PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui pengertian Hepatitis
1.3.2. Mengetahui etiologi Hepatitis
1.3.3. Mengetahui Manifestasi Klinis Hepatitis
1.3.4. Mengetahui Faktor Risiko Hepatitis
1.3.5. Mengetahui patofisiologi Hepatitis
1.3.6. Mengetahui pathway Hepatitis
1.3.7. Mengetahui pemeriksaan penunjang Hepatitis
1.3.8. Mengetahui penatalaksanaan Hepatitis
1.3.9. Mengetahui komplikasi hepatitis
1.3.10. Mengetahui asuhan keperawatan pada penderita Hepatitis
1.4. Manfaat
Manfaat Umum
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam
pembuatan asuhan keperawatan pada pasien Hepatitis.
Manfaat Khusus
Menyelesaikan penugasan kelompok Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II dan menambah pengetahuan penulis tentang Hepatitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hepatitis C
HCV adalah virus hepatitis yang mengandung RNA rantai tunggal
berselubung glikoprotein dengan partikel sferis, inti nukleokapsid 33
nm, yang dapat diproduksi secara langsung untuk memproduksi
protein-protein virus (hal ini dikarenakan HCV merupakan virus
dengan RNA rantai positif). Hanya ada satu serotipe yang dapat
diidentifikasi, terdapat banyak genotipe dengan distribusi yang
bervariasi di seluruh dunia, misalnya genotipe 6 banyak ditemukan di
Asia Tenggara.
Genom HCV terdiri atas 9400 nukleotida, mengkode protein besar
sekitar residu 3000 asam amino. Sepertiga bagian dari poliprotein
terdiiri atas protein struktural. Protein selubung dapat menimbulkan
antibodi netralisasi dan sisa dua pertiga dari poliprotein terdiri atas
protein nonstruktural (dinamakan NS2, NS3, NS4A, NS4B, NS5 B)
yang terlibat dalam replikasi HCV. Replikasi HCV sangat melimpah
dan diperkirakan seorang penderita dapat menghasilkan 10 trilion
virion perhari.[ CITATION wic14 \l 1033 ]
Penularan Hepatitis C melalui darah dan cairan tubuh, penularan
masa perinatal sangat kecil, melalui jarum suntik (IDUs,tattoo)
transplantasi organ, kecelakaan kerja (petugas kesehatan), hubungan
seks dapat menularkan tetapt sangat kecil [ CITATION KEM14 \l 1033 ]
Hepatitis D
Virus Delta bila dilihat dari pandangan virology binatang memang
merupakan virus unik. Virus ini termasuk virus RNA yang sangat
kecil. Virion VHD hanya berukuran kira-kira 36 nm tersusun atas
genom RNA single stranded dan kira-kira 60 kopi antigen delta yang
merupakan satu-satunya jenis protein dikode oleh VHD. Antigen Delta
terdiri dari 2 jenis yakni large (L) dan small (S) Virion VHD
mempunyai kapsul terdiri atas protein yang dihasilkan oleh VHB.
Dinding luar tersebut terdiri atas lipid dan seluruh komponen HBsAg.
Komponen HBsAg yang mendominasi adalah small HBsAg kira-kira
sebanyak 95%. Proporsi seperti ini sangat berbeda dengan proporsi
yang terdapat pada VHB. Selain menjadi komponen utama dinding
VHD, HBsAg juga diperlukan VHD untuk transmisi dan masuk ke
hepatosit. HBsAg akan melindungi virion VHD tetapi secara langsung
tidak mempengaruhi replikasi VHD[ CITATION wic14 \l 1033 ].
Hepatitis E
HEV merupakan virus RNA dengan diameter 27-34 mm. Pada
manusia hanya terdiri atas satu serotipe dengan empat sampai lima
genotipe utama. Genome RNA dengan tiga overlap ORF (open reading
frame) mengkode protein structural dan protein non-struktural yang
terlibat pada replikasi HEV. Virus dapat menyebar pada sel embrio
diploid paru akan tetapi replikasi hanya terjadi pada hepatosit.
[ CITATION wic14 \l 1033 ]. Penularan hepatitis E seperti fecal oral
seperti hepatitis A.[ CITATION KEM14 \l 1033 ].
