4. Bagaimana pencegahan penyakit hepatitis
5. Apa saja pengobatan penyakit hepatitis

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui apa itu hepatitis
2. Untuk mengetahui jenis-jenis hepatitis
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala hepatitis
4. Untuk mengetahui pencegahan penyakit hepatitis
5. Untuk mengetahui pengobatan penyakit hepatitis

6
BAB II PEMBAHASAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hepatitis


Virus Hepatitis merupakan peradangan (pembengkaan) pada hati
hingga livver dengan penyebab utama infeksi, virus, melakukan satu tubuh
dengan pengguna,hingga penggunaan obat obatan juga faktor lainnya.
Selain di sebebakaan oleh faktor faktor tersebut, Hepatitis juga terjadi
karena kerusakan pada hati yang disebkan senyawa kimia utamanya alkohol
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Konsumsi alkohol
jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan sel sel hati menjadi
permanen hingga dapat tumbuh berkembang menjadi gagal hati yang kita
kenal dengan istilah sirosis. Pemakaian obat-obatan melebihi dosis atau
paparan yang telah di tetapkan oleh doker juga dapat menyebabkan
hepatitis.
Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa berkemban menjadi
fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Hepatitis d sebabkan oleh
berbagai faktor seperti infeksi virus, zat beracun (misalnya alkohol, obat-
obatan tertentu), dan penyakit autoimun (Kemenkes,2017). Peradangan hati
di tandai dengan meningkatnya kadar enzim hati. Penyebabnya yaitu faktor
infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi anatara lain virus
hepatitis dan bakteri. Selainkarna virus Hepatitis A, B, C, D, E, dan G masih
banyak virus yang ain berpotensi menyebabkan hepatitis.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hepatitis
adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang di sebebkan oleh
iveksi virus yang menybabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga
tidak dapat berfungsi sebagaimna mestinya.

7
2.2 Jenis-Jenis Hepatitis
Berikut adalah jenis-jenis hepatitis :
1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis imfeksiosi, rute penularan addalh melalui
kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang
terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret
saluran cerna. Umumnya terjadi di daerah kumuh berupa endemik. Masa
inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukan gejala klinis, populasi
paling sering terinfeksi dalah anak-anak dan dewasa muda.
2. Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute infusi darah/produk darah, jarum
suntik, atau hubungan seks. Golongan yang berisiko tinggi adalah
mereka yang sering transfusi darah, pengguna obat injeksi, pekerja
perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan terhadap
darah klien dan staff institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homo
seksual pria dan wanita dan pasangan hetoreseksual , anak kecil yang
terinfeksi ibunya, resipien produk darah terentu dan pasien hemodialisa.
Masa inkibasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul
gejala klinis.

3. Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab
terserin infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial,
HVC ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama
melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah
pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial
resio terhadap pekerja perawatan keehta dan keamanan masyarakat yang
terpajan pada darah. Masa inkubasi nya aalah selama 18-80 hari.
4. Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi
HBV bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan
pada individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat

8
menyebabkan infekasi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan
darah infeksius melalui infeksi HDV, populasi yang sering terinfeksi
adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipen transfusi darah multipel
( infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa
inkubasinya belum diketahui secara pasti, HDV ini meningkatkan resiko
timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian.
5. Hepatitis E
virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan
melalui air yang tercemar. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah
orang yang hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau
Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewas muda
hingga pertengahan.
6. Hepatitis F dan G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang kasus hepatitis
F. Saat ini para pakr belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit
hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C,
seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak
menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penulran
melalui tranfusi darah jarum suntik.

2.3 Tanda dan Gejala Hepatitis


Semua hepatitis virus mempunyai gejala yang hampir sama,
sehingga secara klinis hampir tidak mungkin di bedakan satu sama lain.
Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita
pasienya dan untuk membedakanya secara pasti masi di perlukan bantuan
melalui pemeriksaan darah penderita. Gejala penderita hepatitis virus mula
mula badanya terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah
beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian matanya
terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning, pasien
hepattis virus biasanya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua
penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita

9
hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum
dapat diketaui secara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.
Sebagian besar pnderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi
sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau
meninggal. Penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun
kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras (sirosis), dan adapula yang
berubah menjadi kanker hati.

2.4 Pencegahan Penyakit Hepatitis


Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting
karenasampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga
satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi,
tetapi padasaat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang
Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan
penyakitnya maupunkomplikasinya.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah
manusiayang telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari
perekayasaansel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia
kebal hepatitis disuntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga
kali, sedangkan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi
kepada penderita sebulan sekalisebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru
di beri ; bulan kemudian.
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi
yanglahir dari ibu yang mengidap penyakit hepatitis B, harus di vaksinasi
hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah
berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah
denganmemakai sarung tangan bila berkontak dengan darah cairan tubuh
lainnya, danharus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik.
Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan
alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi.