Reaksi Inflamasi
Gangguan suplai darah Peregangan
normal pada sel-sel Tubuh
kapsula hati
hepar
Hipertermi
Hipertermi
Hepatomegali
Kerusakan sel parenkim,
sel hati dan duktuli
empedu intrahepatik Perasaan tidak HCL meningkat
nyaman
dikuadran kanan
atas Perut terasa
penuh
Intoleransi
Intoleransi aktivitas
aktivitas
2.7. Pemeriksaan Penunjang Hepatitis
Pemeriksaan penjunjang terdiri dari;
a. Pemeriksaan laboratorium,
Pemeriksaan laboratorium pada VHB terdiri dari pemeriksaan
biokimia. Serologis dan molekuler[ CITATION Har09 \l 1033 ].
b. USG abdomen
c. Biopsi hepar[ CITATION SKu13 \l 1033 ]
3.1. Pengkajian
3.1.1 Biodata
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Casillas pada tahun 2018 tidak
ada hubungan antara infeksi HBV (kronis atau terselesaikan) dan usia,
tingkat pendidikan, jumlah pasangan seksual, usia aktivitas seksual
pertama, riwayat aktivitas seksual dengan pekerja seks, seksual sesama
jenis kegiatan, penggunaan narkoba suntikan, kehidupan pedesaan atau
perkotaan, atau "tidak menggunakan" kondom [ CITATION Ale18 \l 14345 ] .
Menurut RSIKESDA 2013, Usia yang sangat rentan terkena Hepatitis
adalah usia 45-54 tahun. Adapun jenis kelamin yang cenderung berisiko
adalah laki-laki, dengan pekerjaan Nelayan, Buruh ataupun petani
(Riskesda, 2013).
3.1.2 Keluhan Utama
Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit
kepala, batuk, sakit perut bagian kanan atas, demam dan jaundice.
Aktivitas
Kelemahan, Kelelahan, Malaise
Sirkulasi
Bradikardi (Hiperbilirubin berat)
Eliminasi
Urine berwarna gelap, Diare, Feses berwarna tanah liat
Makanan dan Cairan
Anoreksia, Berat badan menurun, mual dan muntah, peningkatan oedema,
dan asites
Neurosensori
Cenderung tidur, letargi, asteriksis
Nyeri/Kenyamanan
Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, myalgia, atralgia,
sakit kepala, pruritus.
Keamanan
Demam, urtikaria, lesi makulopopuler, eritema, splenomegaly, pembesaran
nodus servikal posterior
Pola Seksualitas
Perilaku meningkat risiko terpajan
Data Subjektif :
- Anoreksia
- Mengeluh mual
- Tidak berminat makan
- Sering menelan
- Merasa asam dimulut
Data Subjektif :
- Merasa lemah
Data Subjektif :
- Keletihan
- Malaise
- Ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
- Mengeluh lelah
- Merasa lemah
6 Kerusakan Integritas Pruritus sekunder Data Objektif :
Kulit terhadap akumulasi - Kemerahan
pigmen bilirubin dan - Kerusakan integritas
garam empedu kulit
- Kelembapan
Data Subjektif :
- Mengeluh nyeri
- Pruritus
3.6. Rencana Keperawatan
No. Problem/masalah NOC NIC
1 Mual Mual & Muntah : Efek yang a. Manajemen mual
Mengganggu 1. Identifikasi faktor-
faktor yang dapat
Setelah dilakukan tindakan menyebabkan atau
keperawatan selama 2x24 jam, berkontribusi
diharapkan mual yang terhadap mual
dirasakan pasien dapat hilang 2. Kendalikan faktor-
atau teratasi , dengan kriteria faktor lingkungan
hasil sebagai berikut : yang membangkitkan
Tidak adanya anoreksia dan mual (bau yang tidak
mual sedap)
3. Ajari penggunaan
teknik
nonfarmakologi
(relaksasi, terapi
music, distraksi,
akupresur) untuk
mengatasi mual
4. Lakukan kebersihan
mulut sesering
mungkin untu
meningkatkan
kenyamanan
5. Tingkatkan istirahat
dan tidur yang cukup
untuk memfasilitasi
pengurangan mual
6. Kolaborasikan
pemberian antiemetik
jika diperlukan
2 Hipertermi Termoregulasi Perawatan demam
Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhu dan tanda-
keperawatan selama 1x24 jam, tanda ital lainnya
diharapkan suhu badan pasien 2. Monitor arna kulit dan
menjadi normal, dengan suhu