10
2.5 Pengobatan Penyakit Hepatitis
Tidak terdapat terapi spesiik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring
selama fase akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi
karbohidrat umumnya merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh
penderita. Pemberian makanan secara intravena mungkin perlu diberikan
selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya
perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau hepatitis C simtomatik
adalah terapi anti virus dengan interferon-G. Terapi anti virus untuk
hepatitis D kronis membutuhkan pasien uji eksperimental. Jenis hepatitis
kronis ini memiliki resiko tertinggi untuk berkembangnya sirosis.
Obat hepatitis hanya diperoleh dengan resep dokter. Namun terdapat
obat alternatif sebagai tambahan obat yang diberikan dokter.
Pengobatan hepatitis disesuaikan dengan jenis hepatitis dan tingkat
keparahannya. Metode pengobatan untuk hepatitis yang dapat dilakukan
meliputi pemberian obat-obatan dan transplantasi hati. Berikut adalah
penjelasannya:
1. Obat interferon
Beberapa jenis hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan
sendirinya. Namun, pemberian obat-obatan perlu dilakukan untuk
menghentikan penyebaran virus dan mencegah kerusakan hati lebih
lanjut.
Jenis obat yang diresepkan oleh dokter adalah interferon, yang
biasanya diberikan melalui suntikan setiap minggu selama 6 bulan.
2. Obat imunosupresan
Untuk mengatasi hepatitis akibat penyakit autoimun, dokter dapat
memberikan obat imunosupresan, terutama kortikosteroid, seperti
prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien juga dapat diberikan
obat azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

11
3. Obat antivirus
Pada beberapa kondisi, misalnya pada hepatitis B atau hepatitis C
kronis, dokter juga bisa memberikan obat antivirus,
seperti entecavir, ribavirin, atau tenofovir. Obat-obatan tersebut bisa
menghambat pertumbuhan dan perkembangan virus dengan mekanisme
yang berbeda-beda.
4. Obat cacing hati
Pada penderita hepatitis yang disebabkan oleh cacing hati,
pemberian obat-obatan disesuaikan dengan jenis cacing menginfeksi
hati. Obat-obatan tersebut meliputi:
a. Praziquantel atau albendazole, untuk clonorchiasis
b. Triclablendazole dan possibly nitazoxanide, untuk fascioliasis
c. Transplantasi hati
Bila hepatitis sudah menyebabkan kerusakan hati yang berat, dokter
akan merekomendasikan tindakan transplantasi hati. Melalui prosedur ini,
organ hati pasien yang rusak akan diganti dengan organ hati yang sehat dari
pendonor.
Selain penanganan di atas, penderita hepatitis akibat penggunaan
obat-obatan tertentu perlu menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut.
Jika tidak ditangani dengan baik, hepatitis dapat menimbulkan berbagai
komplikasi, seperti:
1. Sirosis
2. Gagal hati
3. Kanker hati

12
BAB III PENUTUP

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa berkemban menjadi
fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Hepatitis d sebabkan oleh
berbagai faktor seperti infeksi virus, zat beracun (misalnya alkohol, obat-
obatan tertentu), dan penyakit autoimun (Kemenkes,2017). Peradangan hati
di tandai dengan meningkatnya kadar enzim hati. Penyebabnya yaitu faktor
infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi anatara lain virus
hepatitis dan bakteri. Selainkarna virus Hepatitis A, B, C, D, E, dan G masih
banyak virus yang ain berpotensi menyebabkan hepatitis.
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting
karenasampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga
satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi.

Pengobatan hepatitis disesuaikan dengan jenis hepatitis dan tingkat


keparahannya. Metode pengobatan untuk hepatitis yang dapat dilakukan
meliputi pemberian obat-obatan dan transplantasi hati seperti Obat
interferon, Obat imunosupresan, Obat antivirus, dan Obat cacing hati. Jika tidak
ditangani dengan baik, hepatitis dapat menimbulkan berbagai komplikasi
seperti Sirosis, Gagal hati, dan Kanker hati.
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika pada makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
masukan dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan. Penulis
akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Implementasi Metode Extreme learning machine pada Klarifikasi Jenis Penyakit


Hepatitis Berdasarkan Faktor Gejala. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi Dan Ilmu Komputer e-ISSN, 2548,964X.

Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru


Mansjoer, Arief, Dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta ; EGC
Smeltzer, suzzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi 8, Vol 2. jakarta EGC.
RIFAI, A. (2022). ANALISIS SENTIMEN OPINI MASYARAKAT TENTANG
PENYAKIT HEPATITIS AKUT MENGGUNAKAN METODE NAÏVE
BAYES (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Jakarta).
Saraswati, A., Larasati, T. A., & Suharmanto, S. (2022). Faktor Risiko Terjadinya
Penyakit Hepatitis C. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 4(2), 649-
654.
Khofifah, S. N., & Saputra, R. D. (2022, October). Perancangan Infografis tentang
Bahaya Penyakit Hepatitis. In SINASTRA: Prosiding Seminar Nasional
Bahasa, Seni, dan Sastra (Vol. 1).
http://www.atlm.web.id/2017/03/makalah-hepatitis.html
http://ekanurliaputripsik.wordpress.com/2015/11/06/makalah-asuhan-
keperawatan-hepatitis/
http://marchosong.blogspot.co.id/2015/04/makalah-hepatitis.html
http://pbh-batusangkar.blogspot.co.id/2011/06/makalah-tentang-hepatitis.html

14

Anda mungkin juga menyukai