kriteria hasil sebagai berikut : 3. Beri obat atau cairan IV
Tidak terjadi peningkatan (antipiretik)
suhu 4. Dorong konsumsi
Pasien merasa lebih tenang cairan (2000 liter/hari)
Pernapasan, Nadi, dan 5. Berikan kompres
Tekanan Darah menjadi 6. Fasilitasi istirahat,
normal terapkan pembatasan
Suhu tubuh diatas nilai aktivitas jika
normal diperlukan
3 Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian
keperawatan selama 2x24 jam, nyeri komprehensif
diharapkan nyeri pasien yang meliputi lokasi,
berkurang atau teratasi, dengan karakteristik,
kriteria hasil sebagai berikut : onset/durasi, frekuensi,
Menunjukkan tanda-tanda kualitas, insensitas atau
nyeri fisik dan perilaku beratnya nyeri dan
dalam nyeri (tidak meringis faktor pencetus
kesakitan) 2. Observasi adanya
Pasien yang awalnya sulit petunjuk non verbal
tidur menjadi tidak sulit 3. Ajarkan penggunaan
Nadi, RR, dan Tekanan teknik nonfarmakologi
darah Normal seperti; nafas dalam
dan distraksi
4. Berikan posisi
senyaman mungkin
untuk mengurangi
kualitas nyeri
5.Kolaborasikan
pemberian analgesik
jika diperlukan
4 Ketidakseimbangan Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
Nutrisi Kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan dan bantu
Kebuuhan Tubuh keperawatan selama 3x24 jam, pasien untuk istirahat
diharapkan nutrisi pasien sebelum makan
terpenuhi, dengan kriteria hasil 2. Awasi pemasukan
sebagai berikut: diet/jumlah kalori,
Menunjukkan peningkatan berikan makan sedikit
berat badan mencapai tujuan tapi sering
dan bebas tanda tanda 3. Pertahankan hygiene
malnutrisi mulut yang baik
Bising usus normal sebelum makan dan
Membran mukosa normal sesudah makan
Tidak adanya anoreksia dan 4. Anjurkan makan pada
mual posisi duduk tegak
5. Berikan diit inggi
kalori, rendah lemak
(Makanan yang
mengandung
karbohidrat tinggi
(Nasi, Roti, umbi-
umbian), sumber
protein (telur, ikan,
daging, ayam, tempe,
tahu, kacang hijau,
sayur kol, brokoli) , dan
makanan yang
mengandung hidrat
arang tinggi dan mudah
dicerna (sari buah,
selai, madu) )
5 Intoleransi Toleransi terhadap Aktivitas Perawatan Tirah
Aktivitas Setelah dilakukan tindakan Baring
keperawatan selama 3x24 jam, 1. Jelaskan alasan
diharapkan pasien dapat diperlukannya tirah
mengontrol pergerakan dan baring
aktivitas sehari-hari, dengan 2. Posisikan sesuai body
kriteria hasil sebagai berikut: alignment yang tepat
Tidak terjadi keletihan 3. Gunakan alat ditempat
sebelum/sesudah tidur yang melindungi
beraktivitas pasien
4. Letakkan meja dan
barang yang
dibutuhkan pasien
disamping tempat tidur
dan berada dalam
jangkauan pasien
5. Aplikasikan aktivitas
sehari hari namun
dibatasi dalam hal
pergerakan
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Hepatitis
merupakan penyakit menular yang dikelompokkan menjadi lima berdasarkan
virus yang menyerangnya. Prevalensi tertinggi dari kelima jenis hepatitis
tersebut adalah hepatitis A dan B. Namun, kasus tersering yang terjadi di
Indonesia adalah Hepatitis B. Pencegahan Hepatitis dapat dilakukan beberapa
cara, diantaranya adalah dengan menggunakan vaksin Hepatitis. Adapun
diagnosa keperawatan yang dapat di angkat pada pasien dengan Hepatitis B
adalah Mual, Hipertermi dan Nyeri Akut.
4.2. Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai
media yang cukup membantu dalam menulis asuhan keperawatan pada pasien
hepatitis, khususnya hepatitis A dan B. Mengingat prevalensi tertinggi pasien
hepatitis di Indonesia adalah tipe A dan B, semoga dengan adanya makalah ini
dapat membantu perawat untuk memberikan intervensi yang tepat bagi pasien